OLEH:
UNTUNG
0001.03.50.2022
PROGRAM PASCASARJANA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
paling sempurna dari segi penciptaannya, diciptakan oleh Allah Yang Maha
Pencipta dan Maha Sempurna. Untuk memandu manusia-manusia itu, maka Allah
Swt. mengutus Nabi dan Rasul diantara mereka, lalu Allah Swt. juga menurunkan
dakwah para Nabi dan Rasul. Termasuk didalamnya adalah Al-Qur’an yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai pedoman hidup bagi umatnya
tentunya memiliki kompleksitas yang lebih tinggi dengan relevansi hingga akhir
zaman. Olehnya itu, disetiap zaman atau periode kehidupan manusia, perlu
mengandung makna yang tak terhitung dan tak terbatas jumlahnya, sehingga
relevan.
ijtihad kembali untuk menemukan makna yang relevan. Karena isi Al-Qur’an
tidak mungkin lagi berubah, tentu saja yang harus berubah adalah hasil ijtihad
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, rumusan dari makalah ini dapat diketahui
sebagai berikut:
PEMBAHASAN
A. Makna Al-Qur’an
Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab dala bentuk kata
benda masdar dari kata qara’a - yaqro’u - quranan yang berarti bacaan.1
diantaranya Lihyani seorang ahli bahasa wafat 215 H, berpendapat bahwa kata Al-
Qur’an merupakan kata benda masdar dari kata kerja fi’il qoro’a - yaqro’u -
Yang kedua, al-Farra seorang ahli bahasa dan pengarang kitab Ma’anil
Qur’an wafat tahun 207 H, berpendapat bahwa kata Al-Qur’an memiliki arti al-
Huda (petunjuk). Hal itu dikarenakan sebagian ayat-ayat Al-Qur’an itu serupa
indikator (petunjuk) dri yang dimaksud oleh ayat lain yang serupa.
Menurut al-Ash’ari, seorang ahli ilmu Kalam aliran Sunni wafat 324 H,
kata Al-Qur’an berasal dari kata qarana yang berarti menggabungkan. Dikatakan
demikian, karena surah dan ayat-ayat Al-Qur’an itu telah digabungkan antara
yang satu dengan yang lain menjadi satu. Al-Hajaj berpendapat Al-Qur’an yang
pendapat dalam memberikan defini, sesuai dengan segi pandangan dan keahlian
1
M Yasir dan Ade Jamaruddin, Studi Al-Qur’an, (Pekan Baru Riau: Asa Riau, 2016) h. 1.
2
Citra Ayu M, Bahan Ajar Studi Al-Qur’an, (Surabaya: UIN SA Press, 2018) h. 2-4.
masing-masing, antara lain:
firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Sa. untuk
Muhammad Saw. Saw. penutup para nabi dengan perantara Malaikat Jibril
as. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara
untuk dipahami isinya, diingat selalu, yang sampai kepada kita dengan
mutawatir yang tertulis dalam satu mushaf yang dimulai dari surat al
Muhammad Saw.
Maka dari itu, Al-Qur’an dapat didefenisikan sebagai firman Allah Swt. yang-
perubahan isi didalamnya, diturunkan dalam bahasa Arab dengan makna yang
kompleks untuk umat manusia hingga akhir zaman sehingga membutuhkan hasil
1. Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah salah satu nama kitab suci umat Islam yang terbanyak
dipergunakan oleh Allah Swt. Al Qur'an, secara harfiah, berarti bacaan yang
tidak memerlukan revisi apapun. Al-Qur'an al-Karim berarti bacaan yang Maha
2. Al-Kitab
3. Al-Dzikr
datang dari Allah Swt. Al-Dzikr, secara harfiah, berarti 'peringatan'. Al-Qur'an
dalam segala hal, baik dalam bidang teologi (akidah), tata sopan santun (akhlak),
4. Al-Furqon
mana yang batil, atau karena diturunkan secara terpisah pisah. Al-Furqan secara
harfiah berarti pembeda antara yang benar dengan yang salah. Al-Qur'an disebut
al-Furqan karena ia mampu membedakan antara yang benar dan yang salah, yang
5. Al-Tanzil
Muhammad Saw. Saw. sebagai mukjizat yang paling agung di antara mukjizat
6. Al-Qaul
4
Mardan, Sebuah Pengantar untuk Memahami Al-Qur'an Secara Utuh (Jakarta: Pustakamapan,
2010), 29-32.
disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. Saw. sebagaimana yang terdapat
dalam surat al-Qahsas ayat 51. Berarti, orang yang membaca Al-Qur’an seakan-
7. Al-Haq
sebagai Al-Haq karena isinya dari awal hingga ahir mengandung kebenaran.
Kebenaran ini datang dari Allah untuk menciptakan kehidupan manusia yang
sesuai dengan isi Al-Qur'an serta untuk mengatur sistem kehidupan manusia.5
Karena isinya adalah kebenaran, maka tidak ada keraguan lagi atas apapun yang
disampaikan didalamnya.
8. Al-Kalam
9. Al-Naba' al-'Azhil
Tidak diragukan lagi bahwa Al-Qur'an itu merupakan kabar yang agung.
Sejak manusia diciptakan dan diadakan, tidak pernah terlihat dan terdengar seperti
Al-Qur'an al-Azhim ini. Dia agung dalam uslub (gaya bahasa)-nya, agung dalam
10. An-Nur
Al-Qur'an dinamai an-Nur yang berarti Cahaya diambil dari kata an-Nur
5
Fatma Hakim, Mujizat Al-Qur'an dan Ijaz Ilmi dalam Al-Qur'an (Padang: IKIP, 1998), h. 6.
yang terdapat pada ayat yang ke 35. Dalam ayat ini Allah Swt. menjelaskan
11. Al-Syifa'
Muhammad Saw. Saw. untuk diturunkan kepada manusia telah disifatkan sebagai
penyembuh dan penawar bagi umat manusia. Penawar dan penyembuh berkaitan
12. Al-Huda yang berarti petunjuk bagi umat manusia, secara khusus bagi
telah kasat secara duniawi dan perkara-perkara yang belum kasat oleh empiris
manusia.
Selain dilihat dari nama-namanya, fungsi al-Qur‘an juga bisa dilihat dari
Qur‘an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan Allah Swt kepada nabi dan
penutup para nabi dan rasul. Tidak ada kitab suci lain sesudahnya. Sebagai
konsekwensi dari kitab suci terakhir, al-Qur‘an mengemban misi yang lebih besar
dibanding kitab-kitab suci sebelumnya. Jangkauan misinya pun lebih luas. Kalau
kitab suci sebelumnya ditujukan untuk kaum tertentu dan masa yang terbatas, al-
diketahui, fungsi utama sebuah kitab suci dalam agama dan keyakinan apapun
bukan hanya menjadi petunjuk bagi kaum Muslimin, tapi juga bagi umat manusia
misi Nabi Muhammad Saw. Saw yang diutus untuk seluruh manusia. Hal ini
ditegaskan Allah Swt dalam beberapa firman-Nya yang di antaranya adalah sbb.:
Di dalam al-Qur‘an memang ada dua versi penyebutan al-Qur‘an sebagai petunjuk.
yang beriman atau bertakwa. Ayat yang menyatakan hal pertama di antaranya
adalah:
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
segala sesuatu, dan sebagai petunjuk serta rahmat dan kabar gembira
Dua versi pernyataan yang berbeda tersebut tidak berarti ada pertentangan di
umum dan khusus. Dalam pengertian umum, petunjuk berarti pedoman atau
bimbingan bagi siapa saja menuju jalan yang benar. Sedangkan dalam pengertian
khusus, petunjuk berarti taufik yang diberikan Allah kepada hambanya yang telah
menerima kebenaran. Yang pertama masih dalam tahap proses, yang kedua sudah
menjadi hasil. Yang pertama bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk manusia,
Ketika disebut bahwa al-Qur‘an adalah petunjuk bagi manusia, kalimat ini
masih pada tataran ide dan harapan, belum menjadi kenyataan. Petunjuk dalam
pengertian ini masih berkemungkinan untuk diterima atau ditolak oleh yang
menjadi sasaran ajakan. Namun, ketika disebut bahwa al-Qur‘an adalah petunjuk
kenyataan yang sudah terjadi. Petunjuk di sini berarti taufik yang diberikan Allah
kepada orang-orang yang beriman karena mereka telah membuka hati untuk
Al-Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi
(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk
serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Ali Imran: 138)
sebelumnya. Fungsi ini hadir karena al-Qur‘an adalah kitab suci terakhir yang
diturunkan oleh Allah Swt kepada rasul dan nabi-Nya. Sebagai kitab suci terakhir,
Rasionalitas di balik fungsi ini setidaknya bisa diterangkan melalui dua alasan.
Pertama, kitab-kitab suci terdahulu memang diturunkan untuk kaum tertentu dan
terdahulu tidak bebas dari perubahan dan penyimpangan. Terkait fungsi al-
Qur‘an sebagai penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya, ada tiga rincian tugas,
sebgaimana beikut ini:
Saw.,
Dan (di antara ciri orang yang bertakwa adalah) mereka yang beriman
kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-
kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya
pokok semua kitab suci adalah mengajak manusia untuk menyembah satu tuhan,
yaitu Allah Swt. Kalau pun ada perbedaan, hal itu tidak lebih dari hal-hal yang
beberapa aspek hukum. Itu pun disebabkan karena faktor perbedaan zaman,
tempat dan masyarakat di mana kitab-kitab itu diturunkan. Akan tetapi, dalam
masalah aqidah, semua kitab suci mengajarkan hal yang sama, yaitu penyembahan
kepada satu Tuhan (tauhid). Agama ini di dalam Al-Qur‘an disebut Islam,
sebagaimana para nabi terdahulu juga sebagai kaum Muslimin. Kesamaan aqidah
yang dibawa oleh semua rasul sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad Saw.
ditegaskan oleh beberapa ayat al-Quran:
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (Q.S. Al-
Anbiya: 25)
Dia (Allah) telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang
telah diwasiatkan kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa
dan Isa, yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah
kitab terdahulu.
Taurat, Zabur dan Injil yang ada sekarang tidak bisa disebut asli atau sama dengan
Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi
Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap
Karena itu, al-Qur‘an datang sebagai batu ujian (verifikator, korektor) terhadap
dari kitab-kitab tersebut. Koreksi itu bisa menyangkut masalah aqidah, hukum,
berita masa lalu, dan sebagainya. Fungsi al-Qur‘an sebagai batu ujian (korektor)
terhadap apa yang sebelumnya dari kitab-kitab, dan batu ujian (korektor)
itu, al-Qur‘an hadir sebagai solusi dan alternatif pengganti bagi mereka. Sebagai
kitab suci terakhir, Al-Qur‘an adalah petunjuk sempurna yang tidak perlu
keunggulan yang tidak bisa ditandingi oleh kitab-kitab sebelumnya, baik dari sisi
tidak ada alasan bagi orang yang beriman untuk tidak menjadikan al-Qur‘an
kebenaran untuk berlabuh kepada al-Quran, seperti seruan Al-Qur‘an kepada Ahli
Kitab berikut:
kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. (Q.S. al-
Maidah: 15)
mereka perselisihkan dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
Sebagaimana diketahui, sumber agama Islam itu ada tiga, yakni: al-Quran,
Sunnah, dan Ijtihad. Al-Qur‘an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
dilakukan oleh ulama mujtahid untuk menyimpulkan hukum agama dengan tetap
mengacu kepada Al-Qur‘an dan Sunnah. Ada dua bentuk ijtihad yang disepakati
oleh ulama, yaitu Ijma‘ (kesepakatan umat pasca wafatnya Rasulullah) dan Qiyas
(analogi).
Qardlawi mengatakan bahwa al-Qur‘an adalah pokok Islam dan jiwanya. Dari al-
Quranlah diperoleh ajaran tentang keimanan (aqidah), ibadah, akhlak, dan prinsip-
prinsip hukum serta syariat.6 Secara garis besar, Al-Qur‘an sebagai sumber ajaran
a. Sumber pokok aqidah. Dalam banyak ayat, al-Qur‘an berbicara kepada banyak
kalangan, termasuk mereka yang tidak percaya kepada Tuhan, Hari Akhir, atau
menegaskan kenabian Muhammad Saw. Saw yang diutus sebagai penerus para
nabi dan rasul sebelumnya. Al-Qur‘an juga mengabarkan berita tentang umat-
umat terdahulu untuk dijadikan pelajaran bagi yang hidup sesudahnya. Al-Qur‘an
6
Yusuf Qardlawi, Kaifa Nata’amal ma’a al-Quran al-‘Adhim (Kairo: Dar
al-Syuruq, 2000), hal. 49.
juga menginformasikan tentang adanya Hari Akhir dan kehidupan Akhirat kelak
b. Sumber pokok syariah. Selain sumber pokok aqidah, al-Qur‘an juga menjadi
sumber pokok syariah Islam. Syariah adalah sistem hukum yang mengatur amal
perbuatan manusia dalam hidupnya, baik yang terkait hubungannya dengan Allah
Swt maupun hubungannya dengan sesama manusia dan mahluk lain. Di dalam al-
Qur‘an ada sekitar 500 ayaat atau lebih yang membicarakan masalah syariat ini. 7
Allah Swt melalui perintah salat, zakat, puasa, haji, umrah, dan sebagainya.
AlQur‘an juga menerangkan beberapa unsur teknis terkait pelaksanaan ibadah itu,
seperti tata cara bersuci (thaharah) dan keharusan menghadap qiblat sebagai syarat
perjalanan, bagaimana tata cara menjalankan haji, dan sebagainya. Al-Qur‘an juga
atau dengan umat lain, dan sebagainya. Islam, melalui alQur‘an dan Sunnah,
mengatur semua aspek kehidupan manusia. Ketetapan hukum yang ada dalam Al-
7
Ibid., h. 55
dan kehancuran.
Islam utamanya adalah untuk menjaga unsur-unsur penting hidup, yakni agama,
c. sumber pokok akhlak. Al-Qur‘an juga merupakan sumber ajaran agama Islam
yang terkait dengan akhlak, baik akhlak ketuhanan (rabbaniyah) maupun akhlak
adalah seperti ikhlas dalam beribadah hanya untuk Allah Swt, bertawakkal
memperjuangkan kebenaran, sikap rendah hati, menepati janji, santun, sabar, adil,
bijaksana, saling mengasihi, memuliakan yang lebih tua, menyayangi yang lebih
orangorang lemah seperti anak yatim dan orang miskin, dan sebagainya. Dalam
8
Ibid., h. 58
mencela orang-orang yang berakhlak buruk. Misalnya, dalam bagian akhir
yang bertakwa, orang-orang yang sabar, orang-orang yang berbuat baik, dan
Al-Qur'an itu adalah firman Allah Swt., bukan rekayasa manusia. Sebab
itu, betapa pun pintarnya dan tingginya ilmu pengetahuan manusia, maka manusia
tidak akan sanggup menjangkau seluruh isi dan kandungan wahyu Allah tersebut.
dijangkau oleh akal dan pikiran manusia yang terbatas, ada beberapa kandungan
Al-Qur'an, yaitu:
1. Keimanan
meliputi beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat Allah, beriman kepada
rasul Allah, beriman kepada kitab-kitab Allah, beriman kepada hari akhir dan
dengan segala tindakan manusia dalam segala bidang baik dalam hubungan
Yaitu pengabdian makhluk kepada sang pencipta yaitu Allah Swt. Begitu
juga ajaran-ajaran tentang budi pekerti yang baik, akhlak yang luhur, dan
4. Wa'du
Yaitu adalah janji dalam bentuk harapan yang diberikan Allah Swt. kepada
orang-orang yang beriman dan beramal sholeh bahkan kelak akan diberikan
pahala dan balasan sebagai balasan atas keiman dan amal sholeh yang mereka
nabi dari cerita tersebut maksudnya adalah agar manusia mengambil i'tibar dan
berisi dasar-dasar ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang, oleh karena itu umat
9
Kuswoyo, Pengantar Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Pekalongan: PT. Nasya Expanding Manajemen,
2021) h. 15-20.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kepada Nabi Muhammad Saw. sehingga menutup pintu perubahan isi didalamnya,
diturunkan dalam bahasa Arab dengan makna yang kompleks untuk umat manusia
suatu ibadah.
B. Saran
Makalah ini disusun berdasarkan hasil bacaan penulis dari beberapa buku
yang sebagian besarnya menjadi referensi dari makalah ini. Disamping minim
referensi, kemampuan penulis juga belum ahli dalam penulisan karya ilmiah,
sehingga penulis makalah ini tentu sangat meyarankan kepada para pembaca
untuk menambah referensi bacaanya diluar makalah ini. Penulis dengan senang
hati mengakui adanya kekurangan dalam makalah ini, sehingga penulis bersifat
terbuka untuk menerima kritik dan saran dari para pembaca utamanya dari Dosen
Pengajar Mata Kuliah Studi Al-Qur’an di kelas Magister Pendidikan Agama Islam
dalam Program Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia.
Daftar Pustaka
Ayu M. Citra, 2018, Bahan Ajar Studi Al-Qur’an, Surabaya: UIN SA Press.
Hakim. Fatma, 1998, Mujizat Al-Qur'an dan Ijaz Ilmi dalam Al-Qur'an, Padang:
IKIP.
Qardlawi. Yusuf, 2000, Kaifa Nata’amal ma’a al-Quran al-‘Adhim, Kairo: Dar
al-Syuruq.
Yasir. M., dan Jamaruddin. Ade, 2016, Studi Al-Qur’an, Pekan Baru Riau: Asa
Riau.