Dosen pembimbing :
Di susun oleh
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, segala puji syukur kelompok panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan
Tugas Makalah asuhan keperawatan dengan gangguan sistem pencernaan sirosis hepatis
tepat pada waktunya. Salawat dan salam kami panjatkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan mata
kuliah Sistem pencernaan pada Program Sarjana Keperawatan. Pada Kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya atas segala dukungan, bantuan, dan
bimbingan dari beberapa pihak selama proses studi dan juga selama proses penyusunan
penelitian ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu selaku selaku dosen mata kuliah sistem pencernaan yang telah memberi ilmu arahan
dan bimbingannya dalam penulisan makalah ini.
2. Teman-teman yang sudah bersedia membantu
3. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan kami di masa mendatang.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
arsitekstur hati yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-
nodul regenerasi sel hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulatur normal.
Nodul- nodul regenerasi ini dapat berukuran kecil (mikronodular) atau besar
virus yang meningkat, namun yang lebih bermakna agaknya adalah karena
Wilson,2009)
kelima tertinggi penyakit kronis yang ada di dunia dan lebih dari 600.000
1
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013
kali lipat apabila dibandingkan dengan data tahun 2007 dan 2013. Di
Indonesia data prevalensi sirosis hati belum ada, hanya laporan-laporan dari
sirosis hati berkisar 4,1% dari pasien yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam
1.2 RumusanMasalah
1.3 TujuanPenulisan
hepatis.
2
4. Melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien dengan sirosis
hepatis
pasien sirosishepatis
evaluasi tindakan.
1.4 ManfaatPenulisan
1.4.2 ManfaatPraktis
1.4.2.1 BagiMahasiswa
Hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi pengembangan
keilmuan khususnya bagi Asuhan Keperawatan pada pasien dengan sirosis hepatis
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
arsitekstur hati yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-
nodul regenerasi sel hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulatur normal.
besar (makronodular) (Price & Wilson, 2009). Bagian hati yang terutama
terlibat dalam sirosis terdiri atas ruang portal, dan periportal tempat
besar hepar. Perubahan besar yang terjadi karena sirosis adalah kematian
sel-sel hepar, terbentuknya sel-sel fibrotik (sel mast), regenerasi sel dan
nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha
Menurut Black & Hawks tahun 2009, Sirosis hepatis adalah penyakit
pembentukan nodul. Sirosis terjadi ketika aliran normal darah, empedu dan
4
metabolism hepatic diubah oleh fibrosis dan perubahan di dalam hepatosit,
antara lain :
a. SirosisLaennec
alcohol kronis yang mencapai sekitar 75% atau lebih dari kasus
sirosis.
b. SirosisPascanekrotik
c. SirosisBilier
d. SirosisKardiak
konstriktif lama.
5
2.1.3 Manifestasi Klinis Sirosis Hepatis
1. Keluhan pasien
muncul belakangan
2. Tanda Klasik:
2.1.4 Patofisilogis
parenkim hati disertai adanya jaringan ikat timbul tifus, pembentuk nodul
eferen dan regenerasi nodular parenkim hati dan sisanyan (Nurdjana, 2014).
sel stellate hati. Aktifitasi ini dipicu dengan adanya faktor-faktor inflamasi
6
yang dihasilkan dan sel kupffer. Sel stellate merupakan sel penghasil
dihasilkan sel stellate dan dipengaruhi oleh beberapa sitokin. Deposit ECM
penurunan fungsihepatoseluler.
7
2.1.5 WOC
alkohol
Ggn faal hepar Nekrosis dan distorsi parenkim hepar Inflamasi sel hepar
Fibrosis
SIROSIS HEPATIS
Ggn produksi Ggn metabolisme Ggn metabolisme Ggn metabolism Ggn sirkulasi Hati tidak
empedu protein lemak vitamin mampu
Sumbatan aliran memetabolisme
Sintesis vit A, darah ke vena metonin
Sintesa alb menurun Sintesa lemak
Ggn sekresi dan cava superior
mnrun B melalui hati
eksresi bilirubin Kelainan
Hipoalbuminemia Prod sel metabolism
Oksidasi mnurun Resistensi
Ikterus darah merah pembuluh darah amoniak
Tkn osmotic dan Pembentukan
koloid menurun lipoprotein Anemia Hipertensi portal
MK : ggn Peningkatan
integritas kulit menurun
Eksudat cairan kepekaan
Kelemahan Tekanan
otak trhdp
MK : intolerasi hidrostatik
toksik
Edema / acites aktvitas
Acites Ensefalopati
MK : Hipervolemia hepatik
8 MK : pola nafas Ekspansi paru
tidak efektif terganggu
Coma hepatikum
2.1.6 Penatalaksanaan
2.1.6.1 PenatalaksanaanMedis
Suddart,(2013).
1) Memberikanoksigen
2) Memberikan cairaninfus
(FFP)
6) Sedatif: fenobarbital(Luminal)
9
8) Detoksikan Amonia:Laktulosa
9) Vitamin: zink
10) Analgetik:Oksikodon
perdarahaktif)
kompresi sekuensial.
2.1.6.2Penatalaksanaan Keperawatan
sebagai berikut:
lindungi klien dari cedera fisik jatuh atau abrasi, dan diberikan
pecahnyavarises.
10
2. Meningkatkan statusnutrisi
penggunaan lotion.
11
6. Mencegah Infeksi
1. Radiologis
a. Foto polosabdomen.
atau asitesnyata.
b. Ultrasonografi (USG)
c. CT scan
dan limpa; menunjukan adanya batu, massa padat, kista, abses dan
12
2. Laboratorium
b. Metabolisme Protein
13
obstruksi empedu. Vitamin K penting untuk sintesis protrombin
2.2.1 Pengkajian
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
(Rohman, 2009).
A. Pengumpulan data
1. Biodata klien
Yang perlu dikaji adalah : nama, usia, umur, jenis kelamin, pendidikan,
Yang perlu dikaji adalah : nama usia, jenis kelamin, umur, pendidikan,
B. Riwayat kesehatan
1. Klien utama : nyeri pada abdomen, sesak napas, gangguan BAB dan
BAK.
2. Riwayat kesehatansekarang
Biasanya pasien datang dengan mengeluh lemah/ letih, otot lemah, anoreksia
14
(susah makan), nausea, kembung, pasien merasa perut tidak enak, berat badan
5. Riwayat psikologi
6. Pola kebiasaan sehari-hari pola makan dan minum, pola tidur, dan
istirahat, aktivitas atau bermain dan pola eliminasi. Hal berikut ini harus
diperhatikan :
a) Aktivitas
otot.
b) Elminasi
15
c) Makanan /carian
C. Data biologis
a. Keadaan umum
d. Tanda-tanda vital
wajah kiri dan kana simetris tidak, ada odema/ tidak, ada nyeri tekan
tidak.
e. Pemeriksaan leher : leher kanan dan kiri simetris atau tidak, ada
pembesaran kelenjar tiroid, ada nyeri tekan tidak, ada odema tidak.
16
berat. Membran mukosa kering dan ikterik, bibir pucat.
tidak, ada tidak odema, ada nyeri/ tidak dan penyebaran rambut ketiak
i. Pemeriksaan paru-paru
Inpeksi : pasien menggunakan otot bantu. Palpasi : vocal fremitus kiri dan
kanan sama
Auskultsi : vesikuler
j. Pemeriksaan jantung
k. Pemeriksaan abdomen
Palpasi : sebagian besar penderitan hati muda teraba dan terasa keras.
Nyeri tumpul atau berasaan berat pada epigrastrium atas atau kuadran
kanan atas.
Perkusi : dulness.
l. Sistem Integumen
17
sehingga kulit tampak ikterik. Turgaor kulit jelek, ada luka akibat
edema.
n. SistemEndokrin
E. Data Psikologis
a. Data sosial
b. Data spiritual
c. data penunjang
1) Uji faalhepar
18
3. SGPT meningkat (> 0-35 u/L).
2) UGS(ultrasonography)
hati tumpul. Pada fase lanjut terlihat perubahan gambar UGS, yaout
4) Analisa GasDarah
19
b. Hipervolemia b.d acites
20
3. Pola napas abnormal
(mis.
takipnea, bradipnea,
hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes)
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. ortopnea
Objektif
1. pernapasan pursed-lip
2. pernapasan cuping
hidung
3. diameter thoraks
anteriorposterior
meningkat
4. ventilasi semenit
menurun
5. kapasitas vital menurun
6. tekanan ekspirasi
menurun ekskursi dada
berubah
Kondisi Klinis Terkait
1. Depresi sistem saraf
pusat
2. Cedera kepala
3. Trauma thoraks
4. Gullian barre syndrome
5. Sklerosis multipel
6. Myasthenia gravis
7. Stroke
8. Kuadrifplegia
9. Intoksikasi
alcohol
21
- Efek agen farmakologis menurun dari skala 5 2. Identifikasi penyebab
( mis. kortikosteroid, (meningkat) menjadi hipervolemia
chlorpropamide, skala 1 (menurun). 3. Monitor status
tolbutamide, vincristine, 2. Output urine hemodinamik mialnya
tryptilinescarbamazepine) menurun dari skala 5 frekuensi jantung,
Gejala dan Tanda Mayor (meningkat) menjadi tekanan darah, MAP,
DS : skala 1 (menurun) CVP, PAP, PCWP, CO, CI, Jika
1. Ortophnea 3. Membrane mukosa tersedia
2. Dispnea lembab menurun dari 4. Monitor intake dan
3. Paroxysmal nocturnal skala 5 (meningkat) ouput cairan
dyspnea (PND) menjadi skala 1 5. Monitor tanda hemo
DO : (menurun). konsentrasi misalnya
1. Edema anasarca dan/atau 4. Asupan makanan kadar natrium, BUN,
edema perifer menurun dari skala 5 Hematokrit, berat jenis
2. Berat badan meningkat (meningkat) menjadi urine
dalam waktu singkat skala 1 (menurun) 6. Monitor tanda
3. Jugular venous pressure 5. Edema menurun dari peningkatan tekanan
(JVP) dan/atau central skala 2 (cukup onkotik plasma
venous pressure (CPV) meningkat) menjadi misalnya kadar protein
meningkat skala 5 (menurun) dan albumin meningkat
4. Refleks hepatojugular 6. Dehidrasi menurun 7. Monitor kecepatan infus
positif dari skala 2 (cukup secara ketat
Gejala dan Tanda Minor meningkat) menjadi 8. Monitor efek samping
DS : skala 5 (menurun) diuretic misalnya
(tidak tersedia) 7. Asites menurun dari hipotensi ortortostatik,
DO : skala 2 (cukup hypovolemia,
1. Distensi vena jugularis meningkat) menjadi hipokalemia,
2. Terdengar suara napas skala 5 (menurun) hyponatremia
tembahan 8. Konfusi menurun Terapeutik :
3. Hepatomegaly dari 1. Timbang berat badan setiap
4. Kadar Hp/Ht turun skala 2 (cukup hari pada waktu yang sama
5. Oliguria meningkat) menjadi 2. Baatsi asupan cairan dan
6. Intake lebih banyak dari skala 5 (menurun) garam
output (balans cairan 9. TTV (Tekanan 3. Tinggikan kepala
positif) darah, tempatbtidur 30-40 derajat
7. Kongesti paru frekuensi nadi, Edukasi :
Kondisi Klinis Terkait : kekuatan nadi, tekanan 1. Anjurkan melapor jika
1. Penyakit ginjal : gagal arteri rata-rata) haluaraan urine <0,5
ginjak akut/kronis, membaik dari skala 2 ml/kg/ jam dalam 6 jam
sindrom nefrotik (cukup memburuk) 2. Anjurkan mlaporkan BB
2. Hipoalbuminemia menjadi skala 5 bertambah >1 kg dalam
3. Gagal jantung kongestive (membaik) sehari
4. Kelainan hormone 10. Mata cekung 3. Ajarkan cara mengukur
5. Penyakit hati (mis membaik dan mencatat asupan
serosis, dari skala 2 (cukup dan haluaran cairan
asites, kanker hati) memburuk) menjadi 4. Ajarkan cara mengatasi
6. Pnyakit vena perifer skala 5 (membaik) cairan
(varises vena, thrombus 11. Turgor kulit Kolaborasi
vena, flebitis membaik 1. Kolaborasi pemberian
7. Imobilitas dari skala 2 (cukup diuretic
memburuk) menjadi 2. Kolaborasi penggantian
22
skala 5 (membaik) kehilangan kalium akibat
12. Berat badan diuretic
membaik 3. Kolabortasi pemberian
dari skala 2 (cukup continuous renal
memburuk) menjadi replacement therapy jika
skala 5 (membaik) perlu
Pemantauan Cairan (I. 03121)
Definisi : mengumpulkan dan
menganalisis data terkait
pengaturan keseimbangan cauran
Tindakan
Observasi :
1. Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
2. Monitor frekuensi napas
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor berat badan
5. Monitor waktu pengisian
kapiler
6. Monitor elastisistas atau
turgor kulit
7. Monitor jumlah, warna, dan
berat jenis urine
8. Monitor kadar albumin dan
protein total
9. Monitor hasil periksaan
serum mis osmolaritas
serum, hemtokrit, natrium,
kalium, BUN
10. Monitor intake dan output
cairan
11. Identifikasi tanda-tanda
hypovolemia mis. frekuensi
nadi meningkat, nadi etraba
lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit
mrnurun, membrane
mukosa kering, volume
urine menurun, hematokrtit
meningkat, haus, lemah,
konsentrasi urine
meningkat, BB menurun
dalam waktu singkat
12. Identifikais tanda-tanda
hypervolemia mis. dispnea,
edema perifer, edema
anasarca, JPV CPV meningkat,
reflex
hepatojugular positif, BB
menurun dalam aktu singkat
23
13. Identifikasi factor resiko
ketidakseimbangan cairan
mis. prosedur pembedahan
mayor, trauma pendarahan,
luka bakar, apheresis,
obstruksi intestinal,
peradangan pancreas,
penyakit ginjal dan kelenjar,
disfungsi intestinal
Terapeutik :
1. Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan jika perlu
3. Intoleransi Aktivitas Toleransi Aktivitas 1. Manajemen Energi
Definisi : Definisi : respon Defnisi :
Ketidakcukupan energi biologis Mengidentifikasi dan mengelola
untuk terhadap aktivitas yang penggunaan energi untuk
melakukan aktifitas sehari- membutuhkan tenaga. mengatasi
hari. Kriteria hasil: atau mencegah kelelahan dan
Penyebab: 1. Kemudahan mengoptimalkan proses
1. Ketidakseimbangan melakukan Aktivitas pemulihan.
antara suplai dan sehar-hari meningkat Tindakan :
kebutuhan oksigen Observasi :
2. Tirah baring 1. Monitor pola dan jam tidur
3. Kelemahan 2. Monitor lokasi dan
4. Mobilitas ketidaknyamanan selama
5. Gaya hidup monoton melakukan aktivitas
Gejala dan Tanda Mayor Terapeutik :
Subjektif : 1. Sediakan lingkungan
1. Mengeluh lelah nyaman dan rendah stimulus
Objektif : (mis. Cahaya, suara,
1. Frekuensi jantung kunjungan) 2. Berikan aktivitas
meningkat >20% dari distraksi
kondisi istirahat yang menenagkan
Gejala dan Tanda Minor Edukasi :
Subjektif : 1. Anjurkan tirah baring
1. Dispnea saat /setelah 2. Anjurkan melakukan
aktivitas aktivitas secara terhadap
2. Merasa tidak nyaman 3. Ajarkan streategi koping
setelah beraktivitas untuk mengurangi kelelahan
3. Merasa lelah Kolaborasi :
Objektif : - Kolaborasi dengan ahli gizi
1. Tekanan berubah >20% tentang cara meningkatkan
24
dari kondisi istirahat asupan makanan
2. Gambaran EKG 2. Dukungan tidur
menunjukkan aritmia Definisi : memfasilitasi siklus
saat/setelah aktivitas tidur
3. Gambaran EKG dan terjaga yang teratur
menunjukkan iskemia Tindakan
Sianosis Observasi
- Identifikasi faktor
pengganggu tidur (fisik
dan/atau psikologis)
Teraputik
- Modifikasi lingkungan (mis.
Pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat
tidur)
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
Kolaborasi
- Tidak tersedia
3. Terapi Aktivitas
Definisi : menggunakan aktivitas
fisik, kognitif, sosial, dan
spiritual
tertentu untuk memulihkan
keterlibatan, frkuensi dan durasi
aktivitas individu atau kelompok.
Tindakan :
Observasi
- Monitor respons emosional,
fisik, sosial dan spiritual
terhadap aktivitas
Terapeutik
- Fasilitasi memilih aktivitas
dan tetapkan tujuan
aktivitas yang konsisten
sesuai kemampuan fisik,
psikologis dan sosial.
Edukasi
- Jelaskan metode aktivitas
fisik sehari-hari, jika perlu
- Ajarkan cara melakukan
aktivitas yang dipilih.
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan terapi
okupasi dalam
merencanakan dan
memonitor program
aktivitas, jika sesuai.
4. Manajemen Mood
Definisi : Mengidentifikasi dan
25
mengelola keselamatan,
stabilisasi,
pemulihan dan perawatan
gangguan
mood (keadaan emosional yang
bersifat sementara).
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi mood
Terapeutik
- Berikan kesempatan untuk
menyampaikan perasaan dengan
cara yang tepat
(Mis. Sandsack, terapi seni,
aktivitas fisik)
Edukasi
- Jelaskan tentang gangguan
mood dan penanganannya.
Kolaborasi
- Rujuk untuk psikoterapi
(mis.perilaku, hubungan
interpersonal, keluarga dan
kelompok), jika perlu
4. Gangguan Integritas Integritas Kulit / Perawatan Integritas Kulit
Kulit/Jaringan (D.0129) Jaringan Definisi
Kategori : Lingkungan Setelah melakukan Mengidentifikasi dan merawat
Subkategori : Keamanan pengkajian integritas kulit
dan kulit / jaringan untuk menjaga keutuhan,
proteksi kelembaban dan mencegah
meningkat, dengan
Definisi perkembangan mikroorganisme
kriteria hasil :
Kerusakan kulit (dermis Tindakan
1. Elastisitas cukup
dan/atau epidermis) atau Observasi
meningkat
jaringan(membran mukosa, - Identifikasi penyebab
2. Hidrasi cukup
kornea, fasia, gangguan integritas kulit
meningkat
otot, tendon, tulang, (mis. perubahan sirkulasi,
3. Perfusi jaringan
kartilago, perubahan status nutrisi,
cukup
kapsul sendi dan/atau penurunan kelembaban,
meningkat
ligamen). suhu lingkungan ekstrem,
4. Kerusakan jaringan
Penyebab penurunan mobilitas)
cukup
1. Perubahan sirkulasi Terapeutik
menurun
2. Perubahan status nutrisi - Ubah posisi tiap 2 jam jika
5. Kerusakan lapisan
(kelebihan atau tirah baring
kulit
kekurangan - Lakukan pemijatan pada
cukup menurun
3. Kekurangan/kelebihan area penonjolan tulang, jika
6. Nyeri cukup
volume cairan perlu
menurun
4. Penurunan mobilitas - Bersihkan perineal dengan
7. Perdarahan cukup
5. Bahan kimia iritatif air hangat, terutama selama
menurun
6. Suhu lingkungan yang periode diare
8. Kemerahan cukup
ekstrem - Gunakan produk berbahan
menurun
7. Faktor mekanis (mis. petroleum dan minyak pada
9. Hematoma cukup
penekanan pada tonjolan kulit kering
26
tulang, gesekan) atau menurun - Gunakan produk berbahan
faktor elektris 10. Pigmentasi ringan/alami dan hipoalergik
(elektrodiatermi, energi abnormal pada kulit
listrik bertegangan tinggi) cukup menurun sensitif
8. Efek samping terapi 11. Jaringan parut - Hindari produk berbahan
radiasi cukup dasar alkohol pada kulit
9. Kelembaban menurun kering
10. Proses penuaan 12. Nekrosis cukup Edukasi
11. Neuropati perifer menurun - Anjurkan menggunakan
12. Perubahan pigmentasi 13. Abrasi kornea pelembab (mis. lotion,
cukup menurun serum)
13. Perubahan hormonal
14. Suhu kulit cukup - Anjurkan minum air yang
14. Kurang terpapar membaik cukup
informasi 15. Sensasi cukup - Anjurkan meningkatkan
tentang upaya membaik asupan nutrisi
mempertahankan/melindu 16. Tekstur cukup - Anjurkan meningkatkan
ngi integritas jaringan membaik asupan buah dan sayur
Gejala dan Tanda 17. Pertumbuhan - Anjurkan menghindari
Mayor rambut terpapar suhu ekstrem
Subjektif cukup membaik - Anjurkan menggunakan
(tidak tersedia) tabir surya SPF minimal 30
Objektif saat berada di luar rumah
- Anjurkan mandi dan
1. Kerusakan jaringan
menggunakan sabun
dan/atau lapisan kulit secukupnya Dukungan
Gejala dan Tanda Perawatan Diri
Minor Definisi
Subjektif Memfasilitasi pemenuhan
(tidak tersedia) kebutuhan perawatan diri
Objektif Tindakan
1. Nyeri Observasi
2. Perdarahan - Identifikasi kebiasaan
3. Kemerahan aktivitas perawatan diri
4. Hematoma sesuai usia
- Monitor tingkat
Kondisi Klinis Terkait
kemandirian
1. Imobilisasi - Identifikasi kebutuhan alat
2. Gagal jantung bantu kebersihan diri,
kongestif berpakaian, berhias, dan
3. Gagal Ginjal makan
4. Diabetes Melitus Terapeutik
5. Imunodefisiensi (mis. - Sediakan lingkungan yang
AIDS) terapeutik (mis. suasana
hangat, rileks, privasi)
- Siapkan keperluan abadi
(mis. parfum, sikat gigi, dan
sabun mandi)
- Damping dalam
melakukanperawatan diri sampai
mandiri
- Fasilitasi untuk menerima
27
keadaan ketergantungan
- Fasilitasi kemandirian,
bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan diri
- Jadwalkan rutinitas
perawatan diri
Edukasi
- Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
Edukasi Program Pengobatan
Definisi
Mengajarkan penggunaan obat
secara aman dan efektif
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pengetahuan
tentang pengobatan
yangdirekomendasikan
- Identifikasi penggunaan
pengobatan tradisional dan
kemungkinan efek terhadap
pengobatan
Terapeutik
- Fasilitasi informasi tertulis
atau gambar untuk
meningkatkan pemahaman
- Berikan dukungan untuk
menjalani program
pengobatan dengan baik dan
benar
- Libatkan keluarga untuk
memberikan dukungan pada
pasien selama pengobatan
Edukasi
- Jelaskan manfaat dan efek
samping pengobatan
- Jelaskan strategi mengelola
efek samping obat
- Jelaskan cara penyimpanan,
pengisian
kembali/pembelian kembali, dan
pemantauan sisa obat,
- Jelaskan keuntungan dan
kerugian program
pengobatan, jika perlu
- Informasikan fasilitas
kesehatan yang dapat
digunakan selama
pengobatan
28
- Anjurkan memonitor
perkembangan keefektifan
pengobatan
- Anjurkan mengkonsumsi
obat sesuai indikasi
- Anjurkan bertanya jika ada
sesuatu yang tidak
dimengerti sebelum dan
sesudah pengobatan
dilakukan
- Ajarkan kemampuan
melakukan pengobatan
mandiri (self-medication)
Konsultasi
Definisi
Memberikan pertimbangan untuk
memecahkan masalah
keperawatan
dan/atau kesehatan yang dialami
pasien, keluarga, kelompok atau
komunitas
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tujuan
konsultasi
- Identifikasi masalah yang
menjadi focus konsultasi
- Identifikasi harapan semua
pihak yang terlibat
- Identifikasi model
konsultasi yang sesuai
- Identifikasi ekspektasi
biaya, jika perlu
Terapeutik
- Fasilitasi kontrak tertulis
untuk menentukan
kesepakatan jadwal
konsultasi
- Berikan tanggapan secara
profesional terhadap
penerimaan atau penolakan ide
- Fasilitasi memutuskan
pilihan alternatif solusi
Edukasi
- Jelaskan masalah yang
sedang dihadapi pasien
- Jelaskan alternatif solusi
yang dapat dilakukan oleh
pasien/keluarga
- Jelaskan keuntungan dan
kerugian masing-masing
29
solusi
- Anjurkan meningkatkan
kemandirian menyelesaikan
masalah
kepada klien sesuai dengan rencana yang telah diterapkan tergantung pada
situasi dan kondisi klien saat itu. Implementasi keperawatan menurut Asmadi
30
(2011) dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat secara
1. Independen
motivasi.
2. Interdependen
perhatian perawat.
3. Dependen
rujukan dari profesi lain seperti ahli gizi, physiotherapies, psikologi dan
sebagainya dalam hal pemberian nutrisi pada klien dengan diet yang telah
oleh ahli, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran fisioterapi.
31
2.6 Evaluasi
dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
kemunduran.
32
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN
1.1 Penkajian Klien
1. Identitas Klien
Nama Inisial : TN. L
Tanggal lahir : 29 april 1960
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : buruh
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 20 februari 2022
Tanggal Pengkajian : 21 februari 2022
Unit / Kamar : III pria
2. KeluhanUtama : nyeri perut
3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien masuk Rumah Sakit pada
tanggal 20 februari 2022 via UGD dengan keluahan nyeri pada bagian
perut dan sesak mual muntah di rasakan , nafsu makan menurun, dan
perut terasa membesar
4. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mempunyai riwayat
penyakit sebelum nya dan pasien mempunyai riwayat minum alcohol
saat muda
5. Riwayat Kesehatan Keluarga : pasien dan keluarga mengatakan
tidak ada penyakit yang di derita oleh keluarga dan tidak ada keluarga
yang punya sakit yang sama
Ket :
6. Riwayat Keluarga
Genogram : : laki laki
: perempuan
: pasien
33
A. PENGKAJIAN POLA GORDON
1. Pola Persepsi dan pemeliharaan Kesehatan
a. Sebelum Sakit
Pasien mengatakan dirinya tidak pernah merasa sakit, makan dan
minum tidak teratur, selama ini jika ada sakit pasien dan keluarga
berobat ke puskesmas.
b. Sejak Sakit
Pasien mengatakan dirinya cemas terhadap penyakit yang
dideritanya dan pasien selalu menanyakan tentang penyakitnya
2. Pola Nutrisi dan Metabolik
a. Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit nafsu makan pasien baik, pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi, lauk pauk, sayuran dan minuman
manis seperti teh atau kopi jarang mengkonsumsi air mineral
sebelum masuk rumah sakit BB 70 kg
b. Sejak Sakit
Nafsu makan pasien menurun pasien mengatakan berat badan
menurun saat sakit BB 67 kg , pasien hanya menghabiskan beberapa
sendok makanan pasien mengeluh mual dan perut terasa penuh saat
makan
3. Pola Eliminasi
a. Sebelum Sakit
BAK :± 4-5 kali sehari, warna kuning, bau khas, dan pasien BAK
secara mandiri
BAB : 1 kali sehari. Konsistensi lunak, bau khas feaces dan pasien
BAB secara mandiri
b. Sejak Sakit
BAK : ± 3-4 kali sehari warna agak pekat seperti teh
34
BAB : 1x berwarna kehitaman
4. Pola Aktifitas dan Latihan
a. Sebelum Sakit
Pasien beraktivitas bekerja mencari nafkah sebagai buruh harian
b. Sejak Sakit
Pasien hanya beristirahat karena sulit untuk beraktifitas
5. Pola Tidur dan Istirahat
a. Sebelum Sakit
Jadwal tidur pasien teratur pasien tidur malam jam 20.00 – jam
06.00 dan pasien jarang tidur siang
b. Sejak Sakit
Sejak sakit pasien jadi susah tidur karena sering terbangun saat nyeri
pada perut
6. Persepsi dan Kognitif
a. Sebelum Sakit
Status kognitif baik, pasien mampu menjawab pertayaan yang
diberikan dengan baik, pasien tidak mengetahui penyakit yang
dideritanya
b. Sejak Sakit
Status kogntif baik, pasien terlhat cemas setelah mengetahui
penyakit yang dideritanya
7. Pola Hubungan Peran
a. Sebelum Sakit
Pasien berperan sebagai ayah di keluarganya , pasien mampu
berkomunikasi dengan baik kepada keluarga dan orang orang
sekitarnya
b. Sejak Sakit
Pasien mampu berkomunikasi dengan baik kepada kelaurga, teman
dan perawat di rumah sakit.
B. PEMERIKSAAN FISIK
KeadaanUmum : Lemah
35
Kesadaran : compos mentis
GCS: 15 E4M6V5
a. Tanda-tandaVital
TD : 130/90 MmHg
S : 37.8°C
N :116X/Menit
RR :32 x/Menit
36
i. Pemeriksaan Dada/Thorak
Bentuk dada normal, pengerakan dinding dada simestris kanan dan kiri,
tidak ada lesi pada dada, tidak ada nyeri tekan pada dada, suara dada
ketika di perkusi sonor, suara paru vesikuler, nafas dangkal pasien
tampak sesak pasien menggunakan nasal kanul 3 lpm
j. Pemeriksaan Payudara
Normal, simestris kiri dan kanan.tidak ada luka dan tidak ada nyeri
tekan
k. Abdomen
Terdapat asites dan terlihat spider nevi, bising usus 17x/menit, Nyeri tekan di
daerah epigastrium dan didaerah sekitar organ hati , saat di palpasi terasa
kenyal dan terdapat asites
Suara abdomen saat di perkusi Tympani
l. Genetalia
Normal,tidak ada ganggguan, tidak ada nyeri, tidak ada luka
m. Ekstremitas
Ektemitas atas : tangan kiri dan kanan simetris, jari jari lengkap, tidak
ada benjolan, tida ada luka, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kekakuat
otot
Ektremitas bawah : terdapat luka ulkus dm pada kaki sebelah kanan,
luka merah
Kekuatan otot: 555 555
555 555
n. Neurologis
Normal tidak ada keluhan
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Hb : 11,60 g/dl (nilai normal : 14,00-18,00 g/dl)
Leukosit : 8,37 ribu/ul ( nilai normal : 4,50-11,50 ribu/ul)
Eritrosit : 4,54 juta/ul (nilai normal : 4,00-6,00 juta/ul)
Hematokrit : 39,7% (nilai normal : 40,00-54,00 %)
37
Trombosit : 237,0 ribu/ul (nilai normal : 150,0-450,0 ribu/ul)
RDW-CV : 21,3% (nilai normal : 11,5-14,5%)
MCV : 87,4fi (nilai normal 80,0-100,0 fi)
MCH : 25,5 pg (nilai normal : 26,0-32,0)
MCHC : 29,2% (nilai normal : 32,0-36%)
GDS : 98 mg/dl (nilai normal : 60-140 mg/dl)
SGOT : 85 U/L (nilai normal : <50,00 U/L)
SGPT : 22 U/L (nilai normal : <50,00 U/L)
2. Foto Rogent : hasil expertise rontgen thorax pasien tidak tampak
bronchopneumonia
hasil expertise rontgen abdomen polos terlihat pembesaran
hati
3. USG: tidak ada pemeriksaan USG
4. CT Scan tidak ada pemeriksaan CT Scan
D. TERAPI
NamaObat Dosis
Inj. Ondansentron 3 X 8 mg
Inj. Ketorolac 3 X 1 amp
Inj. Omeprazole 2 x 40 mg
Inj ceftriaxone 2x 1 gr
Curcuma tab 2x 1 tab
38
N :116X/Menit
RR : 32 x/Menit
2. Data Subyektif: Spasme otot abdomen Gangguan rasa
- pasien mengatakan sulit tidur nyaman
Pasien mengatakan sakit pada
perutnya jika ditekan pasienm
mengatakan mual
Data Obyektif:
pasien terlihat kesakitan dan
meringis abdomen terasa nyeri
jika ditekan pasien terlihat tidak
nyaman perut tampak
membesar
3. Data Subyektif: Intake kurang Deficit nutrisi
Pasien mengatakan mual jika
makan nafsu makan menurun
Data Obyektif:
Pasien tampak tidak
menghabiskan makanan yang
di berikan BB sebelum sakit 70
kg dan saat sakit 67 kg pasien
tampak kesakitan
39
dengan dispnea, pola criteria hasil : upaya nafas
nafas abnormal 1. dispnea menurun 2.monitor pola nafas
2. frekuensi nafas 3. auskultasi bunyi
membaik nafas
Teraupetik
1. dokumentasi hasil
pemantauan
40
nafas pada pasien O : tidak ada suara
nafas tambahan
11. 00 2 1.mengidentifikasi S : pasien mengatakan
wib lokasi, nyeri pada perut,
karakteristik, pasien kesakitan jika
durasi, frekuensi, perut di tekan
kualitas dan O : tampak meringis
intensitas nyeri Skala nyeri 7
2.mengidentifikasi Perut tampak
skala nyeri membesar
41
3. auskultasi bunyi nafas
Teraupetik
1. dokumentasi hasil pemantauan
Jam 2 S : pasien tampak meringis
14.00 kesakitan pasien mengatakan
wib perut tampak membesar
O : perut tampak membesar skla
nyeri pasien 7, pemberian
analgetik inj keterolac 1 amp
A : masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan
Observasi
1.identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri
2. identifikasi skala nyeri
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian analgetik
Jam 3 S : pasien mengatakan tidak
14.00 nafsu makan
wib O: pasien tampak tidak
menghabiskan makanan yang di
berikan
Pasien tampak lemah, mukosa
bibir tampak kering
A: masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan
Observasi
1.identifikasi status gizi
2.identifikasi makanan yang di sukai
3.monitor berat badan
Teraupetik
1.berikan suplemen makanan jika
perlu
42
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. L dengan gangguan sitem
pencernaan menggunakan pendekatan proses keperawatan mencakup pengkajian,
perumusan diagnosa, perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi maka
di dapat kesimpulan sebagai berikut.
Pengkajian telah dilakukan pada tanggal 21 februari 2022, yang mana didapatkan data
mulai dari data demografi, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, kebiasaan sehari-hari,
data penunjang, data focus dilanjutkan pada klasifikasi dan analisa data.
Dalam merumuskan diagnosa penulis tegakkan melalui rumus PES (Problem,
Etiologi, dan Symptom). Diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan dalam kasus Tn. L
yaitu :
1. pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas di tandai dengan dispnea, pola
nafas abnormal
2. gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit di tandai dengan mengeluh tidak
nyaman, mengeluh mual, dan mengeluh mual
3. deficit nutrisi b.d factor psikologis di tandai dengan berat badan menurun, nafsu
makan menurun, nyeri abdomen
43