Anda di halaman 1dari 15

TUGAS HIDROLOGI LANJUT

TUGAS HIDROLOGI LANJUT

NAMA : SURYA HABIBI


NO.BP : 2120922010
DOSEN : Dr. NURHAMIDAH, S.T, M.T, Meng.Sc

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS TEKNIK – JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
TUGAS HIDROLOGI LANJUT

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................2
BAB II ANALIS POTENSI EVAPOTRANSPIRASI ..............................................................................3
2.1 Evapotranspirasi............................................................................................................. ....3
2.2 Metode Pengukuran Evapotranspirasi ..............................................................................3
BAB III PERHITUNGAN EMPIRIS EVAPOTRANSPIRASI..............................................................6
3.1 Metode Penman................................................................................................................ .6
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................................14
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................. ..........14
TUGAS HIDROLOGI LANJUT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir seleruh kebutuhan primer manusia memerlukan air, baik untuk keperluan domestik,
perindustian, dan yang paling banyak di gunakan untuk pertanian. Oleh karena itu air menjadi observasi
yang penting untuk dilakukan. Keseimbang air yang masuk dan air yang keluar di suatu luasan tempat atau
yang dikenal dengan water balance (Neraca air), menjadi salah satu faktor yang penting dalam perhitungan
evapotranspirasi.

Secara defenisi, evapotranspirasi adalah penguapan air pada suatu wilayah baik melaui tanaman
(transpirasi) maupun daerah genangan air lansung (evaporasi) seperti laut, rawa dam danau. Selai infiltrasi,
evapotranspirasi merupakan komponen penting dalam keseimbangan hidrologi karena nilainya lumayan
besar dalam menduduki untuk kehilangan air pada suatu wilayah. Berdasarkan penjelasan tersebut, nilai
evapotranspirasi pada suatu wilayah sangat penting untuk diketahui.

Evapotranspirasi potensial (ETp) adalah salah satu terminologi evapotranspirasi yang


menggambarkan atau menjelaskan laju evapotranspirasi maksimal yang terjadi di wilaya tertentu. Secara
teoritis, ETp merupakan laju evapotranspirasi dari tanaman pendek yang menutupi tanah secara sempurna,
tinggi yang seragam, dan berada dalam keadaan cukup air (Allen et al., 1998). Nilai ETp dalam prakteknya
menjadi acuan untuk menduga nilai evapotranspirasi dari suatu wilayah tertentu atau bentang alamnya,
yang nilainya didapatkan melalui pendekatan dan faktor-faktor iklim, sehingga ada perbedaan dengan
evapotranspirasi.
TUGAS HIDROLOGI LANJUT

BAB II
ANALIS POTENSI EVAPOTRANSPIRASI

2.1 Evapotranspirasi
Kondisi geografis dan letak astronomis sangat mempengaruhi iklim pada daerah tersebut. Daerah
Indonesia terletak pada bentangan garis khatulistiwa, berada diantara 6° LU-11° LS, dan berada diantara
dua Benua yaitu, Benua Asia dan Australia maka terdapat dua musim yang terjadi di Indonesia, yaitu
musim kemarau dan musim penghujan. Beda suhu bulanan relatif kecil namun berbanding terbalik dengan
kelembaban udara cendrung besar. Umunya lama penyinaran matahari untuk daerah khatulistiwa
adalah sekitar 12 jam perhari. Radiasi gelombang pendek (Ra) di daerah khatulistiwa adalah sekitar 15
mm/hari. Kelembaban relatif (RH) adalah perbandingan tekanan uap air dengan uap air jenuh yang
dinyatakan dalam bentuk (%). Kisaran kecepatan angin rata-rata di Indonesia antara 0,5 sampai 4,5m/dtk
atau 2km/jam - 15km/jam. Perbandingan atau rasio keawanan bisa dinyatakan sebagai kecerahan
matahari.
Evaporasi merupakan proses perubahan air yang terdapat di bumi menjadi uap dan uap air bergerak
baik dari permukaan tanah maupun permukaan air ke udara. Sedangkan transpirasi merupakan proses
keluarnya air dari tanaman yang merupakan hasil dari proses respirasi dan fotosintesis. Jumlah dari hasil
kombinasi kedua proses tersebut disebut evapotranspirasi, dimana kehilangan air dari permukaan tanah
yang disebut evaporasi dan kehilangan air dari tanaman yang disebut transpirasi. Dikarenakan
evapotranspirasi merupakan salah satu bagian dalam siklus air yang memiliki peran penting bagi
pertanian, hidrologi, ekologi dan bidang lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi:
a. Faktor cuaca
• Radiasi matahari
• Suhu udara
• Kelembapan udara
• Kecepatan agin
b. Faktor tanaman
• Jenis tanaman
• Fase tumbuh
• Keragaman dan kerapatan tanaman
c. Faktor pengelolaan dan kondisi lingkungan tanaman
• Kondisi tanah
• Tingkat serangan hama dan penyakit pada tanaman
Karena ketiga faktor tersebut saling berkaitan dan beragam dalam sebaran ruang dan waktu, cukup
sulit menciptakan rumus persamaan yang menduga evapotranspirasi dari berbagai tanaman dengan
kondisi yang berbeda. Maka dikembangkan konsep evapotranspirasi.

2.2 Metode Pengukuran Evapotranspirasi


Perbedaan dalam perhitungan nilai evapotranspirasi terletak pada data ikim yang digunakan sebagai
masukan dan pada struktur perhitungannya. Pada metode yang lebih kompleks dibutuhkan data iklim
yang lengkap seperti suhu, radiasi surya, kecepatan angin, kelembaban udara, letak lintang dan
karakteristik vegetasi. Sedangkan metode yang paling sederhana hanya membutuhkan data suhu rata-rata
harian atau suhu Bulanan.
Ada beberapa metode yang diperlukan untuk pengukuran evapotranspirasi anatara lain, metode
Penman, metode Blanney-Criddle, Thornthwaite dan metode TURC.
TUGAS HIDROLOGI LANJUT

Tabel 1. Data iklim yang diperlukan dalam hitungan evapotransirasi


Keadaan
Metode Suhu Kelembapan Angin Sinar Matahari Radiasi Evaporasi Sekitar
Thornthwaite * - - - - - -

Blaney-Criddle * ○ ○ ○ - - ○

TURC * * - * - - -

Penman * * * * (*) - ○

*data pengukuran; ○data yang diperkirakan; (*) dibutuhkan tapi tidak berguna

a. Metode Penman
Metode Penman memberikan hasil perhitungan cukup baik dan akurat dibandingkan dengan
metode lainnya, karena memerlukan data pengamatan meteorologi yang banyak. Data yang
perlu di input antara lain suhu udara, kelembaban, lama penyinaran matahari, kecepatan angin
dan letak geografis.

Menurut Penman (1948) evapotranspirasi dapat ditentukan dengan metode berikut ini:

𝐸𝑇𝑜 = 𝑐[𝑊 𝑥 𝑅𝑛 + (1 − 𝑤) 𝑥 𝑓(𝑢) 𝑥 (𝑒𝑎 − 𝑒𝑑) ]


Dimana : ETo = Evapotranspirasi acuan, dalam (mm/hari)
W = Faktor pemberat yang berhubungan dengan suhu
Rn = Rata radiasi yang berkenaan pada evapotranspirasi dalam (mm/hari)
F(u) = Fungsi yang berhubungan dengan data angin
Ea-Ed = Selisih antara tekanan kelembapan uap air pada suhu rata-rata dan r
ata-rata tekanan uap air aktual di udara
c = Faktor penyesuaian untuk kondisi cuaca siang dan malam

b. Metode Blaney-Criddle
Metode Blaney-Criddle paling banyak di gunakan sebelum metode Penman
diperkenalkan. Pada umum metode ini disarankan pengaplikasianya pada daerah yang hanya
mempunyai data temperatur saja.

𝐸𝑇𝑜 = 𝑐[ 𝑃 (0,46𝑇 + 8)] dalam mm/hari


Dimana : ETo = Evapotranspirasi acuan, dalam (mm/hari)
T = Suhu rata-rata harian (0C)
P = Persentase persamaan siang rata-rata, dalam hitungan per-tahun
c = Faktor penyesuaian untuk kondisi cuaca siang dan malam

c. Metode Thornthwaite
Metode ini diperkenalkan di Amerika Serikat bagian Tengah dan Timur dengan kondisi
iklim yang cukup basah. Perhitungan evapotranspirasi dengan metode thornthwaite tidak
terlalu rumit karena hanya menggunakan data suhu rata-rata bulanan.

10𝑡
𝐸𝑇𝑜 = 1,6 ( )𝑎
𝐼
Dimana : ETo = Evapotranspirasi acuan, dalam (mm/hari)
T = Temperatur rata-rata (0C), selama sebulan pengamatan
I = Heat index tahunan atau musiman
a = Koefisien tempat
TUGAS HIDROLOGI LANJUT

d. Metode Turc
Metode Turc merupakan salah satu metode yang paling sederhana dan persamaan
empiris yang cukup akurat untuk menentukan nilai evapotranspirasi. Metode ini
pengaplikasianya berdasarkan cuaca di Eropa Barat.

Saat RH di bawah 50% rumus yang digunakan :


𝑇𝑚𝑒𝑎𝑛
𝐸𝑇𝑜 = 0,013 𝑥 (𝑅𝑠 + 50)
𝑇𝑚𝑒𝑎𝑛 +15

Saat RH di atas 50% rumus yang digunakan :


𝑇𝑚𝑒𝑎𝑛 50 − 𝑅𝐻
𝐸𝑇𝑜 = 0,013 𝑥 (1 + )
𝑇𝑚𝑒𝑎𝑛 + 15 70

Dimana : ETo = Evapotranspirasi acuan, dalam (mm/hari)


Tmean = Suhu udara rata-rata harian (0C)
Rs = Radiasi matahari harian (MJ/m2)
RH = Kelembapan udara rata-rata (%)
TUGAS HIDROLOGI LANJUT

BAB III
PERHITUNGAN EMPIRIS EVAPOTRANSPIRASI

3.1 Metode Penman


Dalam perhitungan empiris evapotranspirasi ini, menggunakan metode penman dengan menggunakan
data klimatologi Jawa Barat, Kota Bogor.

Tabel 2. Data klimatologi Kota Bogor Bulan Desember 2020


Temperatur Sinar
Temperatur Penguapan Kecepatan Radiasi Hujan
RH Matahari
Tahun Bulan Air dalam dalam Pan Angin Matahari Biasa
(%) dalam
Max Min Rata-rata pan (⁰C) A (mm) (u) cal/cm²/ha (mm)
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2020 Desember 86.93 28.5 24.1 26.69 Tad 5.50 1.48 tad 42.00 Tad

Diketahui :
Altitide = 207 Mdpl
Lattitude = 060 30’ Ls

Tabel 3. Data Bulanan


TUGAS HIDROLOGI LANJUT

Dari data Bulanan di atas, maka dapat di hitung nilai Eto


1. Menentukan nilai ea dengan diketahu nilai T = 26.69

Tabel 4. Nilai Tekanan Uap Jenuh (ea) Sebagai Fungsi dari Suhu Udara Rata-rata (T)

Interpolasi
Tahun Pengamatan 2020
Bulan
Temperatur ⁰C ea (mbar)
Atas 26 33.6
X 26.69 X
Desember
Bawah 27 35.7
Hasil 35.049

(26,69 − 26)
𝑒𝑎 = 33.6 + × (35.7 − 33.6) = 𝟑𝟓. 𝟎𝟒𝟗 𝒎𝒃𝒂𝒓
(27 − 26)

2. Menentukan nilai 1-W pada Suhu udara dan Ketinggian tertentu serta nilai bobot W pada suhu udara
dan ketinggian tertentudengan menggunakan Tabel 5 dan Tabel 6.
Dengan nilai Altitude: 207 Mdpl

Tabel 5. Nilai Faktor Bobot (1-W) Pada Suhu Udara dan Ketinggian Tertentu

Interpolasi
Desember
Temperatur ⁰C (1-W) Pada 0 Meter
Atas 26.00 0.25
X 26.69 X
Bawah 28.00 0.23
Hasil 0.2431

(26,69−26)
Altitude 0 m → (1-W) = 0,25 + (28−26)
× (0.23 − 0.25) = 𝟎. 𝟐𝟒𝟑𝟏
TUGAS HIDROLOGI LANJUT

Desember
Temperatur ⁰C (1-W) Pada 500 Meter
Atas 26.00 0.22
X 26.69 X
Bawah 28.00 0.24
Hasil 0.2331

(26,69−26)
Altitude 500 m → (1-W) = 0,24 + (28−26)
× (0.22 − 0.24) = 𝟎. 𝟐𝟑𝟑𝟏

Desember
Temperatur ⁰C (1-W) Pada 207 Meter
Atas 0 0.2431
X 207 X
Bawah 500 0.2331
Hasil 0.2389

(207−0)
Altitude 207 m → (1-W) = 0,2431 + (500−0) × (0.2331 − 0.2431) = 𝟎. 𝟐𝟑𝟖𝟗

Tabel 6. Nilai Faktor Bobot W pada Suhu Udara dan Ketinggian Tertentu

Interpolasi
Desember
Temperatur ⁰C (W) Pada 0 Meter
Atas 26.00 0.76
X 26.69 X
Bawah 28.00 0.77
Hasil 0.7635

(26,69−26)
Altitude 0 m → (W) = 0,76 + (28−26)
× (0.77 − 0.76) = 𝟎. 𝟕𝟔𝟑𝟓

Desember
Temperatur ⁰C (W) Pada 500 Meter
Atas 26.00 0.76
X 26.69 X
Bawah 28.00 0.78
Hasil 0.7669

(26,69−26)
Altitude 500 m → (W) = 0,76 + (28−26)
× (0.78 − 0.76) = 𝟎. 𝟕𝟔𝟔𝟗
TUGAS HIDROLOGI LANJUT

Desember
Temperatur ⁰C (W) Pada 207 Meter
Atas 0 0.7635
X 207 X
Bawah 500 0.7669
Hasil 0.7649

(207−0)
Altitude 207 m → (W) = 0,7635 + (500−0) × (0.7669 − 0.7635) = 𝟎. 𝟕𝟔𝟒𝟗

(1 − 𝑊) = 𝟎, 𝟐𝟑𝟖𝟗 𝑊 = 1 − 0,2389 = 𝟎, 𝟕𝟔𝟏𝟏

3. Menghitung nilai Rn
Langkah-langkah untuk menghitung nilai Rn:
• Jika data Rs tidak tersedia, maka estimasi nilai Ra dengan menggunakan tabel nilai Ra terhadap
waktu dan ketinggian pada belahan bumi utara/selatan.
• Dalam menghitung nilai Rs, dilakukan koreksi dahulu terhadap nilai Ra dengan perbandingan
antara lamanya jam siang yang sesungguhnya (n) dengan lamanya jam siang hari maksimum yang
mungkin terjadi (N).
• Nilai (N) dan korelasinya terhadap waktu dan derajat lintang dapat dilihat dari tabel terkait.

Dengan nilai Lattitide = 60 55’ LS


Tabel 7. Niali Ra Terhadap Waktu dan Ketinggian pada Belahan Bumi Utara dan Selatan

Interpolasi
Desember
Lattitude Ra
Atas 8.00 16.00
X 6.30 X
Bawah 6.00 15.70
Hasil 15.7375
TUGAS HIDROLOGI LANJUT

(6,3−6)
Lattitude 6030’ → Ra = 15,7 + (8−6)
× (16 − 15.7) = 𝟏𝟓. 𝟕𝟑𝟕𝟓 𝒎𝒎/𝒉𝒂𝒓𝒊

Tabel 8. Nilai N dan Korelasinya Terhadap Waktu dan Derajat Lintang

Interpolasi
Desember
Lattitude Nilai N
Atas 10.000 12.700
X 6.550 X
Bawah 5.000 12.400
Hasil 12.636

(6,3−5)
Lattitude 6030’ → N = 12,4 + (10−5)
× (12,7 − 12,4) = 𝟏𝟐. 𝟒𝟕𝟖 𝒋𝒂𝒎

• Nilai Rs dapat di hitung menggunakan rumus


𝑛
𝑅𝑠 = (0,25 + 0,5 ) . 𝑅𝑎
𝑁
2.25
𝑅𝑠 = (0,25 + 0,5 ) . 15.7375 = 𝟓. 𝟑𝟓𝟑𝟗 mm/hari
12.478

• Nilai Rns di hitung menggunakan rumus


𝑅𝑛𝑠 = (1 − 𝛼). 𝑅𝑠
Dimana niai 𝛼 dapat diambil sebesar 0,25 untuk sebagian besar tumbu-tumbuhan

𝑅𝑛𝑠 = (1 − 0.25) 𝑥 5.3539 = 𝟒. 𝟎𝟏𝟓𝟓 mm/hari

• Menentukan pengaruh suhu udara f(ed) terhadap Rnl


Diketahu nilai T = 26.69

Tabel 9. Pengaruh Suhu Udara f(T) Terhadap Rnl


TUGAS HIDROLOGI LANJUT

Interpolasi
Desember
0
Temperatur C Nilai f(T)
Atas 26.00 15.90
X 26.69 X
Bawah 28.00 16.30
Hasil 16.038

(26.69−26)
Temperatur 26.69 0C → f(T) = 15.9 + (28−26)
× (16.3 − 15.9) = 𝟏𝟔. 𝟎𝟑𝟖

Tekanan uap sebenarnya di udara (ed)


𝑅𝐻 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑒𝑑 = {𝑒𝑎 𝑥 }
100

86.935
𝑒𝑑 = {35.049 𝑥 } = 𝟑𝟎. 𝟒𝟔𝟗𝟗 𝒎𝒃𝒂𝒓
100

𝑒𝑎 − 𝑒𝑑 = 35.049 − 30.47 = 𝟒. 𝟓𝟕𝟗 𝒎𝒃𝒂𝒓

Tabel 10. Pengaruh Kelembaban f(ed) Terhadap Rnl

Interpolasi
Desember
ed Nilai f(ed)
Atas 30.00 0.10
X 30.47 X
Bawah 32.00 0.09
Hasil 0.0977

(30.47−30)
ed → f(ed) = 0.1 + (32−30)
× (0.09 − 0.1) = 𝟎. 𝟎𝟗𝟕𝟕

Menentukan nilai n/N

𝑛 2.2516
= = 0.1805
𝑁 12.478

Tabel 11. Menentukan nilai n/N

Interpolasi
Desember
n/N Nilai f(n/N)
Atas 0.15 0.24
X 0.1805 X
Bawah 0.20 0.28
Hasil 0.264
TUGAS HIDROLOGI LANJUT

(0.1805−0.15)
f(n/N) = 0.24 + (0.2−0.15)
× (0.28 − 0.24) = 𝟎. 𝟐𝟔𝟒

𝑛
𝑅𝑛1 = 𝑓(𝑇) 𝑥 𝑓(𝑒𝑑 ) 𝑥 𝑓( )
𝑁

𝑅𝑛1 = 16.308 𝑥 0.0977 𝑥 0.264 = 𝟎. 𝟒𝟏𝟑𝟓 𝒎𝒎/𝒉𝒂𝒓𝒊

Radiasi bersih 𝑅𝑛 = 𝑅𝑛𝑠 − 𝑅𝑛1 = 4.0155 − 0.4135 = 𝟑. 𝟔𝟎𝟐𝟏 mm/hari.

4. Menghitung faktor koreksi (c) dalam persamaan Penman

Tabel 12. Faktor Koreksi (c) dalam Persamaan Penman

Interpolasi
Desember
U Nilai Rs
Atas 3 1.02
X 5.3539 X
Bawah 6 1.06
Hasil 1.0514

(5.3539−3)
u = 0, Rs = 5.3539 → 𝑐 = 1,02 + × (1,06 − 1,02) = 1,0514
(6−3)

Interpolasi
Desember
U Nilai Rs
Atas 3 0.89
X 5.3539 X
Bawah 6 0.98
Hasil 0.9606

(5.3539−3)
u = 3, Rs = 5.3539 → 𝑐 = 0.89 + × (0.98 − 0.89) = 0.9606
(6−3)
TUGAS HIDROLOGI LANJUT

Interpolasi
Desember
U Nilai Rs
Atas 0.00 1.5014
X 1.48 X
Bawah 3.00 0.9606
Hasil 1.0065

(1.48−0)
u = 1.48, Rs = 5.3539 → 𝑐 = 1,5014 + × (0.9606 − 1.5014) = 1.0065
(3−0)

Kecepatan Angin f(u)

𝑚 1 𝑘𝑚 3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 24 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑚


𝑢 = 1,48 × × × = 127.872
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 1000 𝑚 1 𝑗𝑎𝑚 1 ℎ𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖

𝑢 127.872
𝑓(𝑢) = 0.27 𝑥 {1 + } = 𝑓(𝑢) = 0.27 𝑥 {1 + } = 0.6153
100 100

Maka dapat di hitung nlai Et0

𝑬𝑻𝟎 = 𝒄 × {[𝑾 × 𝑹𝒏 ] + [(𝟏 − 𝑾) × 𝒇{𝒖} × (𝒆𝒂 − 𝒆𝒅)]}

𝑬𝑻𝟎 = 𝟏. 𝟎𝟎𝟔𝟓 × {[𝟎. 𝟕𝟔𝟏𝟏 × 𝟑. 𝟔𝟎𝟐𝟏] + [(𝟎. 𝟐𝟑𝟖𝟗) × 𝟎. 𝟔𝟏𝟓𝟑 × (𝟒. 𝟓𝟕𝟗)]}

𝑬𝑻𝟎 = 𝟏. 𝟎𝟎𝟔𝟓 × 𝟑. 𝟒𝟏𝟒𝟕}

𝑬𝑻𝟎 = 𝟑. 𝟒𝟑𝟔𝟖 mm/hari


TUGAS HIDROLOGI LANJUT

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
a. Evapotranspirasi adalah proses perubahan air yang terdapat di bumi menjadi uap baik dari
permukaan tanah, permukaan air, dan tanaman yang merupakan hasil dari proses respirasi dan
fotosintesis ke udara.
b. Perhitungan evapotranspirasi dengan menggunakan metode Penman dengan data yang digunakan
pada tahun 2014 dan pada bulan Januari adalah sebesar 3.4368 mm/hari atau 106.5408 mm/bulan.

Anda mungkin juga menyukai