Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU

ANALISIS ISU INSTANSI


PELATIHAN DASAR CPNS 2022
GELOMBANG VI ANGKATAN XLII KELOMPOK I

Nama : Jesica Rulina, S.H.


Jabatan : CPNS Analis Hukum Pertanahan
Widyaiswara : Ir. Ratmono, Msi.

A. Deskripsi dan Identifikasi Isu


Kantor Pertanahan sebagai Pelayanan Publik mempunyai tugas memberikan pelayanan di
bidang pertanahan kepada masyarakat. Pada Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan yang merupakan penjabaran dari
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang bertujuan untuk
mewujudkan kepastian hukum, keterbukaan dan akuntabilitas pelayanan publik dibidang
pertanahan, dijelaskan bahwa Standar Pelayanan dan Pengaturan Pelayanan merupakan pedoman
dalam pelaksanaan layanan pertanahan di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia.
Kualitas Loket pelayanan merupakan salah satu indikator pelayanan yang menjadi tolak ukur
kinerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dalam melayani masyarakat. Pada
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2010 dijelaskan
bahwa Loket pelayanan harus memberikan pelayanan informasi, pelayanan administrasi,
pelayanan pengaduan dan pelayanan keuangan. Dalam hal memberikan pelayanan kepada
masyarakat tersebut, terdapat beberapa isu yang muncul, yaitu :
1. Kurangnya informasi kepada masyarakat mengenai Pelayanan Pertanahan yang ada
Pelayanan pertanahan dimulai dengan pendaftaran permohonan yang dilakukan oleh
masyarakat. Terhadap setiap permohonan yang akan dimasukkan, pemohon harus melengkapi
syarat administrasi terkait permohonannya. Pada tahap melengkapi syarat administrasi ini
sering membutuhkan waktu yang lama, dikarenakan dokumen persyaratan selalu ada yang
kurang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi detail yang diberikan mengenai
dokumen persyaratan untuk tiap jenis pelayanan pertanahan yang ada.
Sebagaimana yang terdapat dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2010 tentang Loket Pelayanan Pertanahan, dimana salah
satu fungsi loket pelayanan adalah memberikan informasi. Hal ini diperlukan untuk memberi
edukasi kepada masyarakat mengenai syarat informasi, jangka waktu dan biaya yang
dibutuhkan untuk setiap layanan. Sehingga masyarakat tidak perlu berkali-kali melengkapi
kekurangan dokumen persyaratan ketika mengajukan permohonan pelayanan pertanahan.
2. Isu tidak adanya pelayanan pengaduan
Pelayanan pengaduan merupakan salah satu fungsi dari loket pelayanan pertanahan
sebagaimana yang terdapat dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2010 tentang Loket Pelayanan Pertanahan. Tidak adanya loket
pengaduan ini membuat masyarakat yang akan menyampaikan pengaduan/complain tidak
tertangani dengan cepat/khusus dikarenakan pengaduan disampaikan lewat loket pendaftaran
layanan pertanahan.
B. Teknis Analisis Isu
1. Teknik USG (Urgency, Seriousness, Growth)
Teknik USG adalah salah satu metode skoring untuk menyusun urutan prioritas isu
yang harus diselesaikan. Pada tahap ini masing-masing masalah dinilai tingkat risiko dan
dampaknya. Bila telah didapatkan jumlah skor maka dapat menentukan prioritas masalah.
Dalam penentuan isu yang akan dibahas dilakukan analisis dengan alat bantu penetapan
isu yang terdiri dari Urgency, artinya adalah seberapa mendesak suatu isi harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness, yang artinya seberapa serius suatu isu harus
dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan dan Growth, yang berarti seberapa
besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya,

Tabel USG
No Isu Urgency Seriousness Growth Jumlah Prioritas
1. Kurangnya informasi
mengenai pelayanan 4 5 5 14 I
pertanahan
2. Tidak adanya
Pelayanan Pengaduan 3 4 4 12 II

Berdasarkan Analisis Penilaian Isu dengan kriteria USG, dapat disimpulkan bahwa
isu yang akan dibahas adalah Kurangnya informasi mengenai pelayanan pertanahan.

Untuk membantu menganalisa, memilah dan menampilkan penyebab dari isu tersebut
maka dapat dilihat melalui diagram berikut :
Penyebab Akibat

Permohonan
kurangnya pemahaman semakin banyak Pengajuan
Permohonan
Kurang teliti terhambat
c. Penyelesaian Isu
a. Penyebab yang melatarbelakangi isu tersebut adalah :
1. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya kelengkapan administrasi guna pelayanan
pertanahan berjalan dengan lancar.
2. Kurangnya ketelitian dalam melengkapi dokumen persyaratan pengajuan permohonan
pelayanan pertanahan.
3. Banyak nya permohonan pelayanan pertanahan yang masuk

b. Dampak yang terjadi apabila tidak dilakukan penanganan terhadap isu tersebut, yakni :
1. Masyarakat/ pemohon akan berulang kali datang ke kantor pertanahan untuk melengkapi
dokumen persyaratan permohonan
2. Dokumen yang dilengkapi salah dikarenakan tidak ada informasi detail yang jelas mengenai
syarat kelengkapan dokumennya.
3. Beban kerja pelayanan di loket semakin banyak dikarenakan ditambah dengan antrian
pemohon untuk melengkapi dokumen persyaratan berkali-kali.

c. Upaya penyelesaian terhadap isu tersebut, yakni :


membuat brosur yang berisi mengenai informasi layanan pertanahan yang ada, yang meliputi
syarat administrasi, jangka waktu layanan, dan biaya layanan. Brosur ini dibuat secara detail
mengenai informasi setiap jenis layanan dan brosur diletakkan/disediakan di loket, agar setiap
pemohon yang akan mengajukan permohonan dapat melihat dengan mudah setiap info yang
diperlukan untuk mendukung jalannya permohonan dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai