Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak yang
berjudul “Leukemia pada Anak”. Penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan semangat sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
2. Teman-teman Sarjana Keperawatan Transfer Tahun 2022 yang telah memberikan
masukan dan saran dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
C. Manfaat Penulisan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Konsep Teori.................................................................................... 3
1. Pengertian .................................................................................. 4
2. Epidemiologi.............................................................................. 4
3. Etiologi....................................................................................... 6
4. Manifestasi Klinis...................................................................... 7
5. Klasifikasi.................................................................................. 9
6. Patofisiologi............................................................................... 10
7. Pemeriksaan penunjang.............................................................. 11
8. Patoflowdiagram........................................................................ 13
9. Penatalaksanaan......................................................................... 14
10. Pencegahan................................................................................. 16
11. Prognosis.................................................................................... 17
B. Konsep Asuhan Keperawatan.......................................................... 17
1. Pengkajian.................................................................................. 17
2. Diagnosa Keperawatan............................................................... 18
3. Nursing Care Plan (NCP)........................................................... 19
4. Implementasi.............................................................................. 22
5. Evaluasi...................................................................................... 22
6. Discharge Planning.................................................................... 22
BAB III PENUTUP......................................................................................... 23
A. Kesimpulan...................................................................................... 23
B. Saran................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui gambaran
asuhan keperawatan pada pasien anak dengan penyakit Leukemia.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tentang konsep teori penyakit Leukemia pada anak.
b. Mengetahui tentang konsep keperawatan pada pasien anak dengan penyakit
Leukemia.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Menambah ilmu pengetahuan dan sebagai sumber informasi mengenai asuhan
keperawatan pasien anak dengan penyakit Leukemia secara tepat.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk mencegah dan merawat
anak dengan penyakit Leukemia.
3. Bagi Pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan dan sebagai sumber informasi untuk pembelajaran
asuhan keperawatan secara holistik pada pasien anak dengan penyakit Leukemia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Hematologi
1. Darah
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk
sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan
organ yang lain karena berbentuk cairan. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu
berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai
pembawa oksigen (oxygencarrier), mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi
dan mekanisme hemostasis (Handayani, 2014).
Darah merupakan jaringan yang terdiri dari dua komponen, plasma dan sel darah
(korpuskili). Plasma merupakan komponen intraseluler yang berbentuk cair dan
berjumlah sekitar 55% dari volume darah, sedangkan sel darah merupakan
komponen padat yang terdapat di dalam plasma darah yang terdiri dari sel eritrosit
(sel darah merah), leokosit (sel darah putih), dan trombosit (bekuan darah) dengan
jumlah 45% dari volume darah (Evelyn C, 2014).
Darah arteri berwarna merah terang, itu menandakan bahwa darah
teroksigenasi dengan baik. Sementara darah vena berwana gelap karena
kuranngteroksigenasi. Darah mengalir 4-5 kali lebih lamban dibanding air karena
darah 4-5 kali lebih kental dari pada air. Berat jenis darah bervariasi berkisar
anatara1,054-1,065, suhu darah adalah 38 celcius dan pHnya adalah 7,38. Volume
darah dalam tubuh berkisar 8% dari berat badan, rata-rata mendekati 5-6 liter
(Syaifuddin, 2014).
2. Plasma Darah
Plasma darah termasuk dalam kesatuan cairan ekstra seluler, dengan
volumenya kira-kira 5% dari berat badan. Susunan plasma terdiri dari 91,0% air,
8,0% protein (albumin, globulin, protombin dan fibrinogen), mineral 0,9%
(kalsium, fosfor, magnesium, besi dan lainnya) dan 0,1% diisi oleh sejumlah bahan
organik seperti glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin, kolestrol dan asam
amino. Plasma darah juga berisi hormon-hormon, enzim dan antibodi (Pearce,
2009).
3. Eritrosit
Eritrosit atau Sel darah merah adalah sel yang memiliki fungsi khusus
4
B. Konsep Leukemia
1. Pengertian
Leukemia adalah proliferasi patologin dari sel pembuat darah yang bersifat
sistemik dan biasanya berakhir dengan fatal. Leukemia dikatakan penyakit darah
yang disebabkan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuatan sel darah yaitu pada
sumsum tulang. Leukemia yaitu proliferasi sel darah putih yang masih teratur dalam
jaringan pembentuk darah (Bararah & Jauhar, 2013).
Leukemia adalah proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai
bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat
menyebabkan anemia, trombositopeni dan diakhiri dengan kematian (Nurarif &
Kusuma, 2015)
Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan proliferasi dini
yang berlebihan dari sel darah putih. Leukemia juga bisa didefinisikan sebagai
keganasan hematologis akibat proses neoplastic yang disertai gangguan diferensiasi
pada berbagai tingkatan sel induk hematopoietik (Handayani &Haribowo, 2010).
Leukemia ditandai oleh proliferasi ganas sel darah putih abnormal (sel blas) dalam
sumsum tulang. Leukemia limfoblastik akan terjadi pada 85%, lebih sering muncul
pada anak laki-laki dan insiden puncak terjadi antara usia 2 hingga 5 tahun (Nurarif
& Kusuma, 2015).
2. Epidemiologi
Leukemia merupakan keganasan yang sering dijumpai tetapi hanya merupakan
sebagian kecil dari kanker secara keseluruhan. Beberapa data epidemiologi
menunjukkan hasil sebagai berikut :
a) Insiden
Insiden leukemia di negara Barat adalah 13/100.000 penduduk/tahun. Leukemia
merupakan 2,8% dari seluruh kasus kanker, belum ada angka pasti mengenai
insiden leukemia di Indonesia.
b) Frekuensi relatif
Frekuensi relatif leukemia di negara barat menurut Gunz adalah sebagai berikut :
5
di RSUD Dr. Soetomo LLA menduduki ranking pertama untuk keganasan pada anak
selama 10 tahun terakhir (1991-2000). Ada 524 kasus atau merupakan 50% dari
seluruh keganasan pada anak yang tercatat di RSUD Dr. Soetomo, 430 anak (82%)
adalah LLA, 50 anak (10%) menderita leukemia nonlimfoblastik dan 42 kasus
merupakan leukemia meilositik kronik.
Menurut Kemenkes (2011), penyakit ini paling banyak di jumpai di antara semua
penyakit keganasan pada anak. Di negara berkembang 83% ALL, 17% AML,
ditemukan pada anak kulit putih dibandingkan kulit hitam . Sembilan puluh tujuh
persen adalah Leukemia Akut (82% LLA dan 18% LMA) dan 3% LMK. Secara
epidemiologi, Leukemia Akut merupakan 30-40% dari keganasan pada anak, puncak
kejadian pada usia 2-5 tahun, angka kejadian anak di bawah usia 15 tahun rata-rata
4-4,5/100.000 anak pertahun. Angka kematian Leukemia di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Kanker “Dharmais” (RSKD) tahun
2006-2010 adalah sebesar 20-30% dari seluruh jenis kanker pada anak. Penderita
laki-laki lebih tinggi 1,15 kali dibanding perempuan untuk LLA dan pada LMA
leukemia laki-laki dan perempuan hampir sama.
3. Etiologi
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), penyebab yang pasti belum diketahui,
akan tetapi terdapat factor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia,
yaitu:
a. Faktor genetik
Insiden leukemia akut pada anak-anak penderita sindrom Down adalah 20 kali
lebih banyak daripada normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan
leukemia akut. Insiden leukemia akut juga meningkat pada penderita kelainan
kongenital dengan aneuloidi, misalnya agranulotosis kongenital, sindrom Ellis
vanGreveld, penyakit seliak, sindrom Bloom, anemia Fanconi, sindrom
klenefelter, dan sindrom trisomi D.
b. Radiasi/Sinar radioaktif
Sinar radioaktif merupakan factor eksternal yang paling jelas dapat
menyebabkan leukemia pada binatang maupun pada manusia. Angka kejadian
leukemia mieloblastik akut (AML) dan leukemia granulositik kronik (LGK) jelas
sekali meningkat sesudah sinar radioaktif. Akhir-akhir ini dibuktikan bahwa
penderita yang diobati dengan sinar radioaktif akan menderita leukemia pada 6%
7
4. Manifestasi Klinis
Menurut Kemenkes (2011), Tanda dan gejala leukemia pada anak, yaitu:
a. Pucat, lemah, anak rewel, nafsu makan menurun
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), manifestasi klinis yang sering dijumpai pada pe
nyakit leukemia adalah sebagai berikut:
a. Leukemia Limfotik Akut
Gejala klinis LLA sangat bervariasi, umumnya menggambarkan kegagalan su
msum tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia (mudah lelah, pucat, pan
as, letargi, pusing, sesak, nyeri dada), infeksi dan perdarahan. Selain itu juga dite
mukan anoreksi, nyeri tulang dan sendi, hipermetabolisme, lesi purpura pada kulit
Nyeri tulang bisa dijumpai terutama pada sternum, tibia, dan femur.
b. Leukemia Limfositik Kronik
Sekitar 25% penderita LLK tidak menunjukkan gejala. Penderita LLK yang m
engalami gejala biasanya ditemukan limfadenopati generalisata, penurunan berat
badan dan kelelahan. Gejala lain yaitu hilangnya nafsu makan dan penurunan ke
mmpuan Latihan atau olahraga. Demam, keringat malam dan infeksi semakin par
ah sejalan dengan perjalanan penyakitnya.
c. Leukemia Mielositik Akut
Gejala utama LMA adalah rasa Lelah, perdarahan dan infeksi yang disebabkan
oleh sindrom kegagalan sumsum tulang, perdarahan biasanya terjadi dalam bentu
k purpura atau petekie. Penderita LMA dengan leukosit yang sangat tinggi (lebih
dari 100ribu/mm3 ) biasanya mengalami gangguan kesadaran, sesak napas, nyeri d
ada dan priapismus. Selain itu juga menimbulkan gangguan metabolisme yaitu hi
perurisemia dan hipoglikemia.
9
5. Klasifikasi
Menurut Bararah & Jauhar (2013), berdasarkan morfologi sel terdapat 5 golongan
besar leukemia sesuai dengan lima macam sistem dalam sumsum tulang yaitu:
a. Leukemia sistem eritropoitik: mielosis, eritremika.
b. Leukemia sistem granulopoitik: leukemia granulosit.
c. Leukemia sistem trombopoitik: leukemia megakarlosit.
d. Leukemia sistem limfopoitik: leukemia megakarlosit.
e. Leukemia RES: retikulo endoteliosis/retikolosis.
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), secara sederhana leukemia dapat diklasifikasika
n berdasarkan maturase sel dan tipe sel asal, yaitu:
a. Leukemia akut
Leukemia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdes
aknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit) yang di
sertai dengan penyebaran ke organ-organ lain. Leukemia akut memiliki perjalana
n klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan meninggal rata-rata dalam
4-6 bulan.
Leukemia akut menurut klasifikasi FAB (French-America-British) dapat dikla
sifikasikan menjadi dua, yaitu:
1) Leukemia Limfositik Akut (LLA)
Merupakan jenis leukemia dengan karakteristik adanya proliferasi dan
akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan organ
omegaly (pembesaran organ dalam) dan kegagalan organ. LLA lebih sering dit
emukan pada anak-anak (82%) daripada umur dewasa (18%). Insiden LLA ak
an mencapai puncaknya pada 3-7 tahun. Tanpa pengobatan sebagian anak-ana
k akan hidup 2-3 bulan setelah terdiagnosa terutama diakibatkan oleh kegagala
n dari sumsum tulang.
10
b. Leukemia Kronik
1) Leukemia Limfositik Kronik (LLK)
Adalah suatu keganasan klonal limfosit B (jarang pada limfosit T). Perj
alanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang berjal
an lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang. LLK cenderung dikenal s
ebagai kelainan ringan yang menyerang individu yang berusia 50 sampai 70 ta
hun dengan perbandingan 2-1 untuk laki-laki.
2) Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik (LGK/LMK)
Adalah gangguan mieloproliferasi yang ditandai dengan produksi berle
bihan sel myeloid (seri granulosit) yang relative matang. LGK/LMK mencaku
p 20% leukemia dan paling sering dijumpai pada orang dewasa usia pertengah
an (40-50 tahun). Abnormalitas genetic yang dinamakan kromosom Philadelp
hia ditemukan pada 90-95% penderita LGK/LMK.Sebagianbesar penderita LG
K/LMK akan meninggal setelah memasuki fase akhir yang disebut fase krisis
blastik yaitu produksi berlebihan sel muda leukosit, biasanya berupa mieloblas
/promielosit, disertai produksi neutrophil, trombosit dan sel darah merah yang
amat kurang.
6. Patofisiologi
Menurut Bararah dan Jauhar (2013), Adanya proliferasi sel kanker sehingga
sel kanker bersaing dengan sel normal untuk mendapatkan nutrisi dengan cara
infiltrasi sel normal digantikan dengan sel kanker. Dengan adanya sel kanker akan
terjadi depresi sumsum tulang yang akan mempengaruhi eritrosit, leukosit, faktor
pembekuan dan jaringan meningkat karena adanya depresi dari sumsum tulang maka
produksi eritrosit menurun dan terjadi anemia, produksi leukosit juga menurun
sehingga sistem retikoloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan
11
sistem pertahanan tubuh dan dan mudah mengalami infeksi yang manifestasinya
berupa demam. Faktor pembekuan juga mengalami penurunan sehingga terjadi
pendarahan yang akan menimbulkan trombositopenia. Dengan adanya pergantian sel
normal oleh sel kanker terjadi infiltrasi ekstra medular sehingga terjadi pembesaran
limpa, lifer, nodus limfe, dan tulang sehingga bisa menimbulkan nyeri tulang dan
persendian. Hal tersebut juga akan mempengaruhi SSP (sistem saraf pusat) yakni
adanya infiltrasi SSP sehingga timbullah meningitis leukimia, hal tersebut juga akan
mempengaruhi metabolisme sehingga sel akan kekurangan makanan.
7. Pemeriksaan penunjang
Menurut Bararah dan Jauhar (2013), pemeriksaan penunjang pada pasien dengan
Leukemia dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Secara umum, meliputi :
1) Pemeriksaan darah tepi
Berdasarkan pada kelainan sumsum tulang gejala yang terlihat pada darah tepi
berupa adanya positopenia, limfositosis yang menyebabkan darah tepi
monoton dan terdapat sel balst.
2) Kimia darah
Asam urat meningkat hipogamaglobinemia.
3) Sumsum tulang
4) Biopsi limpa
Memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan
limfe yang terdesak seperti : limfosit normal, RES.
5) Cairan serebrospinal
Terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein.
6) Sitogenik
Menunjukkan kelainan kromosom yaitu kromosom 21 (kromosom
Philadelphia atau Phi).
b. Berdasarkan jenis Leukemia yang dideritanya, antara lain :
1) Leukemia Limfositik Akut (LLA), jenis pemeriksaan penunjang antara lain :
a) Pemeriksaan laboratorium, meliputi :
(1) Darah tepi akan ditemukan hasil berupa adanya pensitopenia,
limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi
monoton terdapat sel blast yang merupakan gejala patogonomik untuk
12
Leukemia.
(2) Sumsum tulang akan ditemukan hasil gambaran yang monoton yaitu
hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain
terdesak (apabila sekunder).
b) Pemeriksaan lain, meliputi :
(1) Biopsi limpa
(2) Kimia darah
(3) Cairan serebrolspinal
(4) Sitogenik
2) Leukemia Limfositik Kronik (LLK), jenis pemeriksaan penunjang yaitu
dengan pemeriksaan laboratorium dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
a) Darah tepi : limfositosi 50.000/mm.
b) Sumsum tulang : adanya infiltrasi merata.
3) Leukemia Granulositik Kronik(LGK), jenis pemeriksaan penunjang yaitu
dengan pemeriksaan laboratorium dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
a) Leukosit lebih dari 50.000/mm.
b) Trombositopenia.
c) Kadar fosfatase alkali leukosit rendah.
d) Kenaikan kadar vitamin B16 dalam darah.
e) Sumsum tulang hiper seluler dengan peningkatan jumlah megalicitiosil
dan aktivitas granulopolsis.
13
8. Patoflowdiagram
Faktor pencetus :
-Genetik -kelainan kromosom
-radiasi -infeksi virus
-obat obatan -paparan bahan kimia Sel neoplasma berproliferasi didalamsumsum tulang
Penurunan eritrosit
Anemia Kecenderungan perdarahan
9. Penatalaksanaan
Menurut Bararah dan Jauhar (2013), penatalaksanaan pada pasien dengan Leukemia
antara lain :
a. Terapi medis, meliputi :
1) Kortikosteroid
2) Imunoterapi
3) Transfusi darah
Biasanya diberikan jika kadar Hb kurng dari 6 gram%.
4) Sitostatika
Biasanya metotreksat atau MTX 2 minggu/kgBB, secara intrafekal 3x
seminggu 6-Merkaptopurin atau 6-MP setiap hari dengan dosis 65 mg/mm2
luas permukaan badan.
b. Terapi keperawatan, meliputi :
1) Pendekatan psikososial harus diutamakan.
2) Ruangan aseptik dan cara bekerja yang aseptik pula.
3) Sikap perawat yang ramah dan lembut diharapkan tidak hanya untuk pasien
saja tetapi juga pada keluarg yang dalam hal ini sangat peka perasaanya jika
mengetahui penyakit anaknya.
dari dosis yang digunakan pada fase induksi. Pengobatan modern, angka
remisi 50-75% tetapi angka rata-rata hidup masih 2 tahun dan yang dapat
hidup lebih dari 5 tahun hanya 10%.
3) Kemoterapi pada penderita LLK
Derajat penyakit LLK ditetapkan karena menentukan strategi terapi dan
prognosis. Salah satu sistem penderajatan yang dipakai adalah klasifikasi :
a) Stadium 0 : Limfositosis tepi dan sumsum tulang.
b) Stadium 1 : Limfositosis dan limfadenopati.
c) Stadium 2 : Limfositosis dan splenomegali atau hepatomegali.
d) Stadium 3 : Limfositosis dan anemia (Hb<11 gr/dl)
e) Stadium 4 : Limfositosis dan trombositopenia<100.000/mm3 dengan atau
tanpa gejala pembesaran hati, limpa, dan kelenjar.
Terapi untuk LLK jarang terjadi kesembuhan karena tujuan terapi bersifat
konvensional, terutama untuk mengendalikan gejala. Pengobatan tidak
diberikan kepda penderita tanpa gejala karena tidak memperpanjang hidup.
Pada stadium I atau II, pengamatan atau kemoterapi adalah pengobtn biasa.
Pada stadium III dan IV diberikan kemoterapi intensif. Angka ketahanan
hidup rata-rata adalah sekitar 6 tahun dan 25% pasien dapat hidup lebih dri
10 thun. Pasien dengan stadium 0 dan I dapat bertahan hidup rata-rata 10
tahun, sedangkan pada pasien dengan stadium III dan IV rata-rata dapat
bertahan hidup kurang dari 2 tahun.
4) Kemoterapi pada penderita LGK
a) Fase kronik
Busulfan dan hidroksiureamerupakanobat pilihan yang mampu menahan
pasien bebs dari gejala untuk jangka waktu yang lama. Regimen dengan
bermacam obat yang intensif merupakan terpi pilihan fase kronik LMK
yang tidak diarahkan pada tindakan transplantasi sumsum tulang.
b) Fase akselerasi
Fase akselerasi sama dengan terapi Leukemia akut, tetapi respon sangat
rendah.
b. Radioterapi
Radioterapi menggunakan unsur berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel
leukemia.
16
10. Pencegahan
Pada anak, biasanya leukemia baru dapat diketahui ketika gejala muncul, seperti
kelelahan (fatigue), kelemahan, pusing, sakit kepala, sesak napas, kulit pucat, mudah
terkena berbagai infeksi, demam, mudah memar atau berdarah, mudah mimisan, gusi
rentan berdarah, nyeri pada sendi atau tulang, hingga pembengkakan di perut. Belum
ada upaya pencegahan yang efektif agar terhindar dari leukemia. Bahkan,
kebanyakan anak yang mengalami leukemia tidak memiliki faktor risiko sebelumnya
(Zahroh &Istiroha, 2019).
11. Prognosis
Menurut Zahroh &Istiroha (2019), Prognosis anak anak Leukimia pada umumnya
baik, lebih dari 95% terjadi remisi sempurna. Kira-kira 70-80% dari klien bebas
gejala 5 tahun. Apabila terjadi relaps, remisi sempurna kedua dapat terjadi pada
sebagian besar kasus. Para klien merupakan kandidat intuk implantasi sumsum
tulang dengan 35/65% kemungkinan hidup lebih lama.
17
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Bararah dan Jauhar (2013), kemungkinan diagnosa keperawatan pada
pasien dengan Leukemia, antara lain :
a. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan transpor oksigen sekunder
terhadap berkurangnya jumlah sel darah merah.
b. Kecemasan yang berhubungan dengan ketidakadekuatan dengan diagnosa baru
dan rencana keperawatan.
c. Risiko infeksi yang berhubungan dengan ketidakefektifan sistem imun.
d. Risiko luka yang berhubungan dengan ketidakefektifan faktor pembeku
(platelet).
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), masalah keperawatan yang lazim muncul pada
19
dugaan infeksi.
Rasional : Keluarga kooperatif dan mampu melakukan tindakan terhadap
pencegahan infeksi.
g) Beri semangat untuk higienis oral
Rasional : Kebersihan oral yang buruk merupakan media utama untuk
pertumbuhan organisme.
b. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan yang berhubungan dengan ketidakadekuatan
dengan diagnosa baru dan rencana keperawatan.
1) Tujuan : Mengurangi terjadinya kecemasan
2) Kriteria hasil meliputi :
a) Orang tua mengungkapkan secara verbal tentang diagnosa.
b) Orang tua ikut serta dalam rencana pelaksanaan.
c) Orang tua memikirkan spesifik untuk pelaksanaan perawatan.
3) Intervensi, meliputi :
a) Buatkan orang tua diagnosa dan tindakan dengan teratur.
Rasional : Orang tua mengerti dan kooperatif dalam tindakan.
b) Perkenalkan keluarga kepada keluarga laiindimana anak mereka
mempunyai diagnosa sama dan terapi yang sama.
Rasional : Antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain bisa saling
tukar menukar informasi tentang penyakir yang diderita anaknya.
c) Perkuat secara verbal rencana setiap hari.
Rasional : Keluarga kooperatif dalam tindakan keperawatan.
d) Berikan tulisan dan verbal tentang instruksi tindakan yang dilakukan
dirumah.
Rasional : Melanjutkan intervensi.
c. Diagnosa Keperawatan : Resiko infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan tubuh.
1) Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi
2) Tanda dan gejala meliputi :
a) Menunjukan titik atau tanda-tanda infeksi.
b) Suhu 36,5 derajat- 37,4 derajat C
c) Kultur darah (-)
d) Tidak ada tanda infeksi dalam pemriksaan fisik.
3) Intervensi, meliputi :
a) Monitor TTV tiap 4 jam jangan memakai termometer rektal. Rasional :
21
A. Kesimpulan
Leukemia adalah penyakit darah yang disebabkan terjadunya kerusakan pada pabrik
pembuatan sel darah yaitu sumsum tulang. Penyebab leukimia ialah faktor genetik,
terpapar radiasi/sinar radioaktif, obat-obatan imunosupresif, dan virus. Tanda gejala pada
leukimia ini bisa terjadinya pucat, lemas, nafsu makan anak menurun, demam,
pembesaran limpa hati, kejang, nyeri tulang pada anak dan pendarahan pada
kulit.Leukemia diklasifikasikan menjadi Leukemia Limfositik Akut (LLA), Leukemia
Limfositik Kronik (LLK), Leukemia Mieloblastik Akut (LMA), Leukemia Granulositik
Kronik (LGK). Pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi penyakit Leukemia yaitu :
pemeriksaan darah tepi, kimia darah, pemeriksaan sumsum tulang, biopsi limpa, cairan
serebrospinalis, dan sitogenik. Penatalaksanaan pasien dengan Leukemia meliputi
kemoterapi, radioterapi, trasnplantasi sumsum tulang, dan terapi suportif. Berdasarkan
tanda dan gejala yang muncul memungkinkan timbulnya diagnosa keperawatan sebagai
berikut :intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan transpor oksigen sekunder
terhadap berkurangnya jumlah sel darah merah, kecemasan yang berhubungan dengan
ketidakadekuatan dengan diagnosa baru dan rencana keperawatan, risiko infeksi yang
berhubungan dengan ketidakefektifan sistem imun, risiko luka yang berhubungan dengan
ketidakefektifan faktor pembeku (platelet), ketidakseimbanganperfusi jaringan pariferb.d
penurunan suplai darah keperifer (anemia), nyeri akut b.d infiltrasi leukosit jaringan
sistematik, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d perubahan
poliferatif gastrointestinal dan efek toksik obat kemoterapi, hambatan mobilitas fisik
b.dkontraktur kerusakan integritas struktur tulang, penurunan kekuatan otot (depresi
sumsung tulang), risiko pendarahan b.d penurunan jumlah trombosit, risiko infeksi b.d
menurunnya sistem pertahanan tubuh.
B. Saran
1. Bagi Pembaca
Pembaca disarankan banyak mencari informasi tentang penyakit yang mendalam,
harus menjaga pola hidup sehat dengan makan makanan yang sehat sesuai kebutuhan,
melakukan olah raga yang teratur, selalu memeriksakan kesehatan ke pusat pelayanan
kesehatan terdekat seperti puskesmas untuk mengetahui status kesehatannya.
24
2. Bagi Institusi
Institusi disarankan memperbanyak koleksi buku-buku tentang asuhan keperawatan
dengan pengarang buku berkualitas dan tahun terbaru. Sehingga akan memperbanyak
literatur bagi pembaca untuk meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Perawat pada khususnya disarankan untuk selalu meningkatkan keilmuan dan
pengetahuannya tentang berbagai kalsifikasi penyakit anak dengan Leukemia
sehingga lebih optimal dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Bararah, Taqiyyah & Mohammad Jauhar. (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap
Menjadi Perawat Profesional. Jilid 2. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Fernandes, A. (2020). Kelelahan pada Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut dalam
Menjalani Kemoterapi Fase Induksi. JURNAL KESEHATAN PERINTIS
(Perintis'sHealthJournal), 7(1), 69-74. Diakses tanggal 28 Oktober 2020.
https://jurnal.stikesperintis.ac.id/index.php/JKP/article/view/ 411.
Handayani, Wiwik & Andi Sulistyo Haribowo. (2010). Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada
Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Penemuan Dini Kanker Pada Anak. Jakarta:
Direktorat Jenderal PP & PL Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Badan
Litbang Kemenkes RI.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC.Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta:
MediactionJogja.
Soegijanto, Soegeng. (2016). Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia.
Jilid 2. Surabaya: Airlangga UniversityPress.
Wu,M.etal.(2010) The experiences of cancer related fatigue among Chinese children with
leukaemia : A phenomenological study’,‘International Journal of Nursing Studies 47,
pp. 49–59. doi: 10.1016/j.ijnurstu.2009.05.026.