2 Pedoman Cppob Umum Aseptik
2 Pedoman Cppob Umum Aseptik
ISBN XXXXXXXX
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi
buku ini dalam bentuk elektronik, mekanik, fotocopi, rekaman atau
cara apapun tanpa izin tertulis sebelumnya dari Badan POM RI
Diterbitkan :
Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat, 10560
Telepon (62-21) 4241781, Faks (62-21) 4241781
Email : steril.komersial@pom.go.id
Tim Penyusun :
Ir. Tetty Helfery Sihombing, MP
Dra. Chairun Nissa, Apt.
Fitri Kristiana, STP
Endah Nur Wulan SP
Tyas Setyaningsih
Dinar Yoggy Pindarto
Retno Priyandani
Akhmad Fahmi Hikmatiyar
Mellisa Suhandi
PEDOMAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO
CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK - UMUM
Pangan Steril Komersial yang Diolah dan Dikemas Secara Aseptik
Diterbitkan :
Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat, 10560
Telepon (62-21) 4241781, Faks (62-21) 4241781
Email : steril.komersial@pom.go.id
Tim Penyusun :
Ir. Tetty Helfery Sihombing, MP
Dra. Chairun Nissa, Apt.
Fitri Kristiana, STP
Endah Nur Wulan SP
Tyas Setyaningsih
Dinar Yoggy Pindarto
Retno Priyandani
Akhmad Fahmi Hikmatiyar
Mellisa Suhandi
1 PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan
Pedoman CPPOB Proses ini menjelaskan tentang pengendalian
proses pada langkah-langkah pengolahan utama. Bagian ini
dimaksudkan agar industri memahami tahapan-tahapan yang ada di
dalam pengolahan pangan steril komersial yang diolah dan dikemas
secara aseptik terutama tahapan perlakuan panas dan pengemasan.
Persyaratan CPPOB terdiri atas 3 (tiga) tingkatan, yaitu "harus"
(shall), ”seharusnya" (should), dan "dapat" (can), yang diberlakukan
terhadap semua ruang lingkup yang terkait dengan proses produksi,
pengemasan, penyimpanan dan atau pengangkutan pangan dengan
rincian sebagai berikut:
a. persyaratan “harus” dianggap Kritis ;
b. persyaratan “seharusnya” dianggap Major;
c. persyaratan "dapat" dianggap Minor.
2 RUANG LINGKUP
Pedoman CPPOB Proses ini digunakan untuk produk pangan steril
komersial yang diolah dan dikemas secara aseptik sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Produk pangan dengan karakteristik
pangan steril komersial namun tidak menerapkan teknologi aseptik
tidak mengikuti ketentuan pada Pedoman ini.
3.2.1. Lokasi
Sarana produksi seharusnya berada di area yang bebas dari
asap, debu, bau tak sedap, atau cemaran lain dan tidak rawan
banjir.
3.2.2. Jalan dan Wilayah yang Dilalui oleh Lalu Lintas Kendaraan
Jalan dan area sarana produksi termasuk tempat parkir
seharusnya dikeraskan sehingga sesuai untuk kendaraan dan
dilengkapi dengan saluran pembuangan air yang baik dan
mudah dibersihkan.
3.5. Rekaman
Dokumen yang harus disimpan mencakup:
a. tata letak bangunan dan lantai pabrik;
b. desain teknik dan spesifikasi;
c. diagram peralatan dan spesifikasi; dan
d. rekaman pemantauan dan tindakan koreksi.
4 SUPLAI AIR
4.5 Rekaman
Program pengelolaan air harus didokumentasikan dan diterapkan
oleh pemasok air dalam penggunaannya. Hal ini mencakup:
a. penilaian status awal dengan pengisian checklist penilaian
pasokan air;
b. dokumentasi dari rencana pengelolaan air bila dibutuhkan.
Checklist penilaian pasokan air ini digunakan untuk menentukan
apakah sumber air aman dan memenuhi standar, dan apakah
diperlukan adanya perlakuan dan tindakan koreksi.
Rekaman yang harus disimpan adalah:
a. ceklist penilaian pasokan air;
b. manajemen sistem resirkulasi;
c. program pengelolaan air, jika ada;
d. hasil pengujian air (internal dan eksternal); dan
e. rekaman tindakan koreksi dan verifikasi.
6.2.9. Desinfeksi
Disinfektan merupakan bahan yang digunakan untuk proses
disinfeksi. Persyaratan disinfektan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
a. Dapat membunuh mikroorganisme secara cepat;
b. Stabil dengan adanya bahan organik;
c. Tidak korosif dan tidak meninggalkan warna pada
permukaan;
d. Tidak berbau atau baunya tidak menyengat;
e. Tidak beracun;
f. Mudah larut di dalam air;
g. Mudah dibilas;
h. Stabil selama penyimpanan yang lama dalam bentuk
konsentrat.
6.2.10. Deterjen
Persyaratan deterjen yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Deterjen yang digunakan harus mempunyai
kemampuan membasahi yang baik, menghilangkan
kotoran dari permukaan, menyuspensi kotoran, dan
mempunyai sifat mudah dibilas, sehingga sisa kotoran
dan deterjen dapat mudah lepas dari perlengkapan.
Jenis, konsentrasi, dan suhu deterjen yang tepat
diperlukan untuk menghilangkan jenis kotoran yang
berasal dari pengolahan pangan tertentu.
b. Deterjen yang digunakan harus bersifat non korosif dan
sesuai dengan bahan lainnya termasuk disinfektan yang
digunakan.
c. Larutan deterjen dingin dapat digunakan untuk maksud
tertentu, tetapi untuk menghilangkan sisa lemak harus
menggunakan larutan panas. Sisa lemak dan protein
pada alat akan menjadi garam mineral yang
membentuk lapisan keras. Untuk menghilangkan
lapisan keras tersebut diperlukan deterjen yang
bersifat asam dan atau basa yang digunakan secara
berurutan. Lapisan ini merupakan sumber pencemaran
yang biasanya tidak terlihat, tetapi dapat dengan
mudah dideteksi dengan sinar ultra violet.
7 PENGENDALIAN HAMA
12 PELABELAN
13.5 Rekaman
Rekaman yang harus disimpan yaitu :
a. rekaman kedatangan bahan;
b. rekaman monitoring selama proses produksi,
c. simulasi ketertelusuran dan simulasi penarikan secara berkala;
dan
d. pemantauan, tindakan koreksi, dan catatan verifikasi.
14 PENANGANAN PRODUK SUB-STANDAR DAN KELUHAN
KONSUMEN
15.3. Rekaman
Rekaman yang harus disimpan yaitu :
a. rekaman pemeliharaan jalan keluar darurat;
b. rekaman pemeliharaan alat pemadam api;
c. rekaman simulasi tanggap darurat; dan
d. rekaman penanganan bahan baku, produk antara dan produk
jadi terdampak dari kelilangan daya.
16 PENGOLAHAN KEMBALI
17.3 Rekaman
Rekaman yang harus disimpan mencakup informasi:
a. prosedur pemilihan pemasok;
b. rekaman/catatan penerimaan bahan;
c. evaluasi dan monitoring pemasok;
d. pemantauan, tindakan koreksi, dan verifikasi;
e. laporan audit internal;
f. rekaman tinjauan manajemen PMR;
g. rekaman aktivitas verifikasi; dan
h. ketidaksesuaian hasil uji produk.
18 PENGOLAHAN LIMBAH
18.1. Ruang Lingkup
Bagian ini membahas pengolahan limbah dan juga produk samping.
Limbah meliputi limbah padat/kering, limbah cair, limbah produksi
atau sisa-sisa produksi sedangkan produk samping adalah produk
sekunder yang berasal dari suatu proses produksi.
18.3. Rekaman
Rekaman berikut yang harus disimpan:
a. rekaman monitoring pengolahan/ penjualan/ pengeluaran/
pemusnahan limbah; dan
b. rekaman hasil pengujian limbah
19 PENGENDALIAN DOKUMEN DAN PENCATATAN
19.5. Rekaman
Rekaman atau catatan yang harus disimpan setidaknya dalam dua
tahun terakhir tercantum dalam Lampiran. Rekaman yang harus
dijaga adalah sebagai berikut:
a. daftar dokumen yang menyusun PMR (daftar induk dokumen);
b. pendaftaran amandemen; dan
c. rekaman CPPOB dan pengendalian proses, termasuk rekaman
pemantauan, tindakan perbaikan, dan verifikasi.
20 LABORATORIUM