Anda di halaman 1dari 24

Bu Dosen Dan Pembantunya Terbaru 2016

Kenangan indah bersama dosen dan pembantunya tiba-tiba terbersit, Sebatang pensil dimeja
tiba-tiba menggerakkan tanganku untuk menuliskan Cerita Seks disini. Ku tulis kata-demi
kata hingga aku merangakai keseluruhan cerita seks mengenai pengalamanku ngentot dengan
ibu dosenku di diariku.Ku peluk buku itu setelah selesai mencoret-coret lembaran
putihnya,ku isikan cerita ngentotku bersama dosenku.Ku buka laptop ku tulis kembali dan
kusajikan di forumkami.com, semoga terhibur dan inilah kisahnya.
pada waktu ujian tengah semester di warnai rintikan hujan disepanjang jalan menemaniku
menuju ketempat itu, saya dipanggil ke rumah dosen wanita yang masih agak muda, sekitar
26 tahun. body asyik di pandang mata,lurus sebahu rambutnya. Ia juga lulusan dari perguruan
tinggi tersebut. Dipanggil ke rumahnya karena saya diminta untuk mengurus keperluan dia,
karena dia akan ke luar kota. Malam harinya saya pun ke rumahnya sekitar jam 7 malam.
Saat itu rumahnya hanya ada pembantu (yang juga masih muda dan cantik). Suaminya ketika
itu belum pulang dari rapat di puncak.Otomatis kondisi rumah lagi sepi,hanya wanita-wanita
tok penghuninya.
Saat saya membuka pintu rumahnya, saya agak terbelalak karena dia memakai gaun tidur
yang tipis, sehingga terlihat payudara yang menyumbul keluar. Saat saya perhatikan, dia
ternyata tidak memakai BH. Terlihat saat itu buah dadanya yang masih tegar berdiri, tidak
turun. Putingnya juga terlihat besar dan kemerahan, sepertinya memiliki ukuran sekitar 36B.
Sewaktu saya sedang memperhatikan Dosen saya itu, saya kepergok oleh pembantunya yang
ternyata dari tadi memperhatikan saya. Sesaat saya jadi gugup, tetapi kemudian pembantu itu
malah mengedipkan matanya pada saya, dan selanjutnya ia memberikan minuman pada saya.
Saat ia memberi minum, belahan dadanya jadi terlihat (karena pakaiannya agak pendek), dan
sama seperti dosen saya ukurannya juga besar.
Kemudian dosen saya yang sudah duduk di depan saya berkata, (mungkin karena saya
melihat belahan dada pembantu itu) “Kamu pingin ya “nyusu” sama buah dada yang
sintal..?”
Saya pun tergagap dan menjawab, “Ah… enggak kok Bu..!”
Lalu dia bilang, “Nggak papa kok kalo kamu pingin.., Ibu juga bersedia nyusuin kamu.”
Mungkin karena ia saya anggap bercanda, saya bilang saja, “Oh.., boleh juga tuh Bu..!”
Tanpa diduga, ia pun mengajak saya masuk ke ruang kerjanya.
Saat kami masuk, ia berkata, “Andre, tolong liatin ada apaan sih nih di punggung Ibu..!”
Kemudian saya menurut saja, saya lihat punggungnya. Karena tidak ada apa-apa, saya bilang,
“Nggak ada apa-apa kok Bu..!”
Tetapi tanpa disangka, ia malah membuka semua gaun tidurnya, dengan tetap
membelakangiku. Saya lihat punggungnya yang begitu mulus dan putih. Kemudian ia
menarik tangan saya ke payudaranya, oh sungguh kenyal dan besar. Kemudian saya merayap
ke putingnya, dan benar perkiraan saya, putingnya besar dam masih keras.
Kemudian ia membalikkan tubuhnya, ia tersenyum sambil membuka celana dalamnya.
Terlihat di sekitar kemaluannya banyak ditumbuhi bulu yang lebat.
Kemudian saya berkata, “Kenapa Ibu membuka baju..?”
Ia malah berkata, “Sudah.., tenang saja! Pokoknya puaskan aku malam ini, kalau perlu hingga
pagi.”
Karena saya ingin juga merasakan tubuhnya, saya pun tanpa basa-basi terus menciuminya
dan juga buah dadanya. Saya hisap hingga ia merasa kegelian. Kemudian ia membuka
pakaian saya, ia pun terbelalak saat ia melihat batang kejantanan saya.
“Oh, sangat besar dan panjang..! (karena ukuran penis saya memang besar, sekitar 17 cm dan
berdiameter 3 cm)”
Dosen saya pun sudah mulai terlihat atraktif, ia mengulum penis saya hingga biji kemaluan
saya.
“Ah.. ahh Bu… enak sekali, terus Bu, aku belum pernah dihisap seperti ini..!” desah saya.
Karena dipuji, ia pun terus semangat memaju-mundurkan mulutnya. Saya juga meremas-
remas terus buah dadanya, nikmat sekali kata dosen saya. Kemudian ia mengajak saya untuk
merubah posisi dan membentuk posisi 69.
Saya terus menjilati vaginanya dan terus memasukkan jari saya.
“Ah.. Andre, aku sudah nggak kuat nih..! Cepat masukkan penismu..!” katanya.
“Baik Bu..!” jawab saya sambil mencoba memasukkan batang kemaluan saya ke liang
senggamanya.
“Ah.., ternyata sempit juga ya Bu..! Jarang dimasukin ya Bu..?” tanya saya.
“Iya Andre, suami Ibu jarang bercinta dengan Ibu, karena itu Ibu belum punya anak, ia pun
juga sebentar permainannya.” jawabnya.
Kemudian ia terus menggelinjang-gelinjang saat dimasukkannya penis saya sambil berkata,
“Ohh… ohhh… besar sekali penismu, tidak masuk ke vaginaku, ya Ndre..?”
“Ah nggak kok Bu..” jawab saya sambil terus berusaha memasukkan batang keperkasaan
saya.
Kemudian, untuk melonggarkan lubang vaginanya, saya pun memutar-mutar batang
kemaluan saya dan juga mengocok-ngocoknya dengan harapan melonggarkan liangnya. Dan
betul, lubang senggamanya mulai membuka dan batang kejantanan saya sudah masuk
setengahnya.
“Ohhh… ohhh… Terus Ndre, masukkan terus, jangan ragu..!” katanya memohon.
Setelah memutar dan mengocok batang kejantanan saya, akhirnya masuk juga rudal saya
semua ke dalam liang kewanitaannya.
“Oohh pssfff… aha hhah.. ah…” desahnya yang diikuti dengan teriakannya, “Oh my good..!
Ohhh..!”
Saya pun mulai mengocok batang kemaluan saya keluar masuk. Tidak sampai semenit
kemudian, dosen saya sudah mengeluarkan cairan vaginanya.
“Oh Andre, Ibu keluar…” terasa hangat dan kental sekali cairan itu.
Cairan itu juga memudahkan saya untuk terus memaju-mundurkan batang keperkasaan saya.
Karena cairan yang dikeluarkan terlalu banyak, terdengar bunyi, “Crep.. crep.. sleppp..
slepp..” sangat keras. Karena saya melakukannya sambil menghadap ke arah pintu, sehingga
terdengar sampai ke luar ruang kerjanya.
Saat itu saya sempat melihat pembantunya mengintip permainan kami. Ternyata pembantu itu
sedang meremas-remas payudaranya sendiri (mungkin karena bernafsu melihat permainan
kami). Oh, betapa bahagianya saya sambil terus mengocok batang keperkasaan saya maju
mundur di liang vagina dosen saya. Saya juga melihat tontonan gratis ulah pembantunya yang
masturbasi sendiri, dan saya baru kali ini melihat wanita masturbasi.
Setelah 15 menit bermain dengan posisi saya berada di atasnya, kemudian saya menyuruh
dosen saya pindah ke atas saya sekarang. Ia pun terlihat agresif dengan posisi seperti itu.
“Aha.. ha.. ha…” ia berkata seperti sedang bermain rodeo di atas tubuh saya.
15 menit kemudian ia ternyata orgasme yang kedua kalinya.
“Oh, cepat sekali dia orgasme, padahal aku belum sekalipun orgasme.” batin saya.
Kemudian setelah orgasmenya yang kedua, kami berganti posisi kembali. Ia di atas meja,
sedangkan saya berdiri di depannya. Saya terus bermain lagi sampai merasakan batas dinding
rahimnya.
“Oh.. oh.. Andre, pelan-pelan Ndre..!” katanya.
Kelihatannya ia memang belum pernah dimasukan batang kemaluan suaminya hingga
sedalam ini. 15 menit kemudian ia ternyata mengalami orgasme yang ketiga kalinya.
“Ah Andre, aku keluar, ah… ah… ahhh… nikmat..!” desahnya sambil memuncratkan
kembali cairan kemaluannya yang banyak itu.
Setelah itu ia mengajak saya ke bath-tub di kamar mandinya. Ia berharap agar di bath-tub itu
saya dapat orgasme, karena ia kelihatannya tidak sanggup lagi membalas permainan yang
saya berikan. Di bath-tub yang diisi setengah itu, kami mulai menggunakan sabun mandi
untuk mengusap-usap badan kami. Karena dosen saya sangat senang diusap buah dadanya, ia
terlihat terus-terusan bergelinjang. Ia membalasnya dengan meremas-remas buah kemaluan
saya menggunakan sabun (bisa pembaca rasakan nikmatnya bila buah zakar diremas-remas
dengan sabun).
Setelah 15 menit kami bermain di bath-tub, kami akhirnya berdua mencapai klimaks yang
keempat bagi dosen saya dan yang pertama bagi saya.
“Oh Andre, aku mau keluar lagi..!” katanya.
Setelah terasa penuh di ujung kepala penis saya, kemudian saya keluarkan batang kejantanan
saya dan kemudian mengeluarkan cairan lahar panas itu di atas buah dadanya sambil
mengusap-usap lembut.
“Oh Andre, engkau sungguh kuat dan partner bercinta yang dahsyat, engkau tidak cepat
orgasme, sehingga aku dapat orgasme berkali-kali. ini pertama kalinya bagiku Andre.
Suamiku biasanya hanya dapat membuatku orgasme sekali saja, kadang-kadang tidak sama
sekali.” ujar dosen saya.
Kemudian karena kekelalahan, ia terkulai lemas di bath-tub tersebut, dan saya keluar ruang
kerjanya masih dalam keadaan bugil mencoba mengambil pakaian saya yang berserakan di
sana.
Di luar ruang kerjanya, saya lihat pembantu dosen saya tergeletak di lantai depan pintu
ruangan itu sambil memasukkan jari-jarinya ke dalam vaginanya. Karena melihat tubuh
pembantu itu yang juga montok dan putih bersih, saya mulai membayangkan bila saya dapat
bersetubuh dengannya. Yang menarik dari tubuhnya adalah karena buah dadanya yang besar,
sekitar 36D. Akhirnya saya pikir, biarlah saya main lagi di ronde kedua bersama
pembantunya. Pembantu itu pun juga tampaknya bergairah setelah melihat permainan saya
dengan majikannya.
Saya langsung menindih tubuhnya yang montok itu dengan sangat bernafsu. Saya mencoba
melakukan perangsangan terlebih dulu ke bagian sensitifnya. Saya mencium dan menjilat
seluruh permukaan buah dadanya dan turun hingga ke bibir kemaluannya yang ditumbuhi
hutan lebat itu.
Tidak berapa lama kemudian, kami pun sudah mulai saling memasukkan alat kelamin kami.
Kami bermain sekitar 30 menit, dan tampaknya pembantu ini lebih kuat dari majikannya.
Terbukti saat kami sudah 30 menit bermain, kami baru mengeluarkan cairan kemaluan kami
masing-masing.
Oh, ternyata saya sudah bermain seks dengan dua wanita bernafsu ini selama satu setengah
jam. Saya pun akhirnya pulang dengan rasa lelah yang luar biasa, karena ini adalah pertama
kalinya saya merasakan bercinta dengan wanita.

Ku Setubuhi Istri Orang Yang Menyetubuhi Istriku Terbaru 2016


Sesampainya di rumah setelah terbang sana terbang sini di beberapa kota masih di Pulau
Jawa maupun di Pulau Kalimantan dan Sulawesi selama 7 minggu ini untuk urusan bisnis
kayu dan hasil-hasil bumi lainnya, tubuhku mulai dilanda letih dan penat luar biasa. Namun
secara psikologis justru sebaliknya, aku mulai dapat merasakan suasana rileks dan tentram.
Merasa at home dan ingin selekasnya menemui mantan kekasihku, sang isteri tercinta. Hal ini
cukup membantu keseimbangan diriku sehingga tidak membuatku dilanda senewen. Karena
penerbangan yang kuambil adalah sore jam 6 dari Surabaya, maka masih sore pula sekitar
jam 7.30 aku sudah mendarat dan lalu setengah jam kemudian dengan menggunakan jasa
taksi aku sudah menginjakkan kaki di halaman rumahku di bilangan Slipi. Lalu lintas tidak
macet karena ini hari Minggu. Dari luar ruang tamu nampak terang disinari lampu, berarti
isteriku ada di rumah. Di rumah kami tinggal 4 orang saja. Aku yang berusia 38, isteriku 31,
pembantu laki-laki 52, dan pembantu wanita 44. Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami belum
dikarunia anak.
Jadi semakin menjadi-jadilah diriku menghabiskan waktu mengurus bisnis karena belum ada
urusan lain yang memerlukan perhatianku. Syukurlah selama ini bisnisku lancar-lancar saja
demikian pula perkawinan kami. Ketika hendak kupencet bel kuurungkan siapa tahu pintu
tidak dikunci. Tadi gerbang depan dibukakan oleh pembantu wanitaku karena kebetulan dia
pas lagi mau keluar untuk membuang sampah. Setelahnya dia kembali ke kamarnya yang
terletak di samping kiri bangunan utama. Pembantu-pembantuku kubuatkan kamar di luar.
Ukuran rumahku cukup besar dengan masih ditambah tanah yang lumayan luas yang kubuat
menjadi taman hampir mengelilingi bangunan rumah kecuali sisi kiri karena kepotong kamar-
kamar pembantu dan jalan samping. Dari gerbang depan ke pintu kira-kira mencapai 25
meter. Benar, pintu tidak dikunci dan aku masuk dengan senyap demi membikin isteriku
kaget. Aku suka sekali dengan permainan kaget-kagetan begini. Biasanya isteriku suka
terpekik lalu menghambur ke pelukanku dan dibarengi dengan ciuman bertubi-tubi. Itulah
santapan rohaniku.
Dan itu sering terjadi karena aku sering bepergian dalam waktu lama pula, rekorku pernah
sampai 3 bulan baru pulang. Pada awal perkawinan kami tidaklah demikian, namun 5 tahun
belakangan ini yah begitulah. Dampaknya adalah kehidupan seks kami mulai menurun drastis
frekuensinya maupun kualitasnya. Kali ini aku menangkap suasana lain. Memang biasanya
sebelum pulang aku memberitahukan isteriku bahwa dalam 2 sampai 5 hari bakal pulang.
Sengaja kali ini aku tidak memberitahu agar lebih dahsyat pekikan-pekikan kangen isteriku
itu. Di ruang tamu TV menyala agak keras. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa
tahu isteriku di sana dan sekalian mau mengambil air putih. Tidak ada. Ah mungkin lagi tidur
barangkali di kamar pikirku. Kuletakkan tas koperku di atas meja makan lalu aku mengambil
sebotol air dingin di kulkas. Kuletakkan pantatku di atas kursi sambil minum. Kuambil
sebatang rokok lalu kunyalakan. Ada sekitar 5 menit kunikmati asap-asap racun itu sebelum
akhirnya kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar tidur kami berada.
Pelan-pelan kunaiki tangga. Pelan sekali kubuka pintu, namun hanya seukuran setengah
kepala. Aku ingin mengintip kegiatan isteriku di kamar spesial kami. Apakah lagi lelap
dengan pose yang aduhai. Ataukah lagi mematut diri di cermin. Ataukah lagi.. Upss!!
Berdebar jantungku. Dalam keremangan lampu kamar (kamar lampuku bisa disetel tingkat
keterangannya sedemikian rupa) kulihat ada 2 manusia. Jelas salah satu sosoknya adalah
isteriku, mana mungkin aku pangling. Dia lagi mengangkangi seseorang. Posisi kepalanya
nampak seperti di sekitar kemaluan lawannya. Perasaanku mulai dilanda kekacauan. Sulit
kudefinisikan. Marah. Kaget. Bingung. Bahkan penasaran. Apa yang sedang berlangsung di
depan mataku ini? Kepala isteriku nampak naik turun dengan teratur dengan ditingkahi suara-
suara lenguhan tertahan seorang pria yang menjemput kenikmatan seksual. Mungkin saking
asiknya mereka berolah asmara terkuaknya pintu tidak mereka sadari. Tiba-tiba perasaan
aneh menjalari diriku. Darahku berdesir pelan dan makin kencang. Rasa penasaranku sudah
mulai dicampur aduki dengan gairah kelelakianku yang membangkit.
Ini lebih dahsyat ketimbang menonton film-film bokep terpanas sekalipun. Kesadaran diriku
juga lenyap entah kemana bahwa yang di depan mataku adalah isteriku dengan pria yang
pasti bukan diriku. Sekarang aku lebih ingin menyaksikan adegan ini sampai tuntas. Kontolku
mulai mengejang. Posisi mereka mulai berbalik. Isteriku mengambil posisi di bawah
sementara lawannya ganti di atasnya. Persis sama seperti tadi hanya saja sekarang
kelihatannya memek isteriku yang dijadikan sasaran. Aku semakin ngaceng. “Ohh.. Sshh…”
suara desisan isteriku berulang-ulang. Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap sosok
lawannya dengan jelas adalah pria) sehingga isteriku mulai bergerak meliuk-liuk dan
menengadahkan kepalanya berkali-kali. “Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh.. Ahh..
Uffh..”. Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan identitas sang pelaku pria. Mr. Karmin
pembantu priaku yang tua itu. Wah.. Wah.. Pantesan tadi aku agak mengenali sosoknya.
Belum sempat aku banyak berpikir kesadaranku disedot kembali oleh suara-suara kesetanan
isteriku dari hasil kerja persetubuhan itu.
“Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk.. Tuussuukkhin liidaahhmu Pak.. Yaahh beegittu..
Oohh..” Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini. Nampaknya dia sudah berada di
awang-awang kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah sehingga tanpa sadar tanganku
mulai meremas-remas burungku sendiri. “Ahh…” Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu
itu. Tapi nampaknya Pak Karmin masih meneruskan aktivitasnya. Sebentar kemudian kaki
isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan kekar itu (meskipun sudah tua tapi
tubuh pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan
kekuatan). Dimainkan jari-jarinya di liang memek isteriku. Lenguhan-lenguhan isteriku
kembali terdengar. Semakin kencang kocokan jari Pak Karmin pada memek isteriku. Dengan
menggelinjang mengangkat-ngangkat paha isteriku kembali dibuat mabuk kepayang.
Akhirnya kulihat batang kemaluan Mr. Karmin sudah diarahkan ke lobang kemaluan isteriku.
Busseett gede juga nih punya si tua bangka. Semakin menggelegak gairahku ketika
membayangkan bagaimana memek isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu.
Bless. Masuk. Gleg ludahku tertelan. “Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..”. Pelan-pelan
dipompanya memek isteriku dengan godam si Mr. Karmin. Mulai menggila kembali
goyangan pantat isteriku melayani rangsekan-rangsekan si batang besar itu. “Geennjoott..
Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk Banngeett.. Oohh..” Aku menyaksikkan tubuh isteriku
terhentak-hentak naik turun akibat sodokan-sodokan yang bertenaga itu. Tangan Mr. Karmin
tak tinggal diam menyenggamai buah dada isteriku yang telah menjulang tegak. Wuuhh gila,
dahsyat sekali pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah hampir 10 menit diangkatlah tubuh
isteriku dan dibalikkannya menjadi posisi menungging. Gaya anjing rupanya dikenal juga
oleh Si Tua ini. Kembali liang memek isteriku dihunjam dari arah belakang. Konsistensi
gerakan anjing yang maju mundur itu beserta lenguhan-lenguhan isteriku semakin
mengobarkan hasratku. “Ahh.. Aahh.. Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat.. Paakkhh, oohh..
Giillaa..” Pompaan Mr. Karmin semakin lama dibuat semakin bertenaga dan semakin cepat.
“Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu.. Teruss.. Paakkhh..” Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku
sekarang disuruh berdiri, Mr. Karmin menyetubuhinya sambil berdiri. Tanpa sadar aku
menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang mengintip.
Karena jengah atau bagaimana Mrs. Karmin merona mukanya lalu menyingkir ke belakang
dengan tergesa. Pembantuku adalah suami isteri. “Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr..
Nihh Paakkh..” “Aku sebentar laggii.. Juuggaa.. Ibbuu..” “Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh..
Ohh.. Yaahh.. Uuddaahh” Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas energi terakhir dan
terbesar yang disertai ledakan kenikmatan luar biasa. Mr. Karmin akhirnya jebol juga
pertahanannya. Begitu adegan selesai aku dengan perlahan sekali menutup pintunya.
Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali. Celanaku masih padat mnggembung tak
terkira. Aku senewen ingin menuntaskan hasratku. Ketika sampai dapur kulihat Mrs. Karmin
sedang duduk termangu. Kami saling menatap dalam keadaan bingung dan resah. Kudekati
dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin kutenangkan hatinya.
Mungkin kejadian tadi telah berulang kali berlangsung selama aku tidak di rumah. “Sudah
sering kejadianya Mbok?” tanyaku. Dia mengangguk. “Maafkan isteriku yah” Entah kenapa
tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku. Kali ini
mungkin dia sedang kesepian dan masygul hatinya. “Ayo ke kamarmu Mbok.” Hasratku
masih tinggi dan harus dituntaskan. Kami saat ini sedang masuk dalam situasi kejiwaan yang
membutuhkan pertolongan satu sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai kamarnya yang
agak sempit itu, kusuruh dia duduk di ranjang. Kupegang tangannya dan kuelus. Sosok
wanita ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kulit terang meskipun tidak semulus isteriku tapi
lumayan bersih. Tinggi sedang dan hebatnya perut tidak terlalu melambung. Tetek cukup
besar setelah kusadari saat ini. Dia selalu memakai kebaya dan kain. Kepalanya ditimpakan
di dadaku. Meskipun dia lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia memerlukan
kekuatan dari dada laki-laki. Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu dapur. Tapi tidak
terlalu menyengat. Rambutnya otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut Pomade
menyergap hidungku. Kucium-kucium dan kuendus-kuendus. Kujalari menuju ke telinga.
Diam saja. Ke lehernya. Malah terdengar ketawa kegelian. Mulai kuusap lengannya. Semakin
erat dia mendesakkan tubuhnya ke diriku. Sambil mengusap lengan kanannya naik turun
sengaja kurenggangkan jariku sehingga menyentuh tipis teteknya. Terus kuulang sampai
akhirnya kepalanya mulai bergoyang. Lalu kuelus langsung teteknya. Gemas aku. Dia mulai
mendesah. Kuremas-remas lembut. Mulai melenguh. Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka
bagian dada dari kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning agak pucat warnanya.
Kuhisap-hisap. Menegak-negak kepalanya.
“Ehhmm.. Eehhf..” Kusingkap kainnya dan kuelus pahanya. “Ehh.. Ehhshs..” Kuselusupkan
tanganku jauh menuju pangkal pahanya. Kuusap-usap gundukannya. “Ehhss.. Ehhss..
Oohh…” tergolek kanan kiri kepalanya. Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya.
Mulai kuselusuri dari tetek sampai leher kanan kiri dengan lidahku. “Oohh.. Paakk.. Oohh..”
Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku. Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya.
Pada mulanya pasif. Lalu dia mulai mengerti dan kami saling beradu lidah dan ludah.
Berkecipak suara kuluman kami. Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan
burungku menggesek wilayah memeknya. Mengerinjal pantatnya. “Esshh.. Ehhss.. Oohh…”
desahnya berulang-ulang. Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah
kubisikkan keinginanku. Kuamati dari ujung rambut sampai kaki. Keteknya dibiarkan
berbulu, ah sensasional sekali. Baru kali ini kulihat wanita membiarkan keteknya berbulu.
Isteriku licin sekali. Jembut mememknya lebat sekali dan cenderung tidak rapi. Luar biasa.
Karena hasratku yang sudah tinggi sejak tadi langsung kugumul Dia dan menjatuhkannya di
ranjang.
Kujilati kembali mulai dari kening, leher, pipi, tetek, ketek (di sini aku berlama-lama karena
penasaran sekali dengan rasa bulunya), perut dan memeknya. Kumainkan lidahku memutari
labia mayoranya. “Oohh.. Paakk.. Ohh..” Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai
keinginannya. Kumasuki klitorisnya dengan lidahku. Aku tidak jijik kali ini. Hasratku yang
menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama ini. “Esshh.. Ahhss.. Esshh.. Oohh..
Mmass..” Dia memanggilku Mas berarti kesadarannya mulai kaca balau. Kuremas pantatnya
sebelum akhirnya kujebloskan kontolku ke memeknya yang telah banjir bandang itu.
Kupompa maju mundur tanpa tergesa. Yang penting bertenaga dan merangsek ke dalam.
Menggeliat-geliat kayak cacing kepanasan si Mrs. Karmin ini. Semakin dikangkangkan
pahanya. Kupegang ujung telapak kakinya sambil aku terus menyodokinya. “Yaahh.. Teruss..
Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh.. Ennaakk banngeetts.. Shh.” Kubaringkin miring lalu kulipat
kaki kanannya ke depan dan kuhujami memeknya dari belakang. Kami bersetubuh dalam
posisi berbaring miring (kebayangkan?). Kuubah posisi menjadi dog-style. Namun dia
telungkup sehingga tingkat penetrasinya lebih maksimal. Benturan-benturan dengan
pantatnya yang bulat membuatku gemas. Kugenjot sedalam-dalamnya memeknya yang
rimbun itu.
“Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs…” begitu terus erangnya sambil membeliak-beliak. Akhirnya
setelah 23 menit kami menegang bersama dan mencurahkan cairan masing-masing berleleran
di dalam memeknya. Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar memeknya,
punyaku juga demikian saking tidak tertampungya semprotan maniku. Kubiarkan kontolku
masih terbenam sambil aku tetap menindihnya. Aku jilatin lagi leher dan pipinya sampai
kontolku sudah lemas tak berdaya. Tanganku masih aktif bergerilya mengusapi buah
kembarnya yang masih mengencang. Kujilat-jilat dan kuhisap-hisap. Keringat kami campur
aduk membanjiri spreinya yang sudah agak kusam itu. Sejak saat itu bila aku pulang dari
bepergian maka aku mengunjungi Mrs. Karmin terlebih dahulu untuk bersetubuh di
kamarnya baru masuk rumah setelah maniku terhambur ke memeknya yang mudah basah itu.
Malah boleh dikata sudah tidak pernah lagi menggauli isteriku sendiri. Suatu kali Mr. Karmin
memergokinya ketika mau ambil rokok, namun aku cuek saja kepalang lagi hot, tapi dia
mafhum saja. Toh ibaratnya kami seperti tukar pasangan. Pernah terbersit di kepalaku untuk
melakukan sex party berempat. Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku masih merasa
risih kalau rame-rame begitu.

Gairah Iparku
Saya adalah Adri seorang pria yang sudah berkeluarga dengan seorang istri dan dua orang
anak yang lucu-lucu,
dan cerita berikut adalah pengalaman seks saya bersama ipar saya yang bernama Milky
(bukan nama sebenarnya).
Saya termasuk yang mempunyai nafsu besar dan cepat terangsang melihat cewek-cewek
cantik dan seksi serta terobsesi dengan perempuan yang sudah bersuami. Kejadian ini
bermula dari abang istri saya atau ipar saya dapat tugas keluar negeri untuk waktu yang
cukup lama yaitu 6 bulan (akhir tahun 2003). Ipar saya ini mempunyai istri yang bernama
Milky dan seorang anak yang berumur satu tahun. Sejak dulu (waktu abang istri saya kawin)
saya memang sudah tertarik sama Milky karena selain orangnya cantik, badannyapun seksi
dan walaupun sudah punya anak badannya tetap terawat bagus serta mempunyai bulu yang
banyak ditangan dan dikakinya (mungkin didalam juga ya..).
Waktu ipar saya ini kawin waktu itu saya dan istri saya serta anak saya masih tinggal dirumah
mertua. Karena obsesi saya terhadap Milky besar sekali saya pernah mengintip dia waktu
sedang pakaian sehabis mandi di kamarnya. Badan saya langsung bergetar begitu
menyaksikan tubuhnya yang aduhai dan setelah itu saya selalu membayangkan dia dalam
berhubungan dengan istri saya. Sejak kepaergiaan ipar saya ini saya berusaha mencari-cari
kesempatan untuk dapat menikmati tubuh Milky karena saya pikir pasti dia akan kesepian
ditinggal suaminya.
Hingga suatu saat dimana mereka harus pindah rumah ke rumah yang baru (bulan Maret),
saya pikir inilah kesempatan saya bisa lebih dekat lagi sama Milky karena ipar saya sedang
berada diluar negeri dan sudah pergi empat bulan maka tidak ada yang membantu mereka
pindah. Saya selalu menawarkan diri saya untuk membantu mengangkat barang-barang yang
akan dipindahkan dan untuk tidak mencolok saya bilang ke istri saya bahwa kasihan mereka
kalau tidak dibantu. Waktu itu hari Sabtu saya akan mengangkat barang yang masih ada dari
rumah lama ke rumah baru. Milky dan anaknya serta pembantunya memang sudah tinggal
dirumah baru mereka. Setelah barang-barang saya masukin ke dalam mobil saya segera
bergerak ke rumah ipar saya yang baru.
Waktu saya tiba Milky yang mengenakan daster sedang membenahi lemari pakaian mereka di
kamar sementara anaknya sedang di temani pembantu di halaman belakang. Setelah barang
saya turunkan, saya coba untuk berlama-lama di rumah itu dengan ikut membenahi barang-
barang. Waktu itu saya membersihkan kipas angin yang sudah kotor dan tidak ada salahnya
saya bersihkan. Setelah saya bersihkan debu-debu yang ada dikipas angin maka saya pikir
lebih bersih lagi kalau dicuci. Saya memanggil Milky dari arah pantry (karena ada pintu yang
langsung kekamar mandi yang terdapat dalam kamar ipar saya, kamar mereka cukup luas dan
ada kamar mandi didalamnya serta dari kamar mandi bisa langsung ke pantry) untuk
menanyakan kepada Milky dimana saya bisa menyiram tutup kipas angin dengan air keran
yang ada selangnya. Milky menyuruh saya membersihkan di kamar mandi dengan
menggunakan shower. Saya membersihkan kipas angin sambil terus berpikir bagaimana
caranya saya bisa menikmati tubuh ipar saya yang seksi ini.
Akhirnya saya dapat ide, saya akan berpura-pura jatuh karena lantai kamar mandi yang licin
karena kena cipratan dari shower. Setelah saya selesai, akhirnya saya pura-pura jatuh dan
menghempaskan kaki saya ke lantai sehingga menimbulkan bunyi jatuh. Saya kemudian
merintih kesakitan dan minta tolong, dengan harapan didengan Milky. Dengan tergopoh-
gopoh Milky datang menghampiriku yang terduduk di kamar mandi.
"Kenapa Dri," tanya Milky kepadaku dengan cemas.
"Aduh.. Mil, sakit nih, aku kepeleset," kataku sambil memegang pantatku seolah-olah
kesakitan karena jatuh.
"Mana yang sakit" kata Milky kemudian.
"Ayo coba berdiri, Dri" kata Milky sembari membantuku berdiri dengan setengah
memelukku.
Akhirnya aku berdiri dengan dibantu oleh Milky dan sewaktu dia membopongku masuk ke
kamarnya kurasakan payudaranya yang montok sesak di tangan kananku. Kemudiaan Milky
membaringkan aku ditempat tidurnya untuk dapat mengobatiku. Akhirnya dengan susah
payah Milky membaringkanku di tempat tidurnya. Namun karena dengan setengah
memelukku akhirnya Milky ikut terjatuh juga ketempat tidurnya dengan posisi menindihku,
sehingga kurasakan tubuh seksinya diatasku dan muka kami saling berhadapan dengan sangat
dekat sekali bahkan hembusan napasnya terasa hangat dimukaku.
Milky langsung malu melihat posisi kami itu dan tanpa membuang waktu aku memeluk
Milky sambil mengusap rambut panjangnya. Milky pun terbuai dengan perlakuanku itu dan
segera kudekatkan bibirku ke bibitnya yang terbuka merekah. Aku melumat bibirnya dengan
lembut dan ternyata Milky membalasnya pula. Sambil melumat bibirnya aku meremas
pantatnya yang montok dan nafasnya kelihatan semakin memburu. Namun tiba-tiba Milky
tersadar dan seolah menarik dirinya dariku tetapi agak kutahan tarikan tubuhnya.
"Adri, kita tidak boleh melakukan ini" Milky berkata kepadaku.
"Mil, sudah lama aku menantikan saat-saat begini" kataku kepadanya.
"Dari dulu aku sudah tertarik sama kau dan aku selalu memikirkan kau" sahutku kepadanya
sambil terus memeluknya.
"Kau pasti kesepian ditinggal suamimu.., aku akan memuaskan kau.. Mil.." Kataku
kemudian.
Milky hanya terdiam saja mendengar perkataanku, Ia kelihatan bimbang dan ragu. Sambil
membelai lembut aku kemudian mencium bibirnya lagi dan kami kembali bergumul.
"Oh.. Adri.. Beri aku kepuasan.." kata Milky kepadaku.
"Tentu.. Sayang.. Aku akan memuaskan kau.." sahutku.
Kami berguling-guling saling pagut dan aku meremas payudaranya dengan bernafsu sekali.
"Tunggu dulu sayang.." Milky berkata kepadaku sambil melepaskan dirinya dan merapikan
daster dan rambutnya yang sudah acak-acakan.
"Kenapa Mil.." sahutku kemudian
"Martin dan Ipah ada di belakang, ntar aku suruh dulu mereka pergi ke minimarket" imbuh
Milky mengingatkan anak dan pembantunya yang bermain di halaman belakang.
Kemudian Milky pergi menyuruh mereka pergi membeli sesuatu di minimarket supaya kami
bisa melanjutkan hasrat birahi kami yang sudah tidak tertahankan. Setelah mengunci pintu
rumah Milky segera kembali ke kamar dan aku sudah siap menunggunya.
"Sudah pergi mereka sayang..?" kataku dan tanpa menjawab Milky segera menyumpal
mulutku dengan mulutnya. Kami saling mencumbu dan saling meremas.
Segera aku menarik ke atas daster yang dikenakannya dan tampaklah tubuh seksi dan
menggairahkan yang benar-benar sempurna. Kulepas pengait BH nya dan benar-benar takjub
aku menyaksikan payudaranya dan munjung dan montok dengan puting yang coklat dan
bulu-bulu halus disekelilingnya. Aaku tidurkan Ia ditempat tidur dan segera saja aku
menerkamnya. Ku melumat puting kanannya dan tangan kananku meremas payudaranya
yang kiri.
Sementara tangannya meremas ramburku dan mengusap-usap punggungku. Bergantian aku
mengulum dan menjilat puting kiri dan kanannya, terus jilatanku turun keperutnya yang rata
walaupun sudah punya anak satu. Kelihatan sekali Milky sudah sangat bernafsu karena
celana dalamnya sudah basah dari luar. Aku turunkan celana dalamnya dengan bantuannya
mengangkat pantatnya. Tampaklah pemandangan yang luar biasa yang belum pernah aku
saksikan. vagina yang indah dengan bulu yang sangat lebat hampir sampai ke pusarnya dan
menutup lubang memeknya. Memang Milky termasuk yang mempunyai bulu banyak, tangan
dan kakinya mempunyai bulu yang banyak namun tetap seksi, inilah salah satu yang
membuat aku sangat menginginkannya.
Aku segera menjilati dan melahap memeknya, klitorisnya aku gigit kecil dengan gemas.
"Oh.. Dri.. Enak banget sayang, kau tahu membuatku enak" Milky mulai merintih.
"Terus.. Sayang.. Akh.. Aku hampir tidak kuat.." erang Milky.
Aku menyibakkan bulu memeknya dan terus menjilati memeknya dan sesekali aku masukkan
lidahku ke dalam memeknya dan kugoyang-goyangkan sehingga Milly semakin merintih
keenakan. Namun aku ingin membuat Milky penasaran dan segera menghentikan aksiku.
Kemudian aku berdiri dan segera melepaskan baju dan celanaku. Kulihat Milky begitu
penasaran melihat aku membuka pakaianku. Begitu aku menurunkan celanaku, tampak
matanya terbelalak melihat celana dalamku, karena kontolku yang sudah tegang sekali
sehingga sampai keluar dari CD-ku. Kulepas celana dalamku dan tampaklah kontolku
mengacung dengan tegang dan keras.
Aku kemudian menghampiri Milky dan menciumnya, Milky segera menangkap kontolku,
rupanya Ia sudah tidak sabar lagi untuk memegang kontolku.
"Akh.. Adri.. Besar banget kontolmu sayang.., aku suka sekali.." imbuh Milky kepadaku.
"Ayo dong sayang.. Masukin kontolmu.. Ngentotin memekku.. Please.. Aku sudah nggak
tahan.." Milky berkata kepadaku dengan tidak sabar lagi, rupanya kesepiannya selama ini
membuat Dia tidak tahan lagi.
Akupun segera memasukkan kontolku ke memeknya dengan diarahkan oleh tangannya.
Segera aku tekan kontolku dan masuk ke memeknya, terasa sempit juga memeknya.. Dan
bless.. Amblaslah kontolku ke dalam memeknya.
"Oh.. Oh.. Sayang.." desah Milky.
"Mil, memekmu enak sekali" imbuhku.
"Dri.. Goyang terus sayang.. entotin terus" erangnya.
"Akh.. Ohh.. Kamu hebat sayang.." hanya itu yang keluar dari mulut kami Milky sangat
pintar memainkan pantatnya, diangkat.. diputar.. bergantian. Hampir 30 menit kami
mengentot sampai akhirnya sudah hampir puncaknya.
"Dri.., aku mau keluar.. Mau puas.." teriak Milky.
"Genjot terus sayang.. Akh.. Akhh.." desah Milky.
Crop.. Crop.. Kecrop.. bunyi persetubuhan kontolku dan vagina Milky yang sudah becek.
"Aku juga sudah hampir keluar.. Mil.." imbuhku.
Kugenjot terus vagina Milky sementara kakinya menjepitkan pinggangku. Pinggulnya
dinaikkan. Tampaknya dia akan orgasme. Genjotan penisku kutingkatkan.
"Ooo.. Ahh.. Hmm.. Ssshh.. Aku keluarr.." erangnya dengan tubuh menggelinjang menahan
puncak kenikmatan yang diperolehnya.
Kurasakan air maninya yang hangat membasahi kontolku didalam memeknya. Akupun sudah
tidak tahan lagi untuk mencapai puncak kenikmatan.
"Mil.. Aku juga mau keluarr.. Keluarin dimana sayang.." kataku kepada Milky.
"Di dalam aja.. Yang paling dalam.. Ugh.." sahut Milky.
Crett.. Crett.. Crett.. Crett.. akhirnya spermaku keluar dengan derasnya sampai-sampai
memeknya tidak cukup menampung air kenikmatanku, tampak spermaku keluar dari
memeknya. Akhirnya tubuhku roboh menindih tubuh Mlky sambil berpelukan sementara
kontolku masih di dalam memeknya menumpahkan sisa spermaku.
"Mil.. Kau puas sayang..?" kataku kepada Milky sambil kukecup lembut bibirnya.
"Puas sekali sayang.. Belum pernah aku sepuas ini.. Apalagi sudah 4 bulan aku sudah tidak
ngentot.." katanya.
"Aku akan selalu memuaskanmu dalam kesepianmu.." kataku
"Kenapa kita tidak dari dulu bisa merasakan kenikmatan ini" desahnya kepadaku.
"Iya.. sayang.. Tapi hari ini aku bahagia sekali.." sahutku sambil memeluk dan mencium
bibirnya yang basah.
"Ayo.. cepat bangun, sebentar lagi Martin dan Ipah pulang.." sergah Milky sembari berdiri
dan menarikku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Mulai hari itu aku dan Milky selalu membuat janji untuk dapat mengulangi kembali
persetubuhan kami yang nikmat. Aku dan Milky selalu bersikap biasa diantara ipar maupun
istriku. Kadang kami bertemu ditempat yang telah kami tentukan bahkan kadang Milky
membawa anak dan pembantunya ke rumah kakaknya kemudian Ia kembali kerumah sambil
menjemput aku terlebih dahulu untuk melewatkan nafsu kami yang sudah memuncak.
Kejadian ini terus berlangsung sampai sekarang.
Demikian pengalamanku dengan iparku Milky, sebelumnya dengan kerendahan hati saya
mohon maaf akan ketidaksempurnaan tata bahasanya dan alur cerita, lain kali akan saya
ceritakan pengalaman saya yang lain. Mohon komentar dan tanggapan atas cerita saya ini ke
email.
END

Gara-Gara Tante Perjaka Ku Hilang


Aku kini benar-benar terbangun setelah mendengar dengkuran Mas Har beberapa lamanya.
Kuperhatikan dada dan perutnya yang padat lemak itu naik-turun seirama dengan suara
dengkur yang makin menjengkelkanku. Aku turun dari ranjang dan berjalan menuju cermin
besar di kamar tidur kami. Kupandangi dan kukagumi sendiri tubuh telanjangku yang masih
langsing dan cukup kencang di usiaku yang tigapuluhan. Kulitku masih cukup mulus dan
putih, payudaraku tetap bulat dan kenyal, pas benar dengan bra 37B warna pink favoritku saat
kuliah. Dan wajahku masih halus, semua terawat oleh kosmetik yang aku dapatkan dari uang
Mas Har.
Ah, aku masih sangat menarik. Tentu saja, tanda-tanda ketuaan tak bisa dihindari, namun
tubuhku belum pernah melar karena hamil, apalagi melahirkan. Aku masih ingin meniti
karierku, aku ini wanita yang menikmati kekuasaan. Dan menikah dengan Mas Har membuka
lebar-lebar kesempatan untuk meraih ambisi itu. Kualihkan pandangan pada sosok lelaki
tambun di ranjangku. Mas Har yang dulu tampil sangat jantan, bisa sangat berubah dalam
waktu 12 tahun. Rambut halus di dada dan perutnya dulu yang selalu membuatku bergairah
bila dipeluknya, kini tumbuh makin lebat dan liar, sedangkan Mas Har tidak pernah mau
mencukurnya. Perutnya yang kokoh dulu kini ditutupi oleh selimut lemak yang sangat tebal.
Memang otot dada dan tangannya yang kekar masih bertahan. Namun kalau aku bercinta
dengan Mas har sekarang, rasanya aku sedang ditiduri oleh seekor gorilla. Memuakkan.
Mas Har memuaskan nafsuku
Meski begitu, hasratku akhir-akhir ini makin tak tertahankan. Seringkali, akulah yang
meminta duluan ke Mas Har untuk memuaskan nafsuku. Namun gara-gara stamina Mas Har
yang loyo di usianya yang setengah abad lebih, aku hampir pasti tidak terpuaskan dan
kebanyakan aku sendiri yang menyelesaikan “tugas” Mas Har. Sama seperti yang terjadi sore
ini, tinggal sebentar lagi aku merasakan orgasme, tiba-tiba Mas Har keluar, dan dengan napas
tersengal-sengal ia membelai-belai tubuhku kemudian tertidur lelap di sampingku. Lagi-lagi
harus jari-jariku sendiri yang memuaskanku. Aku sudah tak tahan. Aku tidak peduli lagi pada
nilai dan norma yang berlaku bagiku sebagai perempuan. Kubulatkan tekadku, kemudian aku
pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari bekas cumbuan suamiku yang
memuakkan.
Selesai sarapan Mas Har pamit padaku dan mengatakan betapa menyesalnya dia harus
meninggalkanku akhir pekan ini ke Singapura, demi kepentingan lobby perusahaannya. Mas
Har memang pernah menawarkan padaku untuk pergi bersamanya, tapi aku menolak dengan
alasan aku lelah dengan pekerjaan kantorku dan sedang tidak ingin pergi begitu jauh hanya
untuk berbelanja. Dan kesempatan ini akan aku gunakan sebaik-baiknya. Sore ini aku akan
punya kegiatan yang lebih menarik dari sekedar berbelanja, di Singapura sekalipun. Supir
kami mengantar Mas Har pergi dan 30 menit kemudian aku pergi menuju kantor membawa
sedanku sendiri.
Angga membawa sebotol minuman
Setelah makan siang aku kembali ke kantor dan menyelesaikan sebagian pekerjaanku hari itu
dan dua jam sebelum waktu pulang, aku menyerahkan sisa pekerjaan itu ke bawahanku.
Mereka tidak terlalu senang dengan tugas mendadak itu, tapi nampaknya mereka sudah
terbiasa dengan perangaiku. Mereka paham bahwa aku tidak ingin menjadi lelah, karena
sepulang kerja nanti aku akan pergi bersama teman-temanku, eksekutif wanita muda yang
lain. Hanya saja mereka tidak tahu kalau hari itu, aku sudah membatalkan acara jalan-jalan
kami.
Kukemudikan sedanku ke arah rumahku, namun kemudian berbelok menuju tempat lain.
Sekitar 15 menit kemudian aku berhenti di samping sebuah lapangan basket di dalam suatu
perumahan. Di sana sejumlah remaja SMU sedang bermain. Aku turun dari mobilku dan
duduk di samping lapangan tempat tas-tas mereka diletakkan, lalu menyaksikan permainan
mereka. Salah satu dari mereka, mengenakan kostum basket warna merah, yang kemudian
melihatku, tersenyum dan melambaikan tangannya. Aku membalas dengan cara serupa. Dia
adalah Angga, anak salah satu bawahanku yang sedang kutugaskan pergi ke luar kota selama
beberapa hari. Hubunganku dengan keluarga mereka cukup akrab untuk mengetahui bahwa
Angga mengikuti latihan basket dua kali seminggu di sana.
Sepuluh menit kemudian permainan berakhir dan sejumlah remaja itu menuju ke tas mereka,
yaitu ke arahku. Aku berjalan menuju Angga membawa sebotol minuman yang sudah
kusiapkan pagi tadi.
“Ang, minum dulu nih. Ternyata tadi di mobil Tante masih ada sebotol”, tawarku.
“Oh iya, Tante, makasih!”, jawabnya tersengal.
Nampaknya ia masih kelelahan. Angga mengambil botol dari tanganku dan segera
menghabiskan isinya. Kami berjalan menuju tasnya. Dan ia mengeluarkan handuk untuk
menyeka keringatnya. Aku mengintip sebentar ke dalam tasnya dan bersyukur aku
memberikan botol minumanku kepada Angga sebelum ia sempat mengambil minuman
bekalnya sendiri.
Sebagai pemain basket, Angga cukup tinggi. Dari tinggi badanku yang 168 cm kuperkirakan
kalau tinggi Angga sekitar 180-an cm. Bisa kuperhatikan tangan Angga cukup kekar untuk
anak seusianya, sepertinya olahraga basket benar-benar melatih fisiknya. Figur badannya
menunjukkan potensinya sebagai atlet basket. Aku beralih ke wajahnya yang masih nampak
imut walau basah oleh keringat. Dengan kulit yang kuning, wajahnya benar-benar manis.
Aku tersenyum.
Setelah menyeka wajahnya, Angga memperhatikanku sebentar dan berkata, “Tante Nia dari
kantor? Kok pake ke sini?”
“Nggak, males aja mau ke rumah, enggak ada temannya sih. Om Harry lagi ke Singapura.
Jadi tante jalan-jalan.. terus ternyata lewat deket-deket sini, sekalian aja mampir..” ujarku
setengah merajuk.
Ia beralih sebentar untuk ngobrol dan bercanda dengan temannya.
“Sama dong Tante, Angga lagi males nih di rumah, nggak ada orang sih!”
“Nggak ada orang? Ibu sama adik kamu ke mana?”
“Nginep di rumah nenek, besok sore pulang. Aku disuruh jaga rumah sendirian”. Angga
menaruh handuknya dan duduk di sampingku.
“Oh, kebetulan banget ya..” kata-kata itu tiba-tiba terlepas dari mulutku.
Yang dikatakan Angga benar-benar di luar dugaanku, tapi justru membuat keadaan jadi lebih
baik. Aku tidak perlu bersusah payah untuk mencari tempat ber..
“Kenapa, Tante? Kebetulan gimana?”
“Iya, kebetulan aja kita sama-sama cari teman..” Angga tersenyum.
“Sebenarnya.. Ehh.. Tante ada perlu sih ke rumahmu. Ada file laporan penting yang harus
diambil segera, padahal papa kamu masih di luar kota. Kira-kira bisa nggak ya, tante ke
rumahmu ngambil file itu? Tante sudah bilang kok sama Papa kamu, katanya tante disuruh
ngambil aja di rumah..”
“Oh, nggak apa-apa kok. Cuma mungkin agak lama ya, Tante. Soalnya aku musti cari-cari
kunci cadangannya lemari papa. Biasanya selalu dikunci sih, kalau pergi-pergi. ”
“Nggak masalah, Tante nggak buru-buru. Kita pergi sekarang?”.
Angga mengangguk lalu kami berjalan menuju mobilku. Angga melambaikan tangan pada
teman-temannya dan meneriakkan kata-kata perpisahan. Kuperhatikan teman-teman Angga
saling berbisik dan tertawa-tawa kecil melihat kami pergi.
“Di rumah benar-benar nggak ada orang yah, Ang?”
“Cuma aku doang, Tante. Untungnya sih Mama ngasih uang lumayan buat cari makan.”
“Aduh.. Kaciann..” kataku manja. “Tapi biasanya seumuran kamu pasti ada pacar yang
nemenin kemana-mana kan..”
Angga menoleh dan tersenyum padaku. “Wah, Angga nggak punya Tante. Belum ada yang
mau!”
“Ah, masa? Cowok keren kaya kamu gini loh!” Kutepuk pelan lengannya, mencoba
merasakan sejenak kekokohannya. “Kalau Tante sih, sudah dari dulu Angga tante sabet!”
Angga hanya tertawa ramah, ia sudah biasa dengan gaya bercandaku yang agak genit itu.
Padahal sebenarnya, sosok Angga benar-benar sudah mempesonaku saat ia diperkenalkan
padaku dan Mas Har setahun yang lalu.
Dosis ekstra pada minuman Angga
Perjalanan ke rumah Angga memakan waktu sekitar 30 menit karena jalanan sudah penuh
oleh mobil-mobil orang lain yang menuju rumah masing-masing. Dalam perjalanan aku tetap
memperhatikan Angga. Aku ingin tahu apakah minuman yang tadi Angga minum sudah
menunjukkan reaksinya. Biasanya aku menggunakan obat itu untuk memancing nafsu Mas
Har dan mempertahankan staminanya. Aku mungkin sudah gila.. Mencoba untuk tidur
dengan bocah SMU anak pegawaiku sendiri.. Tapi biarlah.. Gelegak di diriku sudah tak
mampu lagi aku bendung.
Tadi pagi aku memberikan dosis ekstra pada minuman yang kuberikan pada Angga, dan
sekarang aku penasaran akan efeknya pada tubuh muda Angga. Bisa kulihat sekarang napas
Angga mulai naik-turun lagi setelah sempat tenang duduk dalam mobil. Duduknya juga
nampak sedikit gelisah. Aku menepi. Kami sudah sampai.
Ia membuka pintu dan mempersilahkan aku masuk. Aku duduk nyaman di sofa ruang tamu
dan ia menuju dapur untuk menyiapkan segelas minuman buatku. Rumah Angga tidak besar,
sekedar cukup untuk tinggal empat orang. Sekali lagi aku menanyakan pada diriku sendiri,
apakah aku ingin melakukan hal ini.. Dan sedetik kemudian aku menjawab: aku memang
benar-benar menginginkannya..
Kutanggalkan jas dan blazerku, menyisakan sebuah tank-top putih untuk melekat di bagian
atas tubuhku. Tadi pagi aku sudah mematut diri di kaca dengan tank-top ini. Sebenarnya
ukurannya sedikit lebih kecil dari ukuranku, hingga cukup ketat untuk memperlihatkan
dengan jelas bentuk payudaraku, bahkan puting susuku. Aku tersenyum geli ketika meihat
diriku di cermin pagi itu. Rok miniku kutarik sedikit lebih tinggi, dan kusilangkan kakiku
sedemikian rupa hingga Angga yang nanti kembali dari dapur akan memperhatikan pahaku
yang mulus.
Angga keluar beberapa menit kemudian membawakan segelas sirup dengan batu es. Ia
terdiam sejenak sebelum melanjutkan langkahnya menuju meja di depanku.
“Panas banget, Ang. Makanya Tante copot blazernya”, kataku setengah mengeluh.
“Iya, memang di sini nggak ada AC seperti di rumah Tante”.
Suara Angga sedikit terbata, nafasnya naik-turun, dan mencoba tersenyum. Kulihat Angga
juga berkeringat, tapi aku tahu hal itu bukan hanya karena panas yang ada di ruang tamu ini.
Aku mengambil gelas yang dingin itu dan menggosokkannya pada bagian bawah leherku
yang berkeringat. Segar sekali..
“Ahh.. Seger baget Ang. ”
Angga menelan ludahnya. Kuminum sedikit sirup itu.
“Uhh.. Top banget. Enak, Ang”, ujarku setengah mendesah.
“Hmm.. Tante.. Angga.. Angga cari kunci lemarinya papa dulu ya..” kata Angga. Anak ini
pemalu juga, kataku dalam hati. “Oh, iya deh, Tante tunggu. ” Angga kemudian bergegas
menuju satu lemari besar di samping sofa dan mulai membuka laci-lacinya.
Aku bersabar sedikit lebih lama. Aku tahu dari tingkah laku Angga yang makin gelisah, kalau
obat itu sebentar lagi akan benar-benar memberi efek. Setelah 10 menit mencari dan belum
menemukan kuci itu. Aku berjalan ke arah Angga yang masih membungkuk, mencari kunci
itu di salah satu laci.
“Ang.. Apa nggak lebih baik..”
Angga lalu berdiri dan membalikkan badannya menghadapku. Aku tahu dia sempat mencuri
pandang ke arah dadaku sebelum melihat wajahku. Ia menelan ludahnya. Aku mendekat
padanya hingga jika aku melangkah sekali lagi tubuhku akan langsung bersentuhan
dengannya. Angga mencoba mundur, tapi lemari besar itu menghalanginya.
“Kenapa..? Tante..?”, nafasnya terasa menyentuh dahiku.
Aku mendongak sedikit, menatap wajahnya.
“Lebih baik kamu..”
Tanganku meraba otot bisepnya, padat..
“Mandi dulu..”
Tanganku yang satu menyentuh tepi bawah kostum basketnya..
“Terus ganti baju..”
Kedua tanganku mulai mengangkat kausnya..
“Kan, kamu keringetan gini..”
Tanganku setengah meraba otot-otot perutnya yang keras sambil terus membawa kausnya ke
atas..
“Nanti.. Kuncinya.. Dicari lagi..”
Dadanya cukup kokoh, dan terasa sekali paru-parunya mengembang dan mengempis semakin
cepat, jantungnya berdegup kencang.. Wajahku terasa panas, jantungku ikut berdetak cepat.
Angga mengangkat lengannya dan berkata, “Ya Tante..”
Tapi suara Angga lebih mirip desahan berat. Kuangkat lagi kausnya ke atas dan Angga
dengan cepat meneruskan pekerjaanku dan kemudian melemparkan kausnya ke samping.
Angga sekarang bertelanjang dada, dengan celana selutut masih dikenakannya. Aku
merapatkan badanku padanya namun tiba-tiba aku berhenti setelah merasakan sesuatu
mengenai perutku. Aku mundur sedikit dan melihat ke arah dari mana sentuhan di perutku
berasal.
“Oh..!”, bisikku sedikit terkejut.
Dari dalam celananya terlihat tonjolan yang cukup panjang dan besar. Penis Angga..
Siluetnya terlihat jelas dari celana basketnya yang longgar. Aku melihat wajah Angga. Ia juga
melihat tonjolan di celananya itu, sedikit terkejut, kemudian melihatku. Napasnya menderu.
“Eh, maaf tante.. aku.. Nggak pernah.. Pake..”
“Celana dalam? Nggak.. Pernah..?” potongku.
Ia hanya menggeleng dan kembali menatapku.
Aku tersenyum. “Nggak apa-apa.. Lebih baik gitu..”
Wajah imutnya memperlihatkan keterkejutan. Tapi aku segera kembali merapatkan tubuhku
dan maju lebih berani. Kucengkram batang kemaluannya dari luar celananya. Angga napak
semakin terkejut dan badannya berguncang sedikit. Kemudian semua berjalan menuruti nafsu
kami yang bergelora.
Angga memelukku, membawa bibirku rapat ke bibirnya dan melakukan ciuman paling
bernafsu yang pernah aku terima dalam satu dekade ini. Lidahnya bergelut liar dengan
lidahku, bibirku digigitnya pelan.. Kupegang kepalanya dan kurapatkan terus dengan
wajahku. Kuacak-acak rambutnya seakan aku ingin seluruh tubuhnya masuk ke dalam
ragaku.
Angga mencoba menyudahi ciuman itu. Aku khawatir ia akan menolak untuk bertindak lebih
jauh, hingga aku tidak membiarkannya. Tapi aku sudah sulit mengatur napasku, dan akhirnya
kulepaskan wajahnya. Aku tersengal, mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya.
Ternyata Angga sama sekali tidak berhenti. Saat aku ditaklukkan nafsu saat berciuman tadi,
Angga sudah berhasil melepaskan tank-topku tanpa sedikitpun aku menyadarinya. Tank-top
itu kini berada di bawah kakiku. Dan kini Angga mulai menghisap dan menjilati leherku
dengan buas.
“Ohh.. Anngghh..” ini dia yang selama ini kudambakan, gairah dan energi yang begitu
meluap..
Lidah Angga bergerak lagi ke bawah.. Membasahi belahan dadaku.. Berputar sebentar di
sekitar puting kiriku, memberikan sensasi geli yang nikmat.. Kemudian Angga melahap
payudaraku.
“Ouuhh.. Kamu.. Ahh.. Kurang ajar yahh.. Hmmpphh.. Terusin Anngg.. Ahh.. Mmmhh..”
Bocah ini.. Benar-benar bernafsu.. Ia lalu melakukan hal sama pada payudaraku yang sebelah
kanan dan segera membawaku ke ambang orgasme.. Aku merasakannya.. Sedikit lagi.. Tapi
ia tiba-tiba berhenti, membuatku melihat ke bawah, ingin tahu apa yang terjadi. Ia berlutut,
dan mencoba melepaskan rok miniku. Tanganku bergerak cepat membantu Angga dan dua
detik kemudian rok itu sudah jatuh ke lantai. Aku mencoba melepaskan pula celana dalamku,
namun Angga lebih cepat.. Ia merobeknya.. Sejurus kemudian lidahnya beraksi lagi.. Dalam
liang kewanitaanku..
“Anggahh.. Kamuhh.. Nggak sopann..”
Kumajukan pinggulku, rasanya aku ingin membenamkan seluruh wajah Angga ke dalam
vaginaku.. Lidah Angga yang tak terlatih, membuatku harus membantunya menyentuh daerah
yang tepat dengan menggerakkan kepala bocah itu.
“Uuuhh.. Di sini Anngghh.. Ohh.. Yeeaahh..!!”
Angga terus bergerilya dalam gua-ku hingga aku merasakan gelombang kenikmatan yang
hebat.
“Angghh.. Tante.. Mau.. Aaahh!!”
Tubuhku menggeliat seiring dengan orgasme yang melandaku. Angga dengan liar menjilati
cairan-ku sampai tetes yang terakhir. Kakiku terasa lemas.. Pelan-pelan aku terduduk.. Dan
kemudian berbaring di lantai.. Merasakan sisa-sisa kenikmatan yang telah Angga berikan
sambil terengah-engah..
Aku melihat ke arah Angga. Ia juga sedang terengah-engah. Badannya berdiri kokoh di
hadapanku. Badan kekarnya yang berkeringat, berkilat oleh pantulan matahari sore yang
menerobos jendela kamar. Dan.. Tak ada lagi celana basket yang melekat di badan itu.
Pistolnya.. Mengacung tegak ke arahku. Batangnya begitu besar.. Pasti lebih dari 20 cm, dan
tebal. Rambut tipis dari kemaluannya berlanjut ke atas menuju pusarnya. Oh.. Begitu muda
dan gagah..
“Tante.. Aku..”
“Giliran Tante, Ang!”
Aku berdiri, menghimpit tubuhnya dan menjilati badan remaja itu. Tangannya yang kuat
mengelus mendekapku sambil mengusap punggungku. Saat kugigit-gigit putingnya, Angga
mendesah perlahan dan rambutku diacaknya. Tanganku dengan mudah mendapati penisnya,
kemudian kukocok pelan. Sementara itu lidahku mengembara di otot-otot perut Angga.
Penis Angga terlalu besar
Kini aku sampai pada pusarnya. Lidahku terus bergerak turun dan kulahap pucuk batang
kejantanan Angga. Angga menggeram. Kukulum batangnya dan aku puas mendengar Angga
terus mendesah.
“Ooohh.. Tante.. Ahh..”
Kucoba untuk menelan lebih dalam, tapi ukuran penis Angga terlalu besar. Sudah saatnya..
“Ayo Ang, biar tante ajarin caranya jadi lelaki..”
Kuajak dia berbaring di lantai, lalu pelan-pelan aku duduk di perutnya sambil memasukkan
pistol Angga ke ’sarung’-nya, memastikan agar aku mendapatkan kenikmatan yang aku mau.
“Aaahh.. Angga.. Punya kamuhh.. Besaarr.. Uuhh..”
Aku membelai dadanya, dan mulai bergerak naik-turun. Angga melenguh dan memejamkan
mata, meresapi setiap gerakan yang kubuat.
“Uuuhh.. Eegghh.. Aduhh.. Nggak pernah.. Angga.. Ngerasain.. Enak kaya ginihh..”
Setelah mulai terbiasa dengan ritmeku, Angga membuka matanya. Tangannya memegang
kedua payudaraku yang naik turun.
“Tante Nia.. Oohh.. Seksi banget.. Ahh..”
Ia memerasnya.. Dan terasa sangat nikmat.. Kini aku yang menghayati permainan Angga.
Tapi aku segera tersadar, kali ini AKU yang akan memuaskan Angga.
Aku mempercepat gerakanku, sambil sesekali memutar-mutar pinggulku.
“Ohh.. Tante.. Terusiinn.. Enaakk.. Aahh.. Mmmhh..”
Tangannya beralih ke pantatku, mencoba ikut mengatur ritmeku. Kuberikan apa yang Angga
minta, kujepit batangnya dan aku semakin bergoyang menggila.
“Gini kan.. Mau kamu, Angghh.. Ehh..”
“Uhh.. Yaa.. Ohh.. Aaagghh.. Kenceng bangett.. Ayo tante..”
Aku bagai lupa daratan, kenikmatan yang kurasa benar-benar membius, dan sebentar lagi..
Tinggal sebentar..
“Tantee.. Oooaagghh!! Oh, yeaahh!!”
“Annggaa.. Aaagghh.. Ohh.. Ohh..”
Aku merasakan kenikmatan paling dahsyat dalam hidupku, bersamaan dengan ejakulasi
Angga. Kami berpelukan, berguling sementara Angga masih meneruskan tikaman penisnya
dalam vaginaku, membawaku semakin jauh dari dunia ini..
“Ohh.. Anggaa.. Ohh.. Kamu.. Udahh.. Bukan perjaka.. Lagi.. Ahh..”
Ia menciumiku, memanjakan payudaraku, membelai-belai rambutku..
Dengan napas yang tersengal-sengal Angga berbisik di telingaku,
“Duhh.. Nggak nyangkah.. Tante.. Nakal banget.. Ahh.. Tapi Angga.. Suka.. Dinakalin..
Tante.. Ehh.. Kontol Angga masih ngaceng nihh.. ehh.. Mau Tante apain lagi..?”

Bercinta Dengan Janda Anak 1

Bermula ketika saya tiba diterminal bis di kota Bandung pukul 2 siang, meskipun bis Bandung – Jogja
yang saya tumpangi baru berangkat 2 jam kemudian. Saat sedang asyik membolak-balik Taboid
Olahraga kesukaan saya, tiba-tiba seorang anak kecil berusia 4 tahunan terjatuh didepan saya,
sontak tangan ku menarik si gadis kecil itu.”Makasih Dik, maklum anak kecil kerja nya lari-lari mulu”
ungkap seorang wanita setengah baya seraya mengumbar senyum manisnya. Namun walau hampir
kepala tiga, Mbak Titin, demikian dia memperkenalkan dirinya pada saya, masih keliatan seperti
gadis muda yang lagi ranum-ranum nya…. dada gede (34B), pantat bahenol dibarengi pinggul seksi
membuat ku terpaku sejenak memandanginya. “Maaf, boleh saya duduk disini” suara Mbak Titin
dengan logat sundanya yang khas memecah ‘keheningan’ saya “Ssii… silakan Mbak,” balas ku sambil
menggeser pantat ku dibangku ruang tunggu bis antar kota di kota kembang itu. “Mau kemana
mbak’”saya coba membuka pembicaraan. “Anu… saya the mau ke jogja. Biasa beli barang-barang
buat dagang. Adik mau kemana?” “Sama, jogja juga. Mbak sendiri?” pandangan ku melirik payudara
nya yang belahan nya jelas dari kaos lumayan ketat yang dipakainya. “Ya, tapi ada yeyen kok”
katanya sambil menunjuk si kecil yang asik dengan mainannya. “Saya Andi Mbak” ucapku sambil
mengulurkan tangan yang langsung disambutnya dengan ramah. “Kalo gitu saya manggilnya mas aja
ya, lebih enak kedengarannya” ungkap si mbak dengan kembali mengumbar senyum manisnya.
Mungkin karena ketepatan jurusan kami sama, saya dan Mbak Titin cepat akrab, apalagi apa karna
kebetulan ato gimana, kami pun duduk sebangku di bis yang memang pake formasi seat 2-2 itu. Dari
ceritanya ku ketahui kalo Mbak Titin janda muda yang ditinggal cerai suami sejak 2 thn lalu. Untuk
menyambung hidup dia berjualan pakaian dan perhiasan yang semua dibeli dari jogja. Katanya harga
nya murah. Rencananya di Jogja 2-3 hari.. Pukul 4.30 sore, bis meninggalkan terminal tersebut,
sementara didalam bis kamu bertiga asyik bercengkarama, layaknya Bapak-Ibu-Anak, dan cepat
akrab saya sengaja memangku si kecil Yeyen, sehingga Mbak Titin makin respek pada saya. Tak
terasa, waktu terus berjaan, suasana bis begitu hening, ketika waktu menunjukkan pukul 11 malam.
Si kecil Yeyen dan para penumpang lain pun sudah terlelap dalam tidur. Sedangkan saya dan Mbak
Titin masih asyik dalam obrolan kami, yang sekali-kali berbau ha-hal ‘jorok’, apalagi dengan tawa
genitnya Mbak Titin sesekali mencubit mesra pinggang saya. Suasana makin mendukung karna kami
duduk dibangku urutan 4 dari depan dan kebetulan lagi bangku didepan,belakang dan samping kami
kosong semua. “Ehmm..mbak, boleh tanya ga nih, gimana dong seandainya pengen gituan kan dah 2
taon cerainya.” tanya ku sekenanya. “Iiihh, si mas pikiran nya..ya gimana lagi, palingan usaha
sendiri… kalo ga,ya… ini,si Yeyen yang jadi sasaran marah saya, apalagi kalo dah sampe di ubun-
ubun.” jawabnya sambil tersipu malu. “Masa… Ga mungkin ga ada pria yang ga mau sama mbak,
mbak seksi, kayak masih gadis” aku coba mengeluarkan jurus awal. Tiba-tiba si yeyen yang tidur
pulas dipangkuan Mbak Titin, nyaris terjatuh.. sontak tangan ku menahannya dan tanpa sengaja
tangan kami bertemu. Kami terdiam sambil berpandangan, sejenak kemudian tangan nya ku remas
kecil dan Mbak Titin merespon sambil tersenyum. Tak lama kemudian dia menyandarkan kepalanya
di bahu ku, tapi aku mencoba untuk tenang, karena ‘diantara’ kami masih ada si kecil yeyen yang lagi
asik mimpi..ya memang ruang gerak kami terbatas malam itu. Cukup lama kami berpandangan, dan
dibawah sorot lampu bis yang redup, ku beranikan mencium lembut bibir seksi janda cantik itu.
“Ssshhh… ahhh… mas” erangnya, saat lidah ku memasuki rongga mulutnya, sementara tangan ku,
walau agak sulit, karna yeyen tidur dipangkuan kami berdua, tapi aku coba meremas lembut
payudara seksi nan gede itu. “Terus mas… enak….. ouhhhh” tangan nya dimasukin aja mas, gak
keliatan kok’” rengeknya manja. Adegan pagut dan remas antara kami berlangsung 20 menitan dan
terhenti saat yeyen terbangun… “Mama…, ngapain sama Om Andi” suara yeyen membuat kami
segera menyudahi ‘fore play’ ini dan terpaksa semuanya serba nanggung karna setelah itu Yeyen
malah ga tidur lagi. “Oya, ntar di Jogja tinggal dimana Mbak” tanya ku. “Hotel Mas… Napa? Mas mau
nemenin kami…???” “Bisa, ntar sekalian saya temenin belanjanya, biar gampang, ntar cari hotelnya
disekitar malioboro aja.” Pukul 7 pagi akhirnya kami tiba di terminal Giwangan, Jogja… dari terminal
kami bertiga yang mirip Bapak-Ibu dan anak ini, nyambung bis kota dan nyampai dikawasan
malioboro setengah jam kemudian.. setelah muter-muter, akhirnya kami mendapatkan hotel kamar
standart dengan doble bed dikawasan wisata jogja itu. Setelah semua beres, si room boy yang
mengantar kami pamit. “Yeyen, mau mandi atau langsung bobo chayank?” “Mandi aja, Ma… Oya,
Om Andi nginep bareng kita ya..?” si yeyen kecil menanyaiku “Ya, biar mama ada temen
ngobrolnya.” jawab Mbak Titin sambil ngajak Yeyen ke kamar mandi yang ada dalam kamar. Di
dalam ternyata si mbak telah melepas pakaiannya dan hanya melilitkan handuk di tubuh seksinya.
Dengan posisi agak nungging, dengan telaten Mbak Yeyen menyabuni si Yeyen, dan karena pintu
kamar mandi yang terbuka, nampak jelas cd item yang membalut pantat seksi itu. Seperti Mbak Titin
sengaja memancing naluriku, karena walau tau aku bisa ‘menikmati’ pemandangan tersebut, pintu
kamar mandi tidak ditutup barang sedikitpun. Tak lama kemudian, Yeyen yang telah selesai mandi ,
berlari masuk ke dalam kamar.. “Gimana, Yeyen udah seger belom?” godaku sambil mengedipkan
mata ke arah Mbak Titin “Seger Om…. Om mau mandi??” Belum sempat ku jawab….. “Ya ntar Om
Mandi mandinya bareng mama, sekarang yeyen bobo ya…” celetuk Mbak Titin sambil tersenyum
genit kearah ku. Selagi Mbak Titin menidurkan anaknya, aku yang sudah masuk ke kamar mandi
melepas seluruh pakaian ku dan ‘mengurut-urut’ penis ku yang sudah tegang dari tadi. Lagi asiknya
swalayan sambil berfantasi, Mbak Titin ngeloyor masuk kamar mandi. Aku kanget bukan kepalang..
“Udah gak sabar ya……” godanya sambil memandagi torpedo ku yang sudah ‘on fire’ “Haa… aaa…
Mbak…” suaraku agak terbata-bata melihat Mbak Titin langsung melepas lilitan handuknya hingga
terpampang payudara nya yang montok yang ternyata sudah ga dibungkus BH lagi, tapi penutup
bawah nya masih utuh. Tanpa mempedulikan kebengongan ku, Mbak Titin langsung memelukku.
“Jangan panggil Mbak dong. Titin aja” rengeknya manja sambil melumat bibirku dan tangan kirinya
dengan lembut mengelus-elus kemaluan ku yang semakin ‘on fire’. Aku sudah dirasuki nafsu biarahi
langsung membalas pagutan Titin dengan tatkala ganasnya. Perlahan jilatan erotis Mbak Heny turun
ke leher, perut… hingga sampe dibatang kemaluan ku. “Berpengalaman sekali dia ini…” pikirku.
Jilatan yang diselingi sedotan, kuluman dibatang kemaluan hingga buah pelir ku itu membuatku
serasa terbang melayang-layang…. “Ohhhh… Titin… nikkk… mat… teruss… isepppp” desahku
menahan nikmatnya permainan oral janda seksi ini sambil mengelus-elus rambutnya. 15 menit
lamanya permainan dahsyat itu berlangsung hingga akhirnya aku merasa sesuatu yang ingin keluar
dari penis ku. “Akhh… hh… aku keulu..aaarrr…” erangku diikuti semprotan sperma ku dimulut Titin
yang langsung melahap semua sperma ku persis seperti anak kecil yang melahap es paddle pop
sambil tersenyum ke arahku.. Setelah suasana agak tenang, aku menarik tangan Titin untuk berdiri,
dan dalam posisi sejajar sambil memeluk erat tubuh sintal janda seksi ini, mulutku langsung
melumat mulut Titin sambil meremas-remas pantatnya yang padat. Titin membalasnya dengan
pagutan yang tatkala ganas sambil tangan nya mengenggam penisku yang masih layu dan mengurut-
urutnya. Dan dengan buasnya aku mengecup dan menyedot dari leher terus merambat hingga ke
payudara nya yang padat berisi. “Oohhh.. Ndi…. ahhkkhh.” erangnya tatkala mulutku mulai bermain
di ujung putingnya yang tegang dan berwarna coklat kemerahan. Tanpa melepas lumatan pada
mulut Titin, perlahan aku mulai mengangkat tubuh sintal tersebut dan mendudukannya diatas bak
mandi serta membuka lebar-lebar pahanya yang putih mulus. Tanpa dikomando aku langsung
berlutut, mendekatkan wajahku kebagian perut Titin dan menjilati yang membuat Titin
menggelinjang bak cacing kepanasan. Jilatin ku terus merambat ke bibir vagina nya yang licin tanpa
sehelai bulu pun. Sesaat kemudian lidahku menjilati sambil menusuk-nusuk lubang vagina Titin, yang
membuatnya mengerang histeris. “Ndi… sudah…. Ndi… masukinn punyamu…. aku sudah ga tahan….
ayo sayang…” pinta nya dengan nafas memburu. Tak lama kemudian aku berdiri dan mulai
menggesek-gesekkan penis ku yang sudah tegang dan mengeras dibibir vagina Titin yang seseksi si
empunya. “Sudah…. say…. aku ga ta.. hann… nnn… masukin..” rengek Titin dengan wajah sayu
menahan geora nafsunya. Perlahan namun pasti penisku yang berukuran 17 cm, ku masukkan
menerobos vagina Titin yang masih sempit walau sudah berstatus janda itu. “Pelann… dong say..
sudah 2 tahun aku gak maen..” pinta nya seraya memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri
saat penisku mulai menerobos lorong nikmat itu. Ku biarkan penis ku tertanam di vagina Titin dan
membiarkan nya menikmati sensasi yang telah dua tahun tak dia rasakan. Perlahan namun pasti aku
mulai mengocok vagina janda muda ini dengan penis ku yang perkasa. Untuk memberikan sensasi
yang luar biasa, aku memompa vagina Titin dengan formasi 10:1, yaitu 10 gerakan menusuk
setengah vagina Titin yang diukuti dengan 1 gerakan full menusuk hingga menyentuh dinding
rahimnya. Gerakan ini ku selingi dengan menggerakkan pantatku dengan memuter sehingga
membuat Titin merasa vagina nya diubek, sungguh nikmat yang tiada tara terlihat dari desisan-
desisan yang diselingi kata-kata kotor keluar dari mulutnya.. “Ouggghh…. kontolmu enak say… entot
Titin terus say… nikmat” rintihnya sambil mengimbangi gerakanku dengan memaju-mundurkan
pantatnya. Tiga puluh menit berlalu, Titin sepertinya akan mencapai orgasmenya yang pertama.
Tangan nya dengan kuat mencengkram punggung ku seolah meminta sodokan yang lebih dalam di
vaginanya. Titin menganggkat pinggulnya tinggi-tinggi dan menggelinjang hebat, sementara aku
semakin cepat menghujam kan penisku di vagina Titin… “Ooouhhh…. aaahhhh…. hhh…” erang Titin
saat puncak kenikmatan itu dia dapatkan.. Sejenak Mbak Titin kubiarkan menikmati multi orgasme
yang baru saja dia dapatkan. Tak lama kemudian tubuh sintal Mbak Titin ku bopong berdiri dan
kusandarkan membelakangi ku ke dinding kamar mandi. Sambil menciumi tengkuk bagian belakang
nya, perlahan tangan ku membelai dan mengelus paha mulus Mbak Titin hingga tangan ku
menyentuh dan meremas kemaluan nya dari belakang, membuat nafsu birahinya bangkit kembali.
Rangsangan ini ku lakukan hingga aku persis berjongkok dibelakang Titin. Apalagi setelah jilatan
merambat naik ke vagina Mbak Titin dan mengobok-obok vagina yang semakin menyemburkan
aroma khas. Tak cukup sampai disitu, wajahku ku dekatkan kebelahan pantat montok itu dan mulai
mengecup dan menjilati belahan itu hingga akhirnya Mbak Titin seakan tersentak kaget kala aku
menjulurkan dan menjilati lubang anus nya, sepertinya baru kali ini bokong seksi dan anusnya dijilati.
“Ouhh…. aakhh… ssstt…. jorok say…. apa kamu lakukan… jilat memek titin aja..” celotehnya . Sepuluh
menit berlalu, aku kemudian berdiri dan menarik pantat montok nan seksi itu kebelakang dan
penisku yang semakin tegang itu ku gosok-gosokan disekitar anus Titin… “Ouh… ca… kittt… say…
jangan disitu, Titin lom pernah say…” rengeknya sambil menahan saat perlahan penisku menerobos
masuk anusnya. Setelah sepenuhnya penisku tertelan anus Titin, ku diamkan beberapa saat untuk
beradaptasi seraya tangan ku meremas-remas kedua payudaranya yang menggantung indah dan
menciumi tengkuk hingga leher belakang dan sampai ke daun telinga nya. “Nikk… matt… say..”
hanya itu yang keluar dari mulut seksi Titin. Merasa cukup, aku mulai memaju mundurkan penis ku
secara perlahan mengingat baru kali ini anusnya dimasuki penis laki-laki. Setelah beberapa gerakan
kelihatan rasa sakit dan perih yang dirasakannya tadi sudah berganti dengan rasa nikmat tiada tara.
Perlahan Mbak Titin mulai mengimbangi gerakan ku dengan goyangan saat penis ku semakin
memompa anusnya, sambil tangan kananku mengobok-obok vagina nya yang nganggur. “Aahhh…
ooohhh… laur biasa say… nikmat…” Desah Titin menahan nikmatnya permainan duniawi ini. 30
menit berlalu dan aku merasa puas mempermainkan anus Mbak Titin, perlahan ku tarik penisku dan
mengarahkan nya secara perlahan ke vagina, dan memulai mengobok-obok vagina itu lagi. 20 menit
kemudian aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari penisku, hingga aku semakin mempercepat
gerakan sodokan ku yang semakin diimbangi Titin yang sepertinya juga akan mendapatkan
orgamasme keduanya. Diiringa lolongan panjang kami yang hampir bersamaan, secara bersamaan
pula cairan hangat dan kental dari penisku dan vagina Titin bertemu di lorong nikmat Titin..
Nikmatnya tiada tara, sensasi yang tiada duanya.. Tak lama berselang, aku menarik penisku dan
mendekatkan nya ke mulut Mbak Tiitn yang langsung dijilatinya hingga sisa-sisa sperma yang masih
ada dipenisku dijalatinya dengan rakus. “Tak kusangka mas sehebat ini.. baru kali ini aku merasa
sepuas ini. Badan kecil tapi tenaganya luar biasa. Aku mau mas… aku mau kamu mas…” puji Mbak
Titin padaku dengan pancaran wajah penuh kepuasan tiada tara… Sesaat kemudian kami saling
membersihkan diri satu dengan lainnya, sambil tentunya sambil saling remas. Saat keluar mandi
terihat Yeyen masih terdidur pulas, sepuas mama nya yang baru saja ku ‘embat’. Setelah Yeyen
bangun, kami bertiga jalan-jalan disekitar malioboro hingga malam. Pukul 9 malam kami tiba di
hotel, namun kali ini sambil memandikan Yeyen, Mbak Titin tampaknya sekalian mandi.. Saat keluar
kamar mandi tanpa sungkan wanita sunda ini melepas handuknya untuk selanjutnya mengenakan
daster tipis yang tadi baru kami beli dari salah satu toko di kawasan malioboro. “Mas.. mandi dulu
gih..” ungkapnya saat aku mendekatkan diri dan mengecup lembut bibirnya yang langsung
disambutnya. “Iihh.. mama dan om Andi, ngapain..?” protes si kecil yeyen saat kami sesaat
berpagutan didepan meja hias yang tersedia di kamar hotel itu. Setelah aku selesai mandi, ku lihat
Titin lagi ngeloni Yeyen, dan tampaknya kedua ibu-anak ini kecapean setalah jalan-jalan disekitar
malioboro. Akhirnya ku biarkan Titin tidur dan aku gak ngantuk sama sekali mencoba mengisi waktu
dengan menyaksikan live liga Inggris yang waktu itu ketepatan menyajikan big match .. Jam 12
malam lebih saat tayangan bola rampung, perlahan aku mendekati Titin dan mulai membelai-belai
betis indah janda muda itu dari balik daster tipisnya hingga nyampe pangkal pahanya. Ketika
tanganku mulai mengusap-usap vagina, Titin terbangun. Ku ajak dia pindah ke bed satunya, sambil
ku lucuti daster tipis yang didalamnya tanpa beha tersebut. Dengan hanya menggunakan CD tipis
berwarna krem, tubuh bahenol itu ku bopong dan ku lentang kan di ranjang satunya, agar kami lebih
leluasa dan si Yeyen kecil bisa tidur tenang. Sambil menindihnya, ku remas dan kecup puting
payudara putih dan montok itu. “Aahhh…. mas…” erangnya manja. Jilatan ku terus merambah
menikmati inci per inci tubuh seksi itu hingga sampe di gundukan nikmat tanpa sehelai rambut pun..
Hampir 20 menit lidah ku bermain dibagian sensitive itu, hingga akhirnya.. “Ayo dong mas… cepeten
masukin… dah ga tahan nih…” Perlahan kusapukan penis ku di vagina mungil itu. kelihatan sekali
Titin menahan napas sambil memejamkan mata nya dengan sayu dan menggigit bibir bawahnya.
Akhirnya burung ku masuk ‘sarang’. Ku pertahankan posisi itu beberapa saat, dan setelah agak
tenang aku mulai menyodok perlahan vagina yang semakin basah itu. Erangan dan desahan nikmat
yang keluar dari mulut seksi janda sintal ini, menandakan dia sangat menikmati permainan duniawi
ini.. Tanpa malu dia mendesah, mengerang bahkan diselingi kata-kata kotor yang membangkitkan
gairah.. Sementara di bed sebelahnya si kecil Yeyen masih tertidur pulas.. Titin, si Jada seksi yang
lagi, ku garap seakan tidak memperdulikan keberadaan putrinya si kecil, Yeyen.. 25 menit-an kami
‘bertempur’ dalam posisi konvensional itu, perlahan ku angkat tubuh Mbak Titin hingga kini dia
posisinya diatas. Posisi yang nikmat, karna selain menikmati memek nya aku juga bisa dengan leluasa
meremas, mencium dan sesekali mengulum payudara montok yang ber-ayun dengan indah itu.. baru
15 menit,tiba-tiba tubuh Titin mengejang diikuti lenguhan panjang.. “Aaaacchh…. aauugghh… Ann..
ddii.. aakku.. kkeelluaa.. aa.. rr…” Tak lama Titin menghempaskan tubuhnya di dada ku, seraya mulut
kami berpagutan mesra. 5 menit lama nya ku biarkan dia menikmati orgasme nya. Beberapa saat,
karna aku belum apa-apa, aku minta Titin menungging karna aku pengen menikmati nya dengan
posisi dogstyle.. Dalam posisi nungging keliatan jelas pantat indah janda kota kembang ini.. Perlahan
ku kecup dan jilati belahan pantat seksi itu. Secara perlahan jilatan ku sampe ke vagina mungilnya,
Titin menggelinjang dan menggelengkan-gelengkan kepalanya menahan nikmat.. disaat itu, tanpa
kami sadari.. si kecil Yeyen bangun dan menghampiri kami. “Om Andi.. ngapain cium pantat mama..”
selidiknya sambil terus mendekat memperhatikan memek mama nya yang ku lahap habis.. “Adek
tenang aja ya.. jangan ganggu Om Andi… Mama lagi maen dokter-dokteran dengan Om Andi. Ntar
mam mau di cuntik .. Yeyen diem aja ya…” Titin coba menenangkan gadis kecil itu.. “Ehmm.,.. hayo
Om… cuntik Mama Yeyen cekaaa.. lang Om.. dah ga tahan neh..” rengek Titin.. sedangkan si Yeyen
terlihat duduk manis dipinggiran bed satunya, siap menyaksikan adegan yang semestinya belum
pantas dia saksikan.. Perlahan penis ku yang sudah on fire ku gosok-gosokkan dari lubang memek
Titin hingga menyentuh anusnya, dari arah memek hingga lubang anusnya. Dan karena tak tega
menyaksikan Titin semakin meracau dan merengek minta segera di ’suntik’, secara perlahan ku
arahkan penis ku ke liang senggama nya yang licin oleh cairan vagina nya.. “Om, kok Mama Yeyen
dicuntik pake burung Om..” protes si kecil yang belum ngerti apa-apa itu. “Aauhh… ahh….. lebih
dalam Mass.. sss.. Ann.. dddi..” pinta Titin dalam erangan dan desahan nikmat nya tanpa
mempedulikan keberadaan Yeyen yang terlihat bingung melihat mama nya, antara kesakitan atau
menahan nikmat. 30 menit berlalu, aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari ujung penis ku.
Agar lebih nikmat, ku putar tubuh sintal janda kembang ini tanpa mencabut penis ku hingga kami
kembali paad posisi konvesional. “Ti… tiiinn.. aku mau keluar” erang ku mencoba menahan
muntahan lahar nikmat yang semakin mendesak ini… “Ntar.. Masss.. ss.. tahann… kita bareng…”
Erangnya dengan mata terpejam seraya menggigit kedua bibirnya menahan genjotan ku yang
semakin kencang di vaginanya.. Kedua tangan nya mencengkram punggung ku, dan dadanya
diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang kami
berdua. “Aaaccchhh…. aaauuggghh…” Maniku dan mani nya akhirnya bertemu di lorong kenikmatan
itu sementara bibir kami berpagut mesra dan tangan kanan ku meremas payudara nya yang
mengecang saat kami orgasme bareng tadi. Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan itu, kami masih
berciuman mesra sambil berpelukan mesra, sementara penisku masih ‘tertanam’ di memeknya.
Sadar dari tadi Yeyen terus memperhatikan kami, Titin dengan wajahnya yang penuh kepuasan
sejati, mengedipkan matanya seraya melihat ke arah Yeyen sambil tersenyum manis.. dan aku pun
menghempaskan tubuh ku disampingnya, dan saat penis ku akan ku cabut.. “Nggak usah Mas.. biarin
aja dulu di dalem..” rengeknya manja dan segera ku hadiahi ciuman mesra di keningnya.. Tak lama
kemudian Yeyen mendekati kami yang baru saja permainan ranjang yang begitu dahsyat.. Hari
berikutnya selama Ibu dan anak ini di Jogja, kami terus melakukan hubungan seks ini, dengan
berbagai variasi dan teknik yang lebih mesra.. bahkan kadang kami melakukan nya di kamar mandi
saat mandi.. Malahan kami tak peduli lagi dengan keberadaan Yeyen. Titin juga tak segan mengoral
penis ku dihadapan Yeyen.. Liburan tahun baru lalu aku mendatangi nya di Bandung dan menginap
selama se minggu lebih di rumah Janda seksi itu.. kepada tetangga sekitar dia mengenalkan aku
sebagai keponakan jauhnya.. Dan yang paling penting, kami menghabiskan waktu dengan bermain
seks sepuasnya, apalagi si kecil Yeyen telah dia titipkan ditempat orang tuanya di karawang, sedang
selama aku disana, dia sengaja meliburkan pembantu nya..

60 Komentar
Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Sex – Selamat malam semuanya aku baru membaca tentang cerita dewasa dan aku tiba
tiba mempunyai kenangan akan seksku, maka dari itu aku akan menceritakan kisahku di blog
ini dan terimakasih atas kesempatannya, perkenalkan namaku Dani umurku 21 tahun kejadian
tak berlangsung lama kurang lebih satu tahun yang lalu dan aku masih ingat betul kejadian
tersebut.
Aku mempunyai 2 saudara dan aku adalah anak pertama aku berstatus mahasiswa di daerah
Jawa Barat, aku memang anak rantau sekarang aku ngekost di derah dimana daerahnya
terbilang kumuh atau kotor memang aku sengaja mencari kost yang agak mendalam dari
jalan raya, karena aku ingin kehidupanku tidak terusik apalagi kalau membawa cewek tidak
merasa takut atau was was.
Aku menyadari aku termsuk laki laki pedofil dimana dalam ceritaku ini 3 gadis yang
umurnya masih masih belia menjadi penyalur kebutuhan seksku. Tepatnya tahun 2014 aku
berkenala dengan Intan umur 15 tahun pertemuan aku denga Intan yaitu saat aku maen game
di mall dan kita saling bertemu karena kesenangan kita sama.
Tepatnya hari Selasa saat perkuliahanku kosong aku sengaja unutk melepas stress dan
mencari hiburan di mall dengan bermain game, dimana memang hari itu tidak seperti
biasanya suasana masih sepi mungkin karena banyak yang sibu bekerja, saat asyk bermain
game master aku melihat seorang gadis di pojokan yang masih berseragam SMP sedang
menangis.
Aku samperin dengan rasa kasihan melihat dia, trus aku tanya.
“kenapa dek kok nangis” disini ama siapa”
“Intan habis diganggu sama teman teman kakak”
Ow ternyta namanya Intan, dalam hati ku aku tau nama gasi ini.
Aku tanya lagi “kenapa kok di ganggu dek Intan”
“Aku mau maen game hari ini karena uang saku ku dirampas sama teman teman jadi aku gak
tau harus gimana”
“Kemana teman temanku kamu kok teganya rampas uang sakumu”
“Mereka langsung pergi Kak dan Intan gak ada uang unutk pulang”
Aku sempat bingung mau bagaimana soalnya aku juga kasihan melihat Intan. “Apa aku bawa
ke security untuk meminta bantuan” tap kok Intan masih bawa seragam sekolah takutnya
entar malah dimarahi orang tuanya karena bolos sekolah.
“yaudah gini aja kakak kasih uang kepada intan untuk pulang “
“Tapi Intan gak berani pulang kak takut dimarahi mama soalnya aku ijinnya berangkat ke
sekolah, lha kalau pulang entar bisa di marahi terusan sama mama kak” Agen Maxbet
Cerita Sex Gadis SMP “waduh tambah bingu aku saat itu” atau gini aja dek Intan apa
nemenin kakak maen game, dek Intan boleh ikut maen kok asalkan ganti seragam dulu,
soalya entar takutya kalau maen game masih pakai seragam entar ditangkap sama security
“Tapi Intan gak bawa salin baju Kak gimana”
“dengan kagetnya aku, lha terus giman dek Intan”
“gak tau Kak harus bagaimana”
“Yaudah tenang dek Intan entar kakak beliin baju dulu di stand lantai 2”
“entar ganti di kamar ganti atau WC”
Cerita Lainnya: Kisah Memek Ngentot dengan Mbak Eny yang Hot
“dengan wajah senang Intan menganggukkan kepalanya”
“kamu tunggu di WC situ entar kakak kalau sudah dapat baju gantinya aku antar”
Saat aku meniggalkan dek Intan sebentar aku menoleh kebelakang melihat wajahnya yang
berhenti menangis tersebut terlihat wajah paras cantiknya seperti berbie kulit putihnya dan
bodynya yang semampai mulus apalagi payudaranya yang terlhat membekas dari baju
seragam yang ketatnya, pikiran aku sudah kemana mana seakan akan aku nafsu dengan gadis
SMP.
Kita sepakat untuk bertemu di WC dekat arena bermain, aku langsung menuju ke outlate
yang jual baju dengan rasa canggung dan malu aku memilih milih baju yang menurutku
seksi, eeee malah ditanya ama kasirnya buat siapa mas, aku jawab buat kado ulangtahun
ponakan aku mbak, dengan nada tertawa cekikikan mbak kasir menertawakanku.
Aku memang sengaja memilih baju yang belahan dadanya agak turun sehingga belahan
dadanya agak terlihat bila memakai itu dan aku belikan celana jeans pendek orang biasa
bilang celana gemes, biar menjadi pencuci mata buatku, aku sempat berfikir apa aku entar
dikerjani sama gasi SMP itu.
Ah sudahlah karena niatku dari awal baik untuk membantu dek Intan biar tenangtidak nangis
nangis lagi.
“Kakak kok melongo melihat kau sih”
“kamu benar benar cocok makin cantik” kataku
“ahhhh tapi Intan malu kak pakai ini soalnya bajunya agak terbelah di dadanya dan celana
terlihat pahaku kak”
“Aku rayu dengan jurusku supaya Intan PD memakai baju itu, dan akhirnya kita pergi maen
game bersama”
Setelah kita bermain dan bersenang senang tak terasa waktu sudah menunjukan jam pulang
sekolah, rencanya aku mau antar dia denga taksi tapi saat aku tanya ternyta rumahnya sejalur
dengan tempat kos aku, jadinya kita pulang menggunakan Bus umum, aku mengantar Intan
sampai dekat dengan rumahnya.
Kemudian aku kasihkan no teleponku kepada Intan “nih no telponku dek’ entar suatu saat
kalau ingin bermain lagi tinggal sms atau telpon kakak, dan tidak lupa bajunya simpan kamu
saja hitung hitung buat hadiah dari kakak hehe..
Kita berpisah dan selama satu minggu tidak ada kabar atau sms dari Intan, ah sudahlah
mungkin dia lupa atau kehapus nomerku, hari minggu kebiasannku mencuci pakain dan
memandikan burung peliharaaku, hapeku dikamar bunyi terus memang aku sengaja tidak aku
jawab mungkin dari teman kuliahku yang biasanya ngajak ngopi diwarung sebelah.
Dengan rasa kaget aku mendapat banyak telpon dengan nomer yang tidak aku kenal dan ada
sms ternyata dari Intan”. Yang isinya.
Cerita Sex Gadis SMP “kakak ada waktu gak aku mau maen ke kost san kakak”
“aku jawab , aku lagi free silahkan kesini saja aku tunggu di depan gang entar kalau sudah
sampai sms lagi” kataku.
“dia memblas lagi ksih tau daerahnya dan alamatnya kak biar Intan chek di goole maps”
Agen Maxbet Terpercaya
“oke aku kasih ancar ancar dengan tepat”
Setelah 40 menitan Intan sudah tiba ke kos aku dan lebih kagumnya dia memaki baju yang
kau kasihkan kepada dia, sungguh menggoda mataku payudara Intan ini “batinku.
“kak aku lagi bosen dirumah sendirian papa mama sedang maen kerumah mbah dan aku
sendiri bersama pambantuku”
Cerita Lainnya: Kisah Memek ngentot keponakan di hotel dekat pantai
“yaudah santai saja disini ada komputer playstation dan komik” silahkan kalau maen yang
mana dek “ kataku.
“Maen komputer saja kak, ada game nya kan”
“ada kok dek silahkan maen yang kamu suka” aku tak lanjutin sebentar memnadikan burung
love birdku”
Setelah 30 menitan menyelesaikan kegiatanku aku meregangkan tubuhku dan membakar
rokok, tapi Intan yang berada di dalam kamar kost ku kok sepi banget gak ada suaranya atau
musik playernya, aku hampiri dia ke kamar kost , dan Intan ijin mau kemar mandi,
“silahkan masuk saja gak dikunci kok tapi maaf kamar mandinya agak tidak bersih maklum
lah kost cowok. Hehe
Saat Intan menuju ke kamar mandi aku ada niat unutk menginti dia dari celah celah dinding,
dengan perlahan lahan aku menuju ke kamar mandi tapi yang aku herankan adalah ada bunyi
erangan di dalam kamar mandi dan aku juga bingung kenapa ada suara tersebut. Kemudian
sirna lah aku untuk mengintip Intan yang ada di kamar mandi.
Lama sekali aku menunggu dia keluar dari kamar mandi dengan rasa curiga aku buka
komputer dan ternyata dia habis nonton FILM BLUE , waow tak kusangka gadis SMP ini
mebuka folder pribadiku dan menonton film porno, seketika akulangsung menutup jendela
dan kamar kostku. Kemudian aku mengetuk pintu kamar mandi.
“Intan kamu gak kenapa kenapa kan”
“gak apa apa kok kak bentar lagi Intan keluar”
“aku berusaha masuk ke kamar mandi karena saat itu setan sudah menguasai pikiranku maka
aku buka kamar mandi itu”
Intan lupa untuk mengunci pintu kamar mandi, dan terbuka lah pintu kamar mandi tersebut
yang membuat rodalku langsung berdiri dan menunjukan kejantanannya, Intan yang duduk di
pojok mbak mandi sedang melakukan orgasme memegang memek yang merah dan sempit
tanpa bulu masih mulus selakangan Intan, membaut birahiku tidak teratasi.
Langsung saja aku gendong Intan menuju ke kasur dan dia tidak menolaknya, tanpa banyak
omong langsung saja aku jilar memeknya yang masih basah.
Uuuhhhh ahhhh auuuuuuuhhh ahhhhrgggghhhhhh , hanya kata itu yang terucap di bibir Intan
saat aku jilatin memeknya, aku mencari klitorisnya yang msih mumpat di antara memek
merahnya, setelah ketemu klitorisnya aku hisap deng lembut denga lidahku, tubuh Intan
langsung mengjang dan kegirangan melenguh panjang.
Dengan suara erangannya Intan sungguh menikmati, ahhhhhhh enakkkk kakak. Sungguh
keras suara intan tapi aku tidak peduli dengan sura tersebut aku terus jilati memeknya yang
semakin memerah.
Dengan menyetel lagu musik jadi aku agak tenang karena buninya tertutup oleh alunan musik
rock.
“Intan malah brtanya kok pergi kak kan sedang enakkkk, perkataan Intan tersebut sontak
membuatku semakin terangsang bahwa dia tidak ingin kehilagan waktu yang tepat ini.
“sebentar Intan kakak sedang mengelis lagu lagu biar semakin panas” sambil mengatur
volume sound aku mentyuruh Intan untuk membuka semua baju yang di pakainya, tanpa
banyak tanya dia langsung membuaka bajunya dan terlihat payu dara yang sebesar bola
bowling , dan giliraku membuka baju aku.
Cerita Sex Gadis SMP
Cerita Sex Gadis SMP
Terus aku keluarkan kontolku dan aku suruh Intan unutk menjilati burungku, tanpa ada
penolakan lagi Intan mengiyakannya dia sekarang berasda diaatas aku, dengan posisi 69 kita
saling menjilati organ vital kami, sungguh lanyah sekali lidah intan untuk memainkan
penisku, mungkin karena dia tadi sudah menonton adegan film porn jadi dia sedikit
memahaminya.
Kemudian aku ganti posisi dengan menindih tubuh Intan yang kecil ini, aku tanya.
Cerita Lainnya: Kisah Memek Mendapatkan rangsangan yang tidak terduga
“ Intan sudah perbah mens belum”
“udah baru hari kemarin sudah berhenti” Yeeeessssss batinku sungguh pas sekali aku
mendapatkan memek gadis SMP ini.
“untung saja dia habis mens kalau gak bisa serem kalau aku menghamili gadis yang masih
usianya 14 tahun ini”
“Cerita Sex Abg Mesum”
Dengan tenang aku memasuka penisku ke arah lubang vagina Intan, aku sodokkna pelan
pelan.
“sakittttt kakak,, ahhh pelan pepaln kakkk” erang Intan denga wajah yang menikmati karena
sakit.
Dengan sabar aku sodokkan sedikit demi sedikit karena lubangnya yang memang masih
sempit apalagi ukuran peniku lebih besar dari lubang memeknya.
Aku tusuk secar pelan pelan, masuk setangah aku berhenti sebentar agar sakitnya Intan biar
terbiasa, setelah 3 menit aku masukkan lebih dalam lagi sleppppb tapi masih ad mengganjal
mungkin karena selaput daranya Intan.
“aku bisikan di telinga Intan kamu tahan sedikut yan sayang sambil mendorong penisku dan
bleessssss masuk semua penisku ke dalam memeknya.
“ahhhhhhhhhhhhhh sakitttttt kakak, dengan wajah yang kesakitan akhirnya selaput daranya
robek karena aku sodokkan penisku ke dalamnya.
Biarin Intan kamu pasti meinkamtinya, aku biarkan penisku didalam memeknya supaya
terbiasa denga penisku yang ukurannya besar, ak goyangkan pinggulku dengan pelan pelan
agar dapat rangasangan dari Intan dan usahaku sugguh berhasil membuatnya nyaman.
Intan langsung semakin nafsu dan menggenjot badannya naik turun.
“enakkk banget kakk sungguh enakkk ahhhhhh lebih enakan mana ketimbang maen sendiri
dikamar mandi tadi sapaku”
“aku mau pipissss kakak , Intan mau piiipiisss nih”
“pipisss saja dek, kakak juga mau pipiss juga”
Ahhhrrgggggggggggg dengan nada bersamaan kami mencapai kenikmatan bersama.
Setelah kejadian itu Intan sering maen ke kostsanku pada saat pulang sekloah atau harri libur
unutk meminta jatah dan memuakan nafsunya.
Cerita Sex Gadis SMP Kejadian terus terulang hampir setiap semingggu bisa tiga atau emapt
kali kita bersenggama bersama.
Suatu ketiak aku membuka pertanyaan kepada Intan “kamu nyesel gakperawan kamu kakak
ambil?”
“Intan tidak menyesal kak, malah senang banget dan sayang dengan kakak karena banyak
mengajariku dan membantu dengan tugas sekolah jawbnya.
“Ya sudah syukurlah kalau begitu dek intan kakak juga sayang denga adek”
Bersetubuh dengan gadis SMP memang penuh fantasi, dan menjadi kenyataan bisa ngentot
denga gadis perawan, tapi unutk para pembaca janga meniru karena aku ingin berbagi cerita
dengan semuanya yang sam suka hobi denga cerita sex, demikianlah cerita singkatku akhir
akata aku ucapkan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai