Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Data


Penyakit hipertensi merupakan salah satu pembunuh diam-diam (silent
killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan
osteoporosis. Saat ini penyakit hipertensi masih cukup tinggi dan masih
cendurung meningkat, yang disebabkan penderita tidak patuh melaksanakan diit
karena kurangnya pengetahuan tentang diit hipertensi sehingga penyakit
hipertensi sering kambuh(Franz, 2011).
Penyakit hipertensi telah membunuh 9.4 juta warga didunia setiap
tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah penderita
hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang besar.
Negara maju memiliki 35%. Kawasan Amerika serikat sebanyak 35%. Di Asia
Tenggara sebanyak 36%. Menurut Khancit pada tahun 2011, WHO mencatat ada
satu milyar orang yang terkena hipertensi sementara untuk kawasan Asia penyakit
hipertensi telah membunuh 1.5 juta orang setiap tahunnya. Sedangkan di
Indonesia angka penderita mencapai 32% pada tahun 2008 dengan kisaran usia
atas dari 25 tahun. Jumlah penderita pria mencapai 42.7% sedangkan wanita
39.2% ( Widiyani, 2013). Indonesia termasuk negara yang mengalami banyak
masalah kesehatan karena semakin tua umur seseorang maka masalah kesehatan
akan semakin bertambah (Budiyanto, 2005).
Penderita yang mengelami hipertensi tidak mengetahui pola pengaturan
diit seharianya dan cara mencegahnya, maka beresiko terhadap komplikasi akibat
hipertensi yang diderita seperti gagal jantung, stroke, dan sebagainya.
Diperkirakan dengan penderita yang umurnya 60 tahun keatas akan mengelami
penyakit jantung kognitif, infark miokard, stroke diseksi aorta, dalam lima tahun
jika hipertensi tidak diobati (Stanley, 2007). Salah satu cara mencegah hipertensi
umumnya berupa diit rendah garam atau dengan kata lain membatasi penggunaan
garam dan konsumsi makanan yang kaya akan garam. Garam jika dikonsumsi
secara berlebihan akan menahan cairan dan menaikkan kerja jantung sehingga
tekanan darah juga akan meningkat. Pemberian nutrisi dan pola diit yang optimal

1
pada lansia perlu mendapat perhatian yang lebih. Diit yang optimal merupakan
kunci bagi kesembuhan penyakit dan tentu saja jika penderita tidak patuh dengan
diit yang diberikan penyakit akan kambuh kembali (Purba, 2005).

1.2 Tujuan
1 Meningkatkan motivasi atau kemampuan masyarakat dalam memberikan
informasi tentang diet pada pasien hipertensi
2 Menurunkan jumlah angka kesakitan akibat penyakit hipertensi
3 Meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat tentang diet untuk pasien
hipertensi

1.3 Sasaran
Sasaran dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah semua lansia di
Desa Plandi Jombang.

2
BAB 2
TARGET DAN LUARAN

1.1 Target
Target Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat ini adalah diet
Hipertensi pada lansia

1.2 Luaran
Jenis luaran yang akan dihasilkan sesuai dengan rencana kegiatan adalah
menggalakkan program diet pada penderita hipertensi khususnya pada lansia

3
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

3.1 Pemecahan Masalah

Alternative pemecahan masalah untuk menyelesaikan persoalan mitra adalah


memberikan penyuluhan kesehatan tentang diet hipertensi yang benar

3.2 Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang ditawarkan untuk menyelesaikan persoalan mitra


program yang telah disepakati bersama dengan menggunakan metode ceramah
dan diskusi

3.3 Prosedur kerja

Adapun prosedur kerja untuk mendukung realisasi metode yang ditawarkan


sebagai berikut :

Persiapan

Pelaksana Kegiatan

Evaluasi

Pembuatan Laporan

Gambar 2. Diagram Alur Tahapan Prosedur Kerja

4
1. Persiapan
Adapaun kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap
persiapan yaitu :
a. Pembuatan proposal dan penyelesaian administrasi perijinan tempat
atau lokasi pengabdian masyarakat
b. Melakukan identifikasi di lokasi pengabdian masyarakat yaitu di Desa
Plandi, Jombang.
c. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan penyuluhan dan
diskusi pada lansia di Desa Plandi, Jombang
d. Menyiapkan tim pelaksana diet hipertensi
2. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengabdian akan dilaksanakan setelah semua perijinan dan
persiapan peralatan sudah selesai dilakukan. Kegiatan akan dilaksanakan
di Balai Desa Plandi Jombang. Adapun rencana pelaksanaan kegiatan
yaitu sebagai berikut :

Kegiatan Waktu Alat dan bahan Penilaian


1. Perkenalan 90 menit Leaflet Partisipasi
2. Sambutan
peserta dan
3. Acara inti yaitu
penyuluhan keaktifan
tentang diet
peserta
hipertensi

3. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi ini bertujuan untuk melihat perkembangan
program yang dilaksanakan untuk mengetahui kendala yang ada, cara
menanganinya sehingga program pengabdian yang dilakukan benar-benar
efektif dan maksimal, sehingga perlu dilakukan monitoring dan evaluasi
secara berkala dan berkesinambungan.

5
4. Pembuatan Laporan
a. Pembuatan laporan awal
Pembuatan laporan awal disesuakan dengan hasil yang dicapai selama
melakukan pembinaan terhadap lansia yang ada di Desa Plandi
Jombang
b. Revisi Laporan
Revisi laporan dilakukan apabila terjadi kesalahan pada pembuatan
laporan awal
c. Pembuatan Laporan Akhir
Pembuatan laporan akhir dilakukan setelah melakukan revisi laporan
agar dalam penyusunan laporan akhir diperoleh hasil yang lebih baik.

3.4 Kinerja Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat


Adapun kinerja lembaga pengabdian kepada masyarakat dalam kegiatan PPM
satu tahun terakhir adalah sebagai berikut :

No Kegiatan Koordinator Waktu


1 Penentuan daerah sasaran Endang Y, Mei 2017
S.Kep.,Ns.,M.Kes
2 Survey lokasi Endang Y, Mei 2017
S.Kep.,Ns.,M.Kes
3 Analisis keadaan social ekonomi Agustina M, Mei 2017
S.Kep.,Ns.,M.Kes
4 Pendekatan terhadap lansia Endang Y, Mei 2017
S.Kep.,Ns.,M.Kes
5 Persiapan alat dan bahan Mahasiswa Mei 2017
6 Mengidentifikasi lansia di desa Mahasiswa Juni 2017
Plandi
7 Penyuluhan tentang diet hipertensi Semua Tim Juni 2017
8 Evaluasi Endang Y, Juni 2017
S.Kep.,Ns.,M.Kes
9 Pengecekan teknis Agustina M, Juni 2017
S.Kep.,Ns.,M.Kes
10 Pengawasan Endang Y, Juni 2017
S.Kep.,Ns.,M.Kes

6
BAB 4
PELAKSANA KEGIATAN

4.1 Tempat Kegiatan


Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang diet hipertensi pada lansia
dilaksanakan di Balai Desa Plandi Jombang

4.2 Masalah yang dihadapi


Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya berbagai penyakit
kardiovaskular antara lain penyakit jantung koroner, stroke, penyakit ginjal, dan
retinopati.3 Mengetahui faktor penyebab atau faktor risiko terjadinya hipertensi
merupakan hal penting untuk pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi yang
adekuat dalam upaya menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

4.3 Penyelesaian masalah


Modifikasi gaya hidup direkomendasikan dalam berbagai petunjuk
terapi hipertensi di samping terapi farmakologik.3,6 Sebagian besar faktor gaya
hidup berkaitan dengan faktor diet/ asupan makanan sehari-hari, meliputi jenis
makronutrien dan mikronutrien serta status gizi berlebih/kegemukan. Dalam
makalah ini akan diuraikan faktor asupan makanan, baik yang berisiko
meningkatkan maupun yang dapat menurunkan tekanan darah.
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi
untuk menghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar
kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak
mengalami stroke atau infark jantung. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi
adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker,
keripik dan makanan kering yang asin).

7
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning
telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam
natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
DAFTAR BAHAN PANGAN :
1. Serelia, dan umbi-umbian serta hasil olahannya: beras, jagung, sorgum,
cantle, jail, sagu, ubi, singkong, kentang, talas, mie, roti, bihun, oat.
2. Sayuran: Sayur daun: kangkung, bayam, pucuk labu, sawi, katuk, daun
singkong, daun pepaya, daun kacang, daun mengkudu, dan sebagainya.
Sayur buah: kacang panjang, labu, mentimun, kecipir, tomat, nangka muda,
dan sebagainya. Sayur akar: wortel, lobak, bit, dan sebagainya.
3. Buah: jambu biji, pepaya, jeruk, nanas, alpukat, belimbing, salak,
mengkudu, semangka, melon, sawo, mangga.
4. Kacang-kacangan dan hasil olahnya (tempe, tahu) serta polong-polongan. 5.
Unggas, ikan, putih telur.
5. Daging merah, kuning telur.
6. Minyak, santan, lemak (gajih), jeroan, margarine, susu dan produknya.
7. Gula, garam.
STOP : KONSUMSI DAGING KAMBING DAN DURIAN
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan
memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang
(merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung
sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa.
Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk
menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu

8
menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1
sendok teh per hari. Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 –
175 mEq/hari) dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan.
Selain itu, pemberian kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan
kalium akibat dan rendah natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang
(50 gram) dari apel (159 mg kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat (366 mg
kalium), pisang (451 mg kalium) kentang panggang (503 mg kalium) dan susu
skim 1 gelas (406 mg kalium). Kecukupan kalsium penting untuk mencegah
dan mengobati hipertensi: 2-3 gelas susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju
rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan kalsium 250 mg/hari. Sedangkan
kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg.

4.4 Metode kegiatan


Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan metode
ceramah dan diskusi. Informasi tentang Modifikasi Pola Diet Dietary approaches
to stop hypertension (DASH) merupakan pola diet yang dianjurkan dalam
Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) bagi semua pasien
hipertensi. Pola diet mengikuti pola DASH ini meliputi tinggi buah-buahan,
sayuran, produk susu rendah lemak, rendah asupan lemak dan rendah lemak
jenuh, kolesterol, serealia utuh (whole grain), ikan, unggas, dan kacang-
kacangan; mengurangi daging merah, gula, serta minuman manis. Pola diet
sesuai DASH ini kaya akan potasium, magnesium, kalsium, serat, dan sedikit
tinggi protein.

9
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Terjadi peningkatan kemampuan kognitif pada lansia dalam hal penyakit
hipertensi
2. Sebagian lansia sudah memahami tentang bagaimana makanan yang boleh
dan yang tidak boleh dikonsumsi pada lansia yang menderita hipertensi
3. Selama pelaksanaan kegiatan mendapatkan dukungan penuh dari perangkat
desa dan para kader posyandu

5.2 Saran
1. Diharapkan keluarga lansia lebih berperan dalam memonitor makanan yang
dikonsumsi oleh lansia
2. Diharapkan keluarga memotivasi kepada para lansia yang menderita
hipertensi untuk makan makanan yang sehat dan bergizi untuh mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Kearney PM, Whelton M, Reynolds K, Muntner P, Whelton PK, He J. Global


burden of hypertension: analysis of worldwide data. Lancet. 2005;365:217-23.
2. Appel LJ, Brands MW, Daniels SR, Karaanja N, Elmer PJ, Sacks FM. Dietary
approaches to prevent and treat hypertension: a scientific statement from the
American Heart Association. Hypertension 2006;47:296-308
3. Chobanian A, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al.
Seventh report of the joint national committee on prevention, detection,
evaluation, and treatment of high blood pressure. Hypertension. 2003;42:1206-
52
4. Whitworth JA; World Health Organization, International Society of
Hypertension Writing Group. 2003 World health Organization
(WHO)/International Society of Hypertension (ISH) statement on management
of hypertension. J Hypertens. 2003;21:1983-92.
5. Srinath Reddy K, Katan MB. Diet, nutrition and the prevention of hypertension
and cardiovascular diseases. Public Health Nutr. 2004;7:167-86.
6. Whitworth JA, Chalmers J. World Health Organization - International Society
of hypertension (WHO/ISH) hypertension guidelines. Clin Exp Hypertens.
2004;26:747-52.
7. Hodgson JM, Burke V, Beilin LJ, Puddey IB. Partial substitution of
carbohydrate intake with protein intake from lean red meat lowers blood
pressure in hypertensive persons. Am J Clin Nutr 2006;83:780 -7.
8. Shah M, Adams-Huet B, Garg A. Effect of high-carbohydrate or high-
cismonounsaturated fat diets on blood pressure: a meta-analysis of intervention
trials. Am J Clin Nutr. 2007;85:1251- 6.
9. Martinez FJ, Rizza JC, Romero C. High-fructose feeding elicits insulin
resistance, hyperinsulinemia, and hypertension in normal mongrel dogs.
Hypertension. 1994;23:456-63.

11

Anda mungkin juga menyukai