Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MINGGUAN

GEOLOGI STRUKTUR

ACARA 1

PENGENALAN GEOLOGI STRUKTUR

NAMA : IRVAN ERIKA PANGESTU

NIM : 1909056025

PRODI : TEKNIK PERTAMBANGAN

ASISTEN : HILMAN FADLLUR RAHMAN

NIM : 1809085001

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari segala
sesuatu mengenai planit Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok
ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi,
struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi,
kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di
alam semesta hingga sekarang. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam
namun juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari.

Geologi struktur merupakan ilmu yang mempelajari struktur bumi dibawah permukaan
maupun yang tersingkap dipermukaan, serta mempelajari bagaimana cara terbentuknya.
Geologi struktur sendiri terdiri dari banyak jenis, diantaranya adalah kekar, patahan,
lipatan dan lain sebagainya. Pembelajaran geologi struktur tidak hanya sebatas itu saja
melainkan juga menginterpretasikan fenomena apa saja yang terjadi di lapangan yang
menyebabkan atau faktor penyebab dari kejadian-kejadian yang ada sehingga
membentuk sturktur-struktur tertentu. Struktur bidang merupakan bagian dari geologi
struktur yang kedudukannya dinyatakan denga strike dan dip. Strike adalah arah yang
diukur dari bidang datar terhadap arah utara sedangkan pada dip adalah sudut
kemiringan bidang dengan bidang horizontal dengan arah tegak lurus strike.

Oleh karena itu, dilakukannya praktikum geologi struktur tentang struktur bidang ini
agar para mahasiswa, khususnya mahasiswa teknik pertambangan dapat paham serta
mengetahui tekait cara-cara dalam menentukan suatu struktur bidang yang meliputi
strike dan dip di lapangan yang sesungguhnya.
1.2. Tujuan

Pada praktikum kali ini memilki tujuan sebagai berikut :


a Untuk mengetahui definisi struktur bidang
b Untuk mengetahui kemiringan dari struktur bidang
c Untuk mengetahui cara menggambar geometri struktur bidang ke dalam
proyeksi dua dimensi (secara grafis)
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengenalan Geologi Struktur

Secara umum hal yang paling penting dalam mempelajari struktur geologi adalah
geometri dari unsur struktur. Hal ini sangat penting, karena menyangkut lokasi
pembentukannya, karakteristik, orientasi, dan evolusi dari unsur–unsur struktur tersebut
(Ayusari Wahyuni, dkk, 2019).

Geologi struktur adalah suatu ilmu yang mempelajari perihal bentuk arsitektur kerak
bumi beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahanperubahan
bentuk (deformasi) pada batuan.Geologi struktur mencakup bentuk permukaan bentuk
permukaan zang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfosisi dan
geologirekayasa (Ayusari Wahyuni, dkk, 2019).

Kompas berasal dari bahasa Latin yaitu compassus yang berarti jangka. Kompas sendiri
sudah dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno
yang dipakai pejuang China sekitar tahun 1100 M. Kompas geologi digunakan untuk
mengukur arah (azimuth) pada suatu titik ataupun kelurusan struktur, mengukur
kemiringan lereng, maupun mengukur jurus ataupun kedudukan perlapisan dan
kemiringan lapisan batuan. Setiap kompas geologi harus memiliki sebuah jarum magnit,
lingkaran pembagi dalam derajat, nivo leveling (nivo mata lembu) dan sebuah
klinometer dengan nivo tabung mengukur kemiringan (Ayusari Wahyuni, dkk, 2019).

Strike atau jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar dengan
bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Dip adalah derajat yang dibentuk antara
bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak lurus dari garis strike. Bidang
planar ialah bidang yang relatif lurus, contohnya ialah bidang perlapisan, bidang kekar,
bidang sesar, dan sebagainya (Ayusari Wahyuni, dkk, 2019).
Cara menentukan strike dengan menggunakan kompas geologi yaitu yang pertama,
mencari batuan yang agak rata dapat menggunakan bantuan papan pengalas. Kedua,
menempelkan sisi E (east) badan kompas kebidang batuan dengan lengan kompas
searah dengan strike selanjutnya, mengatur badan kompas hingga gelembung udara
pada Bull’s eye tepat di tengah. Kemudian menekan tombol kecil yang berada dibadan
kompas untuk mengunci posisi jarum kompas. Terakhir, membaca derajat yang
ditunjukkan oleh jarum utara (N) (Ayusari Wahyuni, dkk, 2019).

Cara menentukan dip yaitu yang pertama menempelkan sisi W (west) badan kompas ke
bidang batuan dengan lengan kompas tegak lurus dengan strike. Kedua, mengatur level
tabung klinometer hingga tepat di tengah dengan kuas yang berada dibadan kompas.
kemudian membaca derajat yang ditunjukkan di klinometer (Ayusari Wahyuni, dkk,
2019).

2.2 Struktur Bidang

A. Definisi
• Kedudukan (attitude) adalah batasan umum untuk orientasi dari bidang atau garis
didalam ruang umumnya dihubungkan dengan koordinat geografi dan bidang
horizontal, dan terdiri komponen arah dan kemiringan.
• Arah (trend) adalah arah dari suatu bidang horizontal, umumnya dinyatakan dengan
azimuth atau besaran sudut horizontal dengan garis tertentu (Bearing).
• Kecondongan (inclination) adalah sudut vertikal yang diukur kearah bawah dari
bidang horizontal ke suatu bidang atau garis dan apabila diukur pada bidang yang
tidak tegak lurus strike disebut kemiringan semu (Apperent dip).
• Jurus (Strike) adalah arah garis horizontal yang terletak pada bidang miring.
• Kemiringan (Dip) adalah sudut terbesar dari suatu bidang miring, yang diukur
tegak lurus jurus.
Gambar 2.1. Kedudukan bidang dan garis didalam ruang
(Sukartomo, 2013).

B. Jurus dan Kemiringan


Jurus dan Kemiringan adalah besaran untuk menyatakan kedudukan semua struktur
bidang, misalnya perlapisan, foliasi, kekar, sesar dsb. Contoh penulisan kedudukan
bidang:

Tabel 2.1 Penulisan Kedudukan Bidang

- Kemiringan & Arah Kemiringan : 30, N 215 E


(Sukartomo, 2013).

C. Metoda Grafis dengan Proyeksi Ortografi


Metode grafis adalah untuk menggambarkan kedudukan dari tiga demensi menjadi
dua demensi, yaitu dengan cara proyeksi ortografi
Gambar 2.2. Metode grafis dengan proyeksi ortografi

ABCD menunjukkan struktur bidang dengan strike A-D & B-C dan d adalah beda
tinggi antara AD dan BC. Sudut  adalah sudut true dip sedangkan LAK adalah
apperent dip (Sukartomo, 2013).

2.3 Struktur Garis

A. Definisi
Garis adalah unsur geometri yang merupakan kumpulan dari titik-titik, dapat berbentuk
lurus maupun lengkung
• Arah penunjaman (Trend) adalah garis horizontal atau jurus dari bidang vertikal
yang melalui garis, yang menunjukkan arah kecondongan garis tersebut.
• Penunjaman (Plunge) adalah besaran sudut pada bidang vertikal, antara garis
dengan bidang horizontal.
• Pitch/Rake adalah besaran sudut lancip antara garis dengan horizontal yang diukur
pada bidang dimana garis tersebut terletak.
(Sukartomo, 2013).

B. Arah, penunjaman & Pitch/Rake


Kedudukan struktur garis adalah diketahuinya arah, plunge dan rake sebuah garis dari
suatu bidang, dengan metode grafis.
Contoh: Bidang ABCD dengan kedudukan N 0 E/45 terletak garis AL dengan arah
penumjaman N 135 E, tentukan plunge dan Rake garis AL.
Jawab:
1. Buat proyeksi bidang ABCD dengan kedalaman d
2. Buat arah garis N 135 E dari tititk A sehingga memotong jurus di titik K
3. Buat garis dari K tegak lurus sepanjang d di L, maka plunge adalah sudut KAL
4. Putar bidang ABCD ke posisi horizontal dengan poros AB(posisi A-D menjadi A –
Dr dari pusat putar di A)
5. Buat jurus dari Dr sedalam d (garis sejajar AB)
6. Buat garis tegak lurus dari K memotong CD rebah di Lr
7. Hubungkan Lr dengan A, maka sudut BALr adalah Rake(Ukur dengan busur
derajat dan Rake < 90).

Gambar 2.3. Metode grafis dengan proyeksi ortografi


(Sukartomo, 2013).

2.4 Proyeksi Steriografi

Prinsip Proyeksi steriografi merupakan cara pendekatan deskripsi geometri yang efisien
untuk menggambarkan hubungan sudut antara garis dan bidang secara langsung.Pada
proyeksi sterio grafis, unsur struktur geologi digambarkan dan dibatasi didalam suatu
permukaan bola (sphere). Bidang proyeksi ini akan berbentuk suatu lingkaran primitif
dan juga merupakan proyeksi dari struktur bidang yang kedudukannya horizontal (dip=
0), maka kedudukan bidang miring pada Wulf net dan Schmidt net, 0(nol) di lingkaran
primitip dan 90 terletak pada pusat lingkaran. (Sukartomo, 2013).
Jaring steriografi meridional (Wulf Net) Wulf net dibuat berdasarkan pembagian sama
sudut dari garis yang ditarik melalui Zenith ke setiap titik pada lingkaran besar , yang
proyeksinya pada bidang equator berupa stereogram. Dengan memproyeksikan berbagai
bidang dengan jurus Utara – Selatan dengan arah kemiringan ke Barat dan ke Timur
akan di dapat berbagai jaring meridian. Lingkaran kecil merupakan perpotongan antara
permukaan bola dengan bidang yang tidak melalui pusat bola. Bila arah U – S
merupakan kedudukan pusat lingkaran kecil dengan jarijari berbeda dan lingkaran kecil
bagian bawah bola diproyeksikan ke titik zinith, maka akan dihasilkan steriogram yang
disebut garis lengkung lingkaran kecil Cara menggunakan Wulf net adalah untuk
proyeksi struktur bidang dengan jurus U – S struktur bidang berupa lingkaran besar dan
dip nya diukur pada arah E – W sterionet, dengan 0 pada tepi lingkaran dan 90 di
pusat lingkaran. (Sukartomo, 2013).

Jaring Sama Luas (Schmidt Net) Dasar geometri dari proyeksi ini adalah suatu bidang
diametral vertikal dibatasi dalam kerangka permukaan bola dengan jari-jari lingkaran
kerangka dibuat sama. Cara menggambarkan sama dengan Wulf net, hanya
perbedaannya lingkaran besar dan kecil tidak diproyeksikan sebagai garis lengkung
busur. Proyeksi kutup Didalam proyeksi steriografi suatu bidang dapat direpleksikan
sebagai titik, yang merupakan proyeksi kutubnya. Untuk mendapatkan kutub dari suatu
bidang, cukup dengan menggambarkan titik proyeksi pada jaring sebesar 90 dari
kemiringan bidangnya, sebaliknya steriogram bidang dapat digambarkan dari proyeksi
titik kutubnya. Penggunaan proyeksi bidang maupun kutub kedua jaring tersebut dapat
digunakan, tetapi untuk analisa struktur lebih lanjut akan lebih baik menggunakan jaring
Schmidt. (Sukartomo, 2013).

2.5 Sesar

Patahan/sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Umumnya


disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di lapangan indikasi
suatu sesar/patahan dapat dikenal melalui: a) Gawir sesar atau bidang sesar; b).
Breksiasi, gouge, milonit, ; c). Deretan mata air; d). Sumber air panas; e).
Penyimpangan/pergeseran kedudukan lapisan; f) Gejala-gejala struktur minor seperti:
cermin sesar, gores garis, lipatan dsb. Sesar dapat dibagi kedalam beberapa jenis/tipe
tergantung pada arah relatif pergeserannya. Selama patahan/sesar dianggap sebagai
suatu bidang datar, maka konsep jurus dan kemiringan juga dapat dipakai, dengan
demikian jurus dan kemiringan dari suatu bidang sesar dapat diukur dan ditentukan.
(Noor, 2012).

Sesar merupakan retakan yang mempunyai pergerakan searah dengan arah retakan.
Ukuran pergerakan ini adalah bersifat relatif, dan kepentingannya juga relatif. Sesar
mempunyai bentuk dan dimensi yang bervariasi. Ukuran dimensi sesar mungkin dapat
mencapai ratusan kilometer panjangnya (sesar Semangko) atau hanya beberapa
sentimeter saja. Arah singkapan suatu sesar dapat lurus atau berliku-liku. Sesar boleh
hadir sebagai sempadan yang tajam, atau sebagai suatu zona, dengan ketebalan
beberapa milimeter hingga beberapa kilometer (Noor, 2012).

Arah pergerakan yang terjadi disepanjang permukaan suatu sesar dikenal sebagai bidang
sesar. Apabila bidang sesarnya tidak tegak, maka batuan yang terletak di atasnya
dikenali sebagai dinding gantung (hanging wall), sedangkan bagian bawahnya dikenal
dengan dinding kaki (footwall) (Noor, 2012).

Ada dua jenis gelinciran sesar, satu komponen tegak (dip-slip) dan satu komponen
mendatar (strike-slip). Kombinasi kedua-dua gelinciran dikenal sebagai gelinciran oblik
(oblique slip) (Noor, 2012).

Pada permukaan bidang sesar terdapat gores-garis sesar (slicken-side) yang dicirikan
oleh permukaan yang licin, pertumbuhan mineral dan tangga-tangga kecil. Arah
pergerakan sesar dapat ditentukan dari arah gores garisnya (Noor, 2012).

Menurut Anderson (1942) ada tiga kategori utama sesar, yaitu sesar normal atau sesar
turun (normal fault), sesar sungkup atau sesar naik (thrust fault) dan sesar mendatar
(wrench fault atau strike-slip-fault) (Noor, 2012).
Sesar mendatar, berdasarkan gerak relatifnya terdapat sesar mendatar dekstral atau
sinistral. Sedangkan sesar transform adalah sesar mendatar yang terjadi antara dua
lempeng yang saling berpapasan. Terdapat juga sesar jenis en echelon, sesar radial,
sesar membulat dan sesar sepanjang perlapisan (Noor, 2012).

Dip Slip Faults adalah patahan yang bidang patahannya menyudut (inclined) dan
pergeseran relatifnya berada disepanjang bidang patahannya atau offset terjadi
disepanjang arah kemiringannya. Sebagai catatan bahwa ketika kita melihat pergeseran
pada setiap patahan, kita tidak mengetahui sisi yang sebelah mana yang sebenarnya
bergerak atau jika kedua sisinya bergerak, semuanya dapat kita tentukan melalui
pergerakan relatifnya. Untuk setiap bidang patahan yang yang mempunyai kemiringan,
maka dapat kita tentukan bahwa blok yang berada diatas patahan sebagai “hanging wall
block” dan blok yang berada dibawah patahan dikenal sebagai “footwall block”. (Noor,
2012).

Normal Faults adalah patahan yang terjadi karena gaya tegasan tensional horisontal
pada batuan yang bersifat retas dimana “hangingwall block” telah mengalami
pergeseran relatif ke arah bagian bawah terhadap “footwall block”. (Noor, 2012).

Gambar 2.4. Reverse Fault sebagai hasil dari gaya tegasan kompresional, dimana
bagian hanging wall bergerak relatif kebagian atas dibandingakan footwallnya.
(Noor, 2012).

2.6 Lipatan
Pengertian Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang
ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada unsur garis atau
bidang didalam bahan tersebut. Lipatan terbentuk bilamana unsur yang telah ada
sebelumnya terubah menjadi bentuk bidang lengkung atau garis lengkung. Perlipatan
adalah deformasi yang tidak seragam yang terjadi pada suatu bahan yang mengandung
unsur garis atau bidang (bidang perlapisan, foliasi). Suatu masa batuan yang tidak
mempunyai unsur struktur garis atau bidang tidak menunjukkan tanda perlipatan. (Noor,
2012).
Unsur-unsur Lipatan dapat ditunjukkan pada suatu penampang lipatan. Beberapa titik
pada profil permukaan dideskriksikan antara lain:
• Hinge point adalah titik maksimun pelengkungan pada lapisan yang terlipat. - Crest
adalah titik tertinggi pada pelengkungan
• Trough adalah titik terendah pada pelengkungan - Inflection point adalah titik batas
dari dua pelengkungan yang berlawanan
• Fold axis(sumbu lipatan/hinge line) adalah garis maksimum pelengkungan pada
suatu permukaan bidang yang terlipat.
• Axial plane (bidang sumbu) adalah bidang yang dibentuk melalui garis-garis sumbu
pada suatu lipatan . Bidang ini tidak selalu berupa bidang lurus (planar), tetapi
dapat melengkung yang umum disebut sebagai axial surface.
• Fold limb(sayap lipatan) adalah sisi-sisi dari bidang yang terlipat yang berada
diantara daerah pelengkungan(hinge zone) dan batas pelengkungan (inflection line).
(Noor, 2012).

2.7 Kekar

Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang
bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan
oleh: a). Pemotongan bidang perlapisan batuan; b). Biasanya terisi mineral lain
(mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb; c) kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat
dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang
bekerja pada batuan tersebut. Kekar yang umumnya dijumpai pada batuan adalah
sebagai berikut:
1. Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan/rekahan yang membentuk pola saling
berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis shear
joint umumnya bersifat tertutup.
2. Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya utama,
Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.
3. Extension Joint (Release Joint) adalah retakan/rekahan yang berpola tegak lurus
dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka.
(Noor, 2012).

Gambar 2.4. Kekar (fracture) jenis “Shear Joints” dan “Tensional Joint”.
(Noor, 2012).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :

3.1.1. Alat

a Alat tulis
b Jangka
c Busur 360̊
d Penggaris

3.1.2. Bahan

a Milimeter blok

3.2. Prosedur Percobaan

a Digambarkan rebahan masing-masing bidang yang memuat kemiringan semu


sesuai dengan arahnya di titik O dengan kedalaman d sehingga menghasilkan
bidang OCF dan ODE.
b Dihubungkan titik D dan C. Garis DC merupakan proyeksi horisontal jurus

0
bidang ABFE: N Z E.

c Melalui O dibuat garis tegak lurus DC sehingga memotong di L.


d Diukur LK sepanjang d pada garis DC. Sudut LOK merupakan kemiringan
sebenarnya dari bidang ABFE.
0 0
e Jadi kedudukan bidang tersebut adalah N Z E/a .
BAB IV
PEMBAHASAN

Dari lokasi O diukur dua kemiringan semu. Masing-masing pada arah N 65 o E sebesar
20o dan pada arah N 140o E sebesar 15o

Gambar 4.1 Penyelesaian Data Struktur Bidang


BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pada praktikum kali ini disimpulkan bahwa :


a. Struktur bidang adalah struktur batuan yang membentuk geometribidang.
Kedudukan awal struktur bidang (bidang perlapisan) pada umumnyamembentuk
kedudukan horizontal. Kedudukan ini dapat berubah menjadi miringjika
mengalami deformasi atau pada kondisi tertentu.
b. Kemiringan sebenarnya diperoleh dengan mengukur besar sudut LOK sehingga
diperoleh nilainya yaitu 17°.
c. Gambarkan rebahan masing-masing bidang yang memuat kemiringan semu
sesuai dengan arahnya di titik O dengan kedalaman d sehingga menghasilkan
bidang OCF dan ODE. Hubungkan titik D dan C. Garis DC merupakan

0
proyeksi horisontal jurus bidang ABFE: N Z E. (3) Melalui O buatlah garis
tegaklurus DC sehingga memotong di L. Ukurkan LK sepanjang d pada garis
DC. Sudut LOK merupakan kemiringan sebenarnya dari bidang ABFE. Jadi

0 0
kedudukan bidang tersebut adalah N Z E/a .

5.2. Saran

Sebaiknya pada praktikum selanjutnya dapat dilakukan secara tatap muka agar
praktikan dapat lebih memahami cara menganalisis struktur garis dan bidang, kekar,
lipatan, dan sesar dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Ayusari, Dkk. 2019. Pengukuran Strike Dan Dip Di Desa Padaelo’ Kecamatan
Mallawa Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Bandung.
Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta
Sukartomo, 2013. Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur. Yogyakarta
.

Anda mungkin juga menyukai