GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT
INSTRUKSI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT
NOMOROS0.13/O1 /KUM TAHUN 2022
TENTANG
OPTIMALISASI POSYANDU KELUARGA DALAM UPAYA PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021
tentang Percepatan Penurunan Stunting, Peraturan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun
2021-2024 dan Peraturan Gubernur Nomor 30 Tahun 2021 tentang Revitalisasi
Pos Pelayanan Terpadu, dalam rangka mengoptimalkan fungsi posyandu
keluarga untuk percepatan penurunan stunting di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
dengan ini menginstruksikan:
Kepada Ketua TPPS Kab/Kota se-NTB,
Kepala BAPPEDA Provinsi dan Kab/Kota se-NTB;
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota se-NTB;
Kepala DPMPD Provinsi dan Kab/Kota se-NTB;
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi dan OPD KB Kab/Kota se-NTB;
Ketua TP PKK Provinsi dan Kab/Kota se-NTB.
Oarene
Untuk
KESATU
»
Mengaktifkan pokjanal posyandu kecamatan dan pokja
posyandu desa/kelurahan;
b. Memfasilitasi posyandu keluarga agar aktif menjalankan
fungsinya setiap bulan dengan melaksanakan 5 langkah
pelayanan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP)
posyandu keluarga;
c. Mengoordinasikan dan membina pelaksanaan tugas TPPS
Kecamatan dan Desa;
d. Memfasilitasi pencapaian input aplikasi SIP dan e-PPGBM
(minimal 95%) setiap bulan;
e. Melakukan kalibrasi alat atropometri posyandu keluarga
secara berkala.KEDUA
Menyelesaikan kendala dan hambatan dalam pelaksanaan
posyandu keluarga;
Melakukan evaluasi pelaksanaan intervensi kepada sasaran
stunting yang dilaksanakan oleh TPPS Desa;
Menumbuhkan dan melaksanakan Gerakan Orang Tua
Asuh bagi anak stunting di NTB.
Khusus kepada TP-PKK untuk:
a.
b.
Menggerakkan sasaran posyandu keluarga untuk hadir saat
pelaksanaan posyandu keluarga;
Pendampingan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan
untuk sasaran stunting berasal dari pangan lokal sumber
protein hewani seperti telur, daging, ikan, ayam dan lain-lain.
Khusus kepada Kader Posyandu agar melaksanakan:
a,
Mengidentifikasi kesediaan alat antropometri standar
(pengukuran dan penimbangan) untuk kegiatan pelayanan
posyandu
Penimbangan Berat Badan (BB) menggunakan timbangan
digitaldan mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP)
yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTB.
Pendampingan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Pemulihan untuk sasaran stunting berasal dari pangan lokal
sumber protein hewani seperti telur, daging, kan, ayam dan
lain-lain.
Berkoordinasi dengan TPPS Desa dan Kader Pembangunan
Manusia terkait hasil pendampingan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) Pemulihan untuk sasaran stunting.
Khusus kepada Tim Pendamping Keluarga untuk:
a,
Melaksanakan pendampingan meliputi penyuluhan, fasilitasi
pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program
bantuan sosial kepada calon pengantin/calon pasangan usia
subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, anak usia 0-59 bulan;
Melakukan surveilans kepada keluarga termasuk calon
pengantin/calon pasangan usia subur dan/atau keluarga
perisiko stunting,
Melakukan surveilans kepada sasaran prioritas untuk
mendeteksi dini faktor risiko stunting;
Pendampingan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan
untuk sasaran stunting berasal dari pangan lokal sumber
protein hewani seperti telur, daging, ikan, ayam dan lain-lain.
Khusus kepada Kader Pembangunan Manusia untuk:
a.
b.
c.
Melakukan deteksi dini stunting melalui pengukuran
panjang/tinggi badan bayi dan balita.;
Mengidentifikasi sasaran rumah tangga 1.000 HPK melalui
petasosial desa dan Pengkajian Kondisi Desa (PKD);
Memfasilitasi desa untuk mengoptimalkan penggunaan Dana
Desa dalam RKPDes dan APBDes untuk intervensi stunting,
Mendukung desa dan masyarakat untuk memantau dan
memastikan integrasi intervensi 5 paket layanan pada rumah
tangga 1.000 HPK;e. Menerima dan melaporkan hasil pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan bayi dan balita;
f Pendampingan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Pemulihan untuk sasaran stunting berasal dari pangan lokal
sumber protein hewani seperti telur, daging, ikan, ayam dan
lain-lain;
g. Melaporkan hasil pemantauan Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) untuk sasaran stunting ke call center Bappeda
Provinsi NTB.
Khusus kepada Kepala Desa/Lurah untuk:
a, Menyediakan honor kader posyandu minimal Rp. 150.000,-
Jorang/bulan;
b. Menyediakan PMT Penyuluhan sesuai dengan sasaran posyandu;
c. Mengadakan/melengkapi peralatan posyandu _keluarga
(posyandu keluarga kit), seperti timbangan digital, microtoice,
lengthboard, dan lain-lain;
d. Menyelenggarakan pelatihan/penyegaran kader oleh desa
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas;
e. Memantau Pemberian Makenan Tambahan (PMT) untuk
sasaran stunting berasal dari pangan lokal sumber protein
hewani seperti telur, daging, ikan, ayam dan lain-lain;
f, Mendukung gerakan bersama pemberian protein hewani (telur)
bagi sasaran stunting dan keluarga berisiko stunting yang
dilakukan setiap hari sebanyak 1-2 butir selama 3-5 bulan.
Khusus Kepada Puskesmas untuk:
a, Menyediakan PMT Pemulihan sesuai dengan sasaran stunting;
b. Melengkapi alat antropometri posyandu keluarga.
Khusus Kepada TPPS Desa untuk:
a. Mengadakan bahan pangan sumber protein hewani (telur dan
lain- lain);
b. Mendistribusikan bahan pangan sumber protein hewani (telur
dan lain-lain) ke sasaran stunting;
c. Pendampingan Pemberian Makanan Tambahan (PM7)
Pemulihan untuk sasaran stunting berasal dari pangan Jokal
sumber protein hewani seperti telur, daging, ikan, ayam dan
lain-lain;
d. Melaporkan hasil pemantauan Pemberian Makanan
‘Tambahan (PMT) untuk sasaran stunting ke call center
Bappeda Provinsi NTB.
Khusus Kepada Orang tua asuh untuk
a. Melaksanakan gerakan bersama pemberian protein hewani
{telur) bagi sasaran stunting dan keluarga berisiko stunting
yang dilakukan setiap hari sebanyak 1-2 butir selama 3-5
bulan;
b. Menyediakan dukungan anggaran bagi anak stunting berupa
pemenuhan protein hewani sejumlah Rp. 500.000,-/orang
tua asuh untuk pengadaan telur atau sumber protein hewani
lainnya.KETIGA : Melaksanakan Instruksi Gubernur ini dengan sungguh-
sungguh dan penuh tanggung jawab.
Instruksi Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Ditetapkan di Mataram
pada tanggal, 4 Beplem bee 2.22.
GUBERNUR NWSA TENGGARA BARAT,
DR. H. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M. Sc.
Perbup Sumbawa Barat Nomor 98 Tahun 2021 Tentang Kebijakan Dan Strategi Daerah Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga KSB