Anda di halaman 1dari 7

Kasus Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Indonesia

Disusun Guna Memenuhi Tugas Paper Sosial Ekonomi Perikanan

Dosen Pengampu :
Romadhon, S.Pi., M.Biotech.

Nama dan NIM:


Raditya Ananta P. (26060121140059)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 17.504 pulau dan garis
pantai sekitar 81.000 km, dengan jumlah penduduk pesisir 16,42 juta jiwa. Dalam
konteks bentang alam, pesisir merupakan wilayah yang unik karena merupakan
tempat bertemunya daratan dan lautan. Kawasan pesisir merupakan kawasan
penting dari berbagai perspektif perencanaan dan pengelolaan. Di wilayah pesisir
Indonesia, sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan yang diturunkan
secara turun temurun. Karakteristik masyarakat yang terbentuk sesuai dengan sifat
dinamis profesi yang digeluti. Potensi hasil tangkapan yang tidak menentu
mengharuskan nelayan berpindah-pindah untuk memaksimalkan hasil tangkapan.
Selain itu, tingkat risiko yang tinggi berarti bahwa komunitas nelayan hidup di
lingkungan alam yang keras dengan ketidakpastian terus-menerus untuk berbisnis.
Seperti komunitas lainnya, komunitas nelayan menghadapi serangkaian masalah
sosial-ekonomi yang kompleks. Secara umum, situasi masyarakat pesisir,
khususnya masyarakat nelayan tradisional, berada pada atau di bawah garis
kemiskinan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi di wilayah pesisir?
2. Apa yang melatar belakangi kemiskinan masyarakat pesisir?
3. Apa saja prinsip sosial ekonomi dalam perikanan?
4. Upaya apa saja yang telah dilakukan guna mensejahterakan masyarakat
pesisir?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi di wilayah pesisir.
2. Untuk mengetahui latar belakang kemiskinan masyarakat pesisir.
3. Untuk mengetahui prinsip sosial ekonomi dalam perikanan.
4. Untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan guna mensejahterakan
masyarakat pesisir.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kondisi Sosial Ekonomi di Wilayah Pesisir
Kondisi sosial ekonomi merupakan suatu keadaan yang diatur oleh
seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat, pemberian
posisi ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi oleh pembawa status. Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi
seseorang dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas
ekonomi, pendidikan serta pendapatan.
Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang menetap dan melakukan
aktifitas sosial ekonomi berkaitan dengan sumber daya wilayah pesisir dan lautan.
Masyarakat pesisir tergolong masyarakat yang masih terbelakang dan berada
dalam posisi marginal. Masyarakat pesisir mempunyai cara yang berbeda dalam
aspek pengetahuan, kepercayaan, peranan sosial, dan struktur sosialnya. Kondisi
masyarakat yang relatif tertinggal secara ekonomi, sosial (khususnya dalam hal
akses pendidikan dan layanan kesehatan), serta kultural dibandingkan dengan
kelompok masyarakat lain. Kondisi masyarakat pesisir di berbagai kawasan pada
umumnya ditandai oleh adanya beberapa ciri, seperti kemiskinan, keterbelakangan
sosial-budaya, rendahnya sumber daya manusia (SDM).
Pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut secara intensif, optimal dan
terkendali dapat mendorong adanya pertumbuhan ekonomi lokal yang tinggi serta
dapat memberikan efek keuntungan yang besar bagi kesejahteraan masyarakat
pesisir. Kenyataannya, sampai saat ini wilayah pesisir dan laut belum menjadi
prioritas utama bagi pertumbuhan ekonomi secara nasional dan belum dapat
memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya, sehingga dapat dilihat bahwa
sebagian besar masyarakat pesisir masih berada dibawah garis kemiskinan.
Banyak hal yang mempengaruhi kenapa ekonomi masyarakat pesisir
masih berada dalam tingkat menengah kebawah, diantaranya mahalnya kebutuhan
pokok, tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat seperti wajib belajar 9
Tahun, kebutuhan akan pekerjaan, infra struktur yang kurang memadai,
masyarakat yang cenderung konsumtif dan boros, kurangnya akses terhadap
informasi, teknologi, permodalan, serta kebijakan pemerintah yang kurang
mendukung.
2.2 Latar Belakang Kemiskinan Masyarakat Pesisir
Kemiskinan masyarakat pesisir di latar belakangi oleh beberapa faktor,
diantaranya,
 Keterbatasan teknologi sebagai pemicu awal kemiskinan, dimana teknologi
penangkapan sangat dibutuhkan oleh nelayan baik dalam bentuk alat tangkap
ataupun alat bantu penangkapan (perahu). teknologi penangkapan ikan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu modern dan tradisional. Ukuran modernitas
dilihat dari tingkat eksploitasi dari alat tangkap yang digunakan. Teknologi
penangkapan yang modern akan cenderung memiliki kemampuan
penjangkauan yang luas hingga lepas pantai sehingga hasil tangkapan akan
lebih berefek besar, sedangkan alat tangkap tradisional wilayah tangkapnya
terbatas.
 Pemasaran, masalah pemasaran menjadi aspek penting dalam kehidupan
nelayan. Sulitnya akses masuk ke dalam pasar untuk mengedarkan hasil
tangkapan serta kondisi ikan yang mudah busuk menjadi permasalahan utama
para nelayan yang berasal dari pulau kecil. Dalam kondisi demikian peranan
tengkulak (pedagang ikan) menjadi sangat besar dalam kehidupan nelayan.
Ketergantungan pada tengkulak membuat posisi nelayan semakin lemah,
lemahnya posisi nelayan sering dimanfaatkan oleh para tengkulak untuk
membeli ikan dengan harga yang murah.
 Kualitas manusia yang rendah, dimana banyak sekali ditemui anak anak
daerah pesisir kurang mengenyam pendidikan. Hal ini dapat terjadi karena
anak lebih memilih putus sekolah atau tidak sekolah sama sekali, keterbatasan
biaya serta kurangnya fasilitas atau lokasi pendidikan yang terbilang jauh
menjadi salah satu penyebab.
2.3 Prinsip Sosial Ekonomi Perikanan.

Diperlukan keterlibatan sosial ekonomi pada usaha perikanan, karena pada


dasarnya usaha perikanan bertujuan untuk mensejahterakan pelaku usaha
(nelayan). Pada dasarnya terdapat 3 prinsip utama dalam pengelolaan sumberdaya
perairan ditinjau dari sosial ekonomi yaitu : pemerataan, pelestarian, dan daya
guna ekonomi.

 Prinsip pemerataan antara pelaku aktivitas usaha di bidang perikanan dan


kesejahteraan masyarakat lain merupakan masalah yang paling sulit
diwujudkan. Namun tetap harus diupayakan dan dijalankan cara-cara yang
bertanggungjawab.
 Prinsip pelestarian dapat diartikan sebagai upaya memaksimumkan
produktivitas fisik jangka panjang suatu persediaan (stock). Upaya yang dapat
dilakukan antara lain : menentukan kuota tahunan dan menutup usaha-usaha
yang telah memenuhi kuota tahunan, pembatasan peralatan, penutupan
wilayah dalam jangka waktu tertentu, dan pembatasan ukuran. Karena
sumberdaya perikanan bersifat common property artinya bahwa sumberdaya
dimana keikutsertaan dalam penggunaan adalah bebas dan terbuka.
 Prinsip daya guna ekonomi, dalam pengelolaan sumberdaya perikanan tetap
mengacu pada prinsip ekonomi. Tujuan ini merupakan wujud keinginan
menekan biaya serendah mungkin yaitu biaya yang diperlukan dalam
teknologi yang terbaik dalam pengelolaan sumberdaya hayati perikanan.
2.4 Upaya yang Telah Dilakukan Guna Mensejahterakan Masyarakat Pesisir
Adanya tindakan dari pemerintah dengan memberikan bantuan pokok,
sosialisasi, serta terdapat program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pantai
(P2MPP). Program ini dibentuk guna menanggulangi kemiskinan yang masih
kerap menyerang masyarakat pesisir. Kegiatan sosialisasi P2MPP dimaksudkan
agar tertanam suatu pengertian dan kesadaran masyarakat untuk aktif
berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaan hasil-hasil
pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Hal ini diperlukan agar
masyarakat mendapatkan pengetahuan dan informasi yang jelas serta tepat
mengenai tujuan dan sasaran program, sehingga dapat memahami dan mampu
melaksanakan program dengan penuh tanggung jawab. Selain itu upaya sosialisasi
juga diperlukan untuk menciptakan kondisi yang mendukung terlaksananya
program secara lancar dan dapat membuahkan hasil sesuai dengan yang
diharapkan, serta dapat berkelanjutan.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh setelah mengkaji rumusan masalah
diatas adalah :
1. Kondisi masyarakat pesisir di berbagai kawasan pada umumnya ditandai oleh
adanya beberapa ciri, seperti kemiskinan, keterbelakangan sosial-budaya,
rendahnya sumber daya manusia (SDM). Banyak hal yang mempengaruhi
ekonomi masyarakat pesisir masih berada dalam tingkat menengah kebawah,
diantaranya mahalnya kebutuhan pokok, tidak terpenuhinya hak-hak dasar
masyarakat seperti wajib belajar 9 Tahun, kebutuhan akan pekerjaan, infra
struktur yang kurang memadai, masyarakat yang cenderung konsumtif dan
boros, kurangnya akses terhadap informasi, teknologi, permodalan, serta
kebijakan pemerintah yang kurang mendukung.
2. Tingkat kemiskinan yang tinggi di daerah pesisir dilatar belakangi oleh tiga
faktor yaitu keterbatasan teknologi sebagai pemicu awal kemiskinan, sulitnya
akses pemasaran dan rendahnya kualitas manusia.

3. Terdapat 3 prinsip utama dalam pengelolaan sumberdaya perairan ditinjau


dari sosial ekonomi yaitu : pemerataan, pelestarian, dan daya guna ekonomi.
4. Adanya tindakan dari pemerintah dengan memberikan bantuan pokok,
sosialisasi, serta terdapat program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pantai (P2MPP).
DAFTAR PUSTAKA

Apridar dkk. (2011). Ekonomi Kelautan dan Pesisir. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dahuri, R., J.Rais,S.P.Ginting dan M.J.Sitepu, 1996. Pengelolaan Sumber Daya


Wilayah Pesisir dan Lautan secara Terpadu. Jakarta: PT.Pradnya Paramita.

Darmaningrum, K. T. 2021. Upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir


dengan Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pantai
(P2MPP). IMEJ, 3(2): 133-150.

Fatmasari, D. 2014. Analisis Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Pesisir


Desa Waruduwur, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Jurnal Kajian
Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 6(1): 144-166.

Imron, Masyhuri. (2003). Jurnal masyarakat dan budaya. Kemiskinan dalam


masyarakat nelayan. Volume 5 No. 1.

Rizal, A. Pusat Studi Sosial Ekonomi Perikanan. FPIK Unpad.


https://fpik.unpad.ac.id/pusat-studi-sosial-ekonomi-perikanan/ diakses pada
28/08/2022.

Anda mungkin juga menyukai