1.1. PENDAHULUAN
Pada semua konstruksi teknik, bagian-bagian suatu bangunan haruslah diberi ukuran fisik tertentu.
Bagian struktur tersebut haruslah dihitung dengan tepat untuk dapat menahan gaya-gaya sesungguhnya
atau yang mungkin dibebankan kepadanya. Untuk mengetahui dan menghitung hal tersebut perlu
menge-
tahui metoda-
metoda analitis yaitu tentang kekuatan (strength), kekakuan (stiffness) dan kestabilan
(stability) yang kesemuanya dibahas dalam mekanika bahan.
Salah satu masalah utama mekanika bahan adalah menyelidiki tahanan dalam dari sebuah benda,
yaitu hakekat gaya-gaya yang ada di dalam suatu benda yang mengimbangi gaya-gaya luar terpakai.
Bila gaya bekerja pada benda seperti terlihat pada gambar 1.1a memenuhi persamaan kese-
timbangan statis dan semuanya terlihat dalam diagram benda bebas. Gambar 1.1b dan 1.1c dimana
bidang ABCD memisahkan benda menjadi 2 bagian yang berlainan.Metode ini disebut metoda irisan.
Kesimpulannya :
Gaya-gaya luar terpakai pada sebuah sisi potongan tertentu
haruslah diimbangi oleh gaya-gaya dalam potongan tersebut.
Suatu gaya dalam yang bekerja pada luas kecil tak berhingga akan terdiri dari bermacam-macam
besaran gaya dan arah. Gaya-gaya dalam ini merupakan vector yang bertahan dalam keseimbangan
akibat gaya luar yang bekerja.'Gaya dalam' yang bekerja pada suatu luasan kecil tak berhingga dari
suatu potongan disebut dengan TEGANGAN.
Bila F menekan bidang potongan, maka disebut Tegangan Normal Tekan (Compressive Stress),
dan bila F menarik bidang potongan, maka disebut Tegangan Normal Tarik (Tension Stress) Jadi bila
suatu benda yang sudah diketahui kemampuan tegangannya, maka akan dapat diketahui pula gaya yang
mampu bekerja pada benda tersebut.
Tegangan yang bekerja pada sebuah elemen dari suatu benda adalah sbb:
TEGANGAN NORMAL
Adalah tegangan yang bekerja tegak lurus dengan bidang potongan.
Tegangan Normal terdiri dari:
1. Tegangan Normal Tarik
2. Tegangan Normal Tekan
Tegangan, = P/A
Gambar 1.4.
Penyelesaian:
Gambar 1.5.
Dengan menggunakan bagian yang atas dari landasan sebagai sebuah benda bebas,maka landasan
tersebut diatas potongan adalah:
W1 = (0,5 + 1) (0,5) (25/2) = 9,4 kN
Adalah pengujian kekuatan suatu benda yang biasanya menggunakan mesin Uji Universal.
Gambar 1.6
Tidak semua produk bahan mempunyai kemampuan tegangan seperti yang diharapkan.
Besarnya beban yang bekerja pada struktur bangunan jarang diketahui secara pasti.
Misalnya, suatu besi baja dari hasil pengujian mempunyai tegangan ultimate 4000 kg/cm2.
Tetapi tegangan ijin yang digunakan untuk mendesain suatu struktur hanya sekitar 1600 kg/cm2.
Bila tegangan tersebut dikalikan dengan luasan maka akan didapat gaya/beban.
Faktor Keamanan, FS
Kekuatan
Deformasi
Pada Test Static : Deformasi dapat diamati dengan memasang alat ukur.
Gambar 1.8
E disebut MODULUS ELASTISITAS (Elastic Modulus). Modulus Elastisitas ditafsirkan sebagai kemiringan
slope) dari garis lurus yang ditarik dari titik asal ke arah titik A pada diagram . Secara
fisis E menyatakan kekakuan terhadap beban yang diberikan kepada bahan. Nilai E merupakan suatu
sifat yang pasti dari suatu bahan.
E baja = 2.1 x 106 kg/cm2
Gambar 1.9
Penyelesaian:
Gambar 1.10
Efek Poisson :
yang dialami bahan tidak akan memberikan tambahan tegangan lain yang
telah ditinjau semula kecuali bila deformasi melintang dihalangi/dicegah.
Keadaan lebih umum dari tegangan yang bekerja pada suatu benda ISOTROPIK.
Balok dengan sisi-sisi a, b, dan c, diberi tegangan secara uniform yang disebarkan
pada seluruh permukaan.
Gambar 1.11