Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Isolasi Jamur dengan Metode Moist Chamber

Dosen Pengampu :
Drs. IBNUL MUBAROK, M. Sc.

Asisten Praktikum :
1. Agnes Dwi Safarina
2. Siti Sulaiha

Disusun Oleh :
Nur amalina 4401420090
Pendidikan Biologi C2 2020

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2021
Tujuan: Untuk mengamati dan menganalisis isolasi jamur dengan metode moist chamber

Landasan Teori :
Isolasi jamur dengan metode moist chamber adalah teknik yang digunakan untuk mengamati
bentuk dan karakteristik jamur yang tumbuh didalam ruang gelap dengan cara
diinkubasi/didiamkan didalam gelas kaca yang tertutup rapat.Gelas kaca tersebut didalamnya
dimasukkan kapas yang telah tercampur air suling/aquades sesuai takaran dengan bagian atas
kertas saring dan seresah ,kemudian gelas kaca ditutup rapat dan diinkubasi dalam beberapa
hari.Tujuannya adalah agar jamur dapat tumbuh didalamnya. Jamur adalah organisme yang dapat
bertahan hidup pada berbagai lingkungan dengan media yang berbeda-beda, serta memperoleh
makanannya dari media tempat jamur tersebut tumbuh. Jamur juga dapat hidup pada sisa
tumbuhan atau hidup melekat pada organisme lain. Jamur memiliki kemampuan dan fungsi yang
berbeda-beda sesuai dengan lingkungan yang ditinggalinya. Salah satu media yang biasa
digunakan untuk tempat tumbuhnya adalah seresah. Serasah merupakan lapisan tanah bagian atas
yang terdiri dari bagian tumbuhan yang telah mati seperti guguran daun, ranting dan cabang,
bunga dan buah, kulit kayu serta bagian lainnya, yang menyebar di permukaan tanah sebelum
bahan tersebut mengalami dekomposer.

Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil, sehingga tidak dapat menyediakan
makanan sendiri dengan cara fotosintesis.Sel pada jamur ada yang uniseluler dan ada pula yang
mutiseluler. Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin. Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian
sel membentuk benang seperti kapas, yang disebu benang hifa. Hifa memiliki sekat-sekat yang
melintang, tiap-tiap sekat memiliki satu sel, dengan satu atau beberapa inti sel. Namun adapula
hifa yang tidak memiliki sekat melintang, yang mengandung banyak inti dan disebut senositik.
Ada tidaknya sekat pada hifa ini dijadikan dasar dalam penggolongan jamur. Hifa ada yang
berfungsi sebagai pembentuk alat reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh menjulang ke atas
menjadi sporangiofor yang artinya pembawa sporangium.sporangium artinya kotak spora.
Didalam sporangium terisi spora. Ada pula hifa yang tumbuh menjadi konidiofor yang artinya
pembawa konidia, yang dapat menghasilkan konidium.Kumpulan hifa membentuk jaringan
benang yang dikenal sebagai miselium. Miselium inilah yang tumbuh menyebar diatas substrat
dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungannya.
Jamur uniseluler berkembang biak dengan cara seksual dan dengan cara aseksual. Pada
perkembangbiakannya yang secara seksual jamur membentuk tunas,sedangkan secara aseksual
jamur membentuk spora askus.Jamur multiseluler berkembangbiak dengan cara aseksual,yaitu
dengan cara memutuskan benang hifa (fragmentasi),membentuk spora aseksual yaitu
zoospora,endospora dan konidia. Zoospora atau spora kembara adalah spora yang dapat bergerak
didalam air dengan menggunakan flagella. Jadi jamur penghasil zoospore biasanya hidup
dilingkungan yang lembab atau berair.Endospora adalah spora yang dihasilkan oleh sel dan spora
tetap tinggal didalam sel tersebut, hingga kondisi memungkinkan untuk tumbuh.Sedangkan
perkembangbiakan secara seksual melalui peleburan antara inti jantan dan inti betina sehingga
terbentuk spora askus atau spora basidium.
Jamur dapat hidup secara autotrof dan heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan
bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit,artinya
hidup dari penguraian sampah sampah-sampah organic seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan
dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik. Ada pula jamur yang hidup secara parasit artinya
jamur mendapatkan bahan organic dari inangnya misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan.
Jamur juga dapat hidup secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan orgaisme lain
agar saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut
kerak.
Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu:
1.Gelas kaca
2.Kapas
3.Tisu makan
4.Tisu
5.Kertas coklat
6.Karet

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu:


1.Alkohol 70%
2.Aquades
3.Serasah

Cara kerja

Sterilkan gelas kaca dengan alkohol 70%,lalu lap dengan tisu

Masukkan kapas kedalam gelas kaca,

Tuang aquades sebanyak 20 ml ke dalam gelas kaca

Masukkan tisu makan


Masukkan seresah diatas tisu makan

Diamkan selama 5 hari

Amati ada tidaknya jamur yang tumbuh di atas seresah

Hasil
Isolasi Jamur dengan metode moist chamber

Pembahasan
Pada praktikum isolasi jamur dengan metode moist chamber,didapatkan hasil dengan tumbuhnya
jamur berwarna putih di dalam serasah daun,akan tetapi jamur-jamur tersebut ada beberapa yang
telah layu dan mati.Hal tersebut tentu berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan jamur.

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuahan dan Perkembangan Jamur


1.Suhu

Suhu adalah salah satu faktor utama dalam pertumbuhan dan perkembangan jamur.Suhu pada
setiap jenis jamur secara optimum berbeda-beda, tetapi pada umumnya berkisar antara 22 °C -
35 °C ,suhu maksimumnya berkisar antara 27°C - 39°C, dengan suhu minimum 5°C.
2.Oksigen

Oksigen sangat dibutuhkan oleh jamur untuk melakukan respirasi dalam pertumbuhannya yang
akan menghasilkan CO2 dan H2O. Sebaliknya untuk pertumbuhan yang baik, oksigen harus
dimanfaatkan secara bebas oleh jamur dari udara. Tanpa adanya oksigen ,tidak ada jamur yang
dapat hidup dan berkembang.
3.Kelembaban
Kebutuhan jamur pada kelembaban mempunyai karakter berbeda-beda, akan tetapi hampir
semua dari jenis jamur dapat hidup pada substrat yang belum jenuh air, kadar air pada substrat
yang rendah sering menjadi faktor penghalang bagi pertumbuhan jamur. Hal ini terutama pada
jenis jamur yang hidup pada kayu atau tanah. Kayu dengan kadar air < 20 % umumnya tidak
terserang jamur perusak, sebaliknya kayu dengan kadar air 35-50% sangat disukai oleh jamur
perusak. Jamur pelapuk kayu akan menyerang kayu yang berada pada lingkungan yang lembab
dalam jangka waktu yang relatif lama. Hal ini karena jamur mengehendaki lingkungan yang
lembab.
4.Konsentrasi Hidrogen (pH)
Pertumbuhan jamur pada umumnya akan tumbuh dan berkembang dengan baik pada pH < 7
(pada keadaan asam sampai netral). Pertumbuhan yang optimum terletak pada pH 4,5- 5,5.
5.Faktor Nutrisi

Jamur mendapatkan makanannya dari serasah.Serasah memiliki kandungan unsur hara yang
dapat dikembalikan kedalam tanah terdapat sekitar 40% nitrogen, 30-35% pospor, 80-85%
kalium dan 40-50% sulfur. Untuk dapat mendapatkan unsur hara tersebur jamur harus berperan
aktif untuk mendekomposisi/dekomposer bahan mentah tersebut.Jamur juga mendapatkan
makanan yang terdapat di dalam kayu seperti selulosa, hemiselulosa, lignin dan sal sel lainnya
.Selulosa , hemiselulosa dan lignin sebagai penyusun unsur kayu terdapat sebagai makromolekul
yang terlalu besar sehingga sulit larut dalam air untuk di asimilasi. Jamur melakukan proses
asimilasi dibantu oleh enzim yang terdapat pada jamur tersebut, sehingga jamur dengan mudah
melakukan proses asimilasi.Faktor nutrisi berperan penting untuk pertumbuhan jamur,beberapa
nutrisi tersebut antara lain sumber karbon,nitrogen,vitamin,dan mineral.
6.Media Tumbuh Jamur
Media yang digunakan dalam praktikum ini adalah serasah.Serasah merupakan lapisan tanah
bagian atas yang terdiri dari bagian tumbuhan yang telah mati seperti guguran daun, ranting dan
cabang, bunga dan buah, kulit kayu serta bagian lainnya, yang menyebar di permukaan tanah
sebelum bahan tersebut mengalami dekomposer.

Metode moist chamber digunakan untuk mengamati bentuk dan karakteristik jamur yang
tumbuh didalam ruang gelap dengan cara diinkubasi/didiamkan didalam gelas kaca yang tertutup
rapat.

Kelebihan
-Simpel dan tidak rumit
-Dapat diketahui dan diamati mengenai bentuk jamur yang tumbuh diatas suatu substrat.

Kekurangan
-Harus mengikuti atau sesuai dengan petunjuk penggunaan metode moist chamber,jika tidak
maka tidak diperoleh hasil yang diinginkan.

Langkah yang benar isolasi jamur dengan metode moist chamber : untuk wadah/tempat
yang digunakan dapat berupa cawan petri atau bisa dengan gelas kaca ,kemudian wadah
tersebut(gelas kaca) disterilakan dengan alkohol 70% ,masukkan kapas,tuang air sebanayak
20ml,masukkan kertas saring,kemudian masukkan serasah daun ,tutup gelas kaca dengan sampul
lalu dikareti

Kesimpulan
Isolasi Jamur dengan metode moist chamber digunakan untuk mengamati bentuk dan
karakteristik jamur yang tumbuh didalam ruang gelap dengan cara diinkubasi/didiamkan didalam
gelas kaca yang tertutup rapat.

Terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan isolasi jamur dengan
metode moist chamber
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jamur antara
lain,suhu,oksigen ,kelembapan , konsentrasi hidrogen (pH),faktor nutrisi,dan media tumbuh
jamur.
DAFTAR PUSTAKA

BAB II TINJAUN PUSTAKA. URL : https://eprints.umm.ac.id/43838/3/BAB%20II.pdf. Diakses


pada 2 November 2021

Khasanah,K.2020.MODUL MIKROBIOLOGI IDENTIFIKASI BAKTERI, KAPANG DAN


KHAMIR.URL :.https://smkn1sukorejo.sch.id/wp-content/uploads/2020/08/MODUL-
BAKTERI-KAPANG-KHAMIR_.pdf
KRUG,J.C.2004.MOIST CHAMBERS FOR THE DEVELOPMENT OF FUNGI.

VALENCIA,F.E., MEITINIARTI,V.E.2017.ISOLASI DAN KARAKTERISASI JAMUR


LIGNINOLITIK SERTA PERBANDINGAN KEMAMPUANNYA DALAM
BIODELIGNIFIKASI. SCRIPTA BIOLOGICA 4(3):171-175

W,A.2013.Url ::http://ayiwahyuni29.blogspot.com/2013/05/laporan-akhir-praktikum-
mikrobiologi.html?m=1 https://eprints.umm.ac.id/43838/3/BAB%20II.pdf. Diakses pada 2
November 2021

Anda mungkin juga menyukai