Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN HASIL AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN ASN

OPTIMALISASI PENERAPAN JAM KUNJUNG PASIEN DI


RUANGAN LAIKA WARAKA BEDAH KELAS III RSU
BAHTERAMAS

Oleh
RESTY BANOWU, AMK
NDH : 03

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN


II ANGKATAN IX TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
Wata’ala,atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga
laporan rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan.

Tujuan penulisan Laporan Hasil Aktualisasi kegiatan ini adalah untuk


mengetahui kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan nilai dasar
(ANEKA) dan menjadi salah satu syarat untuk menjadi PNS.
Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada
pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat. Penulis
menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena bantuan dan
dorongan dari banyak pihak. Dengan sepenuh hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Bapak Syahruddin Nurdin, SE selaku Kepala Badan


Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara
sekaligus penguji.
2. Direktur Rumah Sakit Umum Bahteramas yang telah mendukung
kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar CPNS.
3. Drs. Amalul Syahid, M.Si selaku coach yang selalu memberikan
bimbingan dan dukungan dalam penyusunan laporan ini.
4. Ibu Nurhayati, S.Kep., Ns selaku mentor dalam pelaksanaan
Aktualisasi di Ruang Laika Waraka kelas III RSU Bahteramas.
5. Seluruh staff BPSDM Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah
memberi fasilitas dan pelayanan optimal sehingga pelatihan dapat
berlangsung dengan lancar.
6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkualiahan
dan memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
7. Seluruh Panitia dan Binsuh yang telah membantu dan memfasilitasi
kegiatan diklatsar.
8. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan semangat dan doa
untuk dapat menyelesaikan Diklatsar Golongan II ini dengan baik.
9. Rekan-rekan peserta dikatsar Golongan II Lingkup Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tenggara.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam


penulisan laporan rancangan aktualisasi ini, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan laporan
akhir ini

Kendari, 19 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................. iii
KATA PENGANTAR........................................................................ iv
DAFTAR ISI....................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR........................................................................... vi
DAFTAR TABEL vii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang ........................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................ 2
C. Manfaat ...................................................................... 3
D. Ruang Lingkup.......................................................... 4
E. Waktu dan Tempat...................................................... 5
BAB II. GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI
NILAI DASAR ASN DAN PERAN DAN KEDUDUKAN
ASN DALAM NKRI
A. Gambaran Umum Organisasi..................................... 6
1. Kedudukan Organisasi...................................... 6
2. Visi dan Misi Rumah Sakit................................. 8
3. Nilai Organisasi.................................................. 8
4. Struktur Organisasi............................................ 9
5. Tugas Pokok Perawat Terampil......................... 13
B. Konsep Nilai-Nilai Dasar Kedudukan dan Peran 14
ASN............................................................................
1. Akuntabilitas....................................................... 14
2. Nasionalisme..................................................... 17
3. Etika Publik........................................................ 20
4. Komitmen Mutu................................................. 24
5. Anti Korupsi........................................................ 26
6. Whole of Government....................................... 26
7. Managemen ASN............................................... 27
8. Pelayanan Publik............................................... 27
C. Identifikasi dan Penetapan Isu................................... 28
1. Identifikasi Isu.................................................... 28
2. Menetapkan Isu Prioritas................................... 29
3. Analisis isu (Dampak dan Peta Permasalahan 31
4. Analisis isu Berdasarkan Kriteria USG.............. 32
BAB III. CAPAIAN HASIL AKTUALISASI DAN ANALISIS 33
DAMPAK NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN
A. Deskripsi Aktualisasi dan Strategi Pemecahan 33
B. Capaian Aktualisasi.............................................. 33
BAB IV. PENUTUP.......................................................................... 59
A. Kesimpulan................................................................. 59
B. Saran.......................................................................... 59
C. Rencana Tindak Lanjut............................................ 60
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... xiii
LAMPIRAN........................................................................................ Ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Menyiapkan Bahan Konsultasi.................................


37
Gambar 3.2. Konsultasi Dengan Pimpinan (Mentor) dan Teman
Sejawat........................................................................ 39
Gambar 3.3. Mencatat Saran Dan Petunjuk Dari Mentor 40
Gambar 3.4. Membuat Konsep Tata Tertib Aturan Jam Kunjung
Pasien........................................................................... 43
Gambar 3.5. Mencetak Banner Dan Leaflet...................................... 44
Gambar 3.6. Membuat Soal Pre Tes Dan Post Tes............................ 45
Gambar 3.7. Melakukan Konsultasi Dengan Pimpinan Terkait
Pelaksanaan Kegiatan Dan Melaksanakan Pre Test
Tanpa Media................................................................. 48
Gambar 3.8. Mendistribusikan Banner.............................................. 49
Gambar 3.9. Menerima Pasien Baru Dan Melakukan Sosialisasi
Tata Tertib Ruangan Dengan Media Leaflet.................. 51
Gambar3.10. Melakukan Evaluasi Pada Keluarga Pasien Dengan
Menggunakan Post Tes................................................. 52
Gambar 3.11. Menyiapkan Bahan Pendukung Laporan Aktualisasi 55
Gambar 3.12. Menyusun Laporan Aktualisasi...................................... 56
Gambar 3.13. Melaporkan Hasil Kegiatan Aktualisasi Kepada
Pimpinan............................................................................57
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Identifikasi Isu............................................................... 28


Tabel 2.2 Identifikasi Isu Dengan APKL........................................ 30
Tabel 2.3 Analisis isu Berdasarkan Kriteria USG.......................... 32
Tabel 3.1 Capaian Aktualisasi...................................................... 34
Tabel 3.2 Capaian Aktualisasi Kegiatan 1.................................... 36
Tabel 3.4 Capaian Aktualisasi Kegiatan 2.................................... 42
Tabel 3.5 Capaian Aktualisasi Kegiatan 3.................................... 46
Tabel 3.5 Capaian Aktualisasi Kegiatan 4.................................... 53
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah, diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi
tugas dalam suatu jabatan pemerintahanatau diserahi tugas negara
lainnya dan digajiberdasarkan peraturan perundang-undangan (UU No. 5
Tahun 2014 tentang ASN).

Pegawai ASN memiliki peranan dalam menentukan prakondisi untuk


mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, untuk mewujudkan
hal tersebut diperlukan Pegawai ASN yang profesional yang mampu
memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu
melakasankan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.

Langkah strategis yang diterapkan pemerintah dalam rangka


rekrutmen ASN yang profesional adalah Pelatihan Dasar CPNS yang di
singkat Latsar CPNS. Dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2018 tercantum aturan mengenai
pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil yang menerapkan metode baru.
Dengan adanya Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar pola
baru ini diharapkan dapat membentuk kader ASN berkualitas yang
berlandaskan pada nilai-nilai dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang
disingkat ANEKA. Nilai-nilai dasar tersebut adalah modal penting bagi
seluruh ASN termasuk tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya untuk mendukung terwujudnya sistem pelayanan
publik di bidang kesehatan yang terintegrasi, profesional, dan berkomitmen
terhadap mutu.

Rumah Sakit sebagai instansi pelayanan kesehatan yang


berhubungan langsung dengan pasien harus mengutamakan pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan.
Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu dan terjangkau, hal ini diatur dalam Undang-Undang Kesehatan
Nomor 36 tahun 2019.

Rumah Sakit Umum Bahteramas telah memberlakukan kebijakan


terbaru tentang “penunggu dan jam kunjung pasien rawat inap” demi
keamanan dan kenyamanan pasien dan pengunjung Rumah Sakit Umum
Bahteramas selama masa pandemi Covid-19. Adapun ketentuan bagi
pengunjung pasien rawat inap antara lain ; waktu berkunjung (besuk)
pasien setiap Senin sampai Minggu; pagi pukul 09.00 – 12.00 ; sore pukul
16.00 – 20.00. Pintu masuk/keluar berkunjung hanya dari pintu yang telah
ditentukan. Untuk kepentingan kesehatan anak-anak dibawah 12 tahun
tidak diijinkan/dilarang memasuki area perawatan Rumah Sakit. Untuk
keselamatan pasien jumlah pengunjung yang masuk ruang perawatan
pada saat bersamaan tidak lebih dari 3 (tiga) orang, pengunjung pasien
wajib memakai masker dan waktu berkunjung diusahaka sesingkat
mungkin. Setelah jam kunjungan (besuk) berakhir, petugas satpam akan
menutup/mengunci seluruh pintu ruang rawat inap dan petugas satpam
berwenang untuk melaksanakan penertiban sesuai ketentuan.

Pemberian informasi serta edukasi hak dan tangggung jawab pasien


dan keluarga pasien adalah kegiatan yang dilakukan berupa interaksi
antara pasien dengan tenaga kesehatan untuk membantu pasien atau
keluarga pasien dalam meningkatkan kesehatan secara optimal dan
bersedia berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dalam proses
pelayanan. Dalam proses membentuk ASN yang profesional dan
mewujudkan visi dan misi organisasi melalui kegiatan aktualisasi, penulis
bermaksud untuk mengidentifikasi, hambatan, masalah dan literasi dalam
pelaksanaan tugas, fungsi dan tanggung jawab sebagai profesi ASN
khususnya sebagai perawat di Ruangan Laika Waraka Bedah Rumah
Sakit Umum Daerah Sulawesi Tenggara. Berdasarkan Latar Belakang di
atas maka penulis mengangkat judul “Optimalisasi Penerapan Jam
kunjung Pasien di Ruangan Laika Waraka Bedah Kelas III Rumah
Sakit Umum Daerah Sulawesi Tenggara”.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS adalah sebagai


berikut :

1. Mengaktualisasikan nilai – nilai dasar PNS yang terkandung dalam


akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi (ANEKA) khususnya dalam mengoptimalkan pemberian
informasi dan edukasi di Ruang Laika Waraka Bedah RSU
Bahteramas
2. Menganalisis dampak apabila nilai – nilai dasar PNS yang
terkandung dalam akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi ( ANEKA ) tidak diimplementasikan dalam
mengoptimalkan upaya pemberian informasi dan edukasi di Ruang
Laika Waraka Bedah RSU Bahteramas.

C. Manfaat Penulisan

Manfaat kegiatan aktualisasi nilai – nilai dasar PNS ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II

a. Mampu menginternalisasikan dan mengaktualisasikan serta


menghabituasikan nilai-nilai ANEKA di lingkungan Ruang Laika
Waraka Bedah RSU Bahteramas
b. Menjadi perawat yang mampu menjalankan fungsi sebagai
pelaksana kebijakan, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu
bangsa dilingkungan Ruang Laika Waraka Bedah RSU
Bahteramas
c. Memahami cara mengoptimalkan pemberian informasi dan
edukasi di Ruang Laika Waraka Bedah RSU Bahteramas

2. Bagi Instansi RSU Bahteramas provinsi Sulawesi Tenggara

a. Kegiatan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektifitas, efisiensi,


dan pengembangan mutu pelayanan di Ruang Laika Waraka
Bedah
b. Terwujudnya visi dan misi, tujuan organisasi serta menguatkan
nilai-nilai instansi RSU Bahteramas provinsi Sulawesi Tenggara

3. Bagi Masyararakat

Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan


dan harapannya dalam bidang kesehatan di RSU Bahteramas
provinsi Sulawesi Tenggara

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi ini adalah


menerapkan nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi (ANEKA) dalam upaya mengoptimalkan penerapan
jam kunjung pasien di Ruang Laika Waraka Bedah RSU Bahteramas.
E. Waktu Dan Tempat

Kegiatan aktualisasi dilakukan mulai tanggal 8 Mei 2021 sampai


dengan 14 Juni 2021 bertempat di Ruang Laika Waraka Bedah RSU
Bahteramas.
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI DASAR ASN
DAN PERAN DAN KEDUDUKAN ASN DALAM NKRI

A. Gambaran Umum Organisasi

1. Kedudukan Organisasi

a. Lokasi
Sejak tanggal 21 November 2012 RSU Prov Sultra pindah lokasi dari
di Jalan Dr.Ratulangi No. 151 Kelurahan Kemaraya Kecamatan
Mandonga ke Jalan Kapt. Pierre Tendean No. 50 Baruga, dan bernama
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas Prov.Sultra. Di lokasi
yang baru ini mudah dijangkau dengan kendaraan umum, dengan batas
wilayah sebagai berikut:
1) Sebelah Utara : Kantor Pengadilan Agama
2) Sebelah Timur : Kantor Polsek Baruga
3) Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk
4) Sebelah Barat : Balai Laboratorium Provinsi Sulawesi Tenggara

b. Lingkungan Fisik
RSU Bahteramas berdiri di atas lahan seluas 17,5 Ha. Luas seluruh
bangunan adalah 53,269 m2, Luas bangunan yang terealisasi sampai
dengan akhir tahun 2016 adalah 35,410 m2. Pengelompokkan ruangan
berdasarkan fungsinya sehingga menjadi empat kelompok, yaitu
kelompok kegiatan pelayanan rumah sakit, kelompok kegiatan penunjang
medis, kelompok kegiatan penunjang non medis , dan kelompok kegiatan
administrasi.
c. Sejarah dan Status Rumah Sakit
RSU Prov. Sulawesi Tenggara dibangun secara bertahap pada
tahun 1969/1970 dengan sebutan “Perluasan Rumah Sakit Kendari”
adalah milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan klasifikasi
type C
berdasarkan SK Menkes No.51/Menkes/II/1979 tanggal 22 Februari 1979.
Susunan Struktur Organisasi berdasarkan SK Gubernur Provinsi Sulawesi
Tenggara No. 77 tahun 1983 tanggal 28 Maret 1983.
Pada tanggal 21 Desember 1998, RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
meningkat klasifikasinya menjadi Type B (Non Pendidikan) sesuai dengan
SK Menkes 1482/Menkes/SK/XII/1998, yang ditetapkan dengan Perda No.
3 tahun 1999 tanggal 8 Mei 1999. Kedudukan Rumah Sakit secara teknis
berada dibawah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara,dan secara
operasional berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur.
Sesuai dengan kebutuhan pendidikan medik di Sulawesi Tenggara maka
sejak tahun 2013 RSU Bahteramas Prov. Sultra telah terakreditasi
menjadi RS Type B Pendidikan.
Pada tanggal 18 Januari 2005, RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
telah terakreditasi untuk 5 pelayanan yaitu Administrasi Manajemen,
Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan
dan Rekam Medis sesuai dengan SK Dirjen Yanmed No.
HK.00.06.3.5.139. Selanjutnya Akreditasi 12 Pelayanan sesuai dengan SK
Dirjen Yanmed No. HK.00.06.3.5.139.tanggal 31 Desember 2010, yang
meliputi pelayanan Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medik,
Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Rekam
Medis, Pelayanan Radiologi, Pelayanan Farmasi, Pelayanan
Laboratorium, Pelayanan Peristi, Pelayanan Kamar Operasi, Pelayanan
Pencegahan Infeksi, Pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Sesuai dengan Undang-Undang Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009
dan untuk meningkatkan mutu pelayanan, maka RSU Prov Sultra telah
menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang ditetapkan melalui Surat
Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor : 653 Tahun 2010
tanggal 15 Oktober 2010. Pada tanggal 21 November 2012 RSU Prov.
Sultra pindah lokasi dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum
Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (RSUD Bahteramas
Prov.Sultra), yang diresmikan penggunaannya oleh Menteri Koordinator
Bidang Ekonomi dan Keuangan
RI, Ir. H. Hatta Rajasa dan Gubernur Sulawesi Tenggara, H.Nur Alam SE.
Pada tahun 2013 telah terakreditasi menjadi Rumah Sakit Pendidikan (SK
Mentri Kesehatan No. Tahun 2013)

2. Visi dan Misi Rumah Sakit


a. Visi
“Rumah Sakit Rujukan Pilihan di Indonesia Timur Tahun 2023”
b. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan
bermutu yang mengutamakan keselamatan pasien.
2) Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang
berkualitas dan berdaya saing.
3) Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit berbasis
teknologi terkini.
4) Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan kesejahteraan
pegawai.
5) Mewujudkan suasana rumah sakit yang asri, nyaman,
komunikatif dan informatif

3. Nilai Organisasi
1) Empati Terhadap Pasien
Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi pasien.
Untuk itu setiap pegawai RSU Bahteramas Provinsi sulawesi
Tenggara dalam menangani pasien harus bertekad bahwa “
keselamatan, kesembuhan, dan kepuasan pasien adalah
kebahagiaan kami “.
2) Keterbukaan Dan Transparansi
Dengan keterbukaan diharapkan pemberian informasi secara
terbuka dan membuka diri pula terhadap kritik. Kritik harus
dilihat sebagai suatu partisipasi untuk perbaikan. Selain itu
perlu adanya transparansi yaitu diketahuinya oleh banyak pihak
(yang
berkepentingan) mengenai perumusan kebijaksanaan yang
sudah ditetapkan.
3) Akuntabilitas
Dengan akuntabilitas diharapkan kewajiban untuk memberikan
pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja
dan tindakan seseorang/pemimpin suatu organisasi kepada
pihak yang memiliki hak atau berwenang memiminta
pertanggungjawaban.
4) Azas Kekeluargaan
Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik daripada bekerja
sendiri-sendiri apalagi dalam bekerjasama berdasarkan
persahabatan yang saling menghormati serta saling
menghargai. Dengan azas kekeluargaan juga diharapkan agar
dalam berinteraksi senantiasa berperilaku santun, rendah hati,
serta memberikan kesejukan bagi orang lain
5) Bermental Pemenang (Play To Win)
Seluruh karyawan Rumah Sakit harus bermental pemenang.
Tidak ada hal yang tidak dapat diperbaiki, oleh karena itu hari
ini harus lebih baik dari hari ini
6) Berjiwa Enterpreuner
Semua unsur-unsur pimpinan RSU provinsi Sulawesi tenggara
harus berjiwa enterpreuners yaitu rela mengotori tangan, tahu
memberikan pendelegasian, tapi sering turun langsung
kebawah

4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
ditetapkan berdasarkan PP Nomor 41 Tahun 2007 yang dituangkan dalam
Perda Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 5 Tahun 2008, Peraturan
Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 65 Tahun 2008 dan Pola Tata Kelola
RSU Prov. Sultra.
Pimpinan RSUD Bahteramas Prov Sultra disebut Direktur dan
menduduki jabatan struktural eselon II.b. Direktur dibantu oleh 3 (tiga)
orang Wakil Direktur yaitu: Wakil Direktur Pelayanan, Wakil Direktur
Umum dan Keuangan, dan wakil Direktur Perencanaan dan Diklat,
masing-masing menduduki jabatan struktural eselon III.a
Wakil Direktur Pelayanan membawahi 3 (tiga) bidang, yakni Bidang
Pelayanan Medis, Bidang Pelayanan Keperawatan, dan Bidang
Penunjang Pelayanan. Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi
3 (tiga) bagian, yakni Bagian Umum, Bagian Sumber Daya Manusia dan
Bagian Keuangan. Wakil Direktur Perencanaan dan Diklat membawahi 3
(tiga) Bidang, yakni Bidang Perencanaan dan Evaluasi, Bidang Informasi
dan Rekam Medis, Bidang Diklat dan Litbang. Kepala Bidang dan Kepala
Bagian menduduki jabatan struktural eselon III B. Kepala Seksi dan
Kepala Sub Bagian menduduki jabatan struktural eselon IV.a.
a. Wakil Direktur Pelayanan Medis membawahi :
1) Kepala Bidang Pelayanan Medik, yang membawahi Seksi
Pelayanan Fasilitas Medik, dan Seksi Pelayanan Mutu dan
Pelayanan Medik,
2) Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan, yang membawahi
Seksi Asuhan Keperawatan dan Seksi Manajemen
Keperawatan
3) Kepala Bidang Penunjang Pelayanan, yang membawahi Seksi
Pelayanan Fasilitas Penunjang Medis dan Seksi Pengendalian
Mutu dan Medis.
b. Wakil Direktur Perencanaan dan Diklat membawahi :
1) Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi, yang membawahi
Seksi Penyusunan Program dan Anggaran dan Seksi Evaluasi
Penyusunan Laporan
2) Kepala Bidang Informasi dan Rekam Medis, yang membawahi
Seksi Sistim Informasi dan Pemsaran dan Seksi Rekam Medis
3) Kepala Bidang Diklat dan Litbang, yang membawahi Seksi
Diklat dan Seksi Litbang & Perpustakaan.
c. Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahi :
1) Bagian Umum, yang membawahi Sub Bagian Administrasi dan
Ketatausahaan, Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga,
dan Sub Bagian Humas dan Hukum,
2) Bagian Sumber Daya Manusia, yang membawahi Sub Bagian
Administrasi Kepegawaian dan Penempatan, Sub Bagian
Pengembangan SDM, dan Sub Bagian Mutasi dan Akreditasi,
3) Bagian Keuangan, yang membawahi Sub Bagian
Perbendaharaan, Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi, dan
Sub Bagian Mobilisai Dana.
Selain jabatan struktural juga terdapat kelompok fungsi yang terdiri
dari Komite antara lain Komite Medik, Komite Keperawatan, Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, Komite Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Komite Keselamatan Pasien, Komite Mutu, Komite Etik
dan Hukum. Kelompok Fungsional lainnya terdiri dari Staf Medis
Fungsional (SMF), Instalasi, dan beberapa jabatan fungsional lain.
Untuk kegiatan pengawasan dan pengendalian dilakukan oleh
Satuan Pengawas Intern (SPI) dan Dewan Pengawas. Untuk menunjang
kegiatan pelayanan, terdapat 16 Instalasi penunjang dan Unit Tranfusi
darah (UTD). Instalasi yang ada yaitu Instalasi Rawat Jalan, Instalasi
Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Perawatan Intensif
(ICU), Instalasi Radiologi, Instalasi Patologi Klinik (Laboratorium), Instalasi
Patologi Anatomi, Instalasi Farmasi, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi
Rehabilitas Medik, Instalasi Gizi, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah
Sakit (IPSRS), Instalasi Sanitasi, Instalasi Binatu, Instalasi Sterilisasi dan
Desinfeksi, Instalasi Gas Medik, dan Instalasi Pemulasaran Jenazah.
- - -,
STR Uh..'7"UR O RC AJ"i lS AS I R UM AB S AKlT u n : M BAHTE RA:\

'lAS j
PROVINS! Sl fLAWESJ TfuXCC ARA j
nutt:&··.n:x ;•
Jl um .., S>kll Um11m
II l
•'
l II l
.. ... ., ... ._ t·-... x. ........ WA OUl :•l
W A O lR II
P.••- - - ,._• •
••
.. ..
Dikb

I •'
I I I I

... ... ... ... ... ... .. ,


. ...
I

-,. ..
I

..... .. s•".. ••.•.• ..I ,


II I
--- ....""" ...,.". .....
l(.A IH D t.!AKII ) .:.,u u. G K.AIUO KAD n> l,!,AJ UI)

r.,......,1"" K A fl .1 tl1)mt1 111 I)...._:\ l.,n11SM



I'v\ 8-" ...._._
c......... .\1...., .
DI.Ila>• .. • l.ltl;,_
..:- ••• an

.,_ • • • ••

-
...., ..,.,
KA.St: fU C
A donl11IM1111l· • .,.
h:.A!ilil!U.C
M m, Kt 11• pw M11n -
1'.4Sl:BAC
Pn t>e ltll.ol,,1·u 11
...., .,..,
.,..........
"""
O Sl ,·, , u llao•

............ ..
i-. t.y,,..•f lllf I

"4-- •-··
1' 1-,-.•,&,.hdhon $i1t• • l Bfotma oi d:. 11 l l'A!S.I
M.... .....11- l' ■• u• j - l, l;i dlr. i, .. ... .. .....

- st -S AC
, - , ·.:. ......uIU-iS.C4ll<A1,gi:', •
..
f' l'll , .....
K.. \s nt A
''
. ...,.,. - .,.,.','_-'-',"..,_
\' - - Ak• ..

, . ,.._... ,._,.......
"-"'
''"""... ,
K.AU K,\$1 KAS I

-
I

. ......•...•.•'..
P .t 111t J,llM:r.1110:. ....
Y••- d L ,-. •• - .\ f• obl
\
ti'
1(,\$1,:8 Ui
L... I:'\ . ..,....
1 n-. ..,.,,.n,_.
...._ _. lh"- M<•ti, .....,.."1....,_
f..\Wft,\C
) J oWU,... J)-.,
,_u.......
a- .....

-
l
li'o"S'tA !II t.;,;:if 'l ALA.$ 1 L'"$'1A' .l.,Mll
'

..
Raou t .i... ,. iu.. _ c. ...., o... ,., J AD.\f A.,_
, -1. n .AJ..MI r,,•..,1,,• .ai..1. . ...
.-..11
'' Kl'lmlrp

p,,.• .., .... . . 1.,.... ' '


.UM. l lo!l.oklO
L' 'ST ALA9
N,-...
.,_ ....,,.., . •
r. ,- 4
r-'St'Al.A.SJ
-•s...n.1
1-•Hlf
C-St U.ASl l:,,. T
I l••u&da h
I
• tnil 11
' I •'
•''
GW l' HolO}lOKlh lll<.
L ,U,,,\/11 C-STALA·1S j,, ., 1t.. R. '1:;
....Ud&ll,\ 1-i RO••li lli r.a4 H dill.
,.,.0..ouuA. &J-.A.S.f,..i,
l!\ TALASI
•'
•• •
'
5. Tugas Pokok Perawat Terampil
Menurut Permenpan No 25 Tahun 2014 tentang rincian kegiatan
Perawat terampil sebagai berikut:
1) melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu
2) mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif;
3) membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif;
4) memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan atau
pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada
individu dalam rangka upaya preventif;
5) memantau perkembangan pasien sesuai dengan kondisinya
(melakukan pemeriksaan fisik, mengamati keadaan pasien)
pada individu dalam rangka upaya preventif;
6) memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok dalam
rangka melakukan upaya preventif;
7) memberikan oksigenasi sederhana;
8) memberikan bantuan hidup dasar;
9) melakukan pengukuran antropometri;
10) melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan
eliminasi;
11) memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien;
12) melakukan mobilisasi posisi pasien;
13) mempertahankan posisi anatomis pasien;
14) melakukan fiksasi fisik;
15) memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat;
16) memfasilitasi kebiasaan tidur pasien;
17) memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung
kenyamanan pada pasien;
18) melakukan pemeliharaan diri pasien;
19) memandikan pasien;
20) membersihkan mulut pasien;
21) melakukan kegiatan kompres hangat / dingin;
22) mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (memasang
warming blanket);
23) melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
24) melakukan pendampingan pada pasien menjelangajal
(dyingcare);
25) memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal;
26) memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian;
27) memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
28) melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan.
29) menyusun rencana kegiatan individu perawat;
30) melaksanakan kegiatan bantuan / partisipasi kesehatan.
31) melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
32) melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu;
33) melakukan supervisi lapangan.
34) melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
35) Melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu; dan
36) Melakukan supervisi lapangan.

B. Konsep Nilai-Nilai Dasar Kedudukan dan Peran ASN

1. Akuntabilitas

a. Pengertian akuntabilitas
Akuntabilitasmerujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut meliputi:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan
kepentingan sektor, kelompok dan pribadi;
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

b. Aspek-aspek Akuntabilitas
Aspek-aspek akuntabilitas antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship) Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua
pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan
masyarakat. Pemberi kewenangan bertanggung jawab
memberikan arahan yang memadai,bimbingan, dan
mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan
fungsinya.Di sisi lain, individu, kelompok, maupun institusi
bertanggung jawab untuk memenuhi semua kewajibannya.
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-
oriented) Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah
perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan
inovatif. Dalam hal ini, setiap individu, kelompok, maupun
institusi dituntut untuk bertanggung jawab dalam menjalankan
tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya
untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang
maksimal.
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
requiers reporting). Laporan kinerja adalah perwujudan dari
akuntabilitas. Dengan memberikan laporan kinerja berarti
mampu menjelaskan terhadap tindakan danhasil yang telah
dicapai oleh individu, kelompok, maupun institusi, serta mampu
memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah
dilakukan. Dalam dunia birokrasi, bentuk akuntabilitas
setiapindividu berwujud suatu laporan yang didasarkan pada
kontrak kerja, sedangkan untuk institusi adalah LAKIP (Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences). Akuntabilitas adalah
kewajiban. Kewajiban menunjukkan tanggung jawab dan
tanggungjawab menghasilkan konsekuensi.Konsekuensi
tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance). Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk
memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Dalam pendekatan akuntabilitas yang
bersifat proaktif (proactive accountability), akuntabilitas
dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sejak awal, penempatan sumber daya yang tepat, dan evaluasi
kinerja.

c. Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada
setiap level atau unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam
memberikan pertanggung jawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Dalam beberapa hal, akuntabilitas sering diartikan berbeda-beda.
Adanya norma yang bersifat informal tentang perilaku PNS yang menjadi
kebiasaan (how things are done around here) dapat mempengaruhi
perilaku anggota organisasi atau bahkan mempengaruhi aturan formal
yang berlaku.
d. Tingkatan dalam Akuntabilitas
Tingkatan dalam akuntabilitas digambarkan dalam bagan berikut ini:
1) Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada
diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral, dan
etika.Pertanyaan yang digunakan untuk mengidentifikasi
apakah seseorang memilikiakuntabilitas personal antara lain
“Apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki situasi dan
membuat perbedaan?”.
2) Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu
dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya
sebagai pemberi kewenangan. Pemberi kewenangan
bertanggung jawab untuk memberikan arahan yang memadai,
bimbingan, dan sumber daya serta menghilangkan hambatan
kinerja, sedangkan PNS sebagai aparatur negara bertanggung
jawab untuk memenuhi tanggung jawabnya. Pertanyaan
penting yang digunakan untuk melihat tingkat akuntabilitas
individu seorang PNS adalah apakah individu mampu untuk
mengatakan “Ini adalah tindakan yang telah saya lakukan, dan
ini adalah apa yang akan saya lakukan untuk membuatnya
menjadi lebih baik”.
3) Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama
kelompok. Dalam hal ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang
ada adalah “Kami”. Dalam kaitannya dengan akuntabilitas
kelompok, maka pembagian kewenangan dan semangat
kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada
dalam sebuah institusi memainkan peranan yang penting dalam
tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
4) Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja
yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu
terhadap organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada
stakeholders lainnya.
5) Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum,
pengguna layanan dan pembayar pajak yang memberikan
masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya.Jadi,
akuntabilitas stakeholder adalah tanggung jawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil,
responsif dan bermartabat.

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah
air, mengedepankan kepentingan Negara dalam menjalankan tugas dan
fungsinya terutama bagi seorang ASN. Nilai Nasionalisme sesuai dengan
butir-butir dalam Pancasila, ASN sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa.ASN sebagai
pelaksana kebijakan public.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelaksana
kebijakan publik. Thomas R. Dye dalam bukunya berjudul Understanding
Public Policy yang diterbitkan pada tahun 1981 menyebutkan bahwa
kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk
dilakukan atau tidak dilakukan. Definisi ini mencakup pengertian yang
sangat luas. Segala hal yang merupakan tindakan pemerintah maupun
diamnya pemerintah terhadap sesuatu disebut sebagai kebijakan public.

a. Implementasi ASN sebagai pelaksana kebijakan public


Implementasi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, yaitu:
1) Setiap pegawai ASN harus memiliki nilai-nilai kepublikan,
berorientasi pada kepentingan publik dan senantiasa
menempatkan kepentingan publik, bangsa dan negara di atas
kepentingan lainnya, mengedepankan kepentingan nasional
ketimbang kepentingan sektoral dan golongan.
2) Senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminatif dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mereka harus
bersikap profesional dan berintegritas dalam memberikan
pelayanan.Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau
instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan dengan
maksud memperdayakan masyarakat dan menciptakan
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

b. Prinsip penting sebagai pelaksana kebijakan public


ASN juga harus memperhatikan prinsip penting sebagai pelaksana
kebijakan publik, antara lain:
1) ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat
luas dalam mengimplementasikan kebijakan publik.
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, tanpa ada
implementasi maka suatu kebijakan publik hanya menjadi
angan-angan belaka, sehingga karena itu harus
dioperasionalisasikan.
2) ASN harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik. Setiap pegawai ASN harus menyadari
sebagai aparatur profesional yang kompeten, berorientasi
pelayanan publik, dan loyal kepada negara dan aturan
perundang-undangan.
3) ASN harus berintegritas tinggi dalam menjalankan tugasnya,
yaitu yang memiliki potensi dan kemampuan yang
memancarkan kewibawaan dan kejujuran sebagai wujud
keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam kehidupan
bernegara.
c. ASN sebagai Pelayan Publik
ASN yang melayani publik Menurut Sianipar (1998) dalam bukunya
yang berjudul Manajemen Pelayanan Masyarakat pelayanan didefinisikan
sebagai cara melayani, membantu, menyiapkan, dan mengurus,
menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang atau sekolompok orang,
artinya objek yang dilayani dapat meliputi individu, pribadi-pribadi, dan
kelompok-kelompok organisasi.

d. Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa.


Aparatur Sipil Negara sebagai Pemersatu Bangsa Dalam UU No 5
tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji ketika diangkat
menjadi PNS. Dinyatakan bahwa PNS akan senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. PNS
juga senantiasa menjunjung tinggi martabat PNS serta senantiasa
mengutamakan kepentingan Negara dari pada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan.

e. ASN Berintegritas Tinggi Menurut Kamus Besar bahasa


Indonesia,
integritas adalah “Mutu, sifat, keadaan yang menunjukkan kesatuan
yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang
memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Integritas nasional dipahami
sebagai wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam kehidupan
bernegara”. Tuntutan bahwa ASN harus berintegritas tinggi adalah bagian
dari kode etik dan kode perilaku yang telah diatur di dalam pasal 5 UU
ASN. Berdasarkan pasal 5 UU ASN ada dua belas kode etik dan kode
perilaku ASN itu, yaitu:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentun peraturan
perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11) Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN;
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai Aparatur Sipil Negara.

3. Etika Publik
a. Definisi Etika Publik
Weihrich dan Koontz (2005:46) mendefinisikan etika sebagai “the
dicipline dealing with what is good and bad and with moral duty and
obligation”.Oleh karena itu konsep etika sering digunakan sinonim dengan
moral. Ricocur (1990) mendefinisikan etika sebagai tujuan hidup yang baik
bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik
adalah:Refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk
memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan
antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan
kebijaksanaan di dalam pelayanan publik (Haryatmoko, 2001). Jadi, Etika
Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik,
yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
3) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.

b. Kode etik Aparatur Sipil Negara


Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik
Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok
khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku
Aparatur Sipil Negara yakni sebagai berikut:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.

c. Nilai-nilai Dasar Etika Publik


Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, yakni sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

d. Dimensi Etika Publik


Pada prinsipnya, ada 3 (tiga) dimensi etika publik:
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta
prinsip moral, sehingga etika publik membentuk integritas
pelayanan publik. Moral dalam etika publik menuntut lebih dari
kompetensi teknis karena harus mampu mengidentifikasi
masalah-masalah dan konsep etika yang khas dalam
pelayanan publik.
2) Dimensi Modalitas
Pemerintah bersih adalah syarat kemajuan suatu bangsa.
Pemerintahan korup menyebabkan kemiskinan, sumber
diskriminasi, rentan konflik danpenyalahgunaan kekuasaan.
Korupsi disebabkan lemahnya integritas pejabat publik,
kurangnya partisipasi dan lemahnya pengawasan. Membangun
integritas publik pejabat dan politisi harus disertai perbaikan
sistem akuntabilitas dan transparansi yang didukung modalitas
etika publik, yaitu bagaimana bisa bertindak baik atau
berperilaku sesuai standar etika? Cara bagaimana etika bisa
berfungsi atau bekerja?Struktur seperti apa yang mampu
mengorganisir tindakan agar sesuai dengan etika? Infrastruktur
semacam apa yang dibutuhkan agar etika publik berfungsi?
Unsur-unsur modalitas dalam etika publik yakni akuntabilitas,
transparansi dan netralitas.

e. Sumber-sumber Kode Etik bagi Aparatur Sipil Negara


Rumusan kode etik bagi ASN yang berlaku di sebuah negara cukup
beragam dari segi substansi maupun redaksinya. Biasanya rumusan kode
etik itu mengikuti kaidah moral yang sifatnya universal dan sekaligus
menyesuaikan dengan konteks lingkungan dari sistem administrasi publik
di sebuah negara. Oleh sebab itu, disamping mengetahui rujukan dari
peraturan mengenai kode etik di Indonesia, para calon PNS sebaiknya
juga memahami prinsip-prinsip universal yang berlaku dalam mekanisme
pelayanan publik.
Prinsip universal yang dimaksud di sini adalah kaidah yang berlaku
bukan hanya di negara maju yang sistem administrasinya sudah mapan,
tetapi juga bisa dipertimbangkan untuk diberlakukan di negara-negara
berkembang karena pada dasarnya semangat pelayanan publik
merupakan muara dari sumber-sumber kode etik universal tersebut.
Untuk konteks Indonesia, sumber-sumber kode etik universal perlu
terus dicermati dan dijadikan sebagai rujukan agar sistem administrasi
publik di Indonesia terus meningkat dari segi kadar profesionalisme
maupun integritasnya.
Berikut ini adalah sebagian dari sumber-sumber kode etik yang telah
berkembang dalam sistem administrasi publik sejak kemerdekaan, yaitu:
1) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah
Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang
2) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang
Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil
3) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
4) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
5) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
PNS.
6) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN)

4. Komitmen Mutu
a. Definisi Komitmen Mutu
Goetsch and Davis (2006: 5) berpendapat bahwa belum ada definisi
mutu yang dapat diterima secara universal, namun mereka telah
merumuskan pengertian mutu sebagai berikut: “Quality is a dynamic state
associated with products, services, people, processes, and environments
that meets or exceeds expectation.” Menurut definisi yang dirumuskan
Goetsch dan Davis, mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan
dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau
bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan(customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan
bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur pencapaian hasil kerja. Mutu juga dapat
dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa
sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing
(competitors).
b. Aspek Komitmen Mutu
Ada 3 (tiga) aspek yang terdapat dalam komitmen mutu, yaitu
efektifitas, efisien, dan inovasi.
1) Efektifitas
Richard L. Daft (Tita Maria Kanita 2010: 8) mendefinisikan
efektivitas sebagai berikut:Efektifitas organisasi berarti sejauh
mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau
berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas
organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai
oleh pelanggan. Merujuk dari definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar untuk
mengukur tingkat efektifitas adalah ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun
mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan,
sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya,
waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
2) Efisien
Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010: 8)
mendefinisikan efisiensi sebagai:Jumlah sumber daya yang
digunakan untuk mencapai tujuan organisasional. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang,
dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah
sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau
jasa.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efisiensi
diukur dari ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga dapat diketahui
ada atau tidak adanya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan
mekanisme yang ke luar alur.
3) Inovasi
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan
perubahan yang terjadi di sekitarnya. Perubahan bisa dipicu
antara lain oleh pergeseran selera pasar, peningkatan harapan
dan daya beli masyarakat, pergeseran gaya hidup, peningkatan
kesejahteraan, perkembangan ekonomi, pengaruh globalisasi,
serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.Sebagaimana
pendapat Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2011: 56)
bahwa, ‘Inovasi barang dan jasa adalah cara utama di mana
suatu organisasi beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di
pasar, teknologi, dan persaingan.’Munculnya ide/gagasan baru,
kreativitas, dan inovasi dilator belakangi oleh semangat belajar
yang tidak pernah pudar, yang dijalani dalam proses
pembelajaran secara berkelanjutan. Demikian juga di
lingkungan lembaga pemerintahan, aparatur dapat
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitasnya, untuk
melahirkan terobosan- terobosan baru dalam meningkatkan
efektivitas dan efisiensi layanan, sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.

5. Anti Korupsi
a. Definisi korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin, yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Dalam UU No.31 Tahun 1999,
pengertian korupsi, yaitu:Setiap orang yang dengan sengaja secara
melawan hukum untuk melakukan perbuatan dengan tujuan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang mengakibatkan
kerugian keuangan negara atau perekonomian negara. Dari pengertian
korupsi yang dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian korupsi merupakan suatu tindakan yang sangat tidak
terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan Negara, seperti
penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan lain sebagainya untuk
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi, yang
mengakibatkan kerugian keuangan pada negara.

b. Langkah preventif mencegah korupsi


Adapun langkah-langkah untu mencegah terjadinya tindakan korupsi,
yaitu:
1) Pilihkan pemimpin yang amanah
2) Optimalkan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara)
3) Gerakan nasional transparansi
4) Pengumuman anggaran secara terbuka

6. Whole of Government
WOG merupakan suatu upaya dalam sistem pemerintahan yang
bersatu dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.WOG juga
memiliki pemahaman yakni suatu pendekatan penyelenggaraan
pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintah dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup yang lebih luas di pemerintahan.

7. Managemen ASN
Visi UU ASN adalah mewujudkan ASN yang memiliki integritas
profesional, melayani dan sejahtera.Misi UU ASN adalah memindahkan
ASN dari comfort zone ke competitive zone.
Tujuan utama UU ASN antara lain :
1) Independensi dan netralitas
2) Kompetensi
3) Kinerja atau produktifitas kerja
4) Integritas
5) Kesejahteraan
6) Kualitas pelayanan publik
7) Pengawasan
8. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada
masyarakat yang merupakan kewajiban ASN sebagai abdi masyarakat.
Terdapat 7 sikap pelayanan prima, yakni :
1) Passionate (bersemangat)
2) Progressive (memakain cara terbaik)
3) Proaktive (antisipatif, tidak menunggu)
4) Promth (positif, tanpa curiga)
5) Patience (sabar)
6) Proporsional (tidak mengada-ada)
7) Functional (tepat waktu)
C. Identifikasi dan Penetapan Isu

Sebelum menetapkan judul rancangan aktualisasi, terlebih dahulu


penulis melakukan identifikasi isu sesuai tugas pokok dan fungsi.
Berdasarkan hasil observasi Penulis selama bertugas di Ruangan laika
waraka Bedah kelas III RSUD Bahteramas ditemukan isu-isu terkait
kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan penulis yang membutuhkan
penanganan segera.

1. Identifikasi Isu
Identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah dapat
dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Identifikasi isu terkait kondisi saat ini dan kondisi yang
diharapkan
Deskripsi Keterkaitan
No Tugas dan Fungsi Isu Teridentifikasi
dengan Agenda III
1. Melakukan Belum optimalnya Manajemen ASN
komunikasi terapeutik pemberian informasi dan Memberikan pelayanan
dalam pemberian orientasi ruangan keperawatan berupa
asuhan keperawatan terhadap pasien pemberian informasi dan
orientasi ruangan
kepada pasien sesuai
dengan
kewenangan
Whole of goverment
Melakukan koordinasi
dengan teman sejawat
dalam pelaksanaan
pelayanan
Pelayanan publik
Melakukan pelayanan
terbaik berupa
pemberian informasi dan
orientasi ruangan
kepada pasien sesuai
dengan
kewenangan

2. Memfasilitasi Belum optimalnya Manajemen ASN


lingkungan yang penerapan jam kunjung
mendukung istirahat pasien Memberikan informasi
mengenai jam kunjung
pasien kepada keluarga
pasien tanpa
membedakan dan tidak
memberikan diskriminasi
terhadap kepercayaan-
kepercayaan yang ada
dimasyarakat

Whole of Goverment

Berkordinasi dengan
sejawat dalam
pelaksanaan edukasi

Pelayanan Publik

Melakukan pelayanan
terbaik berupa
penggunaan media
informasiruangan kepada
pasien sesuai dengan
kewenangan

3. Melakukan Masih kurangnya Manajemen ASN


komunikasi terapeutik penggunaan media
dalam pemberian informasi Memberikan informasi
asuhan keperawatan tanpa menghakimi
perilaku ataupun
pendapat

Whole of Goverment

Koordinasi dengan
sejawat untuk kegiatan
edukasi

Pelayanan Publik

Melakukan pelayanan
terbaik berupa
penggunaan media
informasiruangan kepada
pasien sesuai dengan
kewenangan

Sumber Data : Hasil Analisis (2021)

2. Menetapkan Isu Prioritas


Setelah dilakukan identifikasi isu berdasarka tugas dan fungsi yang
bermasalah, tahapan selanjutnya yang dilakukan penulis adalah
menetapkan isu. Penetapan isu yang berkualitas sebaiknya menggunakan
alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis APKL merupakan alat
bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan
memperhatikan tingkat Aktual, Problematik, kekhalayakan, kelayakan dari
isu yang ditemukan dilingkungan Ruang Laika Waraka Bedah Kelas III
RSU Bahteramas. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan masyarakat. Problematik artinya isu yang memiliki masalah
yang kompleks sehingga perlu segera dicarikan solusinya. Kekhalayakan
artinya isu menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan artinya isu
yang masuk akal dan realistis serta relavan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.

Tabel 2.2. Identifikasi Isu dengan APKL


Kriteria Jumlah
No Identifikasi Isu A P K L Rangking
skor
Belum optimalnya pemberian
informasi dan orientasi
1. 5 5 4 4 18 2
ruangan terhadap pasien di
Ruang Laika Waraka Bedah
kelas III
Belum optimalnya penerapan
2. jam kunjung pasien di Ruang 5 5 5 4 19 1
Laika Waraka Bedah kelas III
Masih kurangnya penggunaan
3. media komunikasi di Ruang 5 4 4 4 17 3
Laika
Sumber DataWaraka Bedah kelas
: Hasil Analisis III
(2021)

Skala Likert : 1-5


Angka 5 : Sangat gawat/mendesak
Angka 4 : Gawat/Mendesak
Angka 3 : Cukup Gawat/Medesak
Angka 2 : Kurang Gawat/Mendesak
Angka 1 : Tidak Gawat/Mendesak
Sehingga berdasarkan hasil analisis menggunakan metode APKL,
yang juga telah dikonsultasikan oleh mentor dan coach, Penulis
mengangkat isu yaitu “ Belum optimalnya penerapan jam kunjung pasien
di Ruang Laika Waraka Bedah kelas III Rumah Sakit Umum Daerah
Bahteramas“ sehingga Penulis menetapkan 1 (satu) judul Rancangan
Aktualisasi sebagai gagasan pemecahan isu yaitu “OPTIMALISASI
PENERAPAN JAM KUNJUNG PASIEN DI RUANG LAIKA WARAKA
BEDAH KELAS III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMAS”.

3. Analisis isu (Dampak dan Peta Permasalahan)

Gambar 2. Peta Permasalahan

Belum optimalnya
penerapan jam kunjung

Kurangnya Kurangnya Pasien dan


kepercayaan keluarga
komunikasi keluarga pasien
tidak mengerti

Keluarga informasi tata Kegiatan


pasien yang tertib ruangan edukasi yang monoton

Penetapan judul rancangan aktualisasi didasarkan atas hasil


identifikasi akar masalah yang ditemukan Penulis selama melakukan
tugas kurang lebih 2 tahun di Ruang Laika Waraka Bedah kelas III RSUD
Bahteramas. Adapun yang menjadi akar permasalahan sehingga timbul
isu prioritas adalah:
1) Keluarga yang menerima informasi jam kunjung pasien
terhadap pasien di Ruang Laika Waraka Bedah kelas III
berganti- ganti.
2) Kurangnya komunikasi antara perawat dan keluarga pasien di
Ruang Laika Waraka Bedah kelas III.
3) Kegiatan edukasi jam kunjung pasien yang monoton di Ruang
Laika Waraka Bedah kelas III.

4. Analisis isu Berdasarkan Kriteria USG

Tabel 2.3 Analisis isu Berdasarkan Kriteria USG


Kriteria
No. Isu U S G Jumlah Rangking
Belum optimalnya
pemberian informasi
dan orientasi ruangan
1. 4 4 4 12 2
terhadap pasien di
Ruang Laika Waraka
Bedah kelas III
Belum optimalnya
penerapan jam
2. kunjung pasien di 5 5 4 14 1
Ruang Laika Waraka
Bedah kelas III
Masih kurangnya
penggunaan media
3. komunikasi di Ruang 4 4 3 11 3
Laika Waraka Bedah
kelas III

Berdasarkan tabel analisis penyebab isu prioritas diatas maka yang


menjadi penyebab uatama isu adalah belum optimalmya penerapan jam
kunjung pasien, maka gagasan pemesan isu atau kegiatan kreatif yang
ditawarkan penulis adalah membuat Bunner dan mencetak leaflet.
Pemanfaatan banner dan leaflet dapat membuat pengunjung atau
keluarga pasien tertarik sehingga mematuhi aturan jam kunjung pasien
yang akan berdampak pada optimalnya penerapan jam kunjung pasien.
BAB III
CAPAIAN HASIL AKTUALISASI DAN ANALISIS DAMPAK NILAI-
NILAI DASAR PROFESI ASN

A. Deskripsi Aktualisasi dan Strategi Pemecahan


Kegiatan aktualisasi ini dirancang dan dilaksanakan berdasarkan isu
prioritas yang muncul di RSU Bahteramas. Salah satu isu yang muncul
yaitu beum optimalnya penerapan jam kunjung pasien di Ruang Laika
Waraka Bedah. Penyebab utama isu tersebut yaitu belum optimalnya
penggunaan media dalam pemberian informasi jam kunjung pasien .
Untuk mengoptimalkan jam kunjung pasien maka perlu dilakukan kegiatan
edukatif yang dapat memecahkan masalah tersebut.
Dalam upaya mencapai target pemecahan masalah maka penulis
membuat suatu inovasi dalam kegiatan edukasi yaitu dengan
memanfaatkan media informasi seperti banner dan leaflet yang dapat
memberi daya tarik terhadap pengunjung rum ah sak i t sehingga memiliki
informasi yang jelas yang akan berdampak pada peningkatan penerapan
disiplin jam kunjung pasien khususnya di Ruang Laika Waraka Bedah.

B. Capaian Aktualisasi
Berdasarkan hasil aktualisasi yang dilaksanakan sejak tanggal 8 Mei
s/d 16 Juni 2021 di Ruangan laika Waraka Bedah Kelas III Rumah Sakit
Umum Daerah Bahteramas Sulawesi Tenggara.
Tabel 3.1. Capaian Aktualisasi
Output/Hasil
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterangan
Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Menyiapkan bahan  Tersedianya Terlaksana
konsultasi bahan konsultasi sesuai
 Dokumentasi rancangan
pada tanggal
10 Mei 2021
Melakukan 2. Konsultasi dengan  Tersedianya surat Terlaksana
konsultasi kepada pimpinan dan persetujuan dari sesuai
pimpinan (mentor) teman sejawat pimpinan (mentor) rancangan
1.
dan teman sejawat  Dokumentasi pada tanggal
terkait rancangan 11 Mei 2021
aktualisasi
3. Mencatat saran dan  Tersedianya isi Terlaksana
petunjuk dari materi media sesuai
pimpinan (mentor) dengan teliti dan rancangan
sesuai prosedur pada tanggal
 Dokumentasi 11 Mei 2021
1. Membuat konsep  Tersedianya Terlaksana
tata tertib ruangan konsep tata tertib sesuai
ruangan rancangan
 Dokumentasi pada tanggal
12 Mei 2021
2. Mencetak banner  Tersedianya Terlaksana
Menyiapkan bahan dan leaflet media informasi sesuai
2. tata tertib aturan dan edukasi rancangan
jam kunjung pasien  Dokumentasi pada tanggal
15 Mei 2021
3. Membuat soal pre  Tersedianya soal Terlaksana
dan post tes pre dan post test sesuai
rancangan
pada tanggal
16 Mei 2021
1. Melakukan  Hasil pre test Terlaksana
konsultasi dengan  Dokumentasi sesuai
pimpinan terkait rancangan
pelaksanaan pada tanggal
kegiatan yang akan 16 Mei 2021
dilakukan dan
Mendistribusikan melaksanakan pre
media informasi dan test tanpa media
3. melakukan 2. Mendistribusikan  Tersedianya Terlaksana
sosialisasi banner banner di sudut sesuai
ruangan rancangan
perawatan pada tanngal
 Dokumentasi 20 Mei 2021
3. Menerima pasien  Sosialisasi Terlaksana
baru dan terlaksana dengan sesuai
melakukan memanfaatkan rancangan
sosialisasi tata media informasi pada tanngal
tertib ruangan
dengan
media bunner dan berupa bunner dan 21 Mei s/d
leaflet leaflet 12 juni 2021
 Dokumentasi
berupa video
sosialisasi dan
lembar
penandatangan
lembar edukasi
pemberian
informasi tata
tertib
4. Melakukan evaluasi  Terjawabnya Terlaksana
pada keluarga lembar post sesuai
pasien setelah test rancangan
sosialisai  Dokumentasi pada tanggal
21 Mei - 12
Juni 2021
1. Menyiapkan bahan  Tersedia bahan
pendukung laporan pendukung
aktualisasi laporan aktualisasi
 Dokumentasi
2. Menyusun laporan  Tersedia laporan Terlaksana
aktualisasi aktualisasi sesuai
Penyusunan  Dokumentasi rancangan
4.
laporan aktualisasi 3. Melaporkan hasil  Laporan hasil pada tanggal
aktualisasi kepada kegiatan 13 Mei s/d
pimpinan aktualisasi 16 Juni 2021
 Surat keterangan
telah melakukan
aktualisasi
 Dokumentasi

C. Penjelasan Capaian Aktualisasi


Dalam pelaksanaan aktualisasi, penulis merancang 4
kegiatan di mana setiap kegiatan memiliki tahapan kegiatan.
Kegiatan yang dilakukan selama aktualisasi, mengimplementasikan
nilai-nilai dasar ASN yaitu nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA). Berdasarkan hasil
aktualisasi yang dilaksanakan sejak tanggal 10 Mei s/d 14 juni
2021 di ruangan Laika Waraka Bedah Rumah Sakit Bahteramas
yang terdiri dari empat kegiatan, capaian aktualisasi dijelaskan
dengan rincian kegiatan serta bukti kegiatan disajikan sebagai
berikut:
Tabel 3.2. Capaian Aktualisasi Kegiatan 1
Kegiatan 1 Melakukan konsultasi kepada pimpinan
(mentor) terkait rancangan kegiatan
aktualisasi
Tanggal Pelaksanaan Tanggal 10 Mei 2021
Kegiatan
Bukti Fisik  Surat persetujuan pelaksanaan
kegiatan aktualisasi
 Surat persetujuan perubahan
kegiatan pada kegiatan 1 dan 2
 Materi bahan banner dan leaflet
 Dokumentasi (foto, video dan konsul
WA)
Output Kegiatan/Hasil  Tersedia bahan konsultasi
 Tersedia surat persetujuan dari
pimpinan (mentor)
 Dokumentasi
Tahapan kegiatan  Menyiapkan bahan konsultasi
 Konsultasi dengan pimpinan dan
teman sejawat
 Menyusun bahan materi banner dan
leaflet

Deskripsi kegiatan 1

Tahapan kegiatan 1. Menyiapkan bahan konsultasi


Uraian tahapan kegiatan sebagai berikut :
Akuntabilitas : Ketika menyiapkan bahan konsultasi, penulis
telah melakukannya dengan penuh tanggung
jawab sehingga bahan konsultasi yang
disiapkan didalamnya terdapat kejelasan
target yang harus dicapai.
Nasionalisme : Dalam menyiapkan bahan konsultasi, penulis
menyiapkannya dengan teliti serta bahan
konsultasi yang penulis siapkan menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan benar
Etika Publik : Dalam menyiapkan bahan konsultasi, penulis
harus cermat sehingga bahan konsultasi yang
disiapkan lengkap dan siap digunakan untuk
konsultasi
Komitmen Mutu : Ketika menyiapkan bahan konsultasi, penulis
menyiapkan bahan konsultasi dengan efektif
dan efisien.
Anti Korupsi : Ketika menyiapkan bahan konsultasi, penulis
melaksanakan dengan mandiri dan
menyiapkan bahan konsultasi dengan jujur
sesuai dengan rancangan yang telah
diseminarkan serta tepat waktu.

Gambar 3.1. Menyiapkan bahan konsultasi


Tahapan Kegiatan 2. Konsultasi dengan pimpinan (mentor) dan
teman sejawat
Uraian tahapan kegiatan sebagai berikut :
Akuntabilitas : Mengawali konsultasi penulis kepada kepala
ruangan/pimpinan atau mentor dan teman
sejawat, penulis menyampaikan dengan jelas
mengenai rencana kegiatan aktualisasi yang
akan dilaksanakan. Dalam penyampaiannya
menerapkan prinsip integritas dan
transparansi sehingga mendapatkan
kepercayaan penuh dari pimpinan bahwa
kegiatan ini akan dilaksanakan dengan penuh
tanggungjawab sesuai dengan tujuan dan
target yang ingin dicapai. Melalui kesempatan
itu pula, penulis mengkonsultasikan mengenai
kegiatan edukatif yang akan digunakan dalam
kegiatan yaitu memanfaatkan media banner
dan leaflet untuk mengoptimalkan jam kunjung
pasien di Ruangan Laika waraka Bedah Kelas
III Rumah Sakit Bahteramas.
Nasionalisme : Menulis menyampaikan rangkaian kegiatan
aktualisasi kepada pimpinan dan teman
sejawat dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik, santun dan menerima
masukan dan saran dari pimpinan selaku
mentor dan tidak memaksakan kehendak.
Etika Publik : Dalam melakukan konsultasi penulis bersikap
hormat, sopan, ramah serta jujur dalam
menyampaikan inforrnasi baik kepada
pimpinan maupun kepada teman sejawat.
Komitmen mutu : Ketika melakukan konsultasi dengan mentor
dan teman sejawat penulis membangun
komunikasi yang baik dengan harapan penulis
mendapatkan dukungan penuh dari kepala
ruangan selaku mentor dan teman sejawat
dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi
sehingga dapat terlaksana dengan efektif
guna mencapai suatu tujuan.
Anti Korupsi : Agar pimpinan atau mentor dapat mengetahui
dengan jelas rencana kegiatan aktualisasi
maka penulis melakukan konsultasi secara
mandiri dan mengemukakan dengan jujur dan
transparan apa yang akan dilaksanakan
sehingga dapat terlaksana dengan baik dan
dapat dipertanggungjawabkan

Gambar 3.2. Konsultasi dengan pimpinan (mentor) dan teman


sejawat

Tahapan Kegiatan 3. Mencatat Saran Dan Petunjuk Dari Mentor


Uraian tahapan kegiatan sebagai berikut :
Akuntabilitas : Ketika mencatat saran dan petunjuk dari
mentor, penulis melakukannya dengan penuh
tanggung jawab dan konsisten sehingga saran
dan petunjuk tersebut dapat dijadikan pedoman
dalam pelaksanaan kegiatan.
Nasionalisme : Ketika mencatat saran penulis menggunakan
yang baik dan benar sehingga mudah difahami
Etika Publik : Ketika menulis saran dari mentor penulis
menyusunnya dengan cermat.
Komitmen Mutu : Ketika mencatat saran dan petunjuk dari mentor
penulis menyusunnya dengan
mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi.
Anti Korupsi : Ketika menulis saran dan petunjuk dari mentor
penulis melakukannya dengan mandiri

Gambar 3.3. Mencatat Saran Dan Petunjuk Dari Mentor

Analisis dampak positif dari kegiatan 1 :


Dengan melakukan konsultasi kepada kepala ruangan/pimpinan selaku
mentor membuat kegiatan yang akan kita lakukan mendapat dukungan
langsung dari pimpinan sehingga penulis lebih maksimal dalam
melaksanakan kegiatan guna mencapai tujuan.
Analisis dampak negatif dari kegiatan 1 :
Jika tidak ada persetujuan dan dukungan dari kepala
ruangan/pimpinan penulis akan sulit melaksanakan kegiatan aktualisasi
dan pimpinan akan menganggap penulis tidak menghargai pimpinan.
Keterkaitan kegiatan terhadap visi misi dan nilai-nilai organisasi :
6) Keterkaitan dengan visi misi Rumah Sakit Bahteramas salah satunya
yaitu : Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan
bermutu yang mengutamakan keselamatan pasien dan
Mewujudkan suasana rumah sakit yang asri, nyaman,
komunikatif dan informatif.
7) Keterkaitan dengan nilai organisasi yaitu empati terhadap pasien,
keterbukaan dan transparansi, akuntabilitas, azas kekeluargaan.
Keterkaitan dengan peran dan kedudukan ASN :
Berkonsultasi dengan kepala ruangan/pimpinan selaku mentor
merupakan salah satu wujud penerapan WoG. Merencanakan kegiatan
secara efektif dan efisien merupakan penerapan manajemen ASN.
Tabel 3.3. Capaian Aktualisasi Kegiatan 2
Kegiatan 2 Menyiapkan bahan tata tertib aturan
jam kunjung pasien
Tanggal Pelaksanaan Tanggal 12 s/d 16 Mei 2021
Kegiatan
Bukti Fisik  Konsep tata tertib aturan jam kunjung
pasien
 Banner dan leaflet
 Soal pre dan post tes
 Dokumentasi (foto, video da konsul
WA) n
Output Kegiatan/Hasil  Tersedia konsep tata tertib aturan
jam kunjung pasien
 Tersedia banner dan leaflet
 Tersedia soal pre dan post tes
 Dokumentasi (foto,video dan
chatting WA)
Tahapan kegiatan  Membuat konsep tata tertib aturan
jam kunjung pasien
 Mencetak banner dan leaflet
 Membuat soal pre dan post tes
 Dokumentasi

Deskripsi kegiatan 2

Tahapan kegiatan 1. Membuat konsep tata tertib aturan jam kunjung


pasien
Uraian tahapan kegiatan sebagai berikut :
Akuntabilitas : penulis telah membuat konsep tata tertib dan
aturan jam kunjung pasien berdasarkan konsep
yang berlaku di Rumah Sakit dengan integritas
dan penuh tanggung jawab.
Nasionalisme : konsep tata tertib dan aturan jam kunjung pasien
yang dibuat memuat nilai religius, santun,
disiplin.
Etika Publik : penulis membuat konsep tata tertib dan aturan jam
kunjung pasien dengan cermat.
Komitmen mutu : konsep tata tertib dan aturan jam kunjung pasien
yang dibuat sudah efektif.
Anti korupsi : penulis membuat konsep tata tertib dan aturan jam
kunjung pasien dengan mandiri.

Gambar 3.4. Membuat konsep tata tertib aturan jam kunjung pasien

Konsep tata tertib aturan jam kunjung pasien

Tahapan kegiatan 2. Mencetak banner dan leaflet


Uraian tahapan kegiatan sebagai berikut :
Akuntabilitas : penulis telah bertanggung jawab dalam
menyiapkan media edukasi dan informasi berupa
banner dan leaflet tentang tata tertib dan aturan
jam kunjung pasien.
Nasionalisme : dalam menyiapkan media edukasi dan informasi
berupa banner dan leaflet penulis
menyelesaikannya dengan tepat waktu (disiplin).
Etika Publik : penulis mencetak banner dan leaflet tata tertib dan
aturan jam kunjung pasien dengan cermat dan
dapat dimanfaatkan/dibaca oleh keluarga pasien
Komitmen mutu : Banner dan leaflet tata tertib dan aturan jam
kunjung pasien yang dibuat penulis dapat
dimanfaatkan/dibaca oleh keluarga pasien dengan
efektif dan efisien.
Anti korupsi : penulis mencetak banner dan leaflet tata tertib dan
aturan jam kunjung pasien dengan mandiri dan
disiplin.

Gambar 3.5. Mencetak banner dan leaflet

Deskripsi kegiatan 3

Tahapan kegiatan 3. Membuat soal pre tes dan post tes


Uraian tahapan kegiatan sebagai berikut :
Akuntabilitas : penulis membuat soal pre tes da post tes dengan
penuh tanggung jawab dimana soal-soal yang
dibuat harus sesuai indikator konsep tata tertib
dan
aturan jam kunjung pasien, skor dan bobotnya
harus jelas.
Nasionalisme : ketika membuat soal pre tes dan post tes, penulis
bersikap adil dimana soal-soal yang dibuat harus
sama bagi semua responden atau pengunjung
Rumah Sakit
Etika Publik : soal pre tes dan post tes dibuat penulis dengan
cermat dan penulis juga menjaga kerahasiaan
soal yang dibuat.
Komitmen mutu : soal pre tes dan post tes yang dibuat penulis
dipastikan efektif dan efisien untuk mengukur
tingkat pengetahuan pengunjun Rumah Sakit.
Anti korupsi : penulis membuat soal pre tes dan post tes dengan
mandiri agar dapat mengetahui indikator-indikator
yang harus dicapai pengunjung sebelum dan
setelah mendapatkan edukasi.

Gambar 3.6. Membuat soal pre tes dan post tes


Analisis dampak positif dari kegiatan 2:
Dengan mencetak banner dan leaflet terlebih dahulu sebelum
melaksanakan kegiatan sosialisasi terlebih dahulu,maka kegiatan
sosialisasi akan terlaksana dengan baik sehingga tujuan yang hendak
dicapai dapat terwujud.

Analisis dampak negatif dari kegiatan 2:


Jika banner dan leaflet tidak disiapkan sebelum melaksanakan
kegiatan sosialisasi, maka kegiatan sosialisasi tidak akan terlaksana
dengan baik karena tidak ada persiapan sosialisasi, tujuan sosialisasi
tidak jelas dan media pendukung juga tidak tersedia yang akan
berdampak pada tujuan sosialisasi tersebut tidak tercapai.
Keterkaitan kegiatan terhadap visi misi dan nilai-nilai organisasi :
1. Keterkaitan dengan visi misi Rumah Sakit Bahteramas salah satunya
yaitu : Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit
berbasis teknologi terkini dan Menyelenggarakan pendidikan,
pelatihan dan penelitian yang berkualitas dan berdaya saing.
2. Keterkaitan dengan nilai organisasi yaitu empati terhadap pasien,
keterbukaan dan transparansi, akuntabilitas, azas kekeluargaan.
Keterkaitan dengan peran dan kedudukan ASN :
Mencetak banner dan leaflet merupakan salah satu wujud manajemen
ASN, mudah dan murah merupakan wujud dari pelayanan publik.
Tabel 3.4. Capaian Aktualisasi Kegiatan 3
Kegiatan 1 Mendistribusikan media informasi dan
melakukan sosialisasi
Tanggal Pelaksanaan Tanggal 13 s/d 16 Juni 2021
Kegiatan
Bukti Fisik  Hasil pre test
 Banner dan leaflet
 Hasil post tes
 Lembar edukasi tata terib ruangan
 Dokumentasi (foto, video dan konsul
WA)
Output Kegiatan/Hasil  Tersedia hasil pre dan post tes
 Tersedia tempat pemasangan
banner
 Tersedia lembar edukasi tata tertib
ruangan
 Dokumentasi
Tahapan kegiatan  Melakukan konsultasi dengan pimpinan
terkait pelaksanaan kegiatan yang akan
dilakukan dan melaksanakan pre test
tanpa media
 Mendistribusikan banner
 Menerima pasien baru dan melakukan
sosialisasi tata tertib ruangan dengan
media leaflet
 Melakukan evaluasi pada keluarga
pasien dengan menggunakan post
tes

Deskripsi kegiatan 3

Tahapan kegiatan 1. Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait


pelaksanaan kegiatan dan melaksanakan pre
test tanpa media
Uraian tahapan kegiatan sebagai berikut :
Akuntabilitas : Penulis membuat soal pre tes da post tes dengan
penuh tanggung jawab dimana soal-soal yang
dibuat harus sesuai indikator konsep tata tertib
dan aturan jam kunjung pasien, skor dan
bobotnya harus jelas.
Nasionalisme : Ketika membuat soal pre tes dan post tes, penulis
bersikap adil dimana soal-soal yang dibuat harus
sama bagi semua responden atau pengunjung
Rumah Sakit
Etika Publik : Soal pre tes dan post tes dibuat penulis dengan
cermat dan penulis juga menjaga kerahasiaan
soal yang dibuat.
Komitmen mutu : Soal pre tes dan post tes yang dibuat penulis
dipastikan efektif dan efisien untuk mengukur
tingkat pengetahuan pengunjun Rumah Sakit.
Anti korupsi : Penulis membuat soal pre tes dan post tes dengan
mandiri agar dapat mengetahui indikator-indikator
yang harus dicapai pengunjung sebelum dan
setelah mendapatkan edukasi.

Gambar 3.7. Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait


pelaksanaan kegiatan dan melaksanakan pre test tanpa
media
Tahapan kegiatan 2. Mendistribusikan banner
Uraian tahapan kegiatan sebagai berikut :
Akuntabilitas : Penulis mendistribusikan banner dengan penuh
tanggung jawab.
Nasionalisme : Ketika Mendistribusikan bannerpenulis memilih
tempat yang sering dilalui oleh pengunjung
Rumah Sakit banner di tulis dengan menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Etika Publik : Dalam mendistribusikan banner penulis
meletakkan banner pada posisinya dengan
cermat.
Komitmen mutu : Pendistribusian banner dilakukan penulis dengan
efektif dan efisien.
Anti korupsi : Penulis mendistribusikan banner dengan mandiri.

Gambar 3.8. Mendistribusikan banner


Tahapan kegiatan 3. Menerima pasien baru dan melakukan
sosialisasi tata tertib ruangan dengan media
leaflet
Uraian tahapan kegiatan sebagai berikut :
Akuntabilitas : Dalam melaksanakan kegiatan menerima pasien
baru dan melakukan sosialisasi tata tertib ruangan
dengan menggunakan media leaflet penulis
melakukan dengan penuh tanggung jawab.
Nasionalisme : penulis melaksanakan kegiatan menerima pasien
baru dan melakukan sosialisasi tata tertib ruangan
dengan tidak diskriminatif terhadap pengunjung
pasien menerapkan nilai-nilai religius dengan
menghargai orang lain serta menjelaskan tata
tertib jam kunjung pasien dengan menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Etika Publik : Saat menerima pasien baru dan melakukan
sosialisasi tata tertib ruangan penulis telah
menerapkan sikap sopan,santu dan disiplin.
Komitmen mutu : penulis menerima pasien baru dan melakukan
sosialisasi tata tertib ruangan dengan kreatif
efektif dan efisien.
Anti korupsi : penulis melakukan sosialisasi dengan mandiri dan
tepat waktu.
Gambar 3.9. Menerima pasien baru dan melakukan sosialisasi tata
tertib ruangan dengan media leaflet

Tahapan kegiatan 4. Melakukan evaluasi pada keluarga pasien


dengan menggunakan post tes
Uraian tahapan kegiatan sebagai berikut :
Akuntabilitas : pelaksanaan post tes dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab dan transparan.
Nasionalisme : penulis bersikap adil dan tidak diskriminatif
daLam pelaksanaan post tes.
Etika Publik : Penulis melngumpulkan hasil post tes dengan tepat
waktu (disiplin).
Komitmen mutu : pelaksanaan post tes dilakukan dengan efektif.
Anti korupsi : post tes dilaksanakan dengan mandiri dan
menerapkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan.

Gambar 3.10. Melakukan evaluasi pada keluarga pasien dengan


menggunakan post tes

Analisis dampak positif dari kegiatan 3:


Dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi dengan menggunakan
banner dan leaflet maka tujuan kegiatan sosialisasi akan terlaksana
dengan baik sehingga keluarga pasien akan lebih mengetahui tata
tertib Rumah Sakit khususnya aturan jam kunjung pasien sehingga
tujuan untuk mengoptimalkan jam kunjung pasien yang hendak dicapai
dapat terwujud, dan penulis dapat membandingkan optimalisasi jam
kunjung
pasien pasien melalui pengisisan lembar pre dan post tes untuk
dijadikan dasar dalam memperbaiki kualitas pelayanan terhadap
pasien.

Analisis dampak negatif dari kegiatan 2:


Jika proses sosialisasi berupa banner dan pembagian leaflet tidak
terlaksana, maka tujuan sosialisasi tidak tercapai, karena kegiatan
sosialisasi jam kunjung pasien bersifat monoton sehingga keluarga pasien
tidak akan memahami pentingnya pembatasan kunjungan terhadap pasien
yang dirawat dengan kasus bedah sehingga akan berdampak pada
kurangnya penerapan jam kunjung pasien pada keluarga pasien. Dan jika
pre tes dan post tes tidak terlaksana maka penulis tidak dapat
menyimpulkan hasil dari pelaksanaan sosialisasi jam kunjung pasien
melalui banner dan leaflet.
Keterkaitan kegiatan terhadap visi misi dan nilai-nilai organisasi :
1. Keterkaitan dengan visi misi Rumah Sakit Bahteramas salah satunya
yaitu : Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit
berbasis teknologi terkini dan Menyelenggarakan pendidikan,
pelatihan dan penelitian yang berkualitas dan berdaya saing.
2. Keterkaitan dengan nilai organisasi yaitu empati terhadap pasien,
keterbukaan dan transparansi, akuntabilitas, azas kekeluargaan.
Keterkaitan dengan peran dan kedudukan ASN :
Melakukan sosialisasi dengan profesional merupakan wujud manajemen
ASN. melaksanakan kegiatan sosialisasi tata tertib aturan jam kunjung
pasien dengan efektif, efisien, adil dan partisipatif dan tidak diskriminatif
merupakan wujud dari pelayanan publik.
Tabel 3.5. Capaian Aktualisasi Kegiatan 4
Kegiatan 4 Penyusunan laporan kegiatan
Tanggal Pelaksanaan Tanggal 12 s/d 15 Juni 2021
Kegiatan
Bukti Fisik  Bahan pendukung laporan
aktualisasi
 Laporan aktualisasi
 Surat keterangan telah
melaksanakan kegiatan aktualisasi
 Dokumentasi (foto kegiatan)
Output Kegiatan/Hasil  Tersedia bahan pendukung
aktualisasi
 Tersedia laporan aktualisasi
 Tersedia surat keterangan telah
melaksanakan aktualisasi
 Dokumentasi
Tahapan kegiatan  Menyiapkan bahan pendukung laporan
aktualisasi
 Menyusun laporan aktualisasi
 Melaporkan hasil aktualisasi kepada
pimpinan

Deskripsi kegiatan 4

Tahapan kegiatan 1. Menyiapkan bahan pendukung laporan


aktualisasi
Uraian tahapan kegiatan sebagai berikut :
Akuntabilitas : Dalam menyiapkan bahan laporan aktualisasi,
penulis telah melaksanakannya dengan penuh
tanggung jawab dengan mengumpulkan
semua bukti-bukti kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Nasionalisme : Penulis menyiapkan bahan pendukung laporan
dengan prinsip integritas dan jujur.
Etika Publik : Penulis menyiapkan bahan pendukung laporan
aktualisasi dengan cermat sehingga semua
tahap kegiatan disertai bukti fisik.
Komitmen Mutu : Penulis menyiapkan bahanpendukung laporan
aktualisasi dengan efektif.
Anti Korupsi : Penulis menyiapkan bahanpendukung laporan
dengan jujur dan mandiri.

Gambar 3.11. Menyiapkan bahan pendukung laporan aktualisasi

Tahapan kegiatan 2. Menyusun laporan aktualisasi


Uraian tahapan kegiatan sebagai berikut :
Akuntabilitas : Menyusun laporan aktualisasi dengan jelas
sesuai dengan sistematika yang ada sehingga
dapat di pertanggung jawabkan.
Nasionalisme : Dalam menyiapkan laporan aktualisasi, penulis
bekerja keras, teliti serta menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Etika Publik : Penulis menyusun laporan aktualisasi dengan
cermat sehingga laporannya lengkap sesuai
dengan sistematika penyusunan laporan yang
telah ditetapkan.
Komitmen Mutu : Penulis menyusun laporan aktualisasi dengan
teliti sehingga laporan akhir dapat
terselesaikan dengan efektif dan efisien.
Anti Korupsi : Penulis menyusun laporan aktualisasi secara
mandiri dan menyelesaikannya dengan tepat
waktu (disiplin).

Gambar 3.12. Menyusun laporan aktualisasi

Tahapan kegiatan 3. Melaporkan hasil kegiatan aktualisasi


kepada pimpinan
Uraian tahapan kegiatan sebagai berikut :
Akuntabilitas : Penulis melaporkan hasil kegiatan aktualisasi
kepada kepala ruangan/pimpinan selaku
mentor sebagai bagian dari tanggung jawab
dan menjaga kepercayaan yang diberikan
dalam menyelesaikan rangkaian kegiatan
aktualisasi.
Nasionalisme : Melaporkan hasil kegiatan aktualisasi sebagi
bentuk tanggung jawab penulis dalam
mengemban amanah sesuai jadwal yang
dibuat.
Etika Publik : Saat melaporkan hasil kegiatan aktualisasi
kepada pimpinan selaku mentor, penulis
bersikap sopan, ramah dan jujur dalam
menyampaikan hasil aktualisasi.
Komitmen Mutu : Hasil aktualisasi yang dilaporkan penulis
kepada pimpinan adalah laporan hasil
aktualisasi yang berorientasi mutu.
Anti Korupsi : Penulis secara mandiri menghadap pimpinan
atau mentor untuk emyerahkan laporan akhir
dan sekaligus menyampaikan bahwa semua
rangkaian kegiatan aktualisasi telah
dilaksanakan dengan jujur dan bisa di
pertanggung jawabkan. Melalui kesempatan
itu pula penulis menyampaiakan Terima Kasih
yang sebesar-besarnya kepada kepala
ruangan/pimpinan atau mentor atas arahan,
bimbingan, persetujuan dan dukungan yang
diberikan selama kegiatan aktualisasi sehingga
semua rangkaian kegiatan aktualisasi dapat
dilaksanakan dengan baik.

Gambar 3.13. Melaporkan hasil kegiatan aktualisasi kepada pimpinan


Analisis dampak positif dari kegiatan 4:
Dengan terlaksananya penyusunan laporan aktualisasi dan
melaporkan hasil kegiatan aktualisasi kepada pimpinan atau mentor
maka penulis mendapatakan surat keterangan telah melaksanakan
kegiatan aktualisasi yang kemudian akan dipertanggung jawabkan
pada seminar hasil aktualisasi dan habituasi dengan baik dan benar-
benar sesuai dengan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).

Analisis dampak negatif dari kegiatan 4:


Jika kegiatan penyusunan laporan aktualisasi tidak terlaksana maka
penulis tidak dapat melaporkan hasil kegiatan aktualisasi kepada
pimpinan atau mentor sehingga pimpinan atau mentor tidak akan
memberikan surat keterangan telah melaksanakan kegiatan aktualisasi
yang kemudian penulis akan sulit untuk mempertanggung jawabkan
hasil aktualisasi pada seminar hasil aktualisasi dan habituasi.
Keterkaitan kegiatan terhadap visi misi dan nilai-nilai organisasi :
1. Keterkaitan dengan visi misi Rumah Sakit Bahteramas salah satunya
yaitu : Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan
kesejahteraan pegawai.
2. Keterkaitan dengan nilai organisasi yaitu keterbukaan dan
transparansi, akuntabilitas, azas kekeluargaan , bermental
pemenang (play to win) dan berjiwa enterpreuner.
Keterkaitan dengan peran dan kedudukan ASN :
Melaporkan hasil kegiatan aktualisasi kepada pimpinan atau mentor
secara terbuka merupakan wujud dari manajemen ASN. Kerja sama
yang terjalin antara pimpinan selaku mentor dan penulis pada saat
melaporkan hasil aktualisasi merupakan wujud dari WoG.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “Optimalisasi
Penerapan Jam Kunjung Pasien di Ruangan Laika Waraka Bedah Kelas
III RSU Bahteramas” dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN berupa
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi
(ANEKA), maka penulis dapat menarik kesimpulan antara lain :

1. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dalam optimalisasi penerapan


jam kunjung pasien di Ruang Laika Waraka Bedah Kelas III telah
menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA ( Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) dan Manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan Whole of Goverment sehingga pelaksanaan
kegiatan berjalan lancar dan memberikan kontribusi positif terhadap
optimalisasi penerapan jam kunjung pasien di Ruang Laika Waraka
Bedah Kelas III.
2. Dari 20 responden pengunjung dan keluarga pasien semua
mengalami peningkatan pengetahuan tentang tata tertib aturan jam
kunjung yang diberikan sosialisasi perorang dengan membagikan
leaflet dan berdasarkan pengisian pre dan post tes mengalami
peningkatan. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata pre test 41% dan
nilai rata-rata post test terjadi kenaikan 100%. Dari hasil evaluasi
menunjukkan bahwa, perlunya kegiatan edukasi yang dilakukan
secara terus-menerus dalam upaya penerapan jam kunjung pasien
di Ruang Laika Waraka Bedah Kelas III.
B. Saran
Adapun saran dari kegiatan “Optimalisasi Penerapan Jam Kunjung
Pasien di Ruangan Laika Waraka Bedah Kelas III RSU Bahteramas”
dengan menerapkan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA), adalah:
1. Upaya Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
Anti Korupsi (ANEKA) harus perlu mendapat perhatian khusus dari
Rumah Sakit Bahteramas khususnya di Ruang Laika Waraka
Bedah.
2. Pengunjung dan keluarga pasien perlu mengetahui dampak yang
terjadi jika tidak memperhatikan tata tertib aturan jam kunjung
pasien. Dengan mentaati aturan jam kunjung pasien dapat
mencegah infeksi nosokomial yaitu infeksi yang terjadi di
lingkungan rumah sakit.

C. Rencana Tindak Lanjut


Setelah pelaksanaan aktualisasi “Optimalisasi Penerapan Jam
Kunjung Pasien di Ruangan Laika Waraka Bedah Kelas III RSU
Bahteramas” maka rencana tindak lanjut yaitu:
1. Melakukan kegiatan edukasi tata tertib rumah sakit khususnya
aturan jam kunjung pasien setiap akan menerima pasien baru
secara terus menerus guna miningkatkan mutu pelayanan di
Ruangan Laika Waraka Bedah Kelas III.
2. Mengingatkan teman seprofesi pada setiap pergantian shift agar
kegiatan ini berjalan secara efektif dan efisien
3. Dengan melakukan Penerapan Jam Kunjung Pasien, perawat dapat
berkomunikasi serta bertukar informasi mengenai tata tertib antara
pasien dengan petugas kesehatan lainnya sehingga dapat
mengurangi resiko terjadinya kesenjangan dalam pemberian
pelayanan dan informasi terhadap pasien. Selain itu, dapat
mencegah infeksi nosokomial atau infeksi yang didapat ketika
berada atau menjalani perawatan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Aktualisasi :


Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan
III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Akuntabilitas :
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan
I/II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Nasionalisme :
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan
I/II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Etika Publik :
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan
I/II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Komitmen Mutu
: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan
I/II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Anti Korupsi :
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan
I/II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Pelayanan Publik
: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Manajemen


Aparatur Sipil Negara: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Whole of
Government Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Catatan Pembimbingan Oleh COACH
Lampiran 2. Catatan Pembimbingan Oleh Mentor
Lampiran 3. Surat Persetujuan Karu
Lampiran 4. Daftar Hadir Sosialisasi
Lampiran 4. LembarTanya Jawab Pra Sosialisasi
Lampiran 5. Lembar Tanya Jawab Post Sosialisasi
Lampiran 6. Notulensi Konsultasi
Lampiran 7. Ringkasan Laporan Aktualisasi

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMAS
Jalan Kapten Pierre Tendean Baruga No. 50, Telp 0401-319561 Kendari
Website : www.rsud-bahteramas.go.id email : admin@rsud-
bahteramas.go.id

LAPORAN HASIL KEGIATAN


SOSIALISASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGGUNAAN OBAT MANDIRI OLEH PASIEN

1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu mutu pelayanan Rumah Sakit adalah dengan melakukan Informed
Consent. Informed Consent atau persetujuan tindakan kedokteran adalah
persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat
penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
yang akan dilakukan terhadap pasien menurut Permenkes No. 290 tahun 2008
pasal 1(a) tentang Persetujuan Tindakan kedokteran. Berlanjut kepada berbagai
aturan persetujuan tindakan kedokteran, berdasarkan Permenkes No. 290 tahun
2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran, antara lain :
1. Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus
mendapat persetujuan (Pasal 2 ayat 1)
2. Persetujuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat diberikan secara tertulis
maupun lisan (Pasal 2 ayat 2).
Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan yang diperlukan tentang perlunya tindakan kedokteran
dilakukan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan diharapkan terlaksana
hubungan yang lancar antara pasien dan tenaga kesehatan. Akan tetapi dapat
terjadi masalah apabila terbentuk pada dilema diantara dua prinsip, yaitu
prinsip memberikan kebaikan kepada pasien yang bertolak dari sudut pandang
nilai etika dan ilmu kesehatan berdasarkan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman tenaga kesehatan dan prinsip menghormati hak menentukan diri
sendiri dari sudut pandang pasien. Dengan demikian Informed Consent dibuat
dengan tujuan untuk memberikan perlindungan kepada pasien atas segala
tindakan medis dan memberikan perlindungan tenaga kesehatan terhadap
terjadinya akibat yang tidak terduga yang dianggap merugikan pihak lain.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu serta meningkatnya
kepercayaan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai upaya mengoptimalkan penggunaan persetujuan tindakan
medis sehingga tercipta perlindungan baik pada pasien maupun
tenaga kesehatan
b. Terwujudnya peningkatan pemahaman dan pengetahuan pada
tenaga kesehatan diruang Laika Morini tentang SOP penggunaan
obat mandiri oleh pasien.

C. Manfaat
Adapun manfaat dalam kegiatan ini adalah :
1. Optimalnya penggunaan persetujuan tindakan medis dalam penggunaan
obat mandiri oleh pasien
2. Tenaga kesehatan memahami dan mengetahui SOP penggunaan obat
mandiri oleh pasien

II. METODE KEGIATAN


A. Pelaksanaaan
NO. NAMA PROFESI JABATAN
1. Maghfirah Zirana Bidan Penanggung jawab

B. Proses Pelaksanaan
Adapun proses pelaksanaan kegiatan adalah :
1. Membagikan undangan sosialisasi
2. Menyiapakan lembar Informed Consent dan SOP penggunaan obat
mandiri oleh pasien
3. Membagikan lembar tanya jawab pre-test
4. Melakukan sosialisasi SOP penggunaan obat mandiri oleh pasien
5. Membagikan Leaflet
6. Membagikan lembar tanya jawab post-test

C. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan ini adalah tenaga kesehatan di ruang Laika Morini yang
berjumlah 11 orang.

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 2 Juni – 8 Juni 2021 di ruang Laika
Morini RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

E. Estimasi Biaya Kegiatan


Anggaran Biaya Aktualisasi
No. Item Satuan Jumlah Harga ( Rp) Keterangan
1. Leaflet Lembar 33 33.000,-
2. Konsumsi Porsi 11 130.000,-
3. Biaya tak - - 50.000,-
terduga
Total 213.000,-
Terbilang : Dua Ratus Tiga Belas Ribu Rupiah
III. HASIL KEGIATAN

PRA POST
NOMOR SOSIALISASI PRESENTASE HASIL
SOSIALISASI PRENSTASE
RESPOND POST
PRA
EN YA TDK
YA TDK SOSIALISASI SOSIALISASI

01 6 2 75 7 1 87,5 M
02 6 2 75 8 0 100 M
03 4 4 50 6 2 75 M
04 5 3 62,5 7 1 87,5 M
05 4 4 50 6 6 75 M
06 6 2 75 8 0 100 M
07 6 2 75 7 1 87,5 M
08 5 3 62,5 7 1 87,5 M
09 5 3 62,5 7 1 87,5 M
10 5 3 62,5 8 0 100 M
11 6 2 75 8 0 100 M

Keterangan :
1 ya = 1.25 poin
1 tidak = 0 poin
M = Meningkat
TM = Tidak Meningkat

Kesimpulan :
Dari 11 responden petugas kesehatan yang mengikuti kegiatan
sosialisasi dan mengisi lembar tanya jawab pra dan post sosialisasi semua
mengalami peningkatan pemahaman dan pengetahuan penggunaan peretujuan
tindakan medis pemberian obat mandiri oleh pasien. Hal ini menunjukan 89,7
%yang mengalami peningkatan pemahaman dan pengetahuan dan 10,3 % tidak
mengalami peningkatan pemahaman dan pengetahuan penggunaan
persetujuan tindakan medis penggunaan obat mandiri oleh pasien.
Dari hasil evaluasi diatas menunjukan bahwa perlu diadakan sosialisasi
secara berkala sebagai upaya dalam peningkatan pemahaman dan pengetahuan
tenaga kesehatan.
Diagram 1. Evaluasi Peningkatan Pemahaman Dan Pengetahuan
Tenaga Kesehatan Penggunaan Persetujuan Tindakan Medis Penggunaan Obat
Mandiri Oleh Pasein.

100

80

60
40
20
0 PRA SOSIALISASI
POST SOSIALISASI
Diagram 2. Evaluasi Pra dan Post Sosialisasi Dengan Menggunakan Diagram
Lingkaran
PRA SOSIALISASI
0-5051-7071-8081-100

0%

18%
36%

46%

POST SOSIALISASI
0-5051-7071-8081-100

0% 0%

18%

82%
VI. PENUTUP
Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “ Optimalisasi
penggunaan persetujuan tindakan medis oleh petugas kesehatan melalui Sosialisasi
Standar Operasional Prosedur Penggunaan Obat Mandiri Oleh Pasien di Ruang Laika
Morini Rumah Sakit Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”. Pada tanggal 8
Mei 2021 sampai15 Juni 2021, maka penulis dapat menarik kesimpulan antara lain:
1. Seluruh kegiatan yang direncanakan pada rancangan aktualisasi yang telah di
buat dapat diaktualisasikan dengan penerapan nilai-nilai ANEKA, yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta
kedudukan dan peran ASN yaitu Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole
Of Government (WOG), yakni nilai dasar akuntabilitas memiliki nilai tanggung
jawab, jujur dan jelas serta transparan yang tergambar pada beberapa tahapan
dari 4 kegiatan yang telah disusun. Nilai dasar Nasionalisme memiliki nilai cinta
bahasa Indonesia dan semangat yang tergambar pada tahapan kegiatan 1, , 3,dan
4. Nilai dasar Etika Publik memiliki nilai sopan santun dan ramah yang tergambar
pada tahapan kegiatan 1,3 dan 4. Nilai inovasi, efektif dan efisien yang
merupakan nilai yang terkandung dalam nilai dasar Komitmen Mutu tergambar
pada semua tahapan kegiatan. Nilai dasar Anti Korupsi memiliki nilai jujur dan
kerja keras yang tergambar pada tahapan kegiatan 1, 2, dan 4. Untuk lebih
singkat dan lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel matriks habituasi.
2. Terlaksananya sosialisasi SOP Penggunaan Obat Mandiri oleh Pasien pada
petugas kesehatan di Ruang Laika Morini RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara pada tanggal 2 Juni 2021 diawali dengan pembagian lembar tanya
jawab pra sosialisasi dan diakhiri dengan pengisian lembar tanya jawab post
sosialisasi yang dihadiri 11 petugas kesehatan.
3. Dengan diterapkan nilai-nilai ANEKA dalam pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
penggunaan persetujuan tindakan medis penggunaan obat mandiri oleh pasien
diruang Laika Morini RSUD Bahteramas Prov. Sultra telah mewujudkan tujuan
dari aktualisasi ini yaitu terwujudnya peningkatan pemahaman dan pengetahuan
Petugas Kesehatan dalam penggunaan persetujuan tindakan medis penggunaan
obat mandiri oleh pasien, dibuktikan dengan hasil lembar tanya jawab
pengetahuan sebelum sosialisasi dan sesudah sosialisasi yang dapat dilihat pada
Tabel Hasil Evaluasi Sosialisasi

Anda mungkin juga menyukai