Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MASYARAKAT MADANI
KELOMPOK 2
ACHMAD ROFIIF SAIFULLAH - 12020222130075
MUHAMMAD FAQIH NUGRAHA – 12020222140131
MUHAMMAD SALMAN HANAFI – 12020222130078
MUHAMMAD FATHONI WIETYA NUGRAHA - 12020222140126
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masyarakat madani, konsep ini merupakan penerjemahan istilah dari konsep civil society yang
pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada simposium
Nasional dalam rangka forum ilmiah pada acara festival istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta.
Konsep yang diajukan oleh Anwar Ibrahim ini hendak menunjukkan bahwa masyarakat yang
ideal adalah kelompok masyarakat yang memiliki peradaban maju. Lebih jelas Anwar Ibrahim
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat madani adalah sistem sosial yang subur
yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan
dengan kestabilan masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
Kelompok kami sudah Menyusun Sebagian permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini.
Sebagi berikut:
1. Apa penngerian dari masyarakat madani dalam islam?
2. Bagaimana Rasulullah membangun masyarakat madani di Madinah?
3. Bagaimana ciri-ciri dan karakteristik masyarakat madani?
4. Apa yang dimaskud ekonomi islam dan prinsip-prinsipnya
C. TUJUAN MASALAH
Dapat memahami tentang apa yang dimaksud dengan masyarakat madani. Dan mengetahui apa
yang dimaksud tentang ekonomi islam dan prinsip-prinsipnya.
BAB II
PEMBAHASAN
3) Langkah selanjutnya Menjalin komunikasi dengan kaum Yahudi melalui orang yang
ditokohkan oleh mereka dan mendakwahi mereka untuk masuk Islam. Saat itu yang
didekati Rasulullah adalah Abdullah bin Salam. Ia adalah seorang pendeta yang
terhormat di kalangan Yahudi Madinah. Saat beliau tiba di Madinah, Abdullah bin
Salam datang untuk menguji kebenaran nubuwah dan risalah yang dibawa
Rasulullah, Setelah terjadi pertanyaan dan jawaban, saat itu juga Abdullah bin Salam
mengucapkan dua kalimat syahadat. Saat Abdullah bin Salam masuk Islam dan
keislamannya mulai membaik, kesempatan terbuka lebar untuk menjalin komunikasi
lebih lanjut dengan orang-orang Yahudi dan mengajak mereka untuk masuk Islam.
D. EKONOMI ISLAM
Menurut salah satu pakar ekonomi, Monzer Kahf, ekonomi islam adalah bagian dari ilmu ekonomi
yang bersifat interdisipliner atau tidak dapat berdiri sendiri dan perlu penguasaan baik terhadap
ilmu pendukungnya. Sedangkan menurut M.A Mannan, ekonomi islam merupakan ilmu yang
mempelajari masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai Islam. Berdasarkan pendapat dua
pakar itu, maka dapat disimpulkan bahwa ekonomi islam adalah bentuk penerapan konsep nilai
Islam dalam menjalankan kegiatan ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Islam telah mengenal konsep kehidupan bernegara pruralis sejak dahulu dengan adanya Peraturan
Piagam Madinah. Piagam madinah menjadi konstitusi atau dasar dari berdirinya Negara Islam
Madinah. Menjadi dasar pula sebagai konsep negara ideal dalam menghargai segala perbedaan
yang ada di masyarakat hingga terbentuknya masyarakat madani atau masyarakat sipil yang ideal
madani menggunakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin
keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat. Inisiatif dari individu
dan masyarakat akan berupa pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-
undang dan bukan nafsu atau keinginan individu.
Di zaman Rasulullah, terdapat komunitas sahabat yang tinggal di serambi (shuffah) masjid
Nabawi. Tempat ini semacam asrama bagi mereka yang belum atau tidak memiliki tempat tinggal
yang permanen, fakir dan tidak memiliki keluarga. Sebagaimana diungkapkan Abu Hurairah,
pimpinan mereka “Ahlu Shuffah adalah tamu-tamu Islam. Mereka tidak memiliki keluarga,harta
dan hidup sebatang kara.”
Awalnya, mereka adalah para pengungsi (muhajirin) dari Mekkah dan sekitarnya yang hijrah ke
Madinah. Mereka jumlahnya terlalu banyak, sehingga semuanya tidak dapat ditampung di rumah-
rumah penduduk Madinah. Maka, Rasulullah menyuruh mereka untuk tinggal di shuffah masjid
Nabawi.
Sehari-harinya, makan dan minum mereka ditanggung oleh para sahabat yang kaya dan terkadang
diambilkan, dari sini dapat disimpulkan bahwa rasulullah telah mengajarkan untuk menciptakan
rasa saling tenggang rasa dan membantu sehingga mencipatakan masyarakat yang makmur.