Bab I Prolegomena
A. Pengertian/Definisi
B. Tempat Teologia
C. Pentingnya Teologia Sistematika
D. Sumber Teologia
E. Metode Teologia
F. Pembagian Teologia
Bab II Doktrin Alkitab (Bibliologi)
A. Pengertian/Definisi
B. Pernyataan Allah
C. Inspirasi (Pengilhaman)
D. Kanon Alkitab
E. Bahasa dan Transmisi Alkitab
F. Sifat-sifat Alkitab
G. Iluminasi
Bab III Doktrin Allah
A. Pendahuluan
B. Teori-teori Sekuler tentang Allah
C. Keberadaan Allah
D. Pengenalan akan Allah
E. Nama-nama Allah
F. Atribut-atribut Allah
G. Tritunggal
H. Ketetapan Allah
I. Predestinasi
J. Penciptaan
K. Pemeliharaan Allah
Pembimbing ke Dalam Teologia Sistematika -- Info [Indeks 00003]
BIBLIOGRAFI : Oeniyati, Yulia, Dra, Th.M.. Pembimbing ke dalam Teologia Sistematika. Surakarta.
Buku ini disusun untuk membimbing Anda dalam mempelajari dan meneliti iman Kristen dari aspek doktrinnya
secara sistematis dan logis. Bermanfaat bagi para mahasiswa teologia maupun kamu awam yang ingin mempelajari
teologia secara sistematis.
Gunakan Kursor Kanan untuk melanjutkan materi dan kursor kiri untuk materi sebelumnya. Sistem pengindeksan
semacam ini merupakan standar kami untuk materi berbentuk buku, dan akan Anda temui dalam buku-buku lain.
- YLSA -
HAK CIPTA
~~~~~~~~~ * VERSI ELEKTRONIK (SABDA) *
IZIN DARI : Dra. Yulia Oeniyati Buffet, Th.M.
DIPROSES OLEH : Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
DESKRIPSI : Buku ini sebagai pembimbing bagi Anda untuk mempelajari dan meneliti tentang iman Kristen dan
dan doktrin-doktrin secara sistematis dan logis.
PERHATIAN! Pemegang Hak Cipta utama bahan ini adalah Gandum Mas. YLSA memproses teks bahan ini ke
dalam VERSI ELEKTRONIK untuk digunakan dalam program SABDA©. Pengguna program SABDA© dilarang
mengutip, menerbitkan kembali, atau memperbanyak sebagian atau pun seluruh teks bahan ini dalam bentuk dan
cara apa pun juga untuk tujuan komersiil tanpa izin tertulis dari pemegang Hak Cipta bahan ini.
00004 A. Pengertian/Definisi
00005 B. Tempat Teologia
00006 C. Pentingnya Teologia Sistematika
00007 D. Sumber Teologia
00008 E. Metode Teologia
00009 F. Pembagian Teologia
A. PENGERTIAN/DEFINISI
1. Arti etimologis (asal kata) Istilah "Teologia" berasal dari 2 kata Yunani, yaitu: theos artinya "Allah"; dan
logos artinya "perkataan, uraian, pikiran, ilmu". Sedangkan "Sistematika" berasal dari kata sustematikos,
artinya penempatan/ penyusunan secara tepat.
2. Definisi Istilah "Teologia" dapat dimengerti dalam arti sempit atau arti luas. Arti luas: mencakup seluruh
pokok studi (disiplin ilmu) dalam pendidikan teologia. Arti sempit: usaha meneliti iman Kristen dari aspek
doktrinnya saja yang sering disebut sebagai Teologia Sistematika.
Definisi umum: Teologia ialah pengetahuan yang rasional tentang Allah dan hubungannya dengan
karya/ciptaan-Nya seperti yang dipaparkan oleh Alkitab. Definisi khusus: Teologia Sistematika ialah bagian
dari divisi Teologia. yang mengatur secara terperinci dan berurutan tema-tema dari ajaran doktrin dalam
Alkitab.
3. Pengertian Teologia sebagai Ilmu Teologia meskipun tidak memiliki fakta-fakta yang dapat diukur secara
empiris (seperti ilmu-ilmu modern sekarang ini) tetap dapat disebut sebagai ilmu karena, sesuai dengan salah
satu definisi "ilmu", teologia adalah suatu usaha untuk memberikan penjelasan tentang Allah, yang diperoleh
dari Alkitab (sebagai penyataan Allah yang tidak berubah), dengan cara yang sistematis.
a. Dapat dimengerti oleh pikiran manusia dengan cara teratur dan rasional.
b. Menuntut adanya penjelasan secara metodologis
c. Menyajikan kebenaran
d. Mempunyai nilai yang universal
e. Memiliki objek yang diteliti
B. TEMPAT TEOLOGIA
Pertanyaan yang sering timbul adalah, kalau Teologia adalah pengenalan tentang Allah dan karya-Nya, bagaimana
hubungan Teologia dengan ilmu-ilmu yang lain (musik, filsafat, sosiologi, kedokteran, dll? Dengan percaya bahwa
seluruh kebenaran adalah berasal dari Allah, maka tidak seharusnya Teologia bertentangan dengan disiplin-disiplin
ilmu yang lain, baik itu kebenaran alam, filsafat, musik, dll., bahkan seharusnya mereka akan saling melengkapi.
1. Manusia sebagai mahluk ciptaan yang berasio. Manusia mempunyai kecenderungan untuk berpikir dan
mempelajari sesuatu secara sistematis.
2. Sifat Alkitab sendiri yang menuntut untuk disusun secara sistematis. Kebenaran tersebar secara acak di
seluruh bagian Alkitab, sehingga perlu disusun secara sistematis.
3. Bahaya pengajaran sesat. Untuk memberikan jawaban akan iman kepercayaannya dan sekaligus melawan
setiap tantangan dari pengajaran palsu. 1Pe 3:15, Efe 4:14
4. Alkitab adalah sumber doktrin Kristen. Tugas orang Kristen adalah untuk menjelaskan doktrin-doktrin itu
dalam sistematika yang baik dan di dalam konteks yang tepat sehingga dapat menjawab pertanyaan, "Apa
yang diajarkan oleh Alkitab kepada kita untuk jaman ini?"
5. Alkitab adalah pedoman hidup Kristen. Mengerti Teologia bukan hanya sekedar sebagai pengetahuan
teoritis, tapi juga sebagai gaya hidup yang berintegritas. 2Ti 2:24-25; 2Ti 3:15-16
6. Keutuhan keseluruhan kebenaran Firman Tuhan yang bersistem sangat dibutuhkan oleh pekerja Kristen yang
efektif.
D. SUMBER TEOLOGIA
1. Alkitab Sebagai sumber yang paling utama yang menjadi otoritas tertinggi dan mutlak bagi iman dan
kehidupan Kristen.
2. Tradisi gereja Khususnya dari Bapak-bapak Gereja, dan perkembangan pengajaran di gereja dari jaman ke
jaman, yaitu tentang apa yang diterima/ditolak oleh gereja sepanjang sejarah.
3. Buku-buku Lain Sumber-sumber lain berasal dari buku-buku yang sudah "jadi" yang dihasilkan oleh teologia
biblika, historika atau filosofika untuk dipergunakan sebagai sarana membantu menyelidiki Alkitab dengan
lebih sehat.
Catatan: sumber ke 2 dan ke 3 adalah sumber lain-lain yang bisa dipakai untuk membantu, namun demikian
kebenaran dari sumber-sumber tsb. harus ada di bawah penghakiman/terang Alkitab.
E. METODE TEOLOGIA
1. Syarat-syarat
a. Presupposisi (praduga awal) Setiap orang mengawali pemikiran dengan anggapan (asumsi)
b. Mempunyai perlengkapan rohani dan sikap yang taat. Seorang yang mempelajari Alkitab tidak
mungkin bersikap objektif, karena ia harus percaya terlebih dahulu bahwa Alkitab adalah Firman
Allah yang tidak mungkin salah (iman mendahului rasio). "Karena percaya, orang mengerti"
(Augustinus). Rasio adalah alat yang dipakai untuk mengerti pengetahuan.
c. Membutuhkan penerangan Roh (iluminasi)
1. harus percaya
2. harus berpikir
3. harus mempunyai ketergantungan
4. sikap ibadah (penyembahan)
2. Keterbatasan teologia
a. Keterbatasan pemikiran manusia untuk memikirkan pikiran Allah yang tidak terbatas.
b. Kekurangan ilmu pengetahuan pembantu.
c. Keterbatasan bahasa manusia.
d. Kekurangan ketrampilan untuk menguasai dan mengartikan secara tepat Alkitab secara utuh dan
menyeluruh. (hermeneutik).
e. Bungkamnya penyataan lanjutan.
f. Pengaruh dosa dan kehendak daging.
3. Metode-metode Teologia
a. Metode Charles Hodge Memakai metode induktif, yaitu dengan mengumpulkan fakta-fakta,
kemudian ditarik kesimpulan. Alkitab adalah gudang fakta (yang tidak dapat dicerna disingkirkan,
karena, tidak diterima oleh rasio).
b. Metode Karl Barth Teori Barth mengatakan: bahwa manusia tidak mungkin mengenal Allah (karena
di luar jangkauan rasio manusia). Oleh karena itu Allah yang mencari manusia. Imanlah yang
membantu manusia untuk bisa bertemu Allah (yang mencari mereka). Karena Allah ada di luar
jangkauan manusia maka Allah menjadi "tersembunyi". Satu-satunya cara manusia untuk menerima
kebenaran adalah melalui cara supranatural dan Allah harus menemui manusia langsung sehingga
manusia mempunyai bukti pengalaman tentang Dia. Maka pernyataan teologis harus didasarkan pada
pengalaman supranatural itu.
c. Metode Torrance Ilmu adalah suatu keterbukaan terhadap obyek. Ilmu terjadi, karena manusia
menaklukkan diri pada obyek penelitiannya yang intrinsik, yang untuk nantinya manusia mampu
memberikan penjelasan rasionalitasnya terhadap obyek itu. Teologi juga demikian meskipun teologi
mempunyai jenis rasionalitas sendiri, tidak perlu sama dengan rasionalitas disiplin ilmu yang lain.
Teologi yang obyektif adalah sejauh mana teologi tunduk dan terbuka pada obyek penelitiannya.
Torrance menyangkal bahwa Obyeknya adalah Allah, karena Allah harus menjadi subyek, maka
kalau begitu obyek lah (Allah) yang akan mempertanyakan tentang manusia.
d. Metode Paul Tillich Metode yang dipakai adalah Metode Korelasi. Keprihatinannya yang utama
adalah bagaimana menyampaikan berita Alkitab kepada situasi dunia kontemporer sekarang ini.
Untuk menjawab ini maka pertanyaan-pertanyaan manusia modern itu dihubungkan sedemikian rupa
dengan jawaban dari tradisi kristen, sedangkan jawaban-jawabannya ditentukan oleh bahasa filsafat,
sains, psikokologi dan seni modern. Ia yakin tentu ada kaitan antara pikiran dan problema manusia
dengan jawaban yang diberikan oleh kepercayaan dalam agama. Untuk itu ia menolak jawaban yang
supranaturalisme dari fundamentalisme, dan juga menolak naturalisme dari liberalisme.
Penekanan metode Tillich adalah pada penggunaan bahasa simbolik religius. Ia yakin bahwa
pengetahuan tentang Allah hanya dapat diuraikan melalui penggunaan kata-kata simbolik secara
semantik. Tugas kita adalah menterjemahkan simbol religius dalam Alkitab ke dalam suatu urutan
atau susunan simbol yang teratur melalui prinsip-prinsip dan metode-metode teologis.
e. Metode Interpretasi Analitis Teologi adalah ilmu tentang Allah; yang memberikan paparan yang
koheren (menyatu, berkaitan, teratur, logis) tentang doktrin-doktrin iman Kristen. Landasan utama
yang dipakai dalam metode ini adalah percaya bahwa seluruh Alkitab adalah sebagai Firman Allah,
kemudian sebagai respons mau tidak mau kita harus menginterpretasikan (menafsirkan) berita
Alkitab ini lalu menterjemahkannya ke dalam bahasa kontemporer yang akan relevan dengan
manusia di setiap jaman, budaya dan konteks.
Dengan demikian unsur terpenting dalam metode ini adalah penafsiran (karena segala sesuatunya
harus ditafsirkan). Penafsiran yang tepat akan menghasilkan produk teologi yang tepat. Untuk itu
seorang penafsir harus melakukan hal-hal berikut ini:
1. Penafsir harus setia pada kebenaran Alkitab sebagai sumber normatif dan tidak mungkin
keliru bagi semua manusia (Biblikal).
2. Penafsir harus memakai sistem penafsiran yang sehat (ilmu Hermeneutiks) yaitu: melihat dari
sudut pandang dan maksud orisinil penulis (dilihat dari latar belakang historis, budaya,
ekonomi dan gramatikal/bahasanya), lalu hasil penafsirannya itu (dari Kejadian - Wahyu)
diteliti, dianalisa dan dipadukan. Kemudian ditarik kesimpulan dan prinsip-prinsip, apa yang
sebenarnya Alkitab ingin ajarkan secara keseluruhan bagi kehidupan normatif sepanjang
jaman.
3. Untuk tugas di atas penafsir juga harus melihat dirinya sendiri (latar belakang, dll.) sehingga
ia betul-betul terbuka kepada Alkitab dan tidak berbias, mengurangi, atau memanipulasinya.
Selain itu, sifat penafsiran ini juga harus sesuai dengan sifat kekinian sehingga dapat
diaplikasikan untuk menjawab kebutuhan manusia kontemporer.
4. Keseluruhan hasil penafsiran ini perlu disusun sedemikian rupa untuk memenuhi standard
ilmu (analistis, dengan metode yang tepat dan teratur, sistematik dan diungkapkan dengan
bahasa yang jelas). Teologia yang dihasilkan dari penyusunan ini dijamin sifat biblikal,
sistematik, kontekstual dan praktikalnya.
Dasar pemahaman adalah dari 2Ti 3:16-17; kita tidak mendayagunakan teologi untuk
memperbaiki ketidak-jelasan yang ada dalam Alkitab tapi untuk menerangi ketidak-jelasan
pikiran manusia dalam menanggapi isi Alkitab.
F. PEMBAGIAN TEOLOGIA
1. Dalam arti luas Teologia, sebagai keseluruhan pokok studi pendidikan Teologia, dibagi menjadi:
a. Teologia Biblika (Eksegetis) Teologia yang berurusan dengan penelahaan isi naskah Alkitab dan
alat- alat bantunya, untuk tujuan menggali, mengerti dan mengartikan apa yang ditulis dalam Alkitab.
b. Teologia Historika (Sejarah) Teologia yang berurusan dengan sejarah umat Allah, Alkitab dan
gereja, untuk tujuan mengikuti dan menyelidiki perkembangan iman/teologia dan sejarahnya dari
jaman ke jaman.
c. Teologia Sistematika (Doktrin Iman Kristen) Teologia yang berurusan dengan penataan doktrin-
doktrin dalam Alkitab menurut suatu tatanan logis, untuk tujuan menemukan, merumuskan,
memegang dan mempertahankan dasar pengajaran iman Kristen dan tindakan yang sesuai dengan
Alkitab.
d. Teologia Praktika (Pelayanan) Teologia yang berurusan dengan penerapan teologi dalam kehidupan
praktis, untuk tujuan pembangunan, pengudusan, pembinaan pendidikan dan pelayanan jemaat dan
umat manusia pada umumnya.
2. Dalam arti sempit
Teologia, sebagai usaha meneliti iman Kristen dari aspek doktrinnya, dibagi menjadi beberapa bidang studi:
o Bibliologi (Alkitab)
o Teologia Proper (Allah)
o Antropologi (Manusia)
o Soteriologi (Keselamatan)
o Kristologi (Yesus Kristus)
o Pneumatologi (Roh Kudus)
o Eklesiologi (Gereja)
o Eskatologi (Akhir zaman)
Struktur pembagian Teologia Sistematika
_________________
| Prolegomena |
| Doktrin Alkitab |
|_________________|
|
|
|
___________________ | __________________
| Doktrin Allah | | | Doktrin Manusia |
| (Teologia Proper) |________________|_____________| (Antropologi) |
|___________________| |__________________|
\ /
\ /
\ /
\ ________________________ /
\ | Doktrin Yesus Kristus | /
\ | Doktrin Keselamatan | /
\ | dst...... | /
\|________________________|/
__________________________________________________________________________________ | Tugas Baca:
| | Daniel Lucas Lukito, M.Th., Pengantar Teologia Kristen - (Hal. 11-52) | | Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika
- (Hal. 1-9) | | Charles C. Ryrie, Teologi Dasar - (Hal. 9-18) | | V. Scheunemann, M.Th., Dogma Kristen - (Hal. 1-2) |
| Wyne Grudem, Systematic Theology - (Hal. 21-39) |
|__________________________________________________________________________________|
00010 A. Pengertian/Definisi
00011 B. Pernyataan Allah
00012 C. Inspirasi (Pengilhaman)
00013 D. Kanon Alkitab
00014 E. Bahasa dan Transmisi Alkitab
00015 F. Sifat-sifat Alkitab
00016 G. Iluminasi
A. PENGERTIAN/DEFINISI
1. Arti etimologis (asal kata) Istilah "Bibliologi" berasal dari 2 kata Yunani, yaitu: biblion atau biblia (jamak)
artinya "buku-(buku)"; dan logos artinya "perkataan, uraian, pikiran, ilmu" "Buku-(buku)" (atau "tulisan-
tulisan") yang dimaksud adalah Alkitab (Firman Allah).
2. Definisi Bibliologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk sekitar penulisan (Buku) Alkitab, dan
peran Alkitab dalam iman kepercayaan Kristen. Alkitab sendiri didefinisikan sebagai kumpulan Kitab-kitab
yang diakui sebagai "kanonik", dan diterima seluruhnya sebagai Firman Allah oleh gereja Kristen.
3. Tempat Bibliologi dalam Teologi Sistematika Dengan pra-anggapan: a. bahwa manusia tidak mungkin tahu
apapun tentang Allah kecuali Allah sendiri yang menyatakan diri kepada manusia, b. dan bahwa Allah telah
berkenan menyatakan Diri-Nya melalui Alkitab untuk dikenal oleh manusia, maka, kita percaya bahwa
Alkitab mempunyai peranan yang menentukan sebagai pemegang otoritas tertinggi dan menjadi sumber
utama untuk mempelajari Teologi Sistematika; yaitu termasuk di dalamnya semua doktrin iman kepercayaan
Kristen.
Oleh karena itu mempelajari doktrin Alkitab merupakan suatu pengantar atau permulaan yang baik untuk
mempelajari doktrin-doktrin yang lain.
____________________________________________________________________________
| Tugas Baca: |
| Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika - (Hal. 63-64) |
| Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid I - (Hal. 28) |
|____________________________________________________________________________|
1. Pengertian/Definisi
a. Arti etimologis: Dalam bahasa Yunani "Penyataan" adalah apokalupsis (dari apokalypto) yang
artinya "sesuatu yang disingkapkan (dibukakan) dari apa yang dahulu samar-samar/tertutup/tidak
terlihat jelas" (Luk 10:21; Efe 3:5).
Dalam bahasa Ibrani ada padanan arti dari pengertian di atas, yaitu gala, artinya "telanjang" (Kel
20:26, Yes 53:1; 2Sa 7:27).
b. Definisi: Ada beberapa definisi yang dicetuskan oleh para teolog Kristen, namun secara umum dapat
disimpulkan:
Suatu tindakan Allah (baik itu perbuatan maupun kata-kata) yang adalah inisiatif Allah sendiri untuk
membuka Diri agar manusia yang adalah ciptaan itu dapat mengenal Allah Penciptanya (1Ko 2:11;
Ula 29:29).
c. Penyataan atau Wahyu Dalam bahasa Indonesia istilah "Penyataan" sering diartikan sama dengan
kata "Wahyu." Kedua kata ini sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam agama-agama
lain kata "Wahyu" diartikan sebagai pengetahuan yang di dapat seseorang pada dirinya sendiri
dengan keyakinan penuh bahwa pengetahuan itu datang dari Allah, baik dengan perantaraan atau
tidak (mis.: mimpi, penglihatan, bisikan hati, dll.). Jadi berbeda sekali dengan pengertian yang
diberikan dalam agama Kristen.
Oleh karena itu untuk menghindari kesalahan, istilah yang akan kita pakai selanjutnya dalam buku ini
adalah "penyataan" dan bukan wahyu.
2. Pentingnya Penyataan Allah adalah Pencipta alam semesta dan isinya. Melalui "Penyataan" Allah
menunjukkan inisiatifNya untuk berkomunikasi dengan ciptaanNya, dalam hal ini manusia adalah satu-
satunya ciptaan yang diberikan kemampuan untuk menerima dan mengembalikan respons terhadap tindakan
Allah (penyataan) itu.
Tanpa "Penyataan" (penyingkapan diri Allah) ini maka manusia tidak mungkin akan tahu tentang diri Allah
dan segala sesuatu yang Allah lakukan bagi ciptaanNya dengan benar. Allah adalah tidak terjangkau karena
Ia tidak terbatas, sedangkan manusia adalah ciptaan dan terbatas. Ref. Yoh 1:18; 1Ti 6:16; Ayu 11:7; 23:3-9.
Pengetahuan yang datang dari diri manusia sendiri tentang Allah hanyalah merupakan spekulasi dan rekayasa
pikiran manusia saja. Oleh karena itu "Penyataan" Allah ini menjadi satu-satunya sumber untuk manusia
mengetahui tentang Allah dengan benar. Apalagi dengan keadaan manusia setelah jatuh ke dalam dosa, daya
tangkap (kemampuan) manusia semakin tumpul dan tidak memungkinkannya dapat mengerti haI-hal rohani
(mati rohani). Oleh karena itu kebutuhan akan penyataan Allah ini menjadi semakin besar, bukan saja untuk
mengerti "Penyataan" Allah dengan benar, tetapi juga untuk terlebih dahulu ditebus (dipulihkan) supaya bisa
menerima hal-hal yang rohani.
Para teolog Kristen biasanya membedakan 2 macam cara Allah menyatakan DiriNya, yaitu dengan cara
Umum dan Khusus.
a. Penyataan Umum
b.
1. Definisi : Penyataan Allah mengenai diriNya sendiri yang
2. diberikan kepada semua orang melalui alam semesta,
3. sejarah dan hati nurani manusia.
c.
1. Sumber : Allah
d.
1. Jangkauan : umum, semua orang.
2. Ref. Mat 5:45, Kis 14:17; Maz 19:2
e.
1. Sarana : menggunakan cara-cara universal, yaitu melalui alam,
sejarah dan hati nurani manusia.
2. Ref. Maz 19:4-7; Rom 2:14-15.
f.
1. Tujuan : untuk menyatakan: kemuliaan Allah, kuasaNya dalam alam
semesta, keunggulanNya, keahlianNya, penentuanNya dalam
2. mengendalikan alam semesta; kebaikanNya, kecerdasanNya dan keberadaanNya
yang hidup.
3. Maz 19:2; Rom 1:20; Kis 14:17; 17:29; Mat 5:45
g.
1. Keterbatasan :
membuat manusia menyadari akan keberadaan Allah, tetapi tidak cukup
membawa manusia kepada pengenalan
yang benar dan penuh tentang Allah.
2.
membawa manusia untuk berseru dan memuji Allah,
tetapi tidak cukup untuk membawa mereka kepada
keselamatan.
3.
memberikan pengetahuan tentang sifat-sifat Allah,
tetapi tidak memberikan pengetahuan bahwa Kristus
adalah satu-satunya jalan keselamatan yang
disediakan Allah.
h.
1. Hasil :
menyatakan anugerah umum dan mempersiapkan manusia kepada anugerah-
anugerah khusus.
2.
melawan isme-isme yang menolak keberadaan Allah.
3.
membatasi dosa manusia - hukum moral.
4.
menghukum secara adil untuk mereka yang berdalih.
i. Pernyataan Khusus
j.
1. Definisi : Penyataan yang diberikan Allah melalui karya penebusan
Yesus Kristus, yang juga dituliskan dalam Alkitab.
k.
1. Sumber : Allah.
l.
1. Jangkauan : orang-orang pilihanNya yang percaya.
m.
1. Sarana : melalui Yesus Kristus dan firmanNya yang tertulis dalam
Alkitab, yang diberikan melalui saluran-saluran:
2.
undi (Ams 16:33; Kis 1:21-26).
3.
urim dan Tumim (Kel 28:30; Bil 27:21)
4.
mimpi (Kej 20:3, 31:24)
5.
penglihatan (Yes 1:1; 6:1; Yeh 1:3)
6.
Teofani (penempatan Allah dalam wujud manusia)Kej 16:7-14
7.
malaikat (Dan 9:20-21; Luk 2:10-1 l; Wah 1:1)
8.
nabi-nabi (2Sa 23:2)
9.
peristiwa-peristiwa (Yeh 25:7; Yoh 1:14)
10.
mujizat-mujizat (Yes 9:5; Wah 21:5)
n.
1. Tujuannya : Allah menyatakan kehendakNya, dan perjanjian
2. keselamatanNya dalam Yesus Kristus, dengan demikian mendamaikan kembali
hubungan antara manusia dan Allah.
o.
1. Hasilnya :
menjadi jalan satu-satunya untuk manusia bisa mengerti tindakan,
tujuan dan kehendak Allah dengan
benar.
2.
menjadi jalan satu-satunya untuk manusia bisa menerima kabar
keselamatan Yesus Kristus.
3.
memungkinkan manusia mendapatkan kesempatan untuk kembali bersekutu
dengan Allah selamanya.
4. Pandangan kontemporer tentang "Penyataan"
a. Pandangan Liberal Kaum Liberal memberikan penekanan yang sangat kuat pada Penyataan Umum,
bahkan memberikan pernyataan bahwa hanya dengan Pernyataan Umum saja manusia sudah dapat
dituntun kepada keselamatan.
Ciri utama pandangan Liberal adalah subyektivitas manusia, dan akal adalah penentu kebenaran.
Sedangkan yang menjadi dasar otoritas adalah hati nurani. Alkitab menurut mereka hanyalah hasil
akal manusia yang berisi pemikiran-pemikiran tentang Allah.
Kebenaran mutlak Alkitab baru akan terjadi pada saat Allah menyatakan Diri melalui FirmanNya
secara supranatural. Pengalaman supranaturallah yang menjadi tolok ukur.
_________________________________________________________________________________
| Tugas Baca: |
| Daniel Lukas Lukito, Pengantar Teologia Sistematika I - (Hal. 53-76) |
| Bruce Milne, Mengenali Kebenaran - (Hal. 35-54) |
| DR. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika - (Hal. 11-42) |
| Charles C. Ryrie, Teologi Dasar (Hal. 83-87) |
| R.C. Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen - (Hal. 3-19) |
| Miriam Santoso, S.Th., Bibliologi - (Hal. 1-3) |
| Dieter Becker, D.Th., Pedoman Dogmatika - (Hal. 30-42) |
| V. Scheunemann, M. Th., Dogma Kristen - (Hal. 18-26) |
| Louis Berkhof, A Summary of Christian Doctrine - (Hal. 11-15) |
| Wyne Grudem, Systematic Theology - (Hal. 47-51) |
|_________________________________________________________________________________|
C. INSPIRASI (PENGILHAMAN)
1. Pengertian/Definisi
a. Arti epistemologi Istilah "inspirasi/ilham" berasal dari bahasa Latin inspirare. Tetapi kata ini
sebenarnya tidak memberikan arti yang tepat. Kata Yunaninya, yang dipakai dalam 2Ti 3:16 dan Ayu
32:8, yaitu theopneustos lebih tepat digunakan. theopneustos adalah kata majemuk (pneo + theos)
yang berarti "dihembuskan (oleh) Allah." Dalam kata ini jelas terlihat adanya penekanan pada faktor
Allah dalam pekerjaan penulisan tsb.
b. Definisi Pekerjaan Allah melalui RohNya yang menggerakkan, menguasai dan memimpin orang-
orang yang telah dipilihNya untuk menuliskan perkataan- perkataan yang dikehendakiNya dalam
Alkitab (PL dan PB), tanpa salah dalam bahasa aslinya.
c. Hubungan antara "Penyataan" dan "Inspirasi" Dalam "Penyataan" Allah mengkomunikasikan
kebenaran-kebenaranNya kepada manusia yang dipilihNya - (vertikal).
Dalam "Inspirasi" Allah menuntun orang-orang yang dipilihNya itu untuk menuliskan "Penyataan"
Allah dalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia yang lain - (horisontal).
2. Pentingnya Doktrin Inspirasi Doktrin Inspirasi membicarakan tentang bagaimana "Penyataan" Allah
dituliskan menjadi Alkitab. Kegiatan penulisan "Penyataan" Allah ini menjadi sangat penting artinya karena
berhubungan langsung dengan masalah keotentikan dan ketidakbersalahan isinya.
Dengan mempercayai bahwa Allah sendirilah yang memilih dan memimpin orang-orang tertentu untuk
menuliskan "Penyataan" Allah itu menjadi Alkitab, maka akan terjamin bahwa isinya tidak mungkin salah.
Dengan demikian tidak sulit bagi orang Kristen untuk menerima otoritas Alkitab sebagai Kitab yang
berperan mutlak memberikan pedoman iman dan kehidupan.
Dengan mempercayai bahwa Allahlah yang menginspirasikan seluruh isi Alkitab maka akan terjamin pula
keabsahan dan juga kesatuan kanon Alkitab itu, karena berarti seluruh tulisan itu berasal dari satu sumber,
yaitu Allah.
Namun demikian, sejarah gereja membuktikan bahwa ada banyak pendapat yang menolak doktrin Inspirasi.
Akibat langsung dari menolak doktrin Inspirasi berarti menolak keabsahan Alkitab sebagai Firman Tuhan
dan berarti menolak pula otoritasnya yang mutlak.
3. Bukti-bukti Inspirasi
a. Adanya Penyataan-penyataan yang di luar kemampuan berpikir manusia. misalnya tentang dosa,
manusia, keselamatan, Allah Tritunggal, dll.
b. Adanya Penyataan-penyataan yang bersifat nubuatan, dan yang sekarang sebagian sudah terjadi, yang
tidak mungkin muncul dari pikiran manusia.
c. Adanya Penyataan-penyataan yang bersifat sejarah yang jauh di luar pengetahuan manusia, misalnya
tentang kejadian penciptaan dll.
d. Adanya Penyataan-penyataan yang mempunyai kuasa yang mengubahkan hidup manusia, dari jaman
ke jaman.
e. Adanya Penyataan-penyataan yang berisi ajaran moral yang sangat tinggi, yang juga diakui oleh
agama-agama yang lain.
f. Adanya kesatuan tema dan isi dari seluruh Alkitab, meskipun ditulis oleh penulis-penulis yang
mempunyai latar belakang berbeda dan hidup pada jaman yang sangat berbeda.
g. Bukti kelanggengan Alkitab, meskipun sudah dilakukan usaha berkali-kali untuk memusnahkannya.
4. Bukti dalam Alkitab Doktrin Inspirasi tidak hanya didukung oleh bukti-bukti di luar Alkitab, tetapi juga
merupakan pengajaran yang diberikan oleh Alkitab sendiri.
a. Perjanjian lama
1. Allah sendiri yang memberi perintah untuk menuliskan. Kel 17:14; 34:27; Bil 33:2; Yes 8:1;
30:8; Yer 25:13; Yeh 24:1 Dan 12:4; Hab 2:2
2. Para penulis secara sadar memberikan otoritas terhadap tulisannya sebagai Firman Tuhan.
"Demikian Firman Tuhan" Yer 36:27, 32; Yeh 26:1-21; 27:1-36; 31:1-18; 32:1-32; 39:1-29
3. Perjanjian Baru mengakui inspirasi Alkitab Perjanjian Lama - Yesus Kristus: Mat 4:11; Mat
5:17-20; Yoh 10:33-36 - Rasul Paulus: 2Ti 3:14-16 - Rasul Petrus: 2Pe 1:19-21 - Penulis
Kitab: Ibr 1:5; 3:7; 4:3; 5:6; 7:21
b. Perjanjian Baru
1. Pengakuan dari penulis bahwa mereka menerima Firman dari Tuhan. 1Ko 2:13; 2Ko 13:3;
1Te 2:13
2. Perjanjian baru mengakui Inspirasi Alkitab Perjanjian Baru - Yesus Mat 10:19-20; Yoh
16:7,13; Kis 4:31
5. Data Alkitab Penyataan-penyataan Allah yang diinspirasikan kepada penulis-penulis Alkitab itu berasal dari
bermacam-macam bahan, antara lain:
a. Bahan yang langsung dari Allah Mis.: 2 Loh batu (Ula 9:10)
b. Bahan hasil penyelidikan - berkonsultasi dengan saksi mata - memakai saksi mata - menyelidiki -
menyusun dalam buku - dipimpin Roh
c. Bahan nubuatan Seper-empat isi Alkitab adalah nubuat, dan sebagian sudah digenapkan.
d. Bahan Sejarah Di catat dengan teliti - pengalaman yang dicatat penulis.
e. Bahan Lain Teliti, termasuk hal-hal yang tidak benar/kebohongan dan tentang setan.
6. Teori-teori Penulisan Alkitab Manusia adalah satu-satunya makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan
pikiran dan rasio. Pada waktu manusia mulai membaca dan mempelajari Alkitab, maka tidak mungkin tidak
mereka akan mulai berpikir dan memberikan pertanyaan, bahkan keraguan, tentang dari mana asal Alkitab,
bagaimana Alkitab ditulis, dan mengapa mereka harus mempercayainya.
Di bawah ini adalah beberapa teori yang muncul dari pikiran manusia tentang bagaimana kira-kira Alkitab
itu ditulis:
a. Teori Dikte (Inspirasi Mekanis) Ini adalah salah satu teori yang ekstrim, yang mengatakan bahwa
para penulis Alkitab itu hanyalah seperti mesin atau alat rekam. Mereka mendengar "Penyataan" dari
Allah kemudian langsung menuliskannya kata demi kata persis seperti apa yang Tuhan katakan,
sehingga tidak melibatkan sama sekali baik kepribadian maupun pikiran para penulis itu.
b. Teori Penyesuaian (Inspirasi Dinamis) Allah menyesuaikan diri dengan keterbatasan para penulis.
Itu sebabnya ada dijumpai beberapa kekilafan/kesalahan.
c. Teori Pengawasan (Inspirasi Organis) Allah berdaulat mengawasi dan mengatur latar belakang,
warisan keturunan dan keadaan sekitar masing-masing penulisnya. Sehingga pada waktu menulis,
mereka sadar menggunakan kata-kata mereka sendiri, dan sekaligus adalah merupakan Firman Allah
dan mereka sudah dibina oleh Allah untuk tujuan itu, karena orang tersebut telah diperbaharui
Rohnya dan terhisap dalam hubungan dengan Allah. Jadi walaupun para penulis adalah orang
berdosa, itu tidak menjadi penghalang karena mereka dipimpin oleh Allah, sehingga terjamin bahwa
tulisan-tulisan itu tidak mungkin salah dalam bahasa aslinya. Itu sebabnya masing-masing kitab yang
ditulis masing-masing penulis mempunyai gaya bahasa yang berbeda, perbendaharaan kata yang
tertentu, penekanan berita yang tertentu, dsb.
1. Allah telah memilih dan menyediakan si penulis jauh sebelum Ia menggerakkan si penulis
untuk menulis Alkitab.
Allah memilih si penulis sebelum ia dilahirkan.
Allah menempatkan mereka pada situasi keadaan sesuai dengan kedaulatanNya.
Allah kadang memilih orang yang mampunyai pengalaman langsung.
Allah menggerakkan penulis juga untuk menyelidiki fakta-fakta terlebih dahulu.
2. Menunggu Waktu Allah.
Allah menggerakkan penulis untuk berkhotbah terlebih dahulu lalu menuliskannya.
Roh Kudus dicurahkan kepada penulis untuk menyatakan firmanNya secara langsung
untuk ditulis.
Roh Kudus dicurahkan kepada penulis untuk menulis hal-hal yang sudah
diketahuinya.
Roh Kudus menggerakkan penulis untuk menulis apa yang dikehendakiNya.
7. Pandangan-pandangan Keliru tentang Inspirasi Doktrin Inspirasi adalah salah satu doktrin yang banyak
menimbulkan perdebatan karena perbedaan-perbedaan pra-anggapan dan penafsiran. Berikut ini adalah
beberapa pandangan-pandangan yang tidak sesuai dengan Alkitab tentang bagian penginspirasian:
a. Penginspirasian Alamiah Para penulis-penulis Alkitab adalah orang-orang jenius secara alami.
Mereka menuliskan tanpa memerlukan campur tangan Allah atau kuasa supranatural.
b. Penginspirasian Dinamis atau Mistis Para penulis-penulis Alkitab ini dipenuhi dan dipimpin oleh
Roh Kudus, sama halnya dengan literatur-literatur Kristen yang lain.
c. Penginspirasian Bertingkat. Para penulis-penulis Alkitab mendapat inspirasi dari Roh Kudus
sehingga menuliskan tulisan-tulisan itu, namun tingkat penginspirasiannya tidak sama derajatnya.
Sehingga ada sebagian tulisan yang lebih berbobot daripada yang lain.
d. Penginspirasian Sebagian Para penulis-penulis Alkitab itu mendapat inspirasi, tetapi tidak
semuanya. Ada kitab-kitab yang sama sekali tidak memerlukan inspirasi karena berupa dokumen
sejarah. Bagian-bagian yang secara khusus diilhami (diinspirasikan) adalah yang mengajarkan
tentang keselamatan dan ini tidak mungkin salah, tetapi yang lain bisa saja salah karena tidak
diinspirasikan oleh Allah.
e. Inspirasi Konsep Pandangan ini percaya pada doktrin inspirasi, tetapi bukan inspirasi harafiah kata
per kata. Allah hanya menginspirasikan secara konsepnya saja. Oleh karena itu kata-katanya bisa
salah, tapi secara konsep tidak.
f. Inspirasi Barthian Pusat Penyataan adalah Yesus Kristus, Alkitab hanya merupakan "saksi" dari
Penyataan Allah. Sedangkan Alkitab sendiri adalah kata-kata manusia yang bisa keliru tapi apabila
ditangkap dengan telinga iman, maka kata-kata itu baru akan menjadi Firman Allah. Jadi Allah bisa
berbicara melalui Alkitab, tetapi hanya melalui anugrahlah bagian Alkitab itu dapat menjadi Firman
Allah.
________________________________________________________________________________________
| Tugas Baca: |
| Daniel Lukas Lukito, Pengantar Teologia Sistematika I - (Hal. 86-107) |
| DR. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika - (Hal. 52-72) |
| Miriam Santoso, S.Th., Bibliologi - (Hal. 3-4a) |
| Bruce Milne, Mengenali Kebenaran - (Hal. 54-59) |
| Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika - (Hal. 95-109) |
| Charles C. Ryrie, Teologi Dasar - (Hal. 88-100) |
| Pengakuan Baptis 1689 - (Hal 5-8) |
| V. Scheunemann, M. Th., Dogma Kristen - (Hal. 105-110) |
| Louis Berkhof, A Summary of Christian Doctrine - (Hal. 16-21) |
| Wyne Grudem, Systematic Theology - (Hal. 73-86) |
|________________________________________________________________________________________|
D. KANON ALKITAB
1. Pengertian/Definisi
a. Arti etimologis "Kanon" berasal dari kata Yunani kanon, artinya "buluh". Karena pemakaian "buluh"
dalam kehidupan sehari-hari jaman itu adalah untuk mengukur, maka kanon juga berarti sebatang
tongkat/kayu pengukur atau penggaris. Yeh 40:3; 42:16 tombak pengukur
b. Arti metafor Seperangkat peraturan/standard norma (kaidah) dalam hal etika, literatur dsb.
c. Arti teologis Dalam sejarah gereja abad 1 kata "kanon" dipakai untuk menunjuk pada peraturan atau
pengakuan iman. Tetapi pada pertengahan abad ke 4 (dimulai oleh Athanasius), kata ini dipakai untuk
menunjuk pada Alkitab, dan mempunyai 2 arti, yaitu:
1. daftar naskah kitab-kitab, yang berjumlah 66 kitab, yang telah memenuhi standard peraturan-
peraturan tertentu, yang diterima oleh gereja sebagai kitab-kitab kanonik yang diakui
diinspirasikan oleh Allah.
2. kumpulan kitab-kitab, yang berjumlah 66 kitab, yang diterima sebagai Firman Tuhan yang
tertulis, yang berotoritas penuh bagi iman dan kehidupan manusia. 2Ko 10:13-16 - batas Gal
6:16 - patokan
2. Kapan terjadi Kanon Alkitab Alkitab sendiri menolak dengan tegas pendapat bahwa Alkitab turun/jatuh dari
surga (Luk 1:1-4). Lalu bagaimana dan kapan kanon Alkitab itu terjadi? Tidak pernah ada satu peristiwa
tertentu yang terjadi yang menandai dimulainya kanon Alkitab. Juga tidak ada sejarah khusus yang
menentukan kapan kanon Alkitab itu ditetapkan (disahkan). Tetapi secara iman kita mengakui bahwa Tuhan
sendirilah yang menentukan, bukan manusia.
Ini harus menjadi pengakuan penting bagi orang Kristen, bahwa Alkitab, sebagai Firman Allah yang tertulis,
akan tetap menjadi Firman Allah sekalipun manusia tidak mengesahkannya, karena pengesahan terhadap
Alkitab datang dari Allah dan dari Alkitab itu sendiri. Manusia hanya bisa menerima dan mengakuinya,
tetapi tidak menetapkannya.
Peristiwa pengkanonan Alkitab, oleh Konsili di Karthago tahun 397M harus dipahami sebagai penerimaan
iman oleh gereja bahwa Alkitab kanonik itu ada dan diterima sebagai standar iman dan kehidupan. Tangan
Tuhanlah yang telah memimpin orang orang percaya itu untuk mengumpulkan kitab-kitab kanonik sehingga
disusun menjadi Alkitab. Pendapat ini tidak sama dengan pendapat dari gereja Roma Katolik. Menurut
mereka penetapan Kanon ditetapkan oleh gereja Roma Katolik.
Peristiwa penerimaan gereja terhadap kanon Alkitab sebenarnya sudah dimulai ketika Jemaat Gereja Pertama
(Mula-mula) membaca Kitab-kitab Perjanjian Lama pada kebaktian-kebaktian. Dengan campur tangan Roh
Kudus jemaat juga menambahkan kitab-kitab dan surat-surat para Rasul yang diinspirasikan Allah dan
karenanya berwibawa. Sampai akhirnya pada tahun 367M, uskup Aleksandria, Athanasius, memberikan
daftar kitab-kitab yang merupakan kanon. Daftar kitab-kitab itulah (66 buku) yang sampai sekarang
dimasukkan sebagai Alkitab.
Pada waktu bangsa Yahudi dibuang ke tanah Babel, dan Yerusalem dihancurkan pada tahun 587SM, kitab-
kitab itupun juga dibawa ke tanah pembuangan (Dan 9:2). Pusat ibadah mereka kini bukan lagi Bait Allah di
Yerusalem, tetapi kitab-kitab itu. Setelah pembangunan kembali Bait Allah, kitab- kitab itupun dipelihara
dan dipindahkan ke sana. (Ezr 7:6; Neh 8:1; Yer 27:21-22)
Penyusunan seluruh kitab-kitab PL selesai pada tahun 430SM, iman Ezra lah yang memainkan peranan
penting dalam proses pengumpulan dan penyusunan kitab-kitab PL ini. Selain kitab-kitab Pentatuk
(Kejadian-Ulangan) yang sangat dihargai, kitab-kitab para nabi juga biasa dibaca dalam ibadah Yahudi di
rumah-rumah ibadah pada waktu jaman PB (Luk 4:16-19).
Pada tahun 90M para ahli Taurat dan pemimpin bangsa Yahudi melakukan persidangan di Yamnia. Salah
satu keputusan yang diambil dalam persidangan itu adalah penerimaan kanon PL, yaitu 39 kitab sebagai
kanon Alkitab, seperti yang kita pakai sekarang. Jadi penetapan itu sebenarnya hanya memberikan
pengakuan akan kitab-kitab yang memang sudah lama dipakai dalam ibadah orang Yahudi.
6. Sejarah Kanon Perjanjian Baru Pengkanonan PB mengalami lebih banyak pergumulan daripada PL. Baru
pada pertengahan abad 4 Masehi masalah pengkanonan PB dianggap selesai.
a. Latar belakang Kanon PB diawali dengan keadaan dan kebutuhan yang mendesak yang harus segera
ditangani oleh gereja-gereja saat itu, antara lain:
1. Krisis Otoritas Dibutuhkannya suatu pedoman iman dan kehidupan yang diakui berotoritas,
apalagi setelah Tuhan Yesus dan para Rasul sudah tidak ada lagi diantara mereka.
2. Krisis Pengajaran Adanya pengajaran sesat yang mulai menyusup ke dalam gereja-gereja,
sehingga diperlukan adanya satu sumber yang dapat menjadi standard pengajaran yang benar.
3. Dorongan Misi Penyebaran pengajaran Injil Yesus Kristus semakin berkembang ke daerah-
daerah lain, sehingga diperlukan adanya kesepakatan terhadap kitab-kitab standard yang harus
diterjemahkan.
4. Tekanan penganiayaan Semakin kuatnya penganiayaan yang dilancarkan kepada orang-orang
Kristen baru mendorong gereja untuk mempertahankan sumber pengajaran demi kemurnian
iman dan pengajaran yang sehat.
b. Sejarah Kanon PB Setelah kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga, pengajaran Injil diteruskan oleh
para Rasul Tuhan dengan penuh otoritas karena merekalah saksi-saksi mata tentang keselamatan yang
diajarkan oleh Yesus. Tulisan-tulisan tentang pengajaran iman Kristen oleh para Rasul (antara tahun
50-100M) sangat dibutuhkan mengingat bahwa merekalah para saksi mata yang dapat memberitakan
pengajaran Injil Yesus Kristus dengan jelas dan menafsirkannya dengan tepat, sesuai dengan
pimpinan Roh Kudus kepada mereka. (Yoh 14:26).
Selama thn. 100-200M, tulisan-tulisan para Rasul itu dipakai dan dikumpulkan oleh sidang-sidang
jemaat (Kol 4:15-16).
Pada tahun 200 M sebenarnya kanon utama PB sudah terbentuk, dan disebut sebagai "Kanon
Muratori" yang berisi 21 kitab/buku dan kemudian 6 kitab lagi ditambahkan.
Memasuki abad ke 5 barulah dalam pertemuan konsili di Hippo dan Kartago tercapai kesepakatan
diantara gereja Barat dan Timur dan menerima 27 kitab sebagai Kanon PB, seperti yang kita pakai
sekarang.
7. Kitab-kitab Apokrifa
a. Definisi/Pengertian Istilah "apokrifa" berasal dari bahasa Yunani apokrufos, artinya "tersembunyi".
Sekarang Apokrifa dimengerti sebagai sejumlah kitab-kitab yang tidak dimasukkan ke dalam kanon
Alkitab, tetapi yang disebutkan dalam Alkitab, yang ditulis pada waktu yang bersamaan, atau tidak
lama sesudah Alkitab ditulis.
Pendirian orang Kristen terhadap kedudukan kitab-kitab Apokrifa sebagai Kanon memang sedikit
terombang-ambing sampai abad ke 16, namun sejak semula sebenarnya mereka sudah menolak
menganggap kitab-kitab itu sebagai kanon.
b. Macam-macam Apokrifa
1. Apokrifa PL
Kitab-kitab ini ditulis antara tahun 300SM - 100 M. Kebanyakan tidak diketahui penulisnya.
Kitab-kitab ini berjumlah 15 buah dan dimasukkan dalam versi Septuaginta abad 4. Apokrifa
PL dibagi dalam 5 jenis, yaitu:
Pengajaran
Roman Religius
Sejarah
Nubuat
Dongeng
2. Apokrifa PB Tidak ada daftar yang pasti untuk kitab-kitab Apokrifa PB. Kebanyakan kitab-
kitab itu berisi fiksi religius, yaitu untuk memenuhi keinginan mereka mengetahui informasi
tentang peristiwa- peristiwa dalam kehidupan Tuhan Yesus yang tidak tertulis dalam Injil
kanon. Juga cerita-cerita tentang akhir kehidupan para Rasul yang tidak diceritakan dalam
kitab kanon PB. Beberapa kitab-kitab Apokrifa PB:
Shepherd of Hermas
Didache, Teaching of the Twelve
Epistle of Pseudo Barnabas (Injil Barnabas)
Gospel acconding to the Hebrews (Injil Ibrani)
c. Alasan menolak kitab-kitab Apokrifa PL
1. Kitab-kitab itu tidak dimasukkan dalam PL Ibrani
2. Penulis-penulis PB tidak ada yang mengutipnya, sedangkan kitab-kitab PB lain biasanya
dikutip.
3. Yesus tidak pernah menyebutkan kitab-kitab itu.
4. Tidak ada bukti bahwa Apokrifa dimasukkan dalam Septuaginta abad 2.
5. Konsili-konsili gereja tidak pernah mengakuinya dan Bapak-bapak gereja juga menolak.
6. Tidak ada klaim "inilah Firman Tuhan" dalam Kitab-kitab tsb.
7. Adanya kesalahan-kesalahan dalam bidang sejarah, kronologi dan peta bumi.
8. Juga kisah-kisahnya bersifat khayal.
9. Ajaran moralnya rendah.
Penerimaan Gereja RK: Ada 2 ajaran Gereja katolik yang didukung Apokrypha.
Dokumentasi terpagi.
Gambaran gereja secara umum setelah jaman para Rasul.
Sebagai jembatan bagi tulisan-tulisan PB dengan tulisan dari Bapak- bapak Gereja
abad 3 dan 4.
Mempunyai nilai sejarah tentang hal-hal praktis dan siasat gereja mula-mula.
__________________________________________________________________________________
| Tugas Baca: |
| Bruce Milne, Mengenali Kebenaran - (Hal. 59-62) |
| DR. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika - (Hal. 46-50) |
| Charles C. Ryrie, Teologi Dasar - (Hal. 137-143) |
| Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika - (Hal. 77-93) |
| R.C. Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen - (Hal. 27-30) |
| V. Scheunemann, M. Th., Dogma Kristen - (Hal. 141-150) |
| Dieter Becker, D.Th., Pedoman Dogmatika - (Hal. 48-49) |
| Louis Berkhof, A Summary of Christian Doctrine |
| Wyne Grudem, Systematic Theology - (Hal. 54-69) |
|__________________________________________________________________________________|
1. Bahasa Alkitab Dalam berkomunikasi dan menyampaikan penyataanNya Allah menggunakan bahasa
manusia karena Allah ingin dimengerti oleh manusia. Walaupun bahasa manusia itu bersifat terbatas, dan
tidak mungkin dapat mengungkapkan segala sesuatu tentang Allah, tetapi Allah rela membatasi DiriNya
sendiri untuk kepentingan manusia.
a. Bahasa Tulisan Dan dalam menyampaikan penyataanNya itu Alah memilih menggunakan bahasa
tulisan, karena:
1. Untuk tujuan efisiensi Tidak perlu Allah mengungkapkan penyataanNya berkali-kali, di setiap
jaman. Dengan bahasa tulisan, maka manusia dari sepanjang sejarah dapat membacanya terus
menerus.
2. Untuk tujuan ketepatan dan kejelasan. Bahasa tulisan memberikan ketepatan dan sekaligus
kejelasan dalam mengekspresikan pemikiran ataupun perasaan.
3. Untuk tujuan kelanggengan Allah memberikan penyataanNya bukan hanya kepada
sekelompok orang, tetapi semua orang. Dengan menuliskan apa yang Allah nyatakan kepada
manusia menolong kita untuk memberitakan penyataan yang sama yang tidak akan berubah
kepada semua orang.
4. Untuk tujuan kemudahan Dengan ditulis akan memudahkan manusia mengingat dan
meresapinya.
b. Bahasa Ibrani dan bahasa Yunani
1. Allah memilih menggunakan bahasa Ibrani untuk PL. Allah berdaulat memilih bahasa tulis
apa saja yang Ia kehendaki, tetapi bukan merupakan kebetulan kalau Allah memilih bahasa
Ibrani karena keistimewaan yang dimilikinya yaitu:
Bahasa Ibrani adalah bahasa ilustrasi/grafik/gambar yang kaya dengan kiasan, mudah
mendramatisir. Oleh karena itu sangat cocok karena PL banyak berisi hikayat yang
menceritakan tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar.
Bahasa Ibrani adalah bahasa "personal" (pribadi), lebih ditujukan kepada hati/emosi
manusia daripada pikiran (rasio manusia). Tidak bagus untuk menggambarkan hal-hal
abstrak, tapi cocok untuk menceritakan fakta pengalaman. Dalam PL Allah ingin
dikenal secara pribadi oleh umat pilihanNya.
Catt: Bahasa Ibrani disebut juga dengan Bahasa Yehuda, Bahasa Yahudi, Bahasa
Kanaan. Yes 36:11; Neh 13:24; Yes 19:18; Wah 9:11; 16:16
Diagram:
Naskah Asli Alkitab
|
|
V
Naskah salinan yang terkuno yang ada
|
|
V
Naskah salinan kuno lainnya
|
|
V
Versi kuno
|
|
V
Versi Modern (Inggris)
Persoalan yang sering timbul dengan transmisi adalah, bagaimana kita bisa mengakui bahwa Alkitab kita yang
sekarang, setelah melalui banyak penyalinan, tetap dapat dipercaya keaslian isinya.
PL tidak sulit untuk diakui keabsahannya, karena penulis-penulis PB memberikan pengakuan. Tetapi PB tidak ada
kesaksian langsung. Gereja sebagai saksi. Kalau meragukan/menyangkali PL, sekaligus menyangkali PB.
__________________________________________________________________________________
| Tugas Baca: |
| Bruce Milne, Mengenali Kebenaran - (Hal. 59-62) |
| Charles C. Ryrie, Teologi Dasar - (Hal. 137-143) |
| Dieter Becker, D.Th., Pedoman Dogmatika - (Hal. 48-49) |
| Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika - (Hal. 77-93) |
| Pengakuan Baptis 1689 - (Hal. 5-6) |
| V. Scheunemann, M. Th., Dogma Kristen - (Hal. 141-150) |
| DR. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika - (Hal. 46-50) |
| R.C. Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen - (Hal. 27-30) |
| Wyne Grudem, Systematic Theology - (Hal. 54-69) |
|__________________________________________________________________________________|
F. SIFAT-SIFAT ALKITAB
1. Kewibawaan (Authority)
a. Pengertian/Definisi Seluruh Alkitab adalah Firman Allah; tidak mempercayai. atau mentaati Alkitab
berarti tidak percaya atau tidak taat kepada Allah. Dengan kata lain, Alkitab memegang otoritas
tertinggi dan terakhir untuk iman dan kehidupan orang percaya, karena Alkitab adalah Firman yang
datang dari Allah sendiri.
b. Bukti-bukti Kewibawaan dari dalam Alkitab Dalam banyak tempat di Alkitab dikatakan
"Demikianlah Firman Tuhan...." Bentuk kalimat ini dalam dunia PL identik dengan bentuk kalimat
"Demikian kata Raja...." yang berarti suatu titah yang datang dari yang memiliki kekuasaan/otoritas
tertinggi (raja) dan tidak dapat diganggu gugat, harus dilakukan dan dilaksanakan. Ms.: Bil 22:38;
Ula 18:18-20; Yer 1:9. Dalam PB, ada beberapa ayat yang jelas sekali menunjukkan bahwa tulisan
dalam PL adalah Firman Allah, mis.: 1Ti 3:16; 2Pe 1:21. Dalam PB juga terdapat ayat-ayat yang
menunjukkan bahwa tulisan dalam PB adalah Firman Allah. Mis.: 2Pe 3:16; 1Ti 5:18; 1Ko 14:37;
Yoh 14:26; 16:13
c. Penerimaan akan kewibawaan (otoritas) Alkitab Penerimaan orang percaya bahwa Alkitab adalah
Firman Allah adalah dari keyakinan yang diberikan oleh Roh Kudus dalam hati manusia yang sudah
diperbaharui. Dengan demikian penerimaan akan kewibawaan (otoritas) Alkitab dalam kehidupan
orang percaya adalah karena iman, bukan datang dari manusia sendiri. Ref. 1Ko 2:13-14; Yoh 10:27
2. Inerensi (Inerrancy)
a. Pengertian/Definisi Secara umum, inerensi diartikan bahwa Alkitab (PL dan PB) adalah seluruhnya
Firman Allah yang ditulis tanpa salah pada naskah aslinya. Istilah "inerrancy" sering kali
dibingungkan dengan istilah "infallabili." "Infallability" artinya Alkitab tidak mungkin menyesatkan
karena semua ajarannya adalah kebenaran (tidak melawan ajaran moral). Sedangkan penekanan
ineransi adalah kesalahan tulisan dan data yang ada di dalam Alkitab.
b. Pentingnya Inerensi Sangat penting bagi orang Kristen memegang kepercayaan bahwa Alkitab
seluruhnya adalah tidak keliru karena Alkitab adalah Firman yang datang dari Allah sendiri, yang
adalah sempurna dan tidak berdusta. Kalau tidak mempercayai ketidakkeliruan Alkitab maka
kewibawaan Alkitab pun sulit dipertahankan, karena berarti kita tidak dapat mempercayai Allah
sepenuhnya.
c. Dasar penerimaan ineransi Penerimaan inerensi bukan berdasarkan akan kemampuan manusia dalam
menilai Alkitab, namun berdasarkan keyakinan bahwa:
1. Allah adalah kebenaran. Oleh karena itu segala sesuatu yang difirmankan Allah adalah benar.
2. Allah tidak pernah berdusta, jadi apa yang dikatakanNya pasti benar. Ibr 6:18; 2Ti 2:13
3. Alkitab sendiri menyebut diriNya sempurna (Maz 19:8) murni (Maz 19:9): tepat (Maz 19:9);
benar (Maz 119:43), kekal (Maz 119:89; Mat 24:34).
4. Percaya bahwa Roh Kudus memberikan pengawasan penuh kepada penulis penulisnya,
sehingga penulis-penulis menuliskannya dengan benar, tanpa salah.
5. Ukuran kebenaran Alkitab adalah "a-rasional", akal manusia bukanlah standard ukuran yang
dipakai.
d. Bagaimana kalau tidak ada naskah aslinya? Memang diakui bahwa kita tidak lagi memiliki naskah
aslinya yang ada hanyalah salinan aslinya. Ada 3 macam/kategori dalam hal penyataan tertulis yang
asli:
1. Penyataan asli (bukan salinan) yang telah selesai ditulis seluruhnya.
2. Penyataan salinan yang ditulis kembali sesuai dengan aslinya (disebut salinan asli).
3. Alkitab, secara kanon, merupakan kesatuan organisasi yang tidak dapat diambil dari konteks
keseluruhan isi buku.
e. Teori Inerensi Ada beberapa macam teori inerensi yang diajukan:
1. Full Inerancy (Ineransi penuh) Alkitab bukanlah kitab ilmiah ataupun sejarah, oleh karena itu
tidak dituntut ketepatan yang empiris. Dengan mengerti konteks dan latar belakang budaya
kemungkinan besar ketidak tepatan belum tentu suatu kesalahan.
2. Absulute Inerancy (Ineransi mutlak) Semua data dalam Alkitab adalah benar, termasuk hal-
hal yang menyangkut kebenaran ilmiah dan sejarah. Kebenaran Alkitab juga seharusnya dapat
dibuktikan dari semua sudut termasuk ilmiah dan sejarah.
3. Limited Inerancy (Ineransi terbatas) Kebenaran Alkitab dapat dibuktikan hanya dari segi
ajaran doktrinnya yang berhubungan dengan keselamatan. Kalau ada kesalahan data yang lain,
tidak apa-apa karena itu tidak menjadi kepentingan Alkitab.
4. Pandangan Reformator Pandangan inerensi Alkitab tidak dapat dipisahkan dengan inspirasi.
Kalau Firman Allah diberikan oleh Allah maka tidak mungkin tunduk pada kekeliruan
manusia. Memang diakui ada masalah-masalah dalam Alkitab yang sampai sekarang belum
dapat dipecahkan, tapi hal itu belum cukup membuktikan bahwa Alkitab bersalah. Kebenaran
ini mencakup ajaran (doktrin), pola hidup (etika), ataupun peristiwa- peristiwa yang terjadi
(sejarah).
f. Bagaimana dengan bagian-bagian Alkitab yang dimasalahkan? Dalam hal Alkitab yang ineransi,
kaum Injili berpegang pada suatu "komitmen teologia", yaitu kepercayaan akan keyakinan iman yang
dipegang sebagai ketaatannya kepada pribadi dan ajaran Alkitab. Kepercayaan yang tidak dibangun
sebagai hasil secara empiris (karena melihat), juga bukan sebagai hasil penelitian dari naskah asli.
Oleh karena itu setiap kesulitan yang ditemui harus diteliti dan dipelajari dengan tunduk pada otoritas
Allah. Jawaban atas bagian-bagian dalam Alkitab yang masih sering dipermasalahkan.
1. Satu peristiwa, tidak harus selalu diceritakan dengan sebutan/ istilah/cerita yang sama oleh 2
penulis yang berbeda. Contoh: Luk 6:17 dan Mat 5:1
2. Kutipan kata tidak harus tepat sama, yang penting kebenarannya. Contoh: Hal tentang
kesaksian Paulus dari Kis 9:7 dan Kis 22:9
3. Istilah teknis ilmiah tidak dikenal pada jaman/budaya/waktu itu. Contoh: Mat 5:1 vs Luk 6:17
Mar 10:45 vs Luk 18:35
4. Tidak setiap perbedaan berarti kesalahan. Masalah yang belum terjawab tidak harus diartikan
kesalahan. Contoh:
pembulatan perhitungan hari, jam dll.
Kisah kematian Yudas dari Mat 27:5 dan Kis 1:18
5. Periode penyataan tidak semuanya sama, tergantung konteksnya.???
6. Hal berikut ini juga perlu diingat:
Kebiasaan/budaya Timur (Yahudi dan Palestina) tidak sama dengan budaya sekarang.
Tidak menentang maka tidak berarti salah.
3. Kejelasan (Clarity)
a. Pengertian/Definisi Kejelasan Alkitab diartikan bahwa Alkitab ditulis sedemikian rupa sehingga jelas
maksud pemberitaan dan pengajaranNya, sehingga dapat dimengerti oleh setiap orang yang sungguh-
sungguh membaca dan mencari pertolongan Tuhan serta bersedia melakukan Firman Tuhan itu.
Namun demikian tidak berarti bahwa semua bagian Alkitab akan dapat dimengerti dengan mudah.
Tidak juga berarti bahwa setiap orang akan mengertinya dengan benar. Tapi memang betul bahwa
untuk mengerti isi Alkitab dengan benar seseorang harus memiliki persyaratan moral dan rohani
tertentu (1Ko 2:14). Juga dapat terjadi seseorang mengerti lebih jelas dari yang lain (2Pe 3:16).
Kesulitan manusia untuk mengerti/menafsir isi Alkitab sering kali dikarenakan pikiran manusia yang
dibutakan oleh dosa, bukan karena kemampuan intelektual. (1Ko 1:18-3:4; Ibr 5:14; 2Pe 3:5).
b. Bagaimana kita bisa mengerti atau menafsirkan isi Alkitab secara jelas, benar dan tepat?
1. Hanya dengan penerangan Roh Kuduslah manusia dapat mengerti Firman Tuhan dengan
benar dan tepat Efe 3:4, 5; 1Ko 2:12, 13; Yoh 14:26; 16:13-15; 2Pe 1:21.
2. Mempunyai motivasi yang benar, tidak untuk kesombongan, keserakahan, kepentingan diri
sendiri dan tidak karena kurang iman (tidak percaya). Luk 24:25; 2Ko 4:3-4.
3. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk menafsir. Dengan menerapkan
prinsip-prinsip menafsir yang sehat dan mengembangkannya sebagai ketrampilan maka kita
akan dapat menafsir dengan baik. Alat-alat menafsir juga sangat mempengaruhi dalam
mendapatkan data yang lengkap.
4. Keperluan mutlak (Necessity)
a. Pengertian/Definisi Keperluan mutlak Alkitab artinya Alkitab diperlukan secara mutlak untuk
mengenal Kristus, agar kita bisa diselamatkan. Karena hanya Alkitablah yang memberitakan
kebenaran "kabar baik" tentang Kristus (Rom 1:16). Penekanan di sini bukanlah keperluan untuk
mengenal Allah dalam arti keberadaan dan sifat-sifat umum Allah, dan hal-hal tentang moralitas
(karena itu sudah diberikan Allah dalam Penyataan Umum), tetapi secara khusus keperluan untuk
keselamatan, untuk memelihara kehidupan rohani dan untuk mengetahui kehendak Allah.
b. Bukti-bukti keperluan mutlak Alkitab Roma 10:13-17: Untuk manusia bisa diselamatkan, maka ia
harus mendengar Firman Injil Yesus Kristus. Kis 4:12: Tidak ada keselamatan di luar Kristus. 1Ti
2:5-6: Tidak ada Pengantara yang lain selain Yesus Kristus, untuk menjadi Pendamai antara manusia
dengan Allah.
Kesimpulan: karena Alkitab adalah satu-satunya sumber untuk mengenal Kristus; Injil yang
mempunyai kuasa yang menyelamatkan, maka manusia harus membaca Alkitab atau mendengar dari
orang lain Firman dalam Alkitab.
5. Kecukupan (Sufficiency)
a. Pengertian/Definisi Kecukupan Alkitab diartikan bahwa Alkitab berisi semua Firman Allah yang
dibutuhkan oleh orang percaya untuk keselamatannya dan untuk hidup di dalam keselamatannya,
sehingga tidak diperlukan lagi tambahan "penyataan" lain di luar Alkitab.
Dengan demikian kita percaya bahwa Alkitab adalah cukup sebagai satu- satunya sumber Firman
Allah yang diperlukan oleh manusia untuk selamat dan hidup dalam keselamatannya.
b. Bukti-bukti kecukupan Alkitab dalam Alkitab 2Ti 3:15-17 Yak 1:18 1Pe 1:23 Wah 22:18,19
6. Tidak pernah gagal dalam maksudnya (Efficacy)
a. Pengertian/Definisi Maksud dan tujuan Alkitab adalah memberikan berita tentang Allah dan rencana
keselamatanNya kepada manusia. Dalam menyampaikan beritanya ini Alkitab tidak pernah gagal
mencapai maksudnya, baik untuk orang yang menerima keselamatan atau pun untuk mereka yang
menolak. Untuk orang yang diselamatkan Firman Allah memberikan damai sejahtera dan hidup yang
kekal, untuk orang yang menolak FirmanNya, Allah menyatakan keadilanNya dengan menghukum
mereka ke dalam nyala api selama-lamanya.
b. Bukti-bukti dalam Alkitab Yes 55:11 Firman Allah tidak pernah kembali dengan sia-sia.
7. Kesatuan (Unity)
a. Pengertian/Definisi Alkitab mempunyai satu kesatuan isi dan berita, yaitu Allah yang menyatakan
diri kepada manusia umat pilihanNya dalam diri Tuhan Yesus Kristus.
b. Alkitab adalah "unik" Kesatuan Alkitab itu menunjukkan bahwa Alkitab adalah lain dari pada kitab-
kitab yang lain; sangat unik. Mengapa? Berikut ini adalah daftar yang membuktikan bahwa Alkitab
adalah sangat unik.
1. Satu-satunya kitab yang ditulis dalam jangka waktu 1600 tahun dan melibatkan kisah dari 60
generasi.
2. Ditulis oleh kurang lebih 40 penulis dari berbagai kalangan (raja, nabi, nelayan, penulis puisi,
orang kaya, petani, ahli filsafat, negarawan, ahli politik, gembala, militer, dokter etc.).
3. Ditulis di tempat-tempat yang berbeda (dipenjara, dipandang belantara, dibukit, diistana,
dipulau terpencil etc.).
4. Ditulis dalam jaman dan waktu, tempat (3 benua) dan keadaan yang berbeda-beda.
5. Ditulis dalam 3 macam bahasa (Ibrani, Aramaic, Yunani).
6. Buku yang paling jujur menceritakan semua kebaikan dan kejelekan sifat manusia.
7. Buku yang berisi nubuatan dan yang kebenaran nubuatannya sudah terbukti.
8. Alkitab juga adalah buku yang dapat bertahan melalui waktu, penganiayaan, kritikan,
pengerusakan dll.
9. Alkitab adalah buku pertama yang diterjemahkan berulang-ulang, dalam jumlah bahasa yang
terbanyak, dan sudah disebarkan ke seluruh penjuru dunia.
10. Mempunyai pengaruh luar biasa, karena orang berdosa besarpun dapat diubahkan menjadi
orang yang baik dan berbudi.
_________________________________________________________________________
| Tugas Baca: |
| 1. Pengakuan Iman Baptis 1689 - (Hal. 5-8) |
| 2. Dr. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika - (Hal. 72-90) |
| 3. Pengantar Teologia Kristen - (Hal. 107-134) |
| 4. Charles C. Ryrie, Teologi Dasar - (Hal. 101-136) |
| 5. V. Scheunemann, M. Th., Dogma Kristen - (Hal. 111-112) |
| 6 Wyne Grudem, Systematic Theology - (Hal. 73-135) |
|_________________________________________________________________________|
G. ILUMINASI
1. Pengertian/Definisi
a. Arti etimologis Kata "iluminasi" berasal dari bahasa Yunani photizo, artinya "menerangi, memberi
penerangan batin" Yoh 1:9; Luk 11:36; 1Ko 4:5; Efe 1:18
b. Definisi Pekerjaan Roh Kudus yang membantu membukakan pikiran orang percaya supaya mereka
dapat mengerti dan mengaplikasikan Firman Allah itu (Alkitab) dalam kehidupan mereka. 1Ko 2:14
2. Pentingnya Iluminasi
a. Karena pikiran dan hati manusia masih ada dalam kegelapan. 1Ko 2:14; Efe 4:17, 18
b. Sifat hati manusia yang bebal Yes 6:9-10; Kis 28:26
c. Melawan pekerjaan Setan 2Ko 4:3-4
d. Pengaruh kuasa kedagingan 1Ko 3:1-2; Ibr 5:12-14
3. Hubungan Inspirasi dan Iluminasi
Dalam Inspirasi, Roh Kudus memberikan inspirasi kepada penulis-penulis Alkitab, sehingga mereka
menuliskan Penyataan Tuhan dengan benar dan tepat sesuai dengan yang Allah kehendaki.
Dalam Iluminasi Roh Kudus memberikan iluminasi kepada para pembaca Alkitab agar mereka dapat
mengerti dan menerima apa yang dimaksudkan oleh Penyataan Tuhan yang tertulis itu dengan benar dan
tepat. Namun demikian, kita harus ingat bahwa pekerjaan Roh Kudus dalam penginspirasian Alkitab sudah
selesai. Tidak akan ada lagi inspirasi baru di luar Alkitab, karena Alkitab sudah sempurna.
Tetapi pekerjaan Roh Kudus dalam memberikan iluminasi-iluminasi baru kepada orang-orang percaya masih
berlaku hingga kini. Roh Kudus memberikan iluminasi tetapi tidak untuk menambah dari apa yang sudah ada
dalam Alkitab. Dan Roh Kudus bekerja dengan Firman dan melalui Firman, tetapi tidak melawan Firman. Itu
sebabnya, Alkitab harus menjadi tolok ukur untuk kita mengkonfirmasikan segala sesuatu yang kita percaya
dan yang kita lakukan (Maz 119:105)
4. Peranan Roh Kudus dalam Iluminasi Roh Kudus mempunyai peran selain sebagai Pengarang juga sebagai
Penafsir, sekaligus Pengajar Firman Allah (Alkitab). Efe 3:4, 5 1Ko 2:12, 13 Yoh 14:26 Yoh 16:13-15 2Pe
1:21
Tujuan iluminasi adalah supaya manusia mengenal Allah dengan benar melalui PenyataanNya, sehingga
manusia mengerti akan kehendak Tuhan bagi manusia dan melakukan apa yang berkenan bagi Allah supaya
hanya Allah saja yang ditinggikan dan dimuliakan.
______________________________________________________________________________
| Tugas Baca: |
| Charles C. Ryrie, Teologi Dasar - (Hal. 152-153) |
| Pengakuan Iman Baptis 1689 - (Hal. 7) |
| Wayne Grudem, Systematic Theology - (Hal. 644-645, 1041-1042) |
|______________________________________________________________________________|
00017 A. Pendahuluan
00018 B. Teori-teori Sekuler tentang Allah
00019 C. Keberadaan Allah
00020 D. Pengenalan akan Allah
00021 E. Nama-nama Allah
00022 F. Atribut-atribut Allah
00023 G. Tritunggal
00024 H. Ketetapan Allah
00025 I. Predestinasi
00026 J. Penciptaan
00027 K. Pemeliharaan Allah
A. PENDAHULUAN
Untuk seseorang mempelajari Doktrin Allah maka ia harus terlebih dahulu mempunyai presuposisi (pra anggapan)
umum sbb.:
1. Bahwa Allah ada Pra-anggapan "Allah ada" adalah penting seperti apa yang dipaparkan oleh Alkitab: Kej
1:1 Maz 14:1 Ibr 11:6 Maz 53:1 Yoh 7:17 Maz 10:3-4 Keberadaan Allah bukan dalam "ide" atau "kuasa"
tapi sebagai "Pribadi".
2. Bahwa Allah telah menyatakan Diri melalui PenyataanNya (wahyu) Allah menyatakan Diri melalui ciptaan,
sejarah, hati nurani, Alkitab dan Yesus Kristus. Mar 11:6; Kej 1:1; Yoh 7:17
3. Bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan kemampuan untuk dapat mengenal/ mengerti tentang Allah
Pengetahuan manusia tentang Allah
a. Pengetahuan yang sudah ada secara naluriah
b. Pengetahuan yang harus diusahakan Kej 1:26; Rom 10:7
4. Hanya dengan iliminasi Roh Kudus manusia dapat mengenal Allah Bahwa karena kejatuhan manusia
kedalam dosa, maka manusia tidak lagi dapat mengenal Allah dengan benar, kecuali kalau Roh Kudus
memberikan iluminasi kepada manusia. 1Ko 2:14; Yoh 16:13; 2Pe 1:20-21
1. Deisme Pandangan yang mengatakan bahwa dunia ini adalah mekanisme yang bisa mengatur dirinya sendiri
dan Allah meninggalkannya segera setelah Ia menciptakannya dan membiarkannya berkembang sendiri.
2. Atheisme Penyangkalan akan kenyataan adanya Allah.
3. Skeptisisme Keraguan kenyataan akan adanya Allah (tidak percaya).
4. Agnostisisme Paham yang menyangkal bahwa Allah itu bisa dikenal/dimengerti.
5. Pantheisme Kepercayaan bahwa "segala sesuatu adalah allah", dalam imanensi allah adalah sedemikian rupa
dalam ciptaannya sehingga ia tidak mungkin terpisahkan dari segala ciptaannya itu.
6. Polytheisme Paham yang mengakui ada banyak allah.
7. Monotheisme Paham yang mengakui hanya pada satu Allah
______________________________________________________________________________
| Tugas Baca: |
| Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika - (Hal. 33-34, 49-62) |
| Dieter Becker, D.Th., Pedoman Dogmatika - (Hal. 52-58, 62-64) |
|______________________________________________________________________________|
C. KEBERADAAN ALLAH
1. Bukti Alkitab
Manusia sudah mempunyai kesadaran di dalam dirinya tentang keberadaan Allah (meskipun hanya samar-
samar), tetapi menolak kesaksian ini. Tugas orang Kristen adalah menghadapkan orang bukan Kristen
dengan Allah, bukan untuk mempertimbangkan perkiraan bahwa mungkin Allah ada. Orang berdosa hanya
dapat memperoleh pengetahuan sesungguhnya tentang Allah melalui dilahirkan kembali oleh Roh Kudus
pada waktu mereka mendengar Injil. Rom 1:18-32
Catatan: Allah yang transenden: Keterlepasan dari seluruh ciptaanNya, sebagai pribadi yang berdaulat dan
bebas bertindak sendiri dan yang ada hadir sendiriNya. Ia tidak dikukung oleh alam, tapi tanpa batas. Yes
57:15
Allah yang imanen: Kehadiran dan kuasaNya yang senantiasa berlaku dalam ciptaanNya. Ia tidak jauh, Ia
tidak masa bodoh. Ia merasuk ke segala sesuatu. Ia ada dalam kehidupan di dalam dan di luar.
_____________________________________________________________________________
| Tugas Baca: |
| Louis Berkhof, Doktrin Allah - (Hal. 7-26) |
| DR. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika - (Hal. 91-93) |
| Bruce Milne, Mengenali Kebenaran - (Hal. 77-84) |
| Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika - (Hal. 39-48) |
| Pengakuan Baptis 1689 - (Hal. 9) |
| V. Scheunemann, M. Th., Dogma Kristen - (Hal. 34-41) |
| Dieter Becker, D.Th., Pedoman Dogmatika - (Hal. 61-62) |
| Wyne Grudem, Systematic Theology - (Hal. 141-145) |
|_____________________________________________________________________________|
___________________________________________________________________________________
| Tugas Baca: |
| Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika - (Hal. 38) |
| Charles C. Ryrie, Teologi Dasar - (Hal. 33-36) |
| R.C. Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen - (Hal. 39-42) |
| Louis Berkhof, A Summary of Christian Doctrine - (Hal. 27-51) |
| Wyne Grudem, Systematic Theology - (Hal. 149-153) |
|___________________________________________________________________________________|
E. NAMA-NAMA ALLAH
1. Nama Allah secara umum Nama-nama Allah tidak diberikan oleh manusia karena manusia tidak mengenal
Allah. Allah sendirilah yang telah rela menyatakan diri kepada manusia supaya mereka mengenal Allah.
Nama-nama Allah diberikan oleh Allah sendiri sebagai penyataan Diri (nomen editum). Dengan demikian
berarti bahwa nama- nama Allah tersebut merupakan manifestasi dari Allah sendiri, baik itu sebagai
penyataan akan sifat-sifat Allah atau hubungannya dengan manusia.
Cara Allah memberikan nama/sebutan-Nya adalah dengan merendahkan diri, menemui manusia dan
memakai bahasa manusia, yang terbatas, supaya manusia memahami dan mengerti. Oleh karena itu nama-
nama yang diberikan kepada manusia bukanlah suatu penyataan lengkap (sempurna) yang daripadanya kita
bisa mengetahui semuanya tentang Allah. Nama-nama Allah yang dikenal manusia ada dalam banyak
kata/ungkapan karena Pribadi Allah tidak mungkin bisa diungkapkan hanya dengan satu nama/ungkapan
sebutan saja.
Dalam Bahasa Ibrani: Ehyeh Asher Ehyeh = "Aku akan ada yang Aku ada." atau "Aku akan menjadi
yang Aku akan menjadi." Nama ini menjadi nama yang sakral/agung. Hukum dalam Ima 24:26
menjadi sangat ditakuti. Karena begitu takutnya orang Israel menyebut nama "YHWH" itu dengan
salah maka mereka mengganti dengan "Adonai/Elohim" ketika membaca Alkitab orang Yahudi.
YaHWeH = Nama diri (par exellence) yang hanya dipakai untuk Allah, dalam bentuk tunggal dan
tak berartikel. Dipakai + 5321 kali dalam Perjanjian Lama. Arti teologis:
1. Allah itu ada Yer 2:11; Yes 46:1-9; 1Ko 8:4-6.
2. Allah itu untuk kita. Kel 3:12
3. Allah itu tidak berubah Yes 43:10-11; 48:12; Ibr 13:8
4. Allah itu kekal Yes 40:28
5. Allah itu akan ada selamanya Yes 46:13; 56:6-7; 60:3; 2:1-4; Wah 22:3-5; 22:20
Nama Elohim kadang-kadang juga dipakai untuk menunjuk kepada allah palsu atau berhala (Kej
35:2,4; Kel 12:12; 18:11; 23:24). Elohim, sebuah bentuk jamak yang khas dalam Perjanjian Lama
dan tidak muncul dalam bahasa Semetik yang lain. Ada 3 pandangan mengenai hal ini:
1. Arti politeistik Aslinya kata ini memiliki pengertian dari Allah yang banyak (jamak). Tetapi
kemudian berkembang menjadi tunggal (monoteistik).
2. Arti penuh keagungan, kebesaran Karena kata jamak Elohim selalu diikuti dengan kata
kerja/sifat/ganti tunggal, maka Elohim memberikan pengertian tunggal tetapi untuk
menunjukkan keagungan-Nya, maka dipakai bentuk jamak.
3. Arti Trinitarian Elohim menunjukkan arti jamak dari Allah Tritunggal, bahwa Allah Israel
lebih dari satu pribadi tetapi Esa (satu). Pengertian ini harus diterangi dengan penafsiran
Perjanjian Baru kepada Perjanjian Lama (Progresive Revelation).
Nama-nama gabungan
4. El-Shadai (Kej 17:1; 28:3; 35:11; Kel 6:3; Maz 91:1-2) Arti: Allah yang maha kuasa yang
sedang berdiri seperti gunung --> kuat, teguh, tidak goyah.
5. El-Elyon (Kej 14:19) Arti: Allah yang maha tinggi; kedaulatanNya.
6. El-Olam (Kej 21:33, Maz 100:5; 103:17) Arti: Allah yang kekal -- Tidak berubah
7. El-Roi (Kej 16:13) Arti: Allah yang melihat
3. Arti nama-nama Allah dalam Perjanjian Baru
a. Theos Bentuk yang setara dengan Elohim dalam Perjanjian Lama (dipakai juga untuk allah orang
kafir). Dalam pemakaian Perjanjian Baru, Theos memiliki arti:
1. Ia satu-satunya Allah yang benar dan Esa Mat 23:9; Rom 3:30; 1Ko 8:4,6; Gal 3:20; 1Ti 2:5
2. Ia unik Yang benar, yang kudus, yang bijaksana 1Ti 1:17; Yoh 17:3; Wah 15:4; Rom 16:27;
Mat 6:24
3. Ia Transenden Pencipta, pemelihara alam semesta Kis 17:24; Ibr 3:4; Wah 10:6
4. Ia Juruselamat mengutus Anak-Nya menjadi Penebus. 1Ti 1:1; 2:3; 4:10; Tit 1:3; 2:13; 3:4;
Yoh 3:16
b. Kurios/Kyrios Nama eksplisit Allah, seperti YHWH dalam Perjanjian Lama, artinya: "Alfa &
Omega"; "Yang dulu ada, Yang sekarang ada dan Yang akan tetap ada"; "Yang awal dan Yang akhir"
(Wah 1:4, 8, 17; 2:8; 21:6; 22:13) arti kata ini menekankan supremasi (otoritas) sebagai Tuan, Bapak,
Pemilik, Penguasa dan juga Suami (1Pe 3:6) atau berhala-berhala (1Ko 8:5).
Berhubungan dengan Allah, maka arti kata ini adalah menyatakan kuasa- Nya dalam sejarah, dalam
alam semesta dan kekhalikkan-Nya. Kristus disebut sebagai Kurios = Tuhan, juga Rabbi atau Tuan
(Mat 8:6) Pernyataan Tomas, "Tuhan dan Allahku" (Yoh 20:28). Yesus disebut dengan kesetaraan
Allah Perjanjian Lama oleh orang-orang Kristen mula-mula.
c. Bapa/Pater Allah juga disebut dengan nama Bapa dalam Perjanjian Baru. Hal ini dihubungkan
dengan sifat hubungan antara Allah dan Bangsa Israel. Secara teokratis ini memberikan penyataan
bagaimana Allah berdiri bagi Israel.
Dalam Perjanjian Baru terdapat dalam 1Ko 8:6, Efe 3:15; Ibr 12:9; Yak 1:18. Dalam pengertian
Trinitarian, ungkapan ini menunjukkan hubungan antara Allah Anak (Yesus) dan Allah Bapa. Dalam
hal ini memberikan pengertian bahwa Allah berdiri bagi orang-orang percaya sebagai anak-anak
rohani-Nya.
______________________________________________________________________________
| Tugas Baca: |
| Louis Berkhof, Doktrin Allah - (Hal. 27-29) |
| DR. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika - (Hal. 93-95) |
| Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika - (Hal. 36-38) |
| Charles C. Ryrie, Teologi Dasar - (Hal. 60-67) |
| V. Scheunemann, M. Th., Dogma Kristen - (Hal. 27-34) |
| Louis Berkhof, A Summary of Christian Doctrine - (Hal. 67-76) |
|______________________________________________________________________________|
F. ATRIBUT-ATRIBUT ALLAH
Ketidaktergantungan Allah juga menyatakan bahwa Allah tidak diciptakan dan tidak ada
peristiwa terjadinya keberadaan Allah (Wah 4:11; Yoh 1:3; Maz 90:2; Rom 11:35-36; Kel
3:14). Justru keberadaan Allahlah yang menyebabkan sagala sesuatu ada dan tetap ada untuk
selama-lamanya.
Kalau Tuhan tidak membutuhkan manusia dan apapun juga, lalu apa gunanya manusia
ciptaan-Nya? Tuhan tidak harus menciptakan manusia, tetapi Tuhan memilih untuk
menciptakan manusia. Tuhan menciptakan manusia dan ciptaan-Nya untuk kemuliaanNya.
Suatu yang murni/tulus ditetapkan oleh Allah (Yes 62:3-5; Yes 43:7).
_________________________________________________________________________________
| Tugas Baca: |
| Louis Berkhof, Doktrin Allah - (Hal. 53-65, 77-139) |
| DR. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika - (Hal. 95-105) |
| Bruce Milne, Mengenali Kebenaran - (Hal. 93-99) |
| Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika - (Hal. 113-135) |
| Charles C. Ryrie, Teologi Dasar - (Hal. 46-59) |
| R.C. Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen - (Hal. 39-71) |
| Pengakuan Baptis 1689 - (Hal. 9-10) |
| V. Scheunemann, M. Th., Dogma Kristen - (Hal. 41-50) |
| Dieter Becker, D.Th., Pedoman Dogmatika - (Hal. 60-61, 65-69) |
| Louis Berkhof, A Summary of Christian Doctrine - (Hal. 30-37) |
| Wyne Grudem, Systematic- Theology - (Hal. 156-222) |
|_________________________________________________________________________________|
G. TRITUNGGAL
1. Pengertian/definisi Salah satu doktrin yang paling penting dalam iman Kristen kita. Definisi: Allah yang esa,
yang ada secara kekal sebagai 3 Pribadi yaitu Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus, yang masing-masing
pribadi itu penuh sempurna ke Allahannya.
2. Bukti-bukti Alkitab Memang istilah Tritunggal tidak muncul dalam Alkitab, namun demikian, ide dan
prinsipnya ada di banyak tempat di Alkitab.
a. Perjanjian Lama memberikan penyataan yang tidak lengkap. Kej 1:26; 3:22; 11:7 Maz 45:6-7; 110:1
Yes 63:10; 48:16; 6:8 Mal 3:1-2 Hab 1:7
b. Perjanjian Baru memberikan konsep yang lengkap tentang Tritunggal. Mat 3:16-17; 28:19 1Ko 12:4-
6 2Ko 13:14 1Pe 1:2 Yud 20:21
3. Doktrin Tritunggal Dalam Sejarah
a. Sejak jaman Perjanjian Lama bangsa Yahudi selalu menekankan tentang Ke Esa-an Allah dan konsep
ini dibawa sampai abad-abad pertama masehi.
b. Pada abad 2, Tertulianus memformulasikan doktrin ini; tapi masih banyak kekurangannya. (belum
sempurna). Tertulianus (165M-220M) adalah orang pertama yang menemukan istilah "Trinity"
(Tritunggal). Tertulianus berusaha untuk memberikan penjelasan yang alkitabiah tentang ajaran
Tritunggal, karena pada saat itu di gereja banyak tersebar pengajaran Monarkianisme. Ajaran sesat
Monarkianisme digolongkan menjadi 2:
1. Monarkianisme Dinamis (adoptionisme) Ajarannya: Yesus adalah manusia biasa yang
diadopsi oleh Allah dan diberikan kekuatan khusus pada saat Ia dibaptis.
2. Monarkianisme Modalistis Ajarannya: Allah adalah satu, tetapi muncul (tampil) kepada
manusia dalam 3 mode (bentuk), yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus.
c. Arius (250M-336M) dari Aleksandria menentang ajaran Tritunggal. Ia tidak setuju akan keAllahan
Anak dan Roh Kudus, berdasarkan Kol 1:15; Yoh 1:14; Yoh 3:16. Di Konsili Nicea (325M) ajaran
Arian ini ditentang habis-habisan oleh Athanasius, demikian juga di Konsili Konstantinopel (381M).
Perdebatan yang paling utama adalah mengenai dua istilah yang dipakai untuk menjelaskan tentang
keAllahan Yesus dan Roh Kudus.
d. Subordinationisme adalah ajaran yang juga menyimpang dari Alkitab. Mereka mengakui keAllahan
Anak dan Roh Kudus, tetapi tetap lebih rendah keAllahan Bapa.
Athanasius berjuang hampir 17 tahun untuk mengembalikan doktrin ini kepada kebenaran Alkitab.
Akhirnya dalam Konsili Konstantinopel (381M) Kaisar Konstantin memihak kepada Athanasius.
Athanasius memberikan pandangan yang sehat. Kristus dilahirkan dari Bapa dan mempunyai
kesetaraan dengan Bapa, tidak bersubordinasi. Namun demikian, Athanasius belum cukup puas
karena kemenangannya hanyalah karena kekuatan kekuasaan Konstantin.
Setelah kaisar Konstantin digantikan oleh penggantinya, ternyata penggantinya lebih memihak
kepada kaum Arian.
e. Pada pertengahan abad 4, seorang teolog dari Kapadokia (Asia Kecil Timur) memberikan doktrin
Tritunggal yang definitif dan mengalahkan ajaran aliran Arianisme dan mempertahankan istilah
homoousios.
f. Doktrin Tritunggal yang paling tuntas diformulasikan pada masa Agustinus (354M-430M). Ia
menulis dalam bukunya "De Trinitate". Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus tidak
memiliki subordinasi, tetapi kesetaraan. Satu esensi Allah dengan 3 pribadi seperti apa yang diajarkan
dalam Akitab.
g. Konsili Toledo (589M) menyelesaikan perdebatan tentang "filioque" (Latin), yang artinya "dan
Anak" berdasarkan Yoh 14:26; Yoh 16:7; Yoh 15:26. Istilah "filioque" ini tidak dicantumkan baik
dalam Konsili 325M ataupun Konsili 381M. Baru ditambahkan dalam Sinode Toledo (589M).
h. Sesudah masa Reformasi, Tokoh-tokoh Reformator, seperti Martin Luther dan John Calvin tidak
menolak doktrin Tritunggal versi Athanasius. Martin Luther berkata bahwa doktrin Tritunggal harus
diterima dengan iman, walaupun tidak bisa dijelaskan dengan tuntas, karena ada dalam Alkitab.
Sedangkan Calvin menulis penjelasan tentang Tritunggal dalam bukunya Institutio.
i. Pandangan modern tentang Tritunggal bervariasi. Tetapi tidak ada hal yang baru lagi. Semua
kesalahan yang dilakukan oleh teolog-teolog modern sudah pernah terjadi sebelumnya.
4. Isi doktrin Tritunggal Memang untuk mengerti secara penuh doktrin ini adalah tidak mungkin. Namun
demikian, semua fakta-fakta dalam Alkitab dan kita dapat menyimpulkan (mengerti kebenarannya)
Pengajaran ini. Ada 3 pernyataan penting dalam definisi Allah Tritunggal:
a. Allah adalah 3 Pribadi (Bapa, Anak dan Roh Kudus).
b. Masing-masing Pribadi Allah itu adalah Allah yang sempurna.
c. Mereka 3 Pribadi tetapi Allah yang Esa; satu esensi Penjelasan:
a. Allah adalah 3 Pribadi (Bapa, Anak dan Roh Kudus). Menyatakan bahwa Allah Bapa bukan
Allah Anak Allah Anak bukan Allah Roh Kudus, dan Allah Roh Kudus bukan Allah Bapa.
Hal ini dinyatakan jelas dalam Alkitab (Yoh 1:1-2; 1Yo 2:1; Ibr 7:25; Rom 8:27; Mat 28:19;
Yoh 16:7). Masing-masing pribadi Allah ini mempunyai kepribadian, kehendak, perasaan,
termasuk juga Roh Kudus.
Secara jelas dikatakan Roh Kudus bukan hanya kuasa dan kekuatan tetapi juga seorang
Pribadi. Jelas kelihatan dalam bahasa Yunani, kata ganti orang Roh Kudus tidak diberikan
gender netral, kata ganti orang. Demikian juga kata "Para kletos" hanya dipakai untuk
pribadiiorang (Yoh 14:26; 15:26).
Ada atribut-atribut personal tertentu yang dengannya 3 pribadi itu dibedakan: Bapa -
Pencipta Anak - Penebus Roh Kudus - Yang memberi kelahiran baru
3. Ke Allahan Roh Kudus juga disebutkan jelas dalam Alkitab (Mat. 28:19; Kis 5:3-4;
1Ko 3:6; Maz 139:7-8; 1Ko 2:10-1 l; Yoh 3:5- 7).
c. Mereka 3 Pribadi tetapi Allah yang Esa; satu esensi Allah adalah Allah yang Esa (satu); ketiga
Pribadi Allah ini tidak hanya satu dalam tujuan, tapi Mereka juga adalah satu esensi dan satu
hakekat. (Kel 6:4-5; 1Ra 8:60; Yes 45:4-6; 1Ti 2:5; Rom 3:30; Zak 2:9).
Kesimpulan: Seluruh esensi yang tidak terbagi dari Allah, secara setara dan penuh dimiliki
oleh ketiga Pribadi, tetapi Ketiganya mempunyai kesatuan mereka dalam satu esensi.
Subsistensi dan tindakan dari ke 3 Pribadi ditandai oleh satu tingkatan yang jelas dan tertentu
dan tidak saling mendahului. Allah Putra secara kekal diperanakkan oleh Bapa, Allah Roh
Kudus keluar dari Allah Bapa dan Anak dari kekekalan.
Analogi Tritunggal
Matematik 1+1+1 = 3 lxlxl = 11 ~x~x~ = ~
alam air - es - uap matahari -- sinar m __ energi m __ akar - ranting - banting awan hujan salju/es bunga -
bau warna
Psikologis Intelektual - perasaan - kehendak
Jabatan Bapa - sopir - anak
Jiwa - badan - roh.
Hubungan antara ketiga Pribadi Tritunggal
Ketiga Pribadi Allah Tritunggal mempunyai perbedaan dalam fungsi utamanya. Allah Bapa, Anak dan Roh
Kudus mempunyai kesetaraan di dalam keAllahannya tetapi tidak didalam menjalankan fungsinya, karena Allah
Bapa memegang pimpinan tertinggi (sesuai dengan nama yang diberikan "Bapa").
Allah Bapa memberikan ketetapan Allah Allah Anak menjalankan ketetapan Allah Allah Roh Kudus
menjaga dan memelihara akan pelaksanaan ketetapan Allah
Dalam hal keselamatan
0. Allah Bapa merencanakan dan mengirim Allah Anak ke dunia. Yoh 3:16; Gal 4:4; Efe 1:9-10
1. Allah Anak taat kepada Bapa dan melaksanakan penebusan. Yoh 6:38; Ibr 10:5-7
2. Allah Roh Kudus dikirim oleh Allah Bapa dan Anak untuk mengefektifkan penebusan. Yoh
14:26; Yoh 16:7; Yoh 15:26 Ilustrasi hubungan antara ke tiga Allah Tritunggal: Gambar:
Pentingnya doktrin Tritunggal dalam iman Kristen
Doktrin Keselamatan akan mengalami kesulitan besar, kalau kita menolak ke Allahan Anak dan Roh Kudus
Doktrin pembenaran hanya melalui iman akan sulit diterima, kalau kita menolak keAllahan Yesus dan Roh
Kudus.
Kalau Yesus bukan Allah yang sejati, maka kita tidak bisa lagi menyembah Dia seperti apa yang
diperintahkan Alkitab.
Ketidaktergantungan Allah sulit dipercaya kalau ke tiga Pribadi Tritunggal bukan Allah yang setara. Allah
yang berpribadi membutuhkan pihak yang lain untuk berhubungan.
__________________________________________________________________________________
| Tugas Baca: |
| Louis Berkhof, Doktrin Allah - (Hal. 141-175) |
| Pdt. DR. Stephen Tong, Allah Tritunggal |
| DR. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika - (Hal. 105-118) |
| Bruce Milne, Mengenali Kebenaran - (Hal. 86-92) |
| Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika - (Hal. 137-152) |
| Charles C. Ryrie, Teologi Dasar - (Hal. 68-79) |
| R.C. Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen - (Hal. 43-45) |
| Pengakuan Baptis 1689 -(Hal. 10) |
| V. Scheunemann, M. Th., Dogma Kristen - (Hal. 50-93) |
| Dieter Becker, D.Th., Pedoman Dogmatika - (Hal. 64-65) |
| Louis Berkhof, A Summary of Christian Doctrine - (Hal. 38-41) |
| Wyne Grudem, Systematic Theology - (Hal. 22b-258) |
|__________________________________________________________________________________|
H. KETETAPAN ALLAH
1. Pengertian/Definisi Rencana kekal Allah bahwa dari sebelum dunia dijadikan Ia telah menetapkan segala
sesuatu yang akan terjadi.
2. Sifat Ketetapan Allah
a. Ketetapan Allah itu kekal sifatnya, mencakup masa lampau dan yang akan datang. Kol 1:5, 18; Efe
1:4; 2Ti 1:9; Efe 3:11; 1Pe 1:20; Tit 1:2
b. Ketetapan Allah itu tunggal Efe 1:11; Rom 8:28
c. Ketetapan itu berdasarkan akan Hikmat Allah dan Pengetahuan Allah Efe 3:10-11; Maz 104:24; Ams
3:19; Yer 10:12; Yer 51:15
d. Ketetapan Allah itu pasti akan terjadi/terpenuhi Yes 46:10
e. Ketetapan Allah itu tidak berubah Ayu 23:13-14; Maz 33:11; Yes 46:10; Yak 1:17; Luk 22:22; Kis
2:23
f. Ketetapan itu tanpa syarat/mutlak Kis 2:23; Efe 2:8; 1Pe 1:2
g. Ketetapan Allah itu bersifat universal untuk semua mahluk Efe 2:10; Kis 2:23; Kej 50:20, Ayu 14:5;
Maz 39:4
h. Ketetapan Allah itu kudus Yes 48:11
i. Ketetapan Allah itu bebas Maz 135:6; Efe 1:11; Dan 4:35
j. Ketetapan Allah itu mempunyai tujuan akhir untuk kemuliaan Allah. Bil 14:21; Yes 6:3; Mat 18:7;
Kis 2:23
k. Semua ketetapan Allah yang sehubungan dengan dosa adalah bersifat diijinkan (permisif). Rom 8:28
3. Hubungan ketetapan dan kehendak Allah Allah menetapkan segala sesuatu sesuai dengan kehendak
kedaulatanNya. Kehendak Allah sering dibagi dalam dua kategori:
a. Kehendak yang dinyatakan (yang tidak tersembunyi) Semua perintah-perintah Allah yang ada dan
diberikan Allah dalam Alkitab.
b. Kehendak Allah yang tidak dinyatakan (tersembunyi) Semua kejadian-kejadian detail yang akan
terjadi dan hal-hal lain yang tidak Tuhan nyatakan kepada manusia. Ula 29:29
4. Kesulitan-kesulitan menerima Doktrin Ketetapan Allah
a. Bagaimana dengan kehendak bebas manusia? Apa arti kata "bebas"? Allah tidak pernah
membicarakan tentang kebebasan manusia dalam arti di luar Allah. Tetapi manusia mempunyai
kebebasan dalam memutuskan akan pilihan dan pilihan itu memberikan konsekuensi tanggung jawab
atas apa yang dilakukannya. Kej 50:19, 20; Kis 2:23; 4:27-29.
b. Apakah usaha manusia untuk mendapatkan keselamatan tidak diperhitungkan? Tuhan bekerja melalui
tindakan manusia, jadi bagaimanapun juga manusia harus bertindak, dan tindakan manusia itu adalah
tindakan yang berasal dari kehendak manusia sendiri. Dalam hal keselamatan, manusia tidak tahu
akan keputusan keselamatan bagi dirinya. Fil 2:13; Efe 2:10.
c. Apakah Allah yang menciptakan dosa? Allah mengijinkan dosa terjadi, tetapi Allah tidak melakukan
dosa. Namun demikian keberadaan dosa itupun ada dibawah kuasa kedaulatan Allah. Maz 92:15;
Pengk 7:29; Yak 1:13; 1Yo 1:10.
________________________________________________________________________________
| Tugas Baca |
| Louis Berkhof, Doktrin Allah - (Hal. 179-196) |
| Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika - (Hal. 153-169) |
| R.C. Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen - (Hal. 89-92) |
| Pengakuan Baptis 1689 -(Hal. 10-12) |
| Louis Berkhof, A Summary of Christian Doctrine - (Hal. 42-46) |
| Wyne Grudem, Systematic Theology - (Hal. 332-333) |
|________________________________________________________________________________|
1. Pengertian/Definisi Ketetapan Allah sebelum dunia diciptakan yang mana Ia memilih beberapa orang untuk
diselamatkan dan yang lain dibiarkan untuk binasa.
2. Bukti Alkitab Alkitab membahas 3 macam "pemilihan":
a. Pemilihan terhadap Israel dalam Perjanjian Lama
b. Pemilihan terhadap orang-orang yang melayani dalam PL
c. Pemilihan terhadap orang-orang secara pribadi untuk diselamatkan.
Pemilihan yang akan dibicarakan dalam predestinasi adalah no. c Ayat-ayat Alkitab yang berbicara tentang
"pilihan" Kis 13:48 Rom 8:28-30 Rom 9:11-13 Rom 11:7 Efe 1:12 1Te 1:4-5 2Te 2:13 2Ti 1:9 1Pe 2:9
Pilihan Reprobasi
Allah aktif Manusia aktif
Kesedihan
Sukacita Allah
Allah
Anugerah Allah Keadilan Allah
7. Infra dan Supra-lapsarian Urutan kronologi, apakah pilihan diberikan sesudah atau sebelum kejatuhan.
__________________________________________________________________________________
| Tugas Baca: |
| Louis Berkhof, Doktrin Allah - (Hal. 197-231) |
| DR. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika - (Hal. 119-121) |
| R.C. Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen - (Hal. 215-225) |
| Pengakuan Baptis 1689 -(Hal. 11-12) |
| Louis Berkhof, A Summary of Christian Doctrine - (Hal. 43-45) |
| Wyne Grudem, Systematic Theology - (Hal. 669-696) |
|__________________________________________________________________________________|
Pembimbing ke Dalam Teologia Sistematika -- Bab 3 Doktrin Allah [Indeks 00017]
J. PENCIPTAAN
1. Pengertian/Definisi Orang Kristen percaya akan Doktrin Penciptaan (Teori Kreasi) berdasarkan pada
kesaksian Alkitab (Kej 1). Pengetahuan tentang penciptaan tidak mungkin diperoleh dari pemikiran manusia,
karena manusia sendiri adalah hasil ciptaan itu. Oleh karena itu kalau bukan Allah sendiri yang
menyatakannya (sebagai Pencipta) maka tidak mungkin manusia dapat mengetahuinya.
Definisi: Tindakan bebas Allah dimana Allah menghasilkan dunia dan semua yang ada di dalamnya (baik
materi maupun spiritual), sebagian tanpa bahan dan sebagian dengan bahan yang natur dasarnya tidak cocok
dengan hasil ciptaan. Ia menciptakan untuk tujuan yang baik yaitu sebagai pernyataan akan kemuliaan,
kekuasaan, kebijaksanaan dan kebaikanNya.
Ada beberapa penafsiran yang berbeda sehubungan dengan arti hari dalam penciptaan:
1. 1 hari sama dengan waktu 24 jam Kel 20:11
2. Periode waktu tertentu (waktu geologis yang sangat panjang) Istilah lain yang dipakai: - Hari
jaman oleh evolusi theistik Allah menciptakan alam fisik dan kehidupan di atasnya lalu
menuntun proses evolusi yang panjang. - Evolusi Ambang Allah memasuki proses evolusi
pada saat-saat penting tertentu untuk menciptakan sesuatu yang baru - bertahap.
3. Allah menyatakan tentang penciptaan kepada Musa dalam waktu 6 hari.
4. Allah telah menjadikan Adam dewasa pada waktu diciptakan, jadi mungkin bumi juga sudah
berumur pada waktu diciptakan.
Tindakan Penciptaan yang dijadikan tanpa bahan Istilah yang dipakai ex-nihilo (Latin), artinya "dari yang
tidak ada", memang tidak ada dalam Alkitab, tetapi prinsip dan gagasannya jelas diajarkan oleh Alkitab. Kej 1:1;
Maz 33:6, 9; Yoh 1:3; Ibr 11:3; Kis 17:24, 25; Kol 1:16 Wah 4:11; Kis 4:24; 14:15; Rom 4:17; Wah 10:6
Ada 3 perbedaan arti kata kerja "mencipta" dalam bahasa Ibrani "bara" mencipta, dipakai hanya oleh
Allah "asah" membuat "yatsar" membentuk
Tindakan yang membuat ciptaan dan Allah (Pencipta) mempunyai hubungan yang istimewa. Efe 4:6; Ibr
11:3
Gambar:
Tujuan akhir penciptaan adalah untuk menyaksikan kebesaran dan kemuliaan Allah. Tercakup di dalamnya
adalah kebahagiaan manusia. Yes 43:7; Wah 4:11; Yer 10:12; Maz 19:1-2
__________________________________________________________________________________
| Tugas Baca: |
| Louis Berkhof, Doktrin Allah - (Hal. 233-310) |
| Pdt. DR. Stephen Tong, Peta dan Teladan Allah |
| DR. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika - (Hal. 121-126) |
| Bruce Milne, Mengenali Kebenaran - (Hal. 122-123) |
| Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika - (Hal. 171-182) |
| R.C. Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen - (Hal. 75-79) |
| Pengakuan Baptis 1689 - (Hal. 12-13) |
| Dieter Becker, D.Th., Pedoman Dogmatika - (Hal. 70-83) |
| Louis Berkhof, A Summary of Christian Doctrine - (Hal. 47-54) |
| Wyne Grudem, Systematic Theology - (Hal. 262-310) |
|__________________________________________________________________________________|
Contoh: Kejadian dalam alam, dalam sejarah, peristiwa kehidupan, dan hidup manusia
Pemerintahan Allah memerintah atas segala sesuatu yang terjadi di dunia supaya segala sesuatu yang terjadi
itu sesuai dengan maksud dan tujuan kehendak Allah. Maz 103:19; Dan 4:34, 35; Ams 16:33
Kesalahan konsep tentang providensia Allah
Providensia Allah terbatas hanya pada pengetahuan awal.
Konsep deistik.
Konsep panteistik.
Konsep kerjasama antara Allah dan manusia.
__________________________________________________________________________________
| Tugas Baca: |
| Louis Berkhof, Doktrin Allah (Hal. 311-338) |
| DR. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika (Hal. 135-138) |
| Bruce Milne, Mengenali Kebenaran (Hal. 115-118, 123-125) |
| Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika, (Hal. 183-199) |
| R.C. Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen (Hal. 81-87) |
| Pengakuan Baptis 1689 (Hal. 13-15) |
| Dieter Becker, D.Th., Pedoman Dogmatika (Hal. 80-81) |
| Louis Berkhof, A Summary of Christian Doctrine (Hal. 55-59) |
| Wyne Grudem, Systematic Theology (Hal. 315-352) |
|__________________________________________________________________________________|
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Laporan Masalah/Saran | Disclaimer | Hak Cipta © 2005-2015 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) | E-mail:
webmaster sabda.org
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati