MAKALAH KEHAMILAN
Dosen Pengampu :
Oleh :
UTARI WIJAYANTI
RINTI PADRIANI
YANDI ASITO
DASRIANTO
GUSNALIA
PEKANBARU
2022
KEHAMILAN
1. Oogonia
4. Liquor folliculi
5. Pematangan kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum
Menurut umur wanita, jumlah oogonium adalah:
a. Bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala: berbentuk lonjong agak gepeng
seperti inti (nukleus): leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan
ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor
kira-kira 10 kali bagian kepala.
c. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ovum adalah 4 sampai 6 jam.
Sperma akan tetap hidup dalam sistem reproduksi wanita selama 2 sampai 3 hari.
Kebanyakan sperma akan hilang di vagina, di dalam lendir serviks, di endometrium,
sperma memasuki saluran yang tidak memiliki ovum. Sewaktu sperma berjalan
melalui tuba uterina, enzim-enzim yang dihasilkan di sana akan membantu kapasitasi
sperma. Kapasitasi ialah perubahan fisiologi yang membuat lapisan pelindung lepas
dari kepala sperma. sehingga terbentuk lubang kecil di akrosom, yang memungkinkan
enzim (seperti hialuronidase) keluar. Enzim-enzim ini dibutuhkan agar sperma dapat
menembus lapisan pelindung ovum fertilisasi.
5. Spermatozoon
Gambar spermatogenesis
Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani/sperma dengan sel telur
di tuba falopii.
Konsepsi: Konsepsi merupakan suatu penyatuan satu telur dan sperma untuk
menentukan awalnya kehamilan. Tetapi kejadian ini tidak terjadi hanya dengan
sendirinya. Rangkaian kejadian sebenarnya terjadi didalamnya termasuk pembentukan
gamet ( telur dan sperma ), ovulasi ( lepasnya telur ), penyatuan gamet dan implantasi
embrio pada uterus. Hanya setelah seluruh kejadian ini berhasil maka proses
perkembangan embrio dan fetal dimulai.
1) Proses Fertilisasi
a. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam
tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontaksi
miometrium dan dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama.
b. Ovum yang dikeluarkan oleh ovarium, ditangkap oleh fimbrae dengan umbai
pada ujung proksimalnya dan dibawa ke dalam tuba falopii. Ovum yang
dikelilingi oleh perivitelina, diselubungi oleh bahan opak setebal 5–10 µm,
yang disebut zona pelusida. Sekali ovum sudah dikeluarkan, folikel akan
mengempis dan berubah menjadi kuning, membentuk korpus luteum.
Sekarang ovum siap dibuahi apabila sperma mencapainya.
c. Hanya satu sperma yang memiliki kemampuan untuk membuahi, karena
sperma tersebut memiliki konsentrasi DNA yang tinggi di nukleusnya, dan
kaputnya lebih mudah menembus karena diduga dapat melepaskan
hialuronidase. Sekali sebuah spermatozoa menyentuh zona pelusida, terjadi
perlekatan yang kuat dan penembusan yang sangat cepat. Setelah itu terjadi
reaksi khusus di zona pelusida (zone reaction) yang bertujuan mencegah
terjadinya penembusan lagi oleh sperma lainnya. Dengan demikian, sangat
jarang sekali terjadi penembusan zona oleh lebih dari satu sperma.
Gambar : FERTILISASI
Keterangan :
a) 1.Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari
ayah dan dari ibu menjadi suatu bakal baru dengan jumlah kromosom diploid.
b) 2.Penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y
yang dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.
c) 3.Permulaan pembelahan dan stadium – stadium pembentukan dan perkembangan
embrio (embriogenesis
b. PEMBELAHAN
Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali. Sel–sel yang
dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya yang disebut
blastomer.
Sesudah 3 – 4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16 sel, disebut stadium
morula (kira – kira pada hari ke 3 sampai ke 4 pasca fertilisasi).
Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel – sel di sebelah dalam, yang akan
tumbuh menjadi jaringan – jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di
sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblast sampai plasenta).
Kira – kira pada hari ke 5 sampai ke 6, di rongga sela – sela inner cell mass merembes cairan
menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu
dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner cell mass
tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan lapisan sel luar.
Pada stadium ini disebut embrioblas dan outer cell mass disebut trofoblas.
MORULA 16 SEL
c. IMPLANTASI
Di bawah ini terdapat gambar proses perkembangan dan perjalanan ovum dari ovarium
sampai kavum uteri
Keterangan :
C : Terbentuk pro-nuklei
E : Stadium 2 sel
F : Stadium 4 sel
G : Stadium 8 sel
H : Morula
Zygot mengalami proses pembelahan mitosis beberapa kali, sampai terbentuk 16 sel yang
akan menjadi morula pada hari ke 3 – 4 setelah fertilisasi dan berlanjut terus sampai
terbentuk trofoblast. Kira – kira pada hari ke 5 sampai ke 6, terjadi implantasi zigot dalam
cavum uteri
3. Perkembangan Janin
Pertumbuhan dan perkembangan janinyaitu:
a) Minggu ke-1 Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel
pada hari ke-11 (Sulistyawati,2009)
b) Panjang janin kira-kira 7,5-10 mm (Manuaba,2010). Terjadi pembentukan
hidung,dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari telah berbentuk, namun masih
tergenggam. Jantung telah terbentuk penuh (Saifuddin,2010). Telinga mulai terbentuk
(Varney,2007).
c) Ukuran janin kira-kira 2,5cm (Manuaba,2010). Mata tampak pada muka, juga terdapat
pembentukan alis dan lidah. Bentuk mirip manusia dimulai pembentukan genetalia
eksterna dan tulang. Sirkulasi melalui tali pusat dimulai (Saifuddin,2010).
d) Minggu ke 8-10 Perkembangan janin menurut (Romauli, 2011:60-63) yaitu:
1) Kepala mempunyai ukuran kira-kira sama dengan tubuh.
2) Leher lebih panjang sehingga dagu tidak menyentuh tubuh.
3) Pusat-pusat penulungan/osifikasi muncul pada tulang rawan/ kartilago.
4) Terbentuk kelopak mata, tetapi tetap menutup sampai minggu ke-25 usus mengalami
penonjolan/herniasi kedalam funiculus umbilicus karena tidak tersedia cukup ruang
didalam perut.
5) Insersi funiculus umbilicalis,sangat rendah pada abdomen. Apabila perut ibu diraba
terlalu keras maka fetus akan bergerak menjauh.
d) Minggu ke 12 Perkembangan janin:
1) Panjang tubuh kira-kira 9 cm dan berat 14 gram
2) Sirkulasi fetal telah berfungsi .
3) Terdapat refleks menghisap dan menelan.
4) Genetalia eksterna telah tampak dan dapat ditetapkan jenis kelaminnya.
e) Minggu ke 12-16 cm Perkembangan janin:
1) Panjang badan kira-kira 16cm.
2) Minggu ke-16 dengan berat 100 gram.
3) Kulit sangat tembus pandang/ transparan sehingga vasa darah dapat terlihat.
4) Deposit (timbunan) lemak subkutan terjadi menjelang minggu ke-16.
5) Rambut mulai tumbuh pada kepala dan lanugo (bulu halus)
6) Tungkai lebih panjang daripada lengan.
f) Minggu 16-20
1) Kecepatan pertumbuhan mulai berkurang
2) Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh panjang badan.
3) Gambaran wajah telah nyata, dengan telinga yang terletak pada tempatnya yang
normal.
4) Kelopak mata, alis mata dan kuku telah tumbuh secara sempurna
5) Tungkai mempunyai proporsi relative yang baik terhadap tubuh
6) Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar-x ( sinar-x tidak dipergunakan untuk
keperluan diagnosis)
7) Kelenjar minyak telah aktif dan vernik caseosa (zat seperti salep) akan melapisi
tubuh fetus/janin
8) Gerakan fetus dapat dirasakan oleh ibu setelah minggu ke-18
9) Jantung fetus dapat di dengar dengan stetoskop setelah minggu ke-20
10) Traktur renalis mulai berfungsi, dan banyak 7-17 ml urine dikeluarkan setiap 24
jam.
g) Minggu ke 20-24
1) Kulit sangat berkeriput karena terdapat sedikit lemak subkutan
2) Lanugo lebih menjadi lebih gelap dan verniks caseosa meningkat.
3) Dari minggu ke-24 dan seterusnya, fetus akan menyepak dalam merespon
rangsangan (stimulus) misalnya bising yang keras dari luar.
4) Bayi tampak tenang apabila ibu mendengarkan musik yang tenang dan merdu.
5) Semua organ telah tumbuh
6) Pemberian sakarin (gula) dalam cairan ketuban memperlihatkan adanya kecepatan
menelan dua kali lebih besar.
h) Minggu ke 24-28
1) Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang dengan baik
2) Rambut menutupi kepala
3) Lebih banyak deposit lemak subkutan yang menyebabkan kerutan kulit berkurang.
4) Testis mengalami penurunan dari abdomen ke dalam skrotum pada minggu ke-28
5) Fetus lahir pada akhir masa ini mempunyai angka kematian atau mortalitas yang
tinggi karena gangguan pernapasan atau respirasi.
j)Minggu ke 28-32
1) Lanugo mulai berkurang
2) Tubuh mulai lebih membulat karena lemak disimpan disana.
3) Testis terus turun
k) Minggu 32-36
1) Lanugo sebagian besar telah terlepas/ rontok tetapi kulit masih tertutup
vernixcaseosa
2) Testis fetus laki-laki terdapat dalam skrotum pada minggu ke-36
3) Ovarium perempuan masih berada di sekitar cavitas pelvic
4) kuku jari tangan dan kaki mencapai ujung jari
5) Umbilicus sekarang terletak lebih di pusat abdomen
l) Minggu ke 36-40
1) penulangan/osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan ini
merupakan keuntungan dan memudahkan lewatnya fetus melalui jalan lahir.
2) Gerakan pernafasan fetus dapat diidentifikasi pada pemindaian ultrasound.
Terdapat cukup jaringanlemak subkutan, dan berat badan hampir 1kg pada minggu
tersebut.
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI KEHAMILAN
1) Perubahan pada sistem reproduksi
a) Vagina dan Vulva Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi
peningkatan vaskularisasi dan hyperemia pada vagina dan vulva. Peningkatan
vaskularisasi menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang disebut dengan tanda
Chadwick (Kumalasari, 2015:3)
b)Serviks Uteri Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (Soft) yang disebut
dengan tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak
cairan mucus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warna
menjadi livid yang disebut dengan tanda Chadwick (Mochtar, 1998:35 dalam Dewi
dkk, 2011:91)
(1) Uterus
(a) Ukuran Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20 cm
dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. hal ini memungkinkan bagi adekuatnya
akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat
hipertropi dan hiperplasi otot rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi
higroskopik, dan endometrium menjadi desidua. Jika penambahan ukura TFU
per tiga jari, dapat dicermati dalam table berikut ini (Sulistyawati, 2010:59).
Penyebab pembesaran uterus adalah peningkatan vaskularisasi dan dilatasi
pembuluh darah, hiperplasia dan hipertrofi, perkembangan desidua
(Kumalasari, 2015:4)
(b) Berat Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada
akhir bulan (Sulistyawati, 2010:60). 1. Posisi rahim dalam kehamilan a. Pada
permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi b. Pada 4 bulan
kehamilan, Rahim tetap berada dalam rongga pelvis c. Setelah itu, mulai
memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas
hati d. Pada ibu hamil, Rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga abdomen
kanan atau kiri (Sulistyawati, 2010:60).
(2) Ovarium Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih
terdapat korpus luteum graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm. Setelah
plasenta terbentuk korpus luteum graviditatum mengecil dan korpus luteum
mengeluarkan hormone estrogen dan progesteron (Kumalasari, 2015:5)
2) Perubahan Kardiovaskuler atau Hemodinamik
Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat sekitar 10 sampai 15
denyut per menit pada kehamilan. Oleh karena diagfragma makin naik selama kehamilan
jantung digeser ke kiri dan ke atas. Sementara itu, pada waktu yang sama organ ini agak
berputar pada sumbu panjangnya. Keadaan ini mengakibatkan apeks jantung digerakkan
agak lateral dari posisinya pada keadaan tidak hamil normal dan membesarnya ukuran
bayangan jantung yang ditemukan pada radiograf (Dewi dkk, 2011:93)
3) Perubahan pada sistem Pernafasan
Timbulnya keluhan sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan karena uterus yang
tertekan kea rah diagfragma akibat pembesaran rahim.Volume tidal (volume udara yang
diinspirasi/diekspirasi setiap kali bernafas normal) meningkat. Hal ini dikarenakan
pernafasan cepat dan perubahan bentuk rongga toraks sehingga O2 dalam darah
meningkat (Kumalasari, 2015:5)
4) Perubahan Pada Ginjal
Selama Kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya
meningkat sampai 30-50% atau lebih, yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24
minggu sampai sesaat sebelum persalinan. (Pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang
akibat penekanan rahim yang membesar.) Terjadi miksi (berkemih) sering pada awal
kehamilan karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan
menghilang pada Trimester III kehamilan dan di akhir kehamilan gangguan ini muncul
kembali karena turunnya kepala janin ke rongga panggul yang menekan kandung kemih
(Kumalasari, 2015:5)
5) Perubahan Sistem Endokrin Pada ovarium dan plasenta, korpus luteum mulai
menghasilkan estrogen dan progesterone dan setelah plasenta terbentuk menjadi
sumber utama kedua hormone tersebut. Kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar
tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar
(palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati. Kelenjar paratiroid
ukurannya meningkat karena kebutuhan kalsium janin meningkat sekitar minggu ke 15-
35. Pada pankreas sel-selnya tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk
memenuhi kebutuhan yang meningkat (Kumalasari, 2015:5-6)
6) Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone, dan elastin dalam kehamilan
menyebabkan kelemahan jaringan ikat serta ketidakseimbangan persendian. Pada
kehamilan trimester II dan III Hormon progesterone dan hormon relaksasi jaringan ikat
dan otot-otot. Hal ini terjadi maskimal pada satu minggu terakhir kehamilan. Postur
tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam
abdomen sehingga untuk mengompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke
belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat
menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita (Dewi dkk, 2011:103).
7) Perubahan Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah rektum
dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit (Konstipasi). Wanita hamil sering
mengalami Hearthburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi
karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan arena relaksasi sfingter di
kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke
kerongkongan (Kumalasari, 2015:7)
8) Perubahan Sistem Integumen
Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yang dipengaruhi hormone Melanophore Stimulating
Hormone di Lobus Hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. (Kamariyah dkk,
2014:34). Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, maka terjadi peningkatan
pigmentasi selama kehamilan. Ketika terjadi pada kulit muka dikenal sebagai cloasma.
Linea Alba adalah garis putih tipis yang membentang dari simfisis pubis sampai umbilikus,
dapat menjadi gelap yang biasa disebut Line Nigra (Dewi dkk, 2011:99). Pada primigravida
panjang linea nigra mulai terlihat pada bulan ketiga dan terus memanjang seiring dengan
meningginya fundus. Pada Muligravida keseluruhan garis munculnya sebelum bulan
ketiga (Kamariyah dkk, 2014:34). Striae Gravidarum yaitu renggangan yang dibentuk
akibat serabut-serabut elastic dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Hal ini
mengakibatkan pruritus atau rasa gatal (Kumalasari, 2015:6). Kulit perut mengalami
perenggangan sehingga tampak retak-retak, warna agak hyperemia dan kebiruan disebut
striae lividae (timbul karena hormone yang berlebihan dan ada
pembesaran/perenggangan pada jaringan menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di
bawah kulit menjadi biru). Tanda regangan timbul pada 50% sampai 90% wanita selama
pertengahan kedua kehamilan setelah partus berubah menjadi putih disebut striae
albikans (biasanya terdapat pada payudara, perut, dan paha) (Kamariyah dkk, 2014:34)
8) Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang :
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah
a) Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup
pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan.
b) Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, plasenta previa,
pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar / macet, perdarahan setelah bayi
lahir, BBLR.
11) Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa macamnya, ada keluhan / tidak,
setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa.
b) Eliminasi
Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh sering kencing, hal ini
dipengaruhi oleh uterus yang semakin membesar secara fisiologis dan pada
akhir kehamilan biasanya ibu juga mengeluh sering kencing karena kandung
kemih tertekan oleh kepala janin. Perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas
usus halus dan usus besar sehingga mengakibatkan obstipasi. Sembelit dapat
terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil,
tekanan kepala janin terhadap usus besar dan rektum.
c) Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk wanita hamil, juga
dianjurkan untuk tidur siang (Christina, 2000:168).
Jadwal istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan baik karena istirahat dan
tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk
kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin (Manuaba, 2000:140).
d) Aktivitas
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak melelahkan dan
tidak mengganggu kehamilan. Misalnya: pekerjaan rumah tangga yang ringan,
masak, menyapu, tetapi jangan menimba, mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas
misal guru, pegawai kantor boleh diteruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat
mengganggu kehamilan lebih baik dihindarkan misalnya pekerjaan di pabrik
rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat yang dapat mengganggu janin dalam
kandungannya (Christina, 2000:163).
e) Personal Higiene
(1) Rambut harus sering dicuci.
(2) Gigi betul-betul harus mendapat perawatan untuk mencegah caries.
(3) Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan kehamilan dan nifas,
sebagai persiapan untuk produksi makanan bayi oleh karena itu bila kurang
kebersihannya bisa menyebabkan infeksi.
(4) Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih. Setelah BAK/BAB
harus selalu dikeringkan, cara cebok yang dari depan ke belakang.
(5) Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah kuku bisa tersembunyi
kuman penyakit.
(6) Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari. Mandi tidak hanya
membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan, karena pembuluh darah
terangsang dan badan terasa nyaman.
(7) Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang bersih, kalau dapat pagi
dan sore, lebih-lebih pakaian dalam seperti BH dan celana dalam. (Christina,
2000:159-160)
13) Riwayat Psikososial dan Budaya
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap kehamilannya serta bagaiamana
tanggapan suami dan keluarga tentang kehamialn. Budaya ditanyakan untuk
mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan keluarga berhubungan
dengan kepercayaan pada takhayul, kebiasaan berobat dan semua yang
berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.
- Kesadaran : Composmentis/apatis/samnolen.
- Tinggi badan : Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan
kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit
- Berat badan sebelum hamil :Mengetahui perubahan berat badan
sebelum hamil dan saat hamil adakah penambahan berat badan atau
penurunan berat badan.
- Berat badan sekarang :Selama kehamilan TM II dan III
pertambahan berat badan ± 0,5kg perminggu. Hinggaakhir kehamilan
pertambahan BB yang normal sekitar 9-13,5 kg
- Lingkar lengan atas : Normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan
indikator kuat untuk status gizi ibu yangkurang baik / buruk, sehingga beresiko
untuk melahirkan BBLR
- Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur
2) Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka ataulesi
2) Rambut : warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok dan
distribusi merata
3) Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan
tidak pucat
4) Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus
5) Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada stomatitis, gigi
tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
6) Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kalenjar limfe dan tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
b. Payudara
1) Inspeksi :bentuk melingkar, simetris, hiperpig-mentasi pada areola,
puting susu menonjol, tidak ada retraksi atau dimpling
2) Palpasi : tidak ada masa/ benjolan,tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, colostrum (-).
3) Abdomen
a) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi ,terdapat linea nigradan
pembesaran uterus sesuai dengan umur kehamilan.
b) Palpasi
Leopold I :
(1) Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha
(2) Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka klien
(3) Rahim dibawah ke tengah
(4) Tinggi fundus uteri ditentukan
(5) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah lunak,
kurang bundar dan kurang melenting, pada letak lintang fundus uteri
kosong.
Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau bokong dengan
satu tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV :
(1) Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si penderita.
(2) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
(3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan
(a) Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar kepala
sudah melewati pintu atas panggul)
(b) Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran terbesar kepala
belum melewati pintu atas panggul). Leopold IV untuk menentukan
bagian yang terendah danberapa masuknya bagian yang bawah ke dalam
ronggapanggul.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh efek dari
perubahan hormone
b. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan Penekanan kandung kemih karena
pembesaran uterus.
c. Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan berhubungan dengan Kurangnya
informasi.
d. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mempertahankan kenyamanan
e. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh darah abdomen
yang mengalirkan O2
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh efek dari
perubahan hormone
Tujuan : Ketidaknyamanan berkurang/ hilang
Kriteria Hasil :
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji faktor pencetus perasaan tidak 1. Menentukan intervensi selanjutnya
nyaman yang dirasakan klien
4. Ajarkan klien /ibu untuk meminimalkan 4. posisi tubuh, porsi makan, dan
ketidaknyamanan saat berada dirumah aktivitas berlebih adalah faktor
dengan mengatur posisi tubuh, penyebab munculnya
porsi makan (6 x dengan porsi sedikit), ketidaknyamanan saat hamil
dan aktivitas
Kolaborasi
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kenaikan berat badan 1. Mendeteksi penambahan BB
berlebih dan retensi cairan yang
tidak terlihat
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tingkat pendidikan ibu 1. Mengetahui tingkat pendidikan
ibu dapat memudahkan d. G
memberikan penjelsan tentang a
perawatan kehamilan
n
2. berikan penjelasan tentang 2. mencegah tingkat kekhawatiran g
perubahan-perubahan biologis dan pada ibu selama kehamilan
psikologis normal pada ibu hamil g
u
3. berikan imunisasi TT 0,5 ml IM 3. melindungi bayi pada saat lahir
dari tempat yang tidak bersih a
dan mencegah bakteri n
menyerang bayi baru lahir
INTERVENSI RASIONAL
1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan 1. Membantu mengidentifikasi
tidur normal berkenaan dengan kebutuhan pola tidur
kehamilan
2. Evaluasi tingkat kelelahan, 2. Meringankan rasa lelah
anjurkan klien untuk istirahat 1-2
jam pada siang hari dan 8 jam pada
malam hari
e. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh darah abdomen yang
mengalirkan O2
Tujuan : Pola nafas kembali normal
Kriteria Hasil :
1) Klien mengatakan sesak nafas berkurang
2) Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji status, pola, frekuensi 1. Menentukan luas atau beratnya
pernafasan masalah
Kolaborasi
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
5. EVALUASI KEPERAWATAN
a. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan diri yang tepat
b. Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan
c. Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah
d. Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan evaluasi/intervensi medis
e. Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan edema pada daerah wajah dan
ekstremitas
f. Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan
g. Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan
h. Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan
i. Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur
j. Klien mendaptkan istirahat yang maksimal
k. Klien mengatakan sesak nafas berkurang
l. Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan
DAFTAR PUSTAKA
Riyadi, Sujono, Biologi Reproduksi, (Yogyakarta: STIKES Yogyakarta, 2012), hlm. 111-116