(COVID 19)
DOSEN PEMBIMBING :
ANGGOTA KELOMPOK
Puji syukur sentiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan
rahmat-Nya kepada, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan
Komunitas yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT MENULAR (COVID
19)”
Makalah ini telah kami susun secara maksimal. Dalam proses pembuatan makalah ini
kami mendapatkan kerjasama yang baik antar sesama anggota sehingga kami dapat membuat
makalah ini dengan lancar. Namun terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari susunan kalimat maupun
penggunaan tata bahasanya. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami dalam membuat makalah yang baik dan benar.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Harapan kami ialah agar makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita semua,baik untuk yang membaca dan kami
yang telah menyusun makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran untuk makalah ini.
Kelompok 1
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan ....................................................................................................
1.2.1 Tujuan Umum ..................................................................................................
1.2.2 Tujuan Khusus ..................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Covid-19...........................................................................................
2.1.1 Definisi Covid-19 ................................................................................................
2.1.2 Cara penyebaran Covid-19 ................................................................................
2.1.3 Tanda dan Gejala Covid-19 ...............................................................................
2.1.4 Penanganan Covid-19 ........................................................................................
2.15 Komplikasi Virus Corona ...................................................................................
2.2 Strategi Promosi Kesehatan Covid-19 ....................................................................
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian ...............................................................................................................
3.1.1 Pengkajian Inti ...................................................................................................
3.2 Analisa Data ............................................................................................................
3.3 Diagnosa Keperawatan ...........................................................................................
3.4 Intervensi Keperawatan .........................................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh tipe baru coronavirus
dengan gejala umum demam, kelelahan, batuk, kejang dan diare (WHO, 2020). Pada
Desember 2019, sejumlah pasien dengan pneumonia misterius dilaporkan untuk pertama
kalinya di Wuhan, Cina (Phelan, Katz & Gostin, 2020). Virus ini telah dinamai sindrom
pernapasan akut parah coronavirus (SARS-CoV-2) dan dapat bergerak cepat dari manusia ke
manusia melalui kontak langsung (Li et al., 2020; Rothe et al., 2020).
Penyebaran terjadi secara cepat dan membuat ancaman pandemi baru. Pada tanggal
10 Januari 2020, etiologi penyakit ini diketahui pasti yaitu termasuk dalam virus ribonucleid
acid (RNA) yaitu corona jenis baru, betacorona virus dan satu kelompok dengan virus corona
penyebab severe acute respiratory syndrome (SARS) dan middle east respiratory syndrome
(MERS CoV) (Handayani, 2020). Melihat risiko penyebaran ke Indonesia terkait dengan
mobilitas penduduk maka diperlukan upaya penanggulangan terhadap penyakit ini.
Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, berdasarkan data WHO pada tanggal 25
Maret 2021 jumlah pasien yang terkonfirmasi positif di 222 negara sejumlah 124,5 juta
orang, meninggal sebanyak 2.739.341 orang dengan Case Fatality Rate (CFR) mencapai
2,2%. Data tersebut terus mengalami kenaikan karena peningkatan kasus di berbagai negara.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Keperawatan Komunitas yaitu “ Asuhan keperawatan Komunitas Dengan Masalah Penyakit
Menular” Selain itu, dapat memberi pengetahuan kepada mahasiswa mengenai bagaimana
tindakan yang diberikan untuk pasien dengan masalah tersebut.
LANDASAN TEORI
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam
kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus
penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari
kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan
SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
Berbicara dengan suara keras melepaskan lebih banyak tetesan dari pada pembicaraan
normal. Sebuah penelitian di Singapura menemukan bahwa batuk yang tidak tertutup dapat
menyebabkan tetesan mencapai 4,5 meter (15 kaki). Sebuah artikel yang diterbitkan pada
bulan Maret 2020 berpendapat bahwa saran tentang jarak tetesan mungkin didasarkan pada
penelitian tahun 1930-an yang mengabaikan efek dari udara yang dihembuskan lembab yang
hangat di sekitar tetesan dan bahwa batuk atau bersin yang tidak terbuka dapat berjalan
hingga 8,2 meter (27 kaki) .
Setelah tetesan jatuh ke lantai atau permukaan, mereka masih dapat menginfeksi
orang lain, jika mereka menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian mata,
hidung atau mulut mereka dengan tangan yang tidak dicuci. Pada permukaan, jumlah virus
aktif berkurang dari waktu ke waktu hingga tidak lagi menyebabkan infeksi. Namun, secara
eksperimental, virus dapat bertahan di berbagai permukaan selama beberapa waktu,
(misalnya tembaga atau kardus selama beberapa jam, dan plastik atau baja selama beberapa
hari). Permukaan mudah didekontaminasi dengan desinfektan rumah tangga yang
membunuh virus di luar tubuh manusia atau di tangan. Khususnya, bagaimanapun
desinfektan atau pemutih tidak boleh ditelan atau disuntikkan sebagai tindakan perawatan
atau pencegahan, karena ini berbahaya atau berpotensi fatal. Dahak dan air liur membawa
sejumlah besar virus. Beberapa prosedur medis dapat menyebabkan virus ditransmisikan
lebih mudah dari biasanya untuk tetesan kecil seperti itu, yang dikenal sebagai transmisi
udara .
Virus ini paling menular selama tiga hari pertama setelah timbulnya gejala, meskipun
penyebaran diketahui terjadi hingga dua hari sebelum gejala muncul (penularan secara
asimptomatik) dan pada tahap selanjutnya dari penyakit. Beberapa orang telah terinfeksi dan
pulih tanpa menunjukkan gejala, tetapi ketidakpastian tetap dalam hal penularan tanpa gejala.
Meskipun COVID-19 bukan infeksi menular seksual , dicium, hubungan intim, dan rute oral
feses diduga menularkan virus.
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat
hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami
demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala
tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Secara umum, ada 3 gejala
umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah penderita terpapar virus Corona.
Demam adalah gejala yang paling umum, meskipun beberapa orang yang lebih tua dan
mereka yang memiliki masalah kesehatan lainnya mengalami demam di kemudian hari.
Dalam satu penelitian, 44% orang mengalami demam ketika mereka datang ke rumah sakit,
sementara 89% mengalami demam di beberapa titik selama dirawat di rumah sakit.
Gejala umum lainnya termasuk batuk , kehilangan nafsu makan , kelelahan , sesak
napas , produksi dahak , dan nyeri otot dan sendi . Gejala seperti mual , muntah , dan diare
telah diamati dalam berbagai persentase. Gejala yang kurang umum termasuk bersin, pilek,
atau sakit tenggorokan. Beberapa kasus di China awalnya hanya disertai sesak dada dan
jantung berdebar .
Penurunan indra penciuman atau gangguan dalam rasa dapat terjadi. Kehilangan bau
adalah gejala yang muncul pada 30% kasus yang dikonfirmasi di Korea Selatan. Seperti yang
umum dengan infeksi, ada penundaan antara saat seseorang pertama kali terinfeksi dan saat ia
mengalami gejala. Ini disebut masa inkubasi . Masa inkubasi COVID-19 biasanya lima
sampai enam hari tetapi dapat berkisar dari dua hingga 14 hari, meskipun 97,5% orang yang
mengalami gejala akan melakukannya dalam 11,5 hari infeksi.
Sebagian kecil kasus tidak mengembangkan gejala yang terlihat pada titik waktu
tertentu. Pembawa tanpa gejala ini cenderung tidak diuji, dan perannya dalam transmisi
belum sepenuhnya diketahui. Namun, bukti awal menunjukkan bahwa mereka dapat
berkontribusi pada penyebaran penyakit. Pada bulan Maret 2020, Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan bahwa 20% dari kasus yang dikonfirmasi
tetap tanpa gejala selama tinggal di rumah sakit.
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah
yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus,
yaitu:
a. Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan
karatina di rumah sakit rujukan
b. Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi
penderita
c. Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan
istirahat yang cukup
d. Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk
menjaga kadar cairan tubuh
Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi
berikut ini:
Pada beberapa orang, penyakit ini dapat berkembang menjadi pneumonia , kegagalan
multi-organ , dan kematian . Manifestasi neurologis termasuk kejang , stroke , ensefalitis ,
dan sindrom Guillain-Barré . Komplikasi yang berhubungan dengan kardiovaskular mungkin
termasuk gagal jantung , aktivitas listrik yang tidak teratur , pembekuan darah , dan
peradangan jantung .
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-
19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor
yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
a. Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang
lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
b. Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk
saat pergi berbelanja bahan makanan.
c. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar
rumah atau di tempat umum.
d. Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
e. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
f. Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif
terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau
pilek.
g. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang
tisu ke tempat sampah.
h. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang
dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang
bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:
a. Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk
sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar
mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
b. Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
c. Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu
pihak rumah sakit untuk menjemput.
d. Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai
Anda benar-benar sembuh.
e. Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang
sedang sakit.
f. Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain.
g. Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau
sedang bersama orang lain.
h. Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu
segera buang tisu ke tempat sampah.
Orang yang terinfeksi virus corona dapat saja tidak bergejala. Oleh karena itu upaya
menjaga diri sendiri agar tidak tertular adalah yang paling tepat. Penerapan perilaku hidup
bersih dan sehat menjadi salah satu cara penting untuk mengurangi penyebaran virus corona
Pemerintah berupaya menghimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan, melalui:
Mengurangi Risiko dengan mencuci dengan sabun dan air yang mengalir, kurangi Kontak
Langsung (Physical Distancing), dan menjaga Kesehatan Fisik dan Mental (Direktorat
Rehabilitasi Sosial Anak-Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial, 2020)
Upaya pencegahan terhadap penyakit yang paling utama dan merupakan upaya
pencegahan primer adalah berbagai kegiatan manusia dan perilaku manusia yang harus
dilakukan oleh keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil yang dikenal sebagai Program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sehingga penting melaksanakan pengkajian
berkaitan dengan sikap serta perilaku PHBS masyarakat dengan pendekatan asuhan
keperawatan komunitas.
Pelaksanaan keperawatan komunitas menjadi penting sebagai upaya mendukung
pelayanan kesehatan yang bersifat preventif dan promotif. Pelaksanaan asuhan keperawatan
komunitas terdiri dari: menetapkan prioritas, menetapkan sasaran, menetapkan tujuan, dan
menetapkan rencana. Dalam peningkatan Perencanaan asuhan keperawatan komunitas dapat
dilakukan melalui kegiatan:
Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut
berperan dan berpartisipasi dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan komunitas
dengan menerapakan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas. Upaya perbaikan dan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif. Kegiatan
dilaksanakan dengan pemberian Asuhan Keperawatan Komunitas berupa proses pengkajian,
analisa data hasil pengkajian, perencanaan intervensi, implementasi dan evaluasi. Tahapan
asuhan keperawatan terdiri dari kegiatan survei, ceramah, diskusi, demonstrasi. Kegiatan
dilaksanakan dalam bentuk:
PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian
1) Gambaran Demografis
Di Kelurahan Aur Kuning telah berkembang dengan baik lembaga dan kelompok-
kelompok kemasyarakatan. Di bidang pendidikan terdapat TK, SD, dan SMP untuk
menjunjung pendidikan formal masyarakat Aur Kuning. Sementara beberapa kelompok-
kelompok masyarakat yang berkembang aktif saat ini antara lain adalah LPM dan PKK,
Bundo Kanduang, Majelis Taklim, dan ikatan-ikatan pemuda, keberadaan lembaga dan
kelompok masyarakat ini sangat penting artinya dan memberi manfaat partisipasi yang besar
dalam pembangunan di Kelurahan Aur Kuning.
2) Etnis
Dari hasil pengkajian didapatkan etnis yang ada di wilayah Kelurahan Aur Kuning
yaitu terdiri dari suku minang.
3) Keyakinan
Sebagian masyarakat di Kelurahan Aur Kuning meyakini bahwa pandemi ini terjadi
merupakan takdir Allah dan juga diturunkan sebagai cobaan untuk manusia.
4) Lingkungan
Kelurahan Aur Kuning merupakan salah satu Kelurahan diantara 8 kelurahan yang
ada di Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh. Kelurahan Aur Kuning memiliki luas wilayah
sebesar 93 Ha, dengan jumlah penduduk 6.646 jiwa yang tersebar pada 1.817 kepala
keluarga. Sebagian besar lahan Kelurahan Aur Kuning digunakan untuk rumah dan
perkarangan (sebesar 80 Ha), sedangkan sisanya sebanyak 13 Ha digunakan untuk pertanian
tanah kering dan ladang.
5) Pelayanan Kesehatan
Terdapat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Achmad Mochtar dan PMI di Kelurahan
Aur Kuning. Tidak tersedianya tenaga kesehatan khusus yang telah diberikan pelatihan dalam
kesiapsiagaan menghadapi pandemi.
6) Pendidikan
7) Sosial Ekonomi
Di Kelurahan Aur Kuning sebagian besar penduduknya bekerja sebagai pedagang dan
karyawan swasta. Tingkat sosial ekonomi masyarakat Aur Kuning secara keseluruhan sudah
sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional), sehingga dengan pendapatan yang cukup
maka dapat pula meningkatkan mutu kesehatan masyarakat Aur Kuning.
Untuk transportasi di Aur Kuning sudah baik, misalnya masyarakat jualan dan pergi
ke pasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti dengan angkot, ojek, dan sepeda
motor nahkan masyarakat ada yang mempunyai mobil pribadi. Dan untuk keamanan dan
keselamatan di Aur Kuning sudah cukup baik mengingat riwayat kejadian kriminal sangat
minim.
9) Komunikasi
Bahasa sehari-hari yang digunakan masyarakat di Aur Kuning adalah bahasa minang.
10) Isue
Ditengah-tengah maraknya pandemi COVID-19 ini, masih banyak saja yang tidak
mengindahkan himbauan dari pemerintah untuk tetap berdiam diri dirumah dan keluar rumah
jika ada keperluan yang terdesak saja. Namun masih banyak anak-anak muda atau remaja
yang masih tidak mengindahkan himbauan untuk berdiam diri dirumah, hal tersebut cendrung
beresiko terhadap masalah pandemik yang sedang berlangsung saat ini, dikarenakan
kurangnya pengetahuan para remaja maupun orang tua terkait pandemi COVID-19 tersebut,
dan kurang nya kesadaran terhadap kesehatan mereka dan orang lain jika tertular virus
tersebut.
3.2 Analisa Data
1. Defisit pengetahuan tentang protokol kesehatan selama masa pandemi COVID-19 b.d
kurang terpapar informasi (D.0111, SDKI 2017: 246)
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pandemi COVID-19 adalah pandemi dari virus corona yang pertama kali
diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan, Cina (WHO, 2020). Dan Indonesia pertama
kali mengkonfirmasi kasus COVID-19 pada 2 Maret 2020 dengan Bapak Presiden Joko
Widodo mengumumkan ada dua orang Indonesia positif terjangkit virus corona.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun,
virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru
(pneumonia).
DAFTAR PUSTAKA
Hanifah, M., Yusuf Hasan, B., Nanda Noor, F., Tatang Agus, P., & Muhammad, R. (2020).
Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat Cilacap dalam menghadapi Pandemi Covid 19.
Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat Cilacap dalam menghadapi Pandemi Covid 19.
WHO. (2020). Report of the WHO- China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019
(COVID-19). https://www.who.int/docs/defa ult-source/coronaviruse/who- china-joint-
mission-on-covid-19- final- report.pdf?sfvrsn=fce87f4e_2
Abbass, H. S. (2020). Eucalyptus Essential Oil; an Off-Label Use To Protect the World From
Covid-19 Pandemic: Review-Based Hypotheses. Universal Journal of Pharmaceutical
Research, September. https://doi.org/10.22270/ujpr.v5i4.440
Alvita, G. W., Hartini, S., Winarsih, B. D., & Faidah, N. (2021). Pemberdayaan Dukungan
Keluarga Dalam Meningkatkan Pemahaman Pencegahan Covid-19 Di Masyarakat
Kabupaten Demak. Jurnal Pengabdian Kesehatan, 4(1), 10–20.
http://jpk.jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id