Anda di halaman 1dari 3

KEWIRAUSAHAAN

Wawancara Seorang Tukang Nasi Pecel


Tugas ini Diajukan Untuk Mata Pelajaran Prakarya KWU

Nama: Muhamad Rizki Romadhona


Kelas : X.IIS.1

YAYASAN PONDOK PESANTREN ANNUR MALANGBONG


MADRASAH ALIYAH ANNUR MALANGBONG
TAHUN PELAJARAN
2022
Pewawancara : assalamualaikum ijin mewawancara
Pedagang : waalaikumsalam silahkan..
Pewawancara : Bagaimana hasil jualannya hari ini bu ?
Pedagang : Alhamdulillah lancar mas.
Pewawancara : Begini bu, saya ada tugas untuk mewawancarai ibu. Apakah ibu berkenan?
Pedagang : Ooh, silahkan mas.
Pewawancara : Bu, bisa anda ceritakan awal mulanya ibu jualan nasi pecel tumpang?
Pedagang : Ya. Jadi begini mas, sebelum saya jualan nasi pecel tumpang, saya jualan sayur.
Kemudian suami menawari saya jualan nasi. Saya tanya, jualan dimana? Suami saya menjawab
di pos gardu depan pasar desa. Waktu itu saya berpikir sejenak. Menimbang-nimbang keputusan.
Akhirnya, saya setuju untuk jualan ya disini ini tempatnya.
Pewawancara : Itu tahun berapa, bu?
Pedagang : Saya masih ingat betul pertama kali jualan itu tanggal 17 Agustus 2000
bertepatan dengan upacara hari kemerdekaan yang di selenggarakan di lapangan
desa ini.
Pewawancara : Waktu pertama kali jualan itu bagaimana bu?
Pedagang : Awalnya tidak seperti ini mas. Saya belum jualan banyak seperti ini. Hanya nasi
pecel tumpang dan minuman saja. Namanya juga masih baru mas. Pembeli belum
begitu banyak. Yang namanya orang jualan ada saja halangannya. Dulu saya
sering kali diusili orang. Sepulang dari jualan kan segala perabot hanya saya
letakkan di belakang pos ini. Mulai gelas, piring, sendok. Semua saya simpan
dalam kardus bekas air mineral. Ternyata perabot-perabot jualan milik saya itu
dicuri orang. Tapi saya biarkan saja. Saya ikhlaskan. Mungkin ini cobaan orang
mencari rejeki. Bahkan saya juga pernah mas, dikerjain orang yang iri. Tapi ya
lagi-lagi saya biarkan. Saya tidak mau membalasnya. Biar Yang Kuasa yang
membalas.
Pewawancara : Benar bu, jika kita ikhlas, dan tetap berbuat baik, pasti Allah ganti dengan rejeki
yang lebih banyak.
Pedagang : Iya mas, saya percaya kalau Gusti Allah ora sare.
Pewawancara : Ngomong-ngomong, nasi pecel tumpang bu Endang ini kan terkenal enak
bahkan
terkenal sampai luar kota juga. Kalau boleh tahu, itu resepnya apa ya bu?
Pedagang : Sebenarnya tidak begitu sulit membuatnya mas, sebab bahan-bahannya sangat
merakyat. Pecel berbahan dasar kacang tanah sedang tumpang lebih ke perpaduan
tempe waras dan tempe bosok yang diracik dengan cabe rawit dan cabe besar
dengan rempah-rempah lainnya. Namun, cita rasa yang dihasilkan akan berbeda
antara satu tangan dengan tangan yang lain. Antara warung lesehan yang satu
dengan yang lainnya. Begitulah. Masing-masing akan memiliki cita rasa yang
khas.
Pewawancara : Ooh begitu ya bu. Satu pincuk nasi pecel tumpang ini ibu jual berapa ?
Pedagang : Tidak mahal mas, hanya 5000 rupiah saja.
Pewawancara : Bu, lesehan ini biasanya buka dari jam berapa sampai jam berapa?
Pedagang : Kalau persiapan itu jam lima sore, mas. Setelah magrib mulai jualan sampai
malam jam dua belas.
Pewawancara : Setiap hari berapa kilo nasi yang ditanak, bu?
Pedagang : Tidak pasti. Tapi kalau dirata-rata kurang lebih 10 Kg setiap harinya. Seperti
kemarin itu, saya sampai menanak dua kali saking ramainya.
Pewawancara : Pernah tidak bu sampai tidak habis jualannya?
Pedagang : Ya pernah, mas.
Pewawancara : Kalau tidak habis, nasinya itu dibuang atau dibagi-bagikan?
Pedagang : Biasanya dibagikan, namun kadang-kadang kalau sisa nasinya banyak itu dibuat
krupuk puli, mas.
Pewawancara : Kalau kulupan dan lalapannya tidak habis bagaimana bu?
Pedagang : Kalau itu dibuang, mas. Soalnya kan tidak tahan lama.
Pewawancara : Selama 16 tahun jualan nasi pecel tumpang, apa mimpi dan harapan njenengan
bu ?
Pedagang : Maksudnya ?
Pewawancara : Maksud saya satu keinginan besar yang mungkin sampai hari ini masih belum
terwujud.
Pedagang : Waah banyak, mas. Anak saya kan 5. Yang 2 sudah menikah tapi belum punya
rumah. Yang 3 masih sekolah itu minta dikuliahkan semua. Ya, mudah-mudahan
saya diberi rejeki yang banyak, jualannya lancar sehingga bisa membantu anak
dikit-dikit untuk membangun rumah serta menyekolahkan ketiga anak saya itu
sampai perguruan tinggi.
Pewawancara : Aamiin. Baiklah bu, karena waktu sudah menunjukkan pukul sebelas, saya
mohon pamit. Saya ucapkan trimakasih banyak atas waktu yang ibu luangkan.
Semoga usaha ibu ini semakin sukses.
Pedagang : Aamiin. Sama-sama mas.
Demikian Wawancara dengan Pedagang Cilok dan Pedagang Nasi Pecel Tumpang yang bisa
saya bagikan. Semoga bermanfaat dan bisa dijadikan referensi untuk memenuhi tugas sekolah.
Selamat belajar !

Anda mungkin juga menyukai