Anda di halaman 1dari 3

SUMMARY NOTES – 1810HPDN09

DASAR PERINGAN PIDANA


oleh: Dr. Agus Surono S.H., M.H.

1) Bela paksa/pembelaan darurat/noodweer (Pasal 49 ayat (1).

Pasal 49 ayat (1) berbunyi: ”tidak dapat dipidana seseorang yang melakukan
perbuatan yang terpaksa dilakukan untuk membela dirinya sendiri atau orang lain,
membela perikesopanan sendiri atau orang lain terhadap serangan yang melawan
hukum yang mengancam langsung atau seketika itu juga”. Perbuatan orang yang
membela diri itu seolah-olah mempertahankan haknya sendiri.
Tidaklah dapat diharapkan dari seorang warga negara menerima saja suatu
perlakuan yang melawan hukum yang ditujukan kepada dirinya. Padahal negara
dengan alat-alat perlengkapannya tidak dapat tepat pada waktunya melindungi
kepentingan hukum dari orang yang diserang itu, maka pembelaan diri ini bersifat
menghilangkan sifat melawan hukum. Istilah noodmeer atau pembelaan darurat
tidak ada dalam KUHP sehingga untuk memahaminya kita memerlukan ajaran dari
para ahli hukum pidana.
Dalam pembelaan darurat ada dua hal yang pokok, yaitu:
a. Adanya serangan,
Tidak terhadap semua serangan dapat diadakan pembelaan, melainkan pada
serangan yang memenuhi syarat sebagai berikut:
a. melawan hukum,
b. seketika dan langsung,
c. ditujukan pada diri sendiri/orang lain, dan
d. terhadap badan / tubuh, nyawa, kehormatan seksual, dan harta benda
b. Ada pembelaan yang perlu diadakan terhadap serangan itu. Syarat pembelaan :
a. seketika dan langsung;
b. memenuhi asas subsidiaritas dan proporsionalitas, subsidiaritas maksudnya
tidak ada cara lain selain membela diri dan proporsionalitas artinya
seimbang antara serangan dan pembelaan.

2) Bela paksa lampau/noodweer exces (Pasal 49 ayat 2 KUHP)


Istilah exces dalam pembelaan darurat tidak dapat kita jumpai dalam Pasal
49 ayat (2). Pasal tersebut bunyinya : “tidak dipidana seseorang yang melampaui
batas pembelaan yang diperlukan, jika perbuatan itu merupakan akibat langsung
dari suatu kegoncangan jiwa yang hebat yang disebabkan oleh serangan itu”.
Untuk adanya kelampauan batas pembelaan darurat ini harus ada syarat-syarat
sebagai berikut :
a) Kelampauan batas pembelaan yang diperlukan, melampaui asas subsidiaritas
dan proporsionalitas seperti yang diisyaratkan dalam Pasal 49 ayat (1) KUHP,
Pasal 49 ayat (2) dan ayat (1) itu mempunyai hubungan yang erat, maka syarat
pembelaan yang tersebut dalam Pasal 49 ayat (1) disebut sebagai syarat dalam
Pasal 49 ayat (2). Disini pembelaan itu perlu dan harus diadakan dan tidak ada

Halaman | 1
SUMMARY NOTES – 1810HPDN09

jalan lain untuk bertindak. Cara dan alat tersebut harus dibenarkan pula oleh
keadaan.
b) Pembelaan dilakukan sebagai akibat yang langsung dari kegoncangan jiwa yang
hebat (suatu perasaan hati yang sangat panas). Termasuk disini adalah rasa
takut, bingung, dan mata gelap.
c) kegoncangan jiwa yang hebat itu disebabkan karena adanya serangan, dengan
kata lain antara kegoncangan jiwa tersebut dan serangan harus ada hubungan
kausal. Yang menyebabkan kegoncangan jiwa yang hebat itu harus
penyerangan itu dan bukan misalnya karena sifat mudah tersinggung. Disini
juga yang perlu dilihat apakah serangan itu dapat menimbulkan akibat
kegoncangan jiwa yang hebat bagi orang biasa pada umumnya.

3) Menjalankan perintah undang-undang (Pasal 50 KUHP).

Pasal 50 KUHP menentukan bahwa “tidak dipidana seseorang yang


melakukan perbuatan untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan”.
Mula-mula Hoge Raad (HR) menafsirkan secara sempit, yang dimaksud dengan UU
ialah: undang-undang dalam arti formil, hasil perundang-undangan dari DPR
dan/atau raja. Tetapi kemudian pendapat HR berubah dan diartikan dalam arti
materiil, yaitu tiap peraturan yang dibuat oleh alat pembentuk undang-undang
yang umum. Dalam hubungan ini persoalannya adalah apakah perlu bahwa
peraturan perundang-undangan itu menentukan kewajiban untuk melakukan suatu
perbuatan sebagai pelaksanaan. Dalam hal ini umumnya cukup, apabila peraturan
itu memberi wewenang untuk kewajiban tersebut dalam melaksanakan perundang-
undangan ini diberikan suatu kewajiban.
Dengan perkataan lain kewajiban/tugas itu diperintahkan oleh peraturan
undang-undang. Dalam hukum acara pidana dan hukum acara perdata dapat
dijumpai adanya kewajiban dan tugas-tugas/wewenang yang diberikan pada
pejabat/orang untuk bertindak, untuk dapat membebaskan diri dari tuntutan
hukum. Jadi, untuk dapat menggunakan Pasal 50 ini maka tindakan harus dilakukan
secara patut, wajar dan masuk akal. Jadi dalam tindakan ini seperti dalam daya
memaksa dan dalam pembelaan darurat harus ada keseimbangan antara tujuan
yang hendak dicapai dengan cara pelaksanaannya.
Misalnya: Pejabat polisi, yang menembak mati seorang pengendara sepeda
yang melanggar peraturan lalu lintas karena tidak mau berhenti tanda peluitnya,
tidak dapat berlindung dibawah Pasal 50 KUHP ini. Kejengkelan pejabat tersebut
tidak dapat membenarkan tindakannya. Perbuatan orang yang menjalankan
peraturan undang-undang tidak bersifat melawan hukum, sehingga Pasal 50
tersebut merupakan alasan pembenar. Kadang-kadang dalam melaksanakan
peraturan undang-undang dapat bertentangan dengan peraturan lain. Dalam hal
ini dipakai pedoman: “lex specialis derogate legi generaki” atau “lex posterior derogate
legi priori”. Yang diperbolehkan adalah tindakan eksekutor yang melaksanakan
eksekusi terhadap terpidana mati.

Halaman | 2
SUMMARY NOTES – 1810HPDN09

4) Melaksankan perintah jabatan (Pasal 51 ayat (1) dan (2)).

Sesuai Pasal 51 ayat (1) yang menyebutkan bahwa “tidak dipidana seseorang
yang melakukan perbuatan untuk melaksankan perintah jabatan yang sah”, maka
orang dapat melaksanakan undang-undang sendiri, akan tetapi juga dapat
menyuruh orang lain untuk melaksankannya. Maka jika seorang melakukan
perintah yang sah ini maka ia tidak melakukan perbuatan yang melawan hukum.

Penulis: Dr. Agus Surono, S.H., M.H.


Sumber Referensi:
1. Abidin, A. Z. (1987). Asas-Asas Hukum Pidana I. Bandung: Alumni.
2. Hamzah, A. (1994). Asas-Asas Hukum Pidana (4th ed.). Jakarta: Rhineka Cipta.
3. Utrecht, E. (1965). Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana I. Bandung: PT Penerbit Universitas.

Halaman | 3

Anda mungkin juga menyukai