Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG

Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya
alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur
karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak
terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali
yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia
banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka
panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut.
Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak bisa
disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti
pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi
penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif
yang merugikan masyarakat dan lingkungan.
Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya
menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang
dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya
kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain. Sedangkan kegiatan
pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan.
Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk
permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka
(opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk
memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan
alat-alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu
saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.
Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu
mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan
pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa
mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap
kesehatan makhluk hidup.

1|Page
Berdasarkan fakta tersebut, sangat diperlukan pengkajian khusus yang membahas
mengenai pencemaran tanah beserta dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apakah itu tanah sebenarnya dan kandungannya?


2.      Apa lapisan tanah dan jenis-jenis tanah di indonesia?
3.      Bagaimana sifat sifat tanah?
4.      Mengapa bisa terjadi pencemaran tanah?
5.      Bagaimana dampak dari pencemaran tanah?
6.      Bagaimana upaya mengatasi dampak pencemaran tanah?
C.     TUJUAN PENULISAN

1.      Untuk mengetahui pengertian tanah dan kandungannya


2.      Untuk mempelajati lapisan tanah dan jenis-jenis tanah
3.      Untuk mengetahui ifat-sifat tanah
4.      Untuk mengetahui penyebab pencemaran tanah
5.      Untuk mengetahui dampak dari pencemaran tanah
6.      Untuk mengetahui cara mengatasi pencemaran tanah

2|Page
BAB 2
PEMBAHASAN

A.     TANAH DAN KANDUNGAN  KIMIA TANAH

Tanah merupakan campuran dari berbagai mineral, bahan oraganik dan air yang
dapat mendukung kehidupan tanaman. Tanah umumnya mempunyai struktur yang lepas
dan mengandung bahan-bahan padat dan rongga-rongga udara. Bagian-bagian mineral dari
tanah dibentuk oleh batuan induk dari pelapukan secara fisik, kimia dan biologi. Susunan
bahan organic terdiri dari sisa-sisa biomas tanaman dari berbagai tingkat penguraian atau
pembusukan.

Faraksi padat dari jenis tanah produktif  terdiri dari kurang lebih 5% bahan organic
dan 95% bahan anorganik. Beberapa jenis tanah seperti tanah gambut dapat mengandung
bahan organic 95% dan beberapa tanah lainnya ada yang hanya mengandung 1% bahan
organic(Rujaesich, achmad.2004.79)

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai
penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi
akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan
bergerak.

1 kandungan makro dalam tanah


a.       Kandungan organik
Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan
dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan
organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan
kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik.Bahan organik tanah
sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem tanah.
Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan bahan organik dalam
bentuk C-organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2 persen, Agar
kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses

3|Page
dekomposisi mineralisasi maka sewaktu pengolahan tanah penambahan bahan organik
mutlak harus diberikan setiap tahun. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat
berkaitan dengan KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah.
Tanpa pemberian bahan organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan biologi
tanah yang dapat merusak agregat tanah dan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah.
b.      Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5 % bobot
tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein (Hanafiah 2005).Menurut
Hardjowigeno (2003) Nitrogen dalam tanah berasal dari :
 Bahan Organik Tanah : Bahan organik halus dan bahan organik kasar
 Pengikatan oleh mikroorganisme dari N udara
 Pupuk
 Air Hujan

Sumber N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer, dan lainnya berasal dari
aktifitas didalam tanah sebagai sumber sekunder. Fiksasi N secara simbiotik khususnya
terdapat pada tanaman jenis leguminoseae sebagai bakteri tertentu. Bahan organik juga
membebaskan N dan senyawa lainnya setelah mengalami proses dekomposisi oleh
aktifitas jasad renik tanah.
Hilangnya N dari tanah disebabkan karena digunakan oleh tanaman atau
mikroorganisme. Kandungan N total umumnya berkisar antara 2000 – 4000 kg/ha pada
lapisan 0 – 20 cm tetapi tersedia bagi tanaman hanya kurang 3 % dari jumlah tersebut
(Hardjowigeno 2003). Manfaat dari Nitrogen adalah untuk memacu pertumbuhan tanaman
pada fase vegetatif, serta berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak,
enzim, dan persenyawaan lain (RAM 2007). Nitrogen terdapat di dalam tanah dalam
bentuk organik dan anorganik. Bentuk-bentuk organik meliputi NH4, NO3, NO2, N2O
dan unsur N. Tanaman menyerap unsur ini terutama dalam bentuk NO3, namun bentuk
lain yang juga dapat menyerap adalah NH4, dan urea (CO(N2))2 dalam bentuk NO3.
Selanjutnya, dalam siklusnya, nitrogen organik di dalam tanah mengalami mineralisasi
sedangkan bahan mineral mengalami imobilisasi. Sebagian N terangkut, sebagian kembali
scbagai residu tanaman, hilang ke atmosfer dan kembali lagi, hilang melalui pencucian
dan bertambah lagi melalui pemupukan. Ada yang hilang atau bertambah karena
pengendapan.

4|Page
c.       fosfor
Unsur Fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan mineral-
mineral di dalam tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pada pH sekitar 6-7
(Hardjowigeno 2003). Dalam siklus P terlihat bahwa kadar P-Larutan merupakan hasil
keseimbangan antara suplai dari pelapukan mineral-mineral P, pelarutan (solubilitas) P-
terfiksasi dan mineralisasi P-organik dan kehilangan P berupa immobilisasi oleh tanaman
fiksasi dan pelindian (Menurut Leiwakabessy (1988) di dalam tanah terdapat dua jenis
fosfor yaitu fosfor organik dan fosfor anorganik. Bentuk fosfor organik biasanya terdapat
banyak di lapisan atas yang lebih kaya akan bahan organik. Kadar P organik dalam bahan
organik kurang lebih sama kadarnya dalam tanaman yaitu 0,2 – 0,5 %. Tanah-tanah tua di
Indonesia (podsolik dan litosol) umumnya berkadar alami P rendah dan berdaya fiksasi
tinggi, sehingga penanaman tanpa memperhatikan suplai P kemungkinan besar akan gagal
akibat defisiensi P (Hanafiah 2005). Menurut Foth (1994) jika kekurangan fosfor,
pembelahan sel pada tanaman terhambat dan pertumbuhannya kerdil.
d.      Kalium
Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah Nitrogen dan Fosfor yang diserap
oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Muatan positif dari Kalium akan membantu
menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif Nitrat, Fosfat, atau unsur
lainnya. Hakim et al. (1986), menyatakan bahwa ketersediaan Kalium merupakan Kalium
yang dapat dipertukarkan dan dapat diserap tanaman yang tergantung penambahan dari
luar, fiksasi oleh tanahnya sendiri dan adanya penambahan dari kaliumnya sendiri.Kalium
tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan mineral-mineral yang mengandung kalium.
Melalui proses dekomposisi bahan tanaman dan jasad renik maka kalium akan larut dan
kembali ke tanah. Selanjutnya sebagian besar kalium tanah yang larut akan tercuci atau
tererosi dan proses kehilangan ini akan dipercepat lagi oleh serapan tanaman dan jasad
renik. Beberapa tipe tanah mempunyai kandungan kalium yang melimpah. Kalium dalam
tanah ditemukan dalam mineral-mineral yang terlapuk dan melepaskan ion-ion kalium.
Ion-ion adsorpsi pada kation tertukar dan cepat tersedia untuk diserap tanaman. Tanah-
tanah organik mengandung sedikit Kalium.

e.   Kalsium
Kalsium tergolong dalam unsur-unsur mineral essensial sekunder seperti Magnesium
dan Belerang. Ca2+ dalam larutan dapat habis karena diserap tanaman, diambil jasad
renik, terikat oleh kompleks adsorpsi tanah, mengendap kembali sebagai endapan-endapan

5|Page
sekunder dan tercuci (Leiwakabessy 1988). Adapun manfaat dari kalsium adalah
mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang dan
membantu keberhasilan penyerbukan, membantu pemecahan sel, membantu aktivitas
beberapa enzim (RAM 2007).

f.   Magnesium
Magnesium merupakan unsur pembentuk klorofil. Seperti halnya dengan beberapa
hara lainnya, kekurangan magnesium mengakibatkan perubahan warna yang khas pada
daun. Kadang-kadang pengguguran daun sebelum waktunya merupakan akibat dari
kekurangan magnesium (Hanafiah 2005).
g.       Belerang
Belerang dari dalam tanah diasimilasi oleh tanaman sebagai ion sulfat SO 4-. Di suatu
daerah terjadi pencemaran SO2 d iatmosfer, maka belerang dapat diadsorpsi oleh daun
daun tanaman sebagai sulfur oksida. Kandungan SO 2 yangcukup tinggi di atmosfer dapat
mematikan tanaman.
2.      Kandungan mikro dalam tanah
Ada Sembilan unsur yang tergolong unsur hara mikro esensial dalam tanah, yaitu :
boron, klor, tembaga, besi, manag , molibden, natrium vanadium dan seng. Unsur-unsur
ini hanya diperlukn dalam tanah dalam konsentrasi yang sangat rendah, dan akan menjadi
toksik pada tingkat yang lebih tinggi.

B.  LAPISAN TANAH DAN JENIS-JENIS TANAH


Sebagian besar jenis tanah mengacu pada pola utama lapisan tanah yang kadang-
kadang disebut dengan lapisan tanah yang ideal. Setiap lapisan ditandai dengan huruf,
dengan urutannya sebagai berikut: O-A-B-C-R
1. Lapisan O.Huruf O menujukkan kata "organik". lapisan ini disebut juga dengan
humus. Lapisan ini didominasi oleh keberadaan material organik dalam jumlah besar yang
berasal dari berbagai tingkat dekomposisi. Lapisan O ini tidak sama dengan lapisan
dedaunan yang berada di atas tanah, yang sesungguhnya bukan bagian dari tanah itu
sendiri.
2. Lapisan A DAN E.Lapisan A adalah lapisan atas dari tanah, sehingga diberi
huruf A. Kondisi teknis dari lapisan A mungkin bervariasi, namun seringkali dijelaskan
sebagai lapisan tanah yang relatif lebih dalam dari lapisan O. Lapisan ini memiliki warna
yang lebih gelap dari pada lapisan yang berada di bawahnya dan mengandung banyak

6|Page
material organik. Dan mungkin lapisan ini lebih ringan dan mengandung lebih sedikit
tanah liat. Lapisan A dikenal sebagai lapisan yang memiliki banyak aktivitas biologi.
Organisme tanah seperti cacing tanah, arthropoda, nematoda, jamur, dan berbagai spesies
bakteri dan bakteri archaea terkonsentrasi di sini, dan seringkali berhubungan dengan akar
tanaman.lapisan E sebagai perantara lapisan B dan memiliki sifat antara A dan B.

3. Lapisan B.Lapisan B umunya disebut lapisan tanah bawah, dan mengandung


lapisan mineral yang mirip dengan lapisan mineral tanah liat seperti besi atau aluminium,
atau material organik yang sampai ke lapisan tersebut oleh suatu proses kebocoran. Akar
tanaman menembus lapisan tanah ini, namun lapisan ini sangat miskin material organik.
Lapisan ini umumnya berwarna kecoklatan, atau kemerahan akibat tanah liat dan besi
oksida yang terbilas dari lapisan A.
4. Lapisan C.Lapisan C dinamakan karena berada di bawah A dan B. lapisan ini
sedikit dipengaruhi oleh keberadaan proses pembentukan tanah dari bawah. Lapisan C ini
mungkin mengandung bebatuan yang belum mengalami proses pelapukan. Lapisan C juga
mengandung material induk.

5. Lapisan R.Lapisan R didefinisikan sebagai lapisan yang mengalami sebagian


pelapukan bebatuan menjadi tanah. Berbeda dengan lapisan di atasnya, lapisan ini sangat
padat dan keras dan tidak bisa digali dengan tangan.

Jenis-jenis tanah
a.        Tanah Kapur (Terarrosa)
Tanah ini terbentuk karena pelapukan batuan kapur. Tanah kapur banyak terdapat di
Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Sumatera.
b.        Tanah Gambut (Tanah Rawa)
Tanah ini berasal dari bahan organik yang hidup di rawa-rawa. Tanah ini terdapat di
pantai timur Sumatera, Kalimantan dan bagian selatan Papua.
c.        Tanah Vulkanik (Tanah Gunung Api)
Tanah vulkanik adalah jenis tanah dari pelapukan batuan letusan gunung api. Tanah
ini terdapat di Jawa, Sumatra, Halmahera, dan Sulawesi.
d.           Tanah Aluvial

7|Page
Tanah ini terbentuk akibat proses pengendapan bahan-bahan yang dibawa oleh aliran
sungai. Tanah ini banyak terdapat di  lembah, sungai dan daerah pertemuan antara laut dan
sungai.

e.   Tanah Laterit


Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara,
namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh :
Kalimantan Barat dan Lampung.

C.  SIFAT-SIFAT TANAH


1.      Sifat kimia tanah

a.       Derajat keasaman

Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan
dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di
dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di
dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya
berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih
tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+.
Bila kandungan H+ sama dengan OH- , maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH =
7.
Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH kurang dari 7
disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Walaupun dcmikian pH tanah
umumnya berkisar dari 3,0-9,0. Di Indonesia unumnya tanahnya bereaksi masam dengan
4,0 – 5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan cukup netral
meskipun sebenarnya masih agak masam. Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-
tanah sangat masam dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sangat masam karena
banyak mengandung asam sulfat. Di daerah yang sangat kering kadang-kadang pH tanah
sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak mengandung garam Na (Anonim 1991).

b.      Kapasitas tukar kation


Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya
dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat
tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan

8|Page
organik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowogeno 2003). Nilai KTK tanah sangat
beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah
dipengaruhi oleh :
1.Reaksi tanah 2.Tekstur atau jumlah liat 3.Jenis mineral liat 4.Bahan organik
dan,5.Pengapuran serta pemupukan.Soepardi (1983) mengemukakan kapasitas tukar
kation tanah sangat beragam, karena jumlah humus dan liat serta macam liat yang
dijumpai dalam tanah berbeda-beda pula.
Peristiwa pertukaran kation dalam tanah merupakan mekanisme dimana senyawa
anorganik dan logam mikro esensialmenjadi tersedia bagi tanaman. Ketika ion-ion logam
hara diserap oleh akar tanaman, ion hydrogen bertukar dengan ion-ion logam.proses ini
karena adanay “leaching” dari kalsium, magnesium dan ion logamlainnya dari dalam
tanah oleh air yang mengandung asam karbonat cenderung membuat tanah menjadi asam.

Tanah)Ca2+ + 2CO2+ 2H2O                 tanah 2H+ + Ca2+ akar) + 2HCO3

Dalam suatu lahan dengan curah hujan rendah tanah akan cenderung menjadi basa
karena terdapatnya garam-garam seperti Na2CO3 dalam tanah, sifat ini dapat dihilangkan
dengan cara dengan cara menambahkan aluminium dan besi sulfat yang akan melepaskan
asam dalam proses hidrolisis

2 Fe3+ + 3 SO42- + 6 H2O                    2Fe(OH)3 + 6H+ + 3SO42-

Bias juga dengan menambahkan belerang. Belerang yaqng ditambahkan ke dalam


tanah dioksidasi oleh bakteri sebagai mediator reksi pembentukan asam sulfat.

            S + 1 ½ O2 + H2O                   2H+ + SO42-

c.       Kejenuhan basa


Kejenuhan basa adalah perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan
dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen. Kejenuhan basa rendah
berarti tanah kemasaman tinggi dan kejenuhan basa mendekati 100% tanah bersifal
alkalis. Tampaknya terdapat hubungan yang positif antara kejenuhan basa dan pH. Akan
tetapi hubungan tersebut dapat dipengaruhi oleh sifat koloid dalam tanah dan kation-kation
yang diserap. Tanah dengan kejenuhan basa sama dan komposisi koloid berlainan, akan
memberikan nilai pH tanah yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan derajat
disosiasi ion H+ yang diserap pada permukaan koloid (Anonim 1991).
Kejenuhan basa selalu dihubungkan sebagai petunjuk mengenai kesuburan sesuatu tanah.
Kemudahan dalam melepaskan ion yang dijerat untuk tanaman tergantung pada derajat

9|Page
kejenuhan basa. Tanah sangat subur bila kejenuhan basa > 80%, berkesuburan sedang jika
kejenuhan basa antara 50-80% dan tidak subur jika kejenuhan basa < 50 %. Hal ini
didasarkan pada sifat tanah dengan kejenuhan basa 80% akan membebaskan kation basa
dapat dipertukarkan lebih mudah dari tanah dengan kejenuhan basa 50% (Anonim 1991).
2.      Sifat fisika tanah

Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah
sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga
putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang
kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah
berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi,
baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap
juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah
kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi;
warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya.
Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna
bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-
totol atau warna yang terkonsentrasi. Tanah organik berwarna hitam dan merupakan
pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik
cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik
(substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya
miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan
makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang)
sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian
besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi
antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa
padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur
tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut
sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran
besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang
gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori
yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga
kekurangan makropori.

10 | P a g e
D.    PENYEBAB PENCEMARAN TANAH
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari
permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam
tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah
Pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan
pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya
juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida
nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan
dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan
terjadinya pencemaran pada tanah. Air permukaan tanah yang mengandung bahan
pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah
rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian,
limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah
daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang
tercemar tersebut.pencemaran tanah dapat disebabkan oleh:

1.      Limbah domestik


Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
·     Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kan-tong plastik, bekas kaleng
minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
·     Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah

11 | P a g e
2.      Limbah industri
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
·        Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri
berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa
pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
·        Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi,
misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya.
Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari
proses industri pelapisan logam

3.         Limbah pertanian


Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan
tanah/tanaman, misalnya pupuk urea Diantara zat-zat kimia yang banyak mencemari
tanah, pestisida adalah yang paling banyak menyumbangkan pencemaran pada tanah. 
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk atau pestisida. Pertanian yang intensif
banyak menggunakan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan
hama. Penggunaan pupuk yang terus menerus akan mengubah struktur tanah sehingga
kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami tanaman tertentu. Pestisida haruslah
digunakan secara hati-hati sebab pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tapi juga
mikroorganisme dalam tanah yang berguna, padahal kesuburan tanah bergantung pada
jumlah mikroorganisme di dalamnya.

E.        DAMPAK PENCEMARAN TANAH

Timbulan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu/ mencemari
karena: lindi (air sampah), bau dan estika. Timbulan sampah juga menutupi permukaan
tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan.Selain itu, timbunan sampah dapat
menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada
timbunan sampah dapat menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak
struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lain seperti oksida logam, baik yang terlarut
maupun tidak pada permukaan tanah menjadi racun.

12 | P a g e
Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak
dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral
yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun
akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh
makanan untuk berkembang. Limbah cair rumah tangga berupa; tinja, deterjen, oli bekas,
cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan zat-zat kimia
yang terkandung di dalamnya dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
Limbah padat hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal
dari proses pengolahan. Penimbunan limbah padat mengakibatkan pembusukan yang
menimbulkan bau di sekitarnya karena adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas
tertentu.Dengan tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama, permukaan tanah
menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi dengan bakteri tertentu
yang mengakibatkan turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau. Selain itu timbunan
akan mengering dan mengundang bahaya kebakaran
Limbah cair sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti
tembaga, timbal, perak,khrom, arsen dan boron merupakan zat yang sangat beracun
terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian
bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur
tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis
tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang.  Penggunaan pestisida bukan saja
mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah.
Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu
penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal
terhadap pestisida tersebut.

1.   Pada kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur
masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam
pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal
sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta
kerusakan ginjal pada seluruh populasi.

13 | P a g e
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat
meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal
dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan
siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan
ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan
pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak
kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk
paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran
tanah dapat menyebabkan kematian.

2.      Pada ekosistem

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem[1]. Perubahan


kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya
bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan
metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah
tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai
makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari
rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut
rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-
kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak
dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung
menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan
kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada
akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan
dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan
lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang
dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar
tanah utama.

F.         UPAYA MENANGGULANGI PENCEMARAN TANAH


Limbah domestik yang berjumlah sangat banyak memerlukan penanganan khusus
agar tidak mencemari tanah. Pertama sampah tersebut kita pisahkan ke dalam sampah

14 | P a g e
organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable) dan sampah yang
tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (nonbiodegradable). Oleh karena itu, sangatlah
bijaksana jika setiap rumah tangga dapat memisahkan sampah atau limbah atas dua bagian
yakni organik dan anorganik dalam dua wadah yang berbeda sebelum diangkut ketempat
pembuangan akhir.
Sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara penanganan
yang terbaik dengan pendaur-ulangan sampah. Mengurangi penggunaan pupuk sintetik
dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida, Mengolah limbah
industri dalam pengolahan limbah, sebelum dibuang kesungai atau kelaut. Mengurangi
penggunaan bahan-bahan yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme
(nonbiodegradable). Misalnya mengganti plastik sebagai bahan kemasan/pembungkus
dengan bahan yang ramah lingkungan seperti dengan daun pisang atau daun jati.
Ada beberapa langkah penanganan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan
oleh pencemaran tanah. Diantaranya :

a.        Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.


Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih
mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa
ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan
keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan
off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

b.        Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan


mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air).

15 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Tanah merupakan campuran dariberbagai mineral, bahan oraganik dan air yang
dapat mendukung kehidupan tanaman. Tanah umumnya mempunyai struktur yang lepas
dan mengandung bahan-bahan padat dan rongga-rongga udara. Bagian-bagian mineral dari
tanah dibentuk oleh batuan induk dari pelapukan secara fisik, kimia dan biologi. Susunan
bahan organic terdiri dari sisa-sisa biomas tanaman dari berbagai tingkat penguraian atau
pembusukan.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai
penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi
akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan
bergerak.
 Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida,
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, kecelakaan
kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah, air limbah dari tempat penimbunan
sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi
syarat (illegal dumping).
Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya
dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan
permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses
pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).

B.      Saran

Untuk lebih memahami semua tentang tanah dan pencemaran tanah, disarankan para
pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu,

16 | P a g e
diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari – hari dalam menjaga kelestarian tanah beserta penyusun yang ada
di dalamnya.

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai