Introduction Saat produk berada pada tahap introduction perusahaan harus melakukan pemasaran yang sangat serius dan masif karena pada tahap ini produk baru tersebut tidak dikenal masyarakat sedangkan sebuah produk butuh pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat untuk dapat beredar. Maka dari itu dalam rangka untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap produk baru tersebut, harus dilakukan pemasaran sebesar-besarnya (contohnya: iklan di banyak platform dan media, promo menarik, sample gratis) dan sedetail mungkin menjelaskan mengenai produk tersebut. Sebaiknya pada tahap ini dibutuhkan produk yang sangat inovatif sehingga menjadi pelopor yang akan selalu diingat oleh pelanggannya. Untuk produk HIT yang merupakan produk obat nyamuk, sebaiknya dilengkapi nomor sertifikat izin BPOM sebagai bukti bahwa produk tersebut aman. Growth Dalam tahap ini, ketika produk sedang berkembang pesat pengiklanan yang persuasif sangat cocok untuk diterapkan, artinya pelanggan benar-benar dibujuk untuk membeli produk tersbut, sales produk “HIT” harus mendatangi pelanggan secara langsung sehingga pelanggan akan mudah terbujuk untuk membelinya, karena pada tahap growth merupakan kesempatan besar bagi produsen untuk memperbanyak pelanggan mereka dikarenakan produk yang sedang bertumbuh/naik daun akan lebih laku karena sudah dikenal dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat/para konsumen. Produsen pun harus tanggap dalam memasarkan produk yang ada pada tahap growth seperti memperluas distribusi produknya. Maturity Pada tahap maturity, kompetisi di pasar semakin kuat dan produk sejenis dari pesaing semakin menjamur dengan membawa berbagai inovasi baru sehingga produk perusahaan mengalami penurunan penjualan karena kurangnya inovasi bahkan yang paling buruk bisa sampai tenggelam (terlupakan) diantara produk-produk baru (salahsatu inovasi yang dapat dilakukan ”HIT” adalah membuat produk dengan berbagai varian aroma seperti melati, atau lavender contohnya). Langkah yang dapat membantu dalam tahap ini adalah melakukan pengeluaran lebih untuk mengiklankan produk sehingga setidaknya produk tetap dikenal oleh masyarakat dan bisa dijadikan alternatif lain. Selain itu dapat dilakukan juga promo yang menarik dan menguntungkan bagi konsumen seperti buy 2 get 1, promo hadiah yang ada di salah satu kemasan “HIT” sehingga konsumen terpacu untuk membeli produk tersebut dalam jumlah banyak. Semua hal diatas dilakukan semata-mata untuk mempertahankan growth dari produk tersebut. Decline Saat produk memasuki tahap decline, perusahaan harus melakukan strategi bertahan. Strategi bertahan yang memungkinkan untuk dilakukan adalah: a. Meningkatkan investasi perusahaan untuk mendominasi atau memperkuat posisi pasar. b. Mempertahankan level investasi sampai ketidakpastian industri itu terselesaikan. c. Mengurangi investasi secara selektif dengan melepas pelanggan yang tidak menguntungkan. d. Menuai investasi untuk memulihkan kas secepatnya. e. Melepas usaha secepat mungkin dengan menjual asetnya.
2. MENENTUKAN STRATEGI PENETAPAN HARGA
Introduction Dalam penetapan harga pada tahap introduction, tiap produk memiliki strategi penetapan harga yang berbeda. Pada barang kebutuhan sehari-hari atau jasa, penetapan harga lebih fleksibel tergantung bahan bakunya atau kesulitan jasanya. Tetapi pada produk elektronik atau yang mengandung inovasi teknologi, strategi penetapan harganya dibuat sangat tinggi karena sesuai biaya yang dikeluarkan pada saat memproduksinya. Namun semakin lama produk elektornik tersebut harganya akan terus turun karena adanya inovasi yang baru. Growth Dalam tahap ini, penjualan serta juga laba akan meningkat dengan sangat cepat. disebabkan permintaan sudah sangat meningkat serta juga masyarakat sekitar sudah mengetahui produk tersebut, maka usaha promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan tersebut tidak se-agresif tahap sebelumnya. Cara yang dapat dilakukan untuk dapat memperluas serta juga meningkatkan distribusinya adalah dengan cara menurunkan harga jualnya. Maturity Karena semakin kompetitifnya pasar dan produk pun semakin beragam, maka timbul kebingungan para konsumen dalam memilih produk. Dan konsumen cenderung memilih produk dengan harga yang paling murah, maka dari itu perusahaan memangkas biaya yang dianggap tidak perlu lalu menjual barang dengan harga murah. Decline Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline dalam siklus hidup produk. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, pasar merasa jenuh terhadap produk yang ada. Sehingga strategi yang tepat adalah dengan menjual produk dengan harga serendah rendahnya agar mempunyai dana untuk melakukan Research and Development untuk produk yang baru.