ABSTRAK
ABSTRACT.
The aim of this study was to know the effect of using a microwave frying method to
determine the qualities of palm oil as cooking oil based on the microwave power and
frequency of use. Research methode was Randomized Block Design (RBD) with 2 factors
obtained from power 1300 watt, 910 watt, and 650 watt and frequency of frying 1x, 3x and
5x. The results showed that the microwave power level and frequency that used for frying
frozen potatoes with coconut oil in the microwave oven give the real effect of free fatty acid,
peroxide, TBA, viscosity, and density. The best characteristics obtained at 1300 watts of
power after the frying process as much as 5 times, with physical and chemical parameters
obtained include: free fatty acids 0.606 % (max 0.5%), peroxide 1.0533 mek/kg (max 1.1896
mek/kg), TBA 0.796 mg malonaldehide, color (L=21.6; a+=6.13, b+=6.63), viscosity 0.5233
dPas, and density 0.923 gr/ml.
PENDAHULUAN
151
Efek Penggorengan Kentang dengan Oven Microwave – Mahmudan, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No 3 p.151-160, Juli 2014
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak goreng Kelapa Sawit
(minyak Barco) dan kentang beku (Golden Farm Shoestring) dari toko AVIA Malang . Bahan
untuk analisa adalah asam oksalat, NaOH 0.1 N, alkohol netral 96%, indikator pp, benzena :
metanol (70:30), larutan FeSO4, larutan ferroklorida, amonium thiosianat, asam asetat
glasial (CH3COOH), HCL, aquades, dan larutan pati 1% dari toko Makmur Sejati dan
Panadia Malang
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Oven Microwave Samsung, mangkuk
keramik. Sedangkan alat yang dipergunakan untuk menganalisa sifat fisik dan kimia adalah
glass wear pyrex dan duran, timbangan analitik digital Mettle denver AA 200,
spektrofotometer Shimadsu, penetrometer, color reader, viskosimeter dan botol piknometer.
Desain Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
yang disusun secara Faktorial dengan 2 faktor.
Faktor 1 : Kombinasi daya dan waktu penggorengan (suhu 130°C) yaitu :
D1 = Daya 1300 W selama 3 menit
D2 = Daya 910 W selama 5 menit
D3 = Daya 650 W selama 7 menit
Faktor 2 : Frekuensi penggorengan yaitu :
F1 = 1x penggorengan
F2 = 3x penggorengan
F3 = 5x penggorengan
Dari kedua faktor di atas diperoleh 9 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang
sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 satuan percobaan.
152
Efek Penggorengan Kentang dengan Oven Microwave – Mahmudan, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No 3 p.151-160, Juli 2014
Tahapan Penelitian
Tahapan penggorengan kentang dengan menggunakan microwave adalah minyak
sebanyak 300 ml, dimasukkan dalam mangkuk keramik. Minyak dipanaskan dalam
microwave, kemudian daya dan waktu pemanasan dengan microwave diatur sampai minyak
mencapai suhu 130o C kemudian entang seberat 50 g dimasukkan dalam minyak dan
dilakukan penggorengan kentang. Kentang hasil penggorengan diambil dan ditiriskan,
kemudian dilakukan analisa tekstur. Minyak hasil penggorengan, dilakukan analisa fisik dan
kimia (minyak hasil penggorengan ke-1, minyak dengan ulangan ke-3, dan ke-5).
Metode
Pengamatan yang dilakukan meliputi analisa asam lemak bebas [5], bilangan
peroksida [6], bilangan TBA [5], warna [7], viskositas [7], berat jenis [5], dan tekstur [7]. Data
hasil pengamatan dianalisis dengan analisa ragam (ANOVA). Jika hasil analisa
menunjukkan beda nyata dilanjutkan dengan uji BNT (Least Significant Difference Test) 5%.
Apabila terjadi interaksi yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncant Multiple
Range Test)
Hasil analisa awal minyak Kelapa Sawit ditinjau dari asam lemak bebas, bilangan
peroksida, dan berat jenis masih di bawah batas SNI. mengatakan bahwa kadar asam
lemak bebas dapat dijadikan dasar untuk mengetahui umur minyak, kemurnian minyak,
tingkat hidrolisis serta menentukan kemungkinan terjadinya kesalahan proses [8]. Bilangan
peroksida merupakan nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak
atau lemak. Berat jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan
kemurnian minyak.
153
Efek Penggorengan Kentang dengan Oven Microwave – Mahmudan, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No 3 p.151-160, Juli 2014
bebas [9]. Pemanasan yang relatif tinggi pada minyak dapat mengalami kerusakan
khususnya asam lemak tak jenuh.
Gambar 2. Grafik Bilangan Peroksida Akibat Perlakuan Ulangan Penggorengan dan Daya
listrik yang berbeda
Gambar 3. Grafik Bilangan TBA Akibat Perlakuan Pengulangan Penggorengan dan Daya
Listrik yang Berbeda
Karakteristik Warna
a. Kecerahan (L)
Grafik Tingkat Kecerahan (L) minyak goreng Kelapa Sawit hasil penggorengan
menggunakan Oven Microwave dapat dilihat pada Gambar 4.
b. Kemerahan (a*)
Warna pada minyak Kelapa Sawit merupakan salah satu faktor penting dalam
penentuan kualitas minyak. Tingkat kemerahan juga berperan pada pembentukan pigmen
pada minyak. Grafik hasil analisa tingkat kemerahan dapat dilihat pada Gambar 5.
Berdasarkan Gambar 5 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan grafik tingkat
kemerahan akibat perlakuan pengulangan penggorengan dan daya listrik yang berbeda
pada Oven Microwave. Kecenderungan perbedaan grafik yang terjadi tidak berpengaruh
nyata terhadap tingkat kemerahan minyak.
156
Efek Penggorengan Kentang dengan Oven Microwave – Mahmudan, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No 3 p.151-160, Juli 2014
Gambar 10. Grafik Penurunan Warna Merah Akibat Perlakuan Pengulangan Penggorengan
dan Daya Listrik yang Berbeda
c. Kekuningan (b*)
Warna pada minyak Kelapa Sawit merupakan salah satu faktor penting dalam
penentuan kualitas minyak. Tingkat kekuningan juga berperan pada pembentukan pigmen
pada minyak. Grafik hasil analisa tingkat kekuningan dapat dilihat pada Gambar 6.
Karotenoid bersifat tidak stabil pada suhu tinggi, sehingga apabila senyawa karotenoid
terkena panas secara terus menerus maka warna kuning akan hilang [13].
Karakteristik Viskositas
Viskositas merupakan ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida.
Kekentalan pada minyak dapat berpengaruh pada mutu minyak. Grafik hasil analisa
viskositas dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 menunjukkan bahwa viskositas minyak goreng Kelapa Sawit baik pada
daya 1300 watt, 9100 watt, dan 650 watt mengalami peningkatan pada pengulangan ke-1,
pengulangan ke-3, maupun pada pengulangan ke-5. Pada ulangan ke-1 didapatkan rerata
nilai viskositas 0.478, ulangan ke-3 sebesar 0.485, dan ulangan ke-5 sebesar 0.511.
Semakin bertambahnya nilai viskositas disebabkan karena adanya perbedaan daya
dan waktu menggoreng menggunakan minyak goreng, sehingga panas yang diterima
minyak goreng berbeda-beda untuk memanaskan kentang dengan tingkat kematangan yang
sama. Pemanasan yang lama menyebabkan terjadinya polimerisasi senyawa yang ada di
dalam minyak goreng. Polimer juga dapat menyebabkan peningkatan penyerapan minyak
di produk [14].
Gambar 8. Grafik Bilangan Bobot Jenis Akibat Perlakuan Pengulangan Penggorengan dan
Daya Listrik yang Berbeda
Berdasarkan Gambar 8 menunjukkan bahwa berat jenis minyak goreng Kelapa Sawit
baik pada daya 1300 watt, 9100 watt, dan 650 watt mengalami peningkatan pada
pengulangan ke-1, pengulangan ke-3, maupun pada pengulangan ke-5. Nilai berat jenis
terendah yaitu pada daya 1300 watt, kemudian daya 910 watt, dan yang paling tinggi pada
daya 650 watt.
158
Efek Penggorengan Kentang dengan Oven Microwave – Mahmudan, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No 3 p.151-160, Juli 2014
SIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selama proses penggorengan minyak
goreng mengalami penurunan kualitas, dalam hal ini yang berpengaruh nyata adalah
perlakuan pengulangan penggorengan. Sedangkan perlakuan pemakaian daya listrik yang
berbeda pada microwave tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan kualitas minyak
goreng (bilangan peroksida, bilangan TBA, warna, bobot jenis, dan viskositas). Akan tetapi
interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap nilai asam lemak bebas.
Pada pengulangan yang ke-5 minyak kelapa sawit sudah mengalami penurunan
kualitas minyak dari batas pemakaian yang telah ditentukan , hal ini ditandai dengan
kenaikan nilai asam lemak bebas mencapai diatas 0.5%. Kenaikan angka peroksida 1.178
mek/kg, nilai bilangan TBA diperoleh 0.4331 mg malonaldehid/kg. Warna minyak mengalami
penurunan kecerahan, kekuningan dan kemerahan.
DAFTAR PUSTAKA
159
Efek Penggorengan Kentang dengan Oven Microwave – Mahmudan, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No 3 p.151-160, Juli 2014
13) Choe, E. and D. B.Min. 2007. Chemistry of deep fat frying oils. Journal Food Sci 72 (5)
:77-86.
14) Rianto, Darwis. 1995. Sifat Fisika Kimia dan Stabilitas Panas Minyak Sawit Merah.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
15) White, P. J. 1991. Methods for measuring changes in deep-fat frying oils. Journal Food
Technology. 45 (2) : 75-80.
16) Warastuti, I. 2001. Pemurnian dan Karakterisasi Minyak Goreng Bekas Kajian
Perbedaan Konsentrasi Kaustik Soda dan Suhu Netralisasi. Skripsi. Universitas
Brwijaya. Malang.
160