Anda di halaman 1dari 5

SIMPANAN KARBON

DAN PERBANDINGAN KARBON PADA KELAS DIAMETER POHON


DI TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN

Hutan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan memiliki diameter pohon yang beragam
sehingga kandungan simpanan karbon pada setiap kelas diameter pohon
berbeda.PENDAHULUAN Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) memiliki luas
sekitar 356.800 hektar, terletak di Kabupaten tanggamus, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi
Lampung dan Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu (TNBBS, 2015).

Pada tahun 2004, TNBBS di tetapkan oleh UNESCO pada sidang komisi warisan dunia
sebagai Situs Warisan Gugusan Pegunungan Hutan Hujan Tropis Sumatra bersama dengan
Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Gunung Leuser (TNBBS, 2015).Tumbuhan
yang menjadi ciri khas TNBBS adalah bunga bangkai jangkung (Amorphophallus decus-silvae),
bunga bangkai raksasa (A. titanum) dan anggrek raksasa/tebu (Grammatophylum speciosum)
(TNBBS, 2015).

TNBBS merupakan habitat dari beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), badak
Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae),
gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), tapir (Tapirus indicus), ungko (Hylobates agilis)
, siamang (H. syndactylus syndactylus), simpai (Presbytis melalophos fuscamurina), kancil
(Tragulus javanicus), dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata) (TNBBS, 2015).
Keanekaragaman Tumbuhan dan Kawasan Hutan Hujan Tropis yang terdapat di TNBBS
berpengaruh terhadap cadangan karbon yang dimiliki TNBBS.

Salah satu aspek yang dapat kita teliti adalah besarnya cadangan karbon yang terdapat pada
TNBBS, sehingga kita mengetahui seberapa besar potensi karbon yang dimiliki TNBBS.

Seperti yang kita ketahui perdagangan karbon sedang menjadi Trend di mata
Internasional, maka kita bisa mendapatkan keuntungan dari bahan hutan tanpa
merusak.Penilitian ini dilakukan untuk mengetahui simpanan karbon di TNBBS dan kita
membandingkan dengan cadangan karbon di tempat lain, serta untuk mengetahui daya simpan
karbon pada pohon berdasarkan kelas diameter.METODE Penelitian dilakukan di kawasan
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang terletak di provinsi Provinsi Lampung
dan Bengkulu.

Kawasan ini membentang di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Tanggamus dan Lampung Barat yang
ada di provinsi Lampung serta Kaur yang ada di Provinsi Bengkulu dengan luas total 356.800
Ha, secara geografis berada pada 4o29'-5o57' LS dan 103o24'-104o44' BT (TNBBS, 2014).

Tipe ekosistem Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dibedakan menjadi hutan pantai,
hutan hujan dataran rendah, hutan hujan bukit, hutan pegunungan bawah, hutan pegunungan
tinggi dan cagar alam laut;Ekosistem hutan hujan dataran rendah > 40 % nya mendominasi
kawasan TNBBS dan merupakan luasan tertinggi (TFCA, 2014).

Pengambilan data dilakukan di Hutan Primer dataran rendah dengan metode plot
sebanyak 8 plot besar yang berbeda masing-masing berukuran 20m x 20m untuk stok karbon
pohon dan tanah serta 16 plot kecil yang berbeda yang masing-masing berukuran 1m x 1m
dimana setiap plot besar terdapat 2 plot kecil untuk stok karbon tumbuhan bawah termasuk
serasah dalam hutan TNBBS.

Data stok karbon pohon diambil dengan metode non-destruktif, mengambil data DBH atau
diameter setingggi dada pada pohon yang kemudian digunakan untuk al lometrik biomassa.

DBH pohon yang diambil berada pada plot berukuran 20 mx 20 m dengan jumlah 8 di tempat
yang berbeda-beda.

Pengukuran DBH pohon dilakukan dengan pita ukur yang kemudian dililitkan pada
batang utama dan dilihat angkanya sehingga didapatkan nilai keliling yang kemudian kita bisa
mendapatkan data DBH dengan rumus keliling lingkaran.

Sampel tanah yang telah diambil kemudian ditimbang berat segar tanah, lalu sampel
dioven dengan suhu 105 oC dan kemudian berat kering tanah setelah ditimbang.Stok karbon
tumbuhan bawah didapatkan dengan membuat plot kecil sebanyak 2 berukuran 1m x 1m yang
terletak di plot besar, kemudian setiap tumbuhan dan serasah yang ada di dalam plot kecil
diambil secara destruktif dan dimasukkan ke dalam kantung.

Data mikroklimat dan edafik yang diambil melingkupi intensitas cahaya (Lux Meter),
kelembaban serta suhu udara (Sling Psycrometer), pH tanah serta kelembaban tanah (soil tester),
dan suhu tanah (Weksler), bobot isi tanah (core sampler) , kandungan oranik dan mineral tanah
(auger).Pengolahan Data Estimasi biomassa pohon dapat menggunakan persamaan alometrik
umum yang dapat digunakan untuk berbagai spesies.

Data yang diperoleh adalah DBH dan densitas kayu yang berdasarkan database ICRAF yang
kemudian digunakan untuk alometrik biomassa.

Biomassa tumbuhan bawah (termasuk serasah) pada luas area tertentu dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut (Subedi dkk., 2010): PersamaanDengan adalah
biomassa tumbuhan bawah (ton/ha), adalah berat kering subsampel (gram), adalah berat total
sampel segar (gram) dan adalah berat segar subsampel (gram) serta A adalah ukuranm area yang
dicuplik.

Persamaan 3Dengan BD adalah bobot isi tanah (g/cm 3), d adalah kedalaman
pencuplikan tanah (cm) dan % C adalah konsentrasi karbon (%) = 58% materi organik tanah
Simpanan karbon total pada suatu ekosistem dapat diperoleh dengan menggunakan persama
berikut (Subedi dkk., 2010).
Persamaan 4Dengan CT adalah simpanan karbon total (ton/ha), Cp adalah simpanan karbon
pohon (ton/ha) dan CTB adalah simpanan karbon tumbuhan bawah.HASIL DAN
PEMBAHASAN Simpanan Karbon Penilitian dilakukan di delapan plot di kawasan TNBBS,
simpanan karbon total kawasan tersebut didapat dengan melakukan penaksiran karbon pohon,
penaksiran karbon tumbuhan bawah, dan menaksir simpanan karbon tanah.

Dengan karbon dari biomassa pohon ditaksir sebesar 266,08 ton/ha ,karbon dari biomassa
tumbuhan bawah ditaksir sebesar 12,11 ton/ha, dan Simpanan karbon tanah sebesar 54,24 ton/ha,
sehingga simpanan karbon diatas tanah sebesar 207 ,86 ton/ha.

Jika Indonesia dapat memanfaatkan potensi karbon yang tersimpan dalam hutan, Indonesia dapat
menjaga hutan tetap lestari dan konservasi di hutan Indonesia berjalan lancar.
POTENSI SIMPANAN KARBON PADA BIOMASSA TEGAKAN DAN AKAR
MANGROVE DI KAWASAN LINDUNG PANTAI PULAU PAYUNG, KABUPATEN
BANYUASIN

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan estimasi simpanan karbon pada tegakan dan
akar mangrove. Penelitian ini dilakukan pada Februari 2020 di Pulau Payung, Kecamatan
Banyuasin dengan menggunakan metode purposive sampling. Perhitungan biomassa mangrove
menggunakan metode persamaan allometrik.

Hasil memperkirakan simpanan karbon dari biomassa tegakan dan akar mangrove yang
terbesar yaitu jenis mangrove A. alba sedangkan yang terkecil yaitu jenis mangrove X. granatum.
Biomassa dan stok karbon tegakan mangrove setiap stasiun yang tertinggi terdapat pada stasiun 2
dan terendah ditemukan pada stasiun 6. Tegakan mangrove memiliki nilai rata-rata biomassa dan
simpanan karbon yaitu 124,4 ton/ha dan 58,47 tonC/ha.

Akar mangrove memiliki nilai rata-rata biomassa dan simpanan karbon yaitu 71,44 ton/ha dan
33,58 tonC/ha. Mangrove A. alba menunjukkan simpanan karbon tertinggi biomassa tegakan dan
akar mangrove dibandingkan dengan spesies mangrove lainnya.

Pada penelitian Donato dkk.(2011) hutan mangrove Indo-Pasifik mampu menyimpan


karbon per hektar 4 kali lebih tinggi dari penyimpanan karbon di hutan tropis serta penyerapan
karbon pada hutan mangrove 5 kali lebih cepat dibanding hutan tropis lainnya (Imiliyana et al.,
2011). (2017) menyatakan bahwa mangrove menyimpan karbon dalam biomassa pohon seperti
ranting, batang, akar, daun.

Simpanan karbon dalam tubuh mangrove juga dapat terlepas sebagai emisi karbon ke
atmosfer apabila terjadi degradasi dalam jumlah besar yang akan mempengaruhi pertambahan
konsentrasi CO2 di atmosfer (Sondak, 2015).

Pulau Payung merupakan kawasan hutan lindung menurut SK Menhut. Pulau Payung
terletak di mulut muara Sungai Musi, salah satu sungai terpanjang di Sumatera, yang
memanfaatkan pasokan udara Potensi Simpanan Pada Biomassa.

Pulau Payung memiliki potensi mangrove alam mengenai penyerapan karbon dan belum
ada penelitian estimasi biomassa dan simpanan karbon di Pulau Payung. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besaran simpanan karbon pada biomassa dan akar
mangrove menggunakan metode allometrik sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan
upaya pengelolaan dan pelestarian mangrove.METODE PENELITIANWaktu dan Tempat
Penelitian dilakukan pada Februari 2020 di Pulau Payung, Kabupaten Banyuasin dengan 8
stasiun pengamatan.

Secara geografis letak Pulau Payung berada pada koordinat 2' 22' 51" LS dan 104' 55' 16"
BT.Pengambilan DataPengambilan data analisis vegetasi dan biomassa dilakukan dengan metode
non destruktif menggunakan persamaan allometrik. Komunitas mangrove di Pulau Payung
didominasi oleh jenis Nipah.
Untuk mengetahui kondisi komposisi mangrove di Pulau Payung dilakukan analisis
vegetasi mangrove di 8 lokasi pengamatan menggunakan metode transek kuadrat sepanjang 50 m
yang terdiri dari masing-masing 3 plot (10x10 m untuk kategori pohon).

Metode non desktruktif menganalisis komponen dari batang, cabang dan daun
menggunakan persamaan allometrik, dimana variabel bebasnya adalah dimensi diameter J.
Segara Vol.16 No.3 Desember 2020: 187-196189Desain transek mangrove.Gambar 2. Potensi
Simpanan Karbon Pada Biomassa.

Pendugaan biomassa berguna untuk mengetahui perubahan cadangan karbon di atmosfer


ketika adanya hutan ditebang atau dibakar. Suatu ekosistem yang memiliki nilai kerapatan tinggi
dari suatu spesies pohon, biomassanya akan lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan
mangrove yang memliki kerapatan spesies yang lebih rendah (Isnaeni et al., 2019). Hitung
biomassa tegakan dan akar mangrove dengan persamaan allometrik (Fourqurean et al., 2014).
(2019), proporsi kandungan karbon biomassa mangrove berkisar antara 42-52%.

Penelitian ini mengambil nilai tengah sebesar 47% untuk perhitungan simpanan karbon
biomassa tegakan dan akar, sebagaimana dinyatakan oleh Prasetyo et al. (2017) : C = P x
0,47 .................................... ........................12).

Keterangan :C = Jumlah karbon dalam biomassa (kg)W = Jumlah biomasa pada tegakan di atas
mangrove (kg)47% = Ketetapan persentase kandungan karbon pada biomassaHASIL DAN
PEMBAHASAN Kondisi Ekosistem Mangrove di Pulau PayungKomposisi jenis mangrove yang
ditemukan di Pulau Payung saat penelitian terdapat 11 jenis mangrove, diantaranya jen.

Anda mungkin juga menyukai