Anda di halaman 1dari 53

Penerapan Pemantapan Mutu Eksternal

dan Program Nasional Pemantapan


Mutu Eksternal
Hurip Budi Riyanti

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS


D4 ANALIS KESEHATAN
2022
Surat Al Baqarah ayat 66 – 70
Lanjutan....
Lanjutan....
Kompetensi yang dicapai :
• Mampu melaksanakan penerapan kegiatan yang
diadakan oleh Penyelenggara Pemantapan Mutu
Eksternal dan Program Nasional Pemantapan Mutu
Eksternal
A. PROGRAM NASIONAL PEMANTAPAN MUTU
EKSTERNAL BAKTERIOLOGI
• Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal bakteriologi yang akan
dibahas adalah : PN PME pemeriksaan tuberkulosis (TB).
 Kegiatannya :
pengelolaan laboatorium pemeriksaan BTA berupa:
* pengecekan,
* pencegahan
* pengawasan terus menerus terhadap seluruh proses
pemeriksaan BTA agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat,
akurat dan teliti
• PME laboratorium TB dilakukan secara berjenjang:
- membentuk jejaring dan tim laboratorium TB di laboratorium
rujukan.
- Pelaksanaan PME harus berlangsung berkala dan berkesinambungan.
- Koordinasi PME harus dilakukan oleh laboratorium penyelenggara
yaitu laboratorium rujukan bersama dengan Dinas Kesehatan
setempat.
2. Kegiatan PME
Metoda laboratorium TB, antara lain: ( Kemenkes )
a. Uji Silang :
- Pembacaan kembali sediaan BTA oleh lab rujukan
- Dilakukan secara triwulan b ( 4x dalam setahun)
Metoda uji silang :
1. Metode konvensional ( menggunakan semua positif sediaan BTA dan 10 % sediaan
negatif dan satu sediaan mewakili satu pasien)
2. Metode Lot Quality Assurance System (LQAS) :
- Sampel diambil secara statistik berdasarkan slide positivity rate (SPR)
- Jumlah sediaan BTA negatif dalam 1 tahun dan tabel penentuan jumlah
sampel LQAS.
- Semua sediaan positif dan negatif mendapat kesempatan yang sama untuk
dilakukan uji silang sehingga kinerja laboratrium secara keseluruhan dapat
diketahui.
Interpretasi hasil uji silang pemeriksan BTA
1) Kesalahan besar :
a. Negatif palsu tinggi (NPT) disebabkan karena a.l :
*. pemeriksaan mikroskopis salah,
* petugas tidak kompeten
* teknis pewarnaan yang salah
* kerusakan mikroskop,
* salah menyalin hasil
Perbaikannya :
* melakukan pengecekan cara pemeriksaan
* pengecekan buku register laboratorium.
b. Positif palsu tinggi (PPT) disebabkan karena a.l :
* petugas tidak mengenal bentuk BTA,
* Terjadi kontaminasi
* Adanya endapan berwarna/ kristal
Perbaikannya :
* menyaring reagen carbol fuchsin dan atau siapkan reagen yang baru,
* bersihkan lensa obyektif 100x
* pengecekan fungsi mikroskop,
* melakukan pewarnaan ulang sediaan
* pengecekan buku register laboratorium.
2) Kesalahan kecil
a) Kesalahan hitung
Perbaikan :
- pengecekan cara pemeriksaan BTA,
- pengecekan protap,
- pelaporan BTA dengan skala IUATLD (International Union Againts
Tuberculosis Lung Disease), pengecekan reagen Ziehl nelseen
- teknik pewarnaan serta pengecekan mikroskop
b) PPR (positif palsu rendah), disebabkan oleh ketidaksesuaian hasil
baca dengan kesenjangan yang rendah, misalnya hasil scanty ditulis
positif 1 (1+).
c) NPR (negatif palsu rendah), disebabkan oleh ketidaksesuaian hasil
baca dengan kesenjangan yang rendah, misalnya hasil scanty ditulis
negatif
b. Supervisi
• merupakan tindak lanjut dari uji silang untuk mengetahui masalah
yang menyebabkan kegiatan uji silang tidak berjalan baik sehingga
evaluasi dilakukan agar kegiatan uji silang dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan standar operasional prosedur.
c. Uji Panel/tes panel sediaan dahak mikroskop
• pemberian sediaan BTA untuk dilakukan pembacaan oleh petugas
laboratorium terkait
• hanya dilaksanakan apabila uji silang dan supervisi belum berjalan
dengan baik.
d. PME Kepekaan OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
• Secara berkala dan berkesinambungan dilakukan Tes Panel dari
Laboratorium rujukan nasional melalui pengiriman isolat-isolat yang
kemudian harus diperiksa dengan biakan dan diuji kepekaan terhadap
OAT di laboratorium pelaksana pelayanan biakan dan uji kepekaan TB.
e. Bimbingan teknis Laboratorium TB
 untuk menindaklanjuti umpan balik PME dan menjamin kualitas
pemeriksaan laboratorium TB.
B. PN PME KIMIA KLINIK
• Diselenggarakan oleh Direktorat Bina Pelayanan Kendali Mutu
Penunjang Medik Dan Sarana Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di
bidang Kimia Klinik.
• Parameter pemeriksaan :
* pemeriksaan Glukosa, Kolesterol, Trigliserida, Asam Urat, Bilirubin,
Gamma Glutamil Transferase, SGOT, SGPT Elektrolit (Natrium (Na),
Kalsium (Ca), Kalium (K) Klorida (Cl)), Ureum, Kreatinin, Protein
Total, Albumin, Fosfatase Alkali.
Prinsip dasar PN PME-K, yaitu:
1. Serum kontrol dikirim ke lab. Peserta
• Melakukan pemeriksaan serum kontrol dengan kondisi rutin
2. Hasil pemeriksaan diisi secara online pada aplikasi online PN PME-K
pada rentang waktu pengisian hasil yang telah ditentukan. Di luar
rentang waktu pengisiian tidak dievaluasi
3. Evaluasi hasil pemeriksaan dilakukan dengan membandingkannya
terhadap nilai target (nilai rata-rata seluruh peserta secara kolektif
dalam kelompok metode pemeriksaan dan alat yang sama)
4. Hasil evaluasi dapat dilihat dan dicetak pada aplikasi online PME.
Hasil evaluasi berisi
• informasi tentang nilai target, hasil pemeriksaan peserta PNPME-K yang
bersangkutan serta penyimpangannya dari nilai target.
Prosedur PN PME-K yaitu:
• penyelenggara PN PME-K mengirim kepada setiap peserta :
- dua botol serum kontrol dalam bentuk lyophylized berupa serum kontrol
botol I dan botol II dan
- surat pemberitahuan.
- Peserta dapat mendownload buku panduan dan juknis pada aplikasi
online PN PME-K agar dapat mengisi hasil pemeriksaan.
- Peserta PNPME-K menyimpan serum kontrol pada suhu 2 – 8oC.
- Pemeriksaan dilakukan pada waktu yang telah ditetapkan penyelenggara.
PENILAIAN :
• Penilaian menggunakan sistem Indeks Varians (Variance Index, VI).
• Sistem penilaian ini menggunakan Chosen Coefficient of Variation
(CCV). CCV untuk menentukan sejauh mana penyimpangan hasil
pemeriksaan dari hasil yang diharapkan.
• CCV masing-masing parameter seperti dapat dilihat pada Tabel 1.
C. PN PME HEMATOLOGI
• Dibagi menjadi 2 yaitu :
1) PN PME Hematologi Rutin
Prinsip dasar PN PMEH yaitu :
 lab Peserta menerima bahan kontrol untuk diperiksa
 Melaporkan hasil secara online
 Hasil dievaluasi
 Haisl evaluasi berisi informasi tentang nilai target, hasil
pemeriksaan peserta dibandingkan terhadap nilai target peserta
lainya.
• Sasaran dari PNPME-H yaitu :
* mendapatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium yang baik,
* terjadi harmonisasi hasil pemeriksaan hematologi di laboratorium
seluruh Indonesia.
2. PN PME HEMOSTASIS
• Penyelenggara :
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan,
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia di bidang Hemostasis
 Sasaran :
* peserta dapat memperbaiki kualitas hasil pemeriksaanya
dan mampu memilih metode, reagensia, dan alat hemostasis
* terjadi harmonisasi hasil pemeriksaan laboratorium di seluruh Indonesia, dalam
bidang hemostasis;
* dapat meningkatkan kinerja laboratorium kesehatan dalam bidang hemostasis.
D. PNPME URINALISIS
• Penyelenggara :
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan,
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia dan Ikatan Laboratorium Kesehatan
Indonesia (ILKI)
E. PNPME IMUNOLOGI

• Penyelenggara:
* Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
bekerjasama dengan lkatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI)
 Tujuan untuk :
* memantau hasil pemeriksaan/ kinerja laboratorium,
* meningkatkan mutu hasil pemeriksaan dibdang imunologi
* mengetahui penampilan laboratorium di bidang Imunologi
• lima parameter PN PME Imunologi yang dapat diikuti yaitu :
* pemeriksaan VDRL,
* pemeriksaan TPHA,
* pemeriksaan HBsAg,
* pemeriksaan Anti HCV
* pemeriksaan Anti HIV.
• Manfaat mengikuti program PN PME Imunologi yaitu :
1. lmplementasi SK 241/Menkes/SK/IV/2006
2. lmplementasi SK 298/Menkes/SK/111/2008
3. lmplementasi SK 411/Menkes/PER/VIII/2010
4. Mengetahui kemampuan/ kinerja laboratorium
• Metode yang digunakani dalam pelaksanaan PN PME Imunologi adalah
sebagai berikut:
1. - Penyelenggara mengirimkan bahan kontrol kepada peserta
- laboratorium peserta melakukan pemeriksaan terhadap bahan kontrol
secara serentak pada hari/ tanggal yang telah ditetapkan dengan
menggunakan metode dan reagen yang sama yang dilakukan sehari-
hari untuk sampel pasien.
- Bahan kontrol untuk pemeriksaan VDRL dan TPHA terdapat didalam
satu tabung cryotube dan pemeriksaan menggunakan metode
semikuantitatif
(menggunakan pengenceran dengan mencantumkan titer yang saudara
peroleh).
Referensi :
• Kemenkes RI. 2018, Bahan Ajar Teknologi Laboratorium , PPSDM. 494
- 512

Anda mungkin juga menyukai