Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Kerja Praktik dan salah
satu syarat menempuh Sarjana Strata 1 (S1)
Disusun oleh:
ADHITYA RAHMA PUTRA
3332170013
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
pelaksanaan kerja praktik ini. Kerja praktek ini merupakan salah satu matakuliah
yang wajib ditempuh di Jurusan Teknik Elektro Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Laporan kerja praktik ini disusun sebagai pelengkap kerja praktik yang
telah dilaksanakan lebih kurang 1 bulan di PT Polychem Indonesia, Tbk khususnya
di departemen Electric & Instrument.
Dengan selesainya laporan kerja praktik ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan,
perhatian serta kasih sayang yang tulus.
2. Bapak Dr. Romi Wiryadinata, S.T., M. Eng, sebagai Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitan Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Bapak Heri Haryanto, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing kerja praktik
yang telah meluangkan waktunya untuk membantu dan memberikan
masukan – masukan selama melaksanakan kerja praktik dan pembuatan
laporan.
4. Bapak Cakra Adipura W, S.T., M.T, selaku koordinator kerja praktik yang
telah membantu dalam pengambilan mata kuliah kerja praktik ini.
5. Bapak Recky Firdaus selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan
waktu dan arahan selama penulis melakukan kerja praktik.
6. Seluruh karyawan PT Polychem Indonesia, Tbk terutama pada divisi
Electric & Instrument yang selalu memberikan wawasan selama melakukan
kerja praktik.
7. Keluarga besar Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa angkatan 2017 sebagai teman seperjuangan.
8. Segenap pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan
laporan kerja praktik yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
iii
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaaat dan berguna bagi penulis
pada khususnya dan bagi para pembaca pada umunya. Penulis sangat menyadari
bahwa laporan Kerja Praktik ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan untuk menambah pemahaman dan pengetahuan penulis agar menjadi
lebih baik kedepannya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
3.3.4 Ultrasonic Type ............................................................................... 20
3.3.5 Radiation Type ................................................................................ 21
3.3.6 Radar Type ...................................................................................... 21
3.4 DCS (Distributed Control System) ......................................................... 23
BAB IV BAHASAN KHUSUS ........................................................................... 25
4.1 Tangki Produk Di-Ethylene Glycol (DEG) ............................................ 25
4.2 Pengukuran Level Dengan Differential Pressure Transmitter ............... 26
4.3 Pengukuran Differential Pressure Transmitter dengan HART
Communicator ................................................................................................... 29
4.4 Alur Koneksi Level Transmitter Dari Lapangan ke Control Room ....... 32
4.5 Prosedur Kalibrasi Differential Pressure Transmitter ........................... 36
4.6 Spesifikasi Alat....................................................................................... 38
4.7 Bagian – bagian Differential Pressure Transmitter ............................... 39
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 41
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 41
5.2 Saran ....................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Di Ethylene Glycol harus segera dialirkan ke proses selanjutnya agar tidak terjadi
luapan. Alat ukur level transmitter tipe differential pressure transmitter digunakan
untuk mengirim hasil pengukuran berupa sinyal dalam bentuk arus listrik 4-20 mA
yang akan di kirim ke DCS (Distributed Control System) melalui kabel. Dengan
demikian, alat ini dapat memudahkan dalam melakukan monitoring tangki cairan
secara real time dan akurat, sehingga tidak terjadi kekosongan maupun luapan
cairan dari tangki yang dapat menyebabkan terganggunya proses produksi.
5
6
L Coal Boiler
ASU II Plant
a Ethoxylate
u
t PT SUMBER CIPTA JAYA A-703
Ke Bojonegara
F-621A
Truck
F-617 Loading
Sea Water A-970 F-810 D
D
G
Intake pump Pond
1410 A
A
Jetty F-621B
R
F-810 C
D
TPS F-622
D
1410 B
U P
EO/EG
LB3 II
Truck L
Flare stack
Loading Genset MS
Intake Pump
F-1001 F-1002 Truck I N
PT GT SBR
Plant II F-861 Solar
Loading
Acounting
MS
N
D
GA & HR Truck MS
F-810F F-810 E WH II Scale P U
(RO 1) Motor
K
Sea Water
Intake Pump GATE
Office
Produksi
C/R
Drum Filling Poli
Coal MS Laboratorium MS
klinik
Security
C/R Plant I
Yard (RO 2) Ethylene Compressor Main Plant II
MLF SWB 1 F-810A ADM
Sub F-811A
L F-812B
a
P
Truck Mobil
Scale Mekanik
u F-810B F-811B
EO/EG
Taman
F-811B
t WWT
Masjid
Water Water Pond Fire Main Sub
(8702) Pump
Coal
Pond
A-830
Plant II
A-830
Plant I
C/R UT I Plant I Ware
Ke Merak
PT GT SBR Loading
Fly Ash
TPS LB3 I
Office
Cogen REVERSE
RM Storage
Tank
Cooling Fire Water
Control Room
EOD Plant
III
Ware
SILO OSMOSIS Tower Tank
House II
Keterangan : Control Room
Boiler Boiler Boiler Mekanik
Lab. Cogen
(RO 3)
A-291
Truck
&
Finish Product Loading
II I Elektrik
Unit Intake Work Turbin Turbin III Water Pond Tank Area Ware
II I Demin Unit House I
Unit Proses Pengolahan Air Baku shop
Unit Proses Pengolahan Air Limbah
Proses Produksi Penghasil Air Limbah
Saluran Pembuangan Outfall
Gambar 2.2 Lay Out PT. Polychem Indonesia Tbk Divisi Kimia - Merak
2.5 Ketenagakerjaan
PT. Polychem Indonesia Tbk divisi kimia Merak memiliki kurang lebih 627
pekerja pada tahun 2013, pegawai yang baru saja diterima harus mengalami masa
percobaan (training) selama tiga bulan. Berdasarkan statusnya, para pekerja
dibedakan atas staf dan non staf. Yang termasuk golongan staf adalah pegawai yang
memiliki jenjang pendidikan D3 ke atas. Penempatan pekerja di setiap departemen
9
didasarkan pada tingkat pendidikan dan pengalaman kerja yang dimiliki pekerja
tersebut.
Komposisi sumber daya manusia menurut jenjang pendidikan, jabatan,dan
status kerja tahun 2018 dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Pendidikan – 2018
SD/SMP SMK Diploma Strata 1 Strata 2 Total
73 428 31 88 7 627
2.6 Produk
PT Polychem Indonesia Tbk bergerak dalam industri tekstil dan produk
tekstil (TPT), adapun kinerja masing-masing segmen usaha yang dijalankan
perseroan sepanjang 2018, dijabarkan dibawah ini:
10
1. Kimia
besar di pasar dalam negeri. Pada tahun 2018, permintaan MEG di Asia
diprediksikan jauh melebihi kapasitas produksinya dan masa depan industri
MEG, terutama di Asia, dalam jangka panjang masih sangat menjanjikan.
Potensi pasar produk etoksilat Perseroan adalah sangat besar, baik di pasar
lokal maupun ekspor. Oleh karena itu Perseroan telah meningkatkan
kapasitas produksi etoksilatnya menjadi 80.000 ton per tahun dimulai pada
awal kuartal tiga tahun 2013. Perseroan percaya bahwa karena skala
ekonomis, dalam waktu dekat ini tidak akan ada pesaing lain di dalam
negeri.
2. Poliester
a. Operasional Poliester
PT Polychem Indonesia Tbk memiliki fasilitas produksi poliester
berteknologi Zimmer AG dari Jerman untuk memproduksi Poliester Chips,
Benang Poliester (POY), Serat Polyester (PSF) dan teknologi Rieter Scragg
dari Inggris, untuk memproduksi Drawn Textured Yarn (DTY).
b. Produksi
Kapasitas produksi poliester yang dimiliki oleh Perseroan adalah
sebesar 129.600 ton per tahun polimer, 43.200 ton per tahun benang
poliester, 43.200 ton per tahun serat poliester dan 21.600 ton per tahun
Drawn Textured Yarn.
c. Produk
Benang poliester adalah produk benang setengah jadi, yang diproses
lebih lanjut dalam industri tenun dan rajut. Serat poliester merupakan salah
satu bahan baku utama yang digunakan untuk menghasilkan Poliester Spun
13
3.1 Instrumentasi
Instrumentasi merupakan ilmu yang mempelajari dan menerapkan
pengukuran dan pengendalian suatu objek untuk mengetahui harga numerik
variable suatu besaran proses supaya berada dalam batas daerah tertentu atau pada
nilai yang diinginkan (set point). Secara sederhana, dapat disimpulkan bahwa
instrumentasi merupakan seni dari otomasi pengukuran dan kendali. Instrumentasi
telah banyak mempermudah kegiatan yang dilakukan manusia, contohnya
penggunaan saklar (switch), teknologi nirkabel, sistem otomasi dan lain sebagainya.
Dengan melakukan pengukuran, kita dapat mengirimkan sinyal yang
merepresentasikan nilai kuantitatif dari pengukuran yang dilakukan untuk dapat
dilakukan pengolahan secara komputasi dan dapat dilakukan pengendalian
parameter atau variabel tertentu.
Alat yang dapat melaksanakan penerapan ilmu tersebut dinamakan
instrumen. Secara umum instrumentasi memiliki fungsi sebagai alat pengukuran,
alat analisis, dan alat kendali. Instrumentasi sebagai alat pengukuran memiliki
fungsi untuk mengukur nilai dari variable proses sehingga proses yang sedang
berjalan dapat diketahui nilai indikatornya. Instrumentasi sebagai alat analisis
berfungsi untuk menganalisa apakah nilai dari variabel proses terukur sudah sesuai
dengan set point atau belum. Instrumentasi sebagai alat kendali berfungsi untuk
mengendalikan nilai eror agar nilai variabel proses yang terukur dapat mencapai
sedekat mungkin dengan set point [1].
14
15
3.2 Transmitter
Transmitter adalah alat yang digunakan untuk mengubah perubahan sensing
element dari sebuah sensor menjadi sinyal yang mampu diterjemahkan oleh
controller. Sinyal untuk mentransmisikan ini ada dua macam yaitu pneumatic dan
electric. Sistem transmisi pneumatic adalah transmisi menggunakan udara
bertekanan untuk mengirimkan sinyal. Besar tekanan udara yang digunakan adalah
sekitar 3-15 psi. Sistem ini adalah sistem lama sebelum kemunculan era elektrik.
Sistem transmisi elektronik adalah transmisi menggunakan sinyal elektrik untuk
16
mengirimkan sinyal. Range yang digunakan untuk transmisi ini adalah 4-20mA
dan 1-5 VDC.
Transmitter sendiri ada yang berfungsi sebagai pengirim sinyal saja, atau
ada juga yang mengkonversi besaran yang diinginkan. Selain ditransmisikan
ke controller (control room), transmitter juga memiliki display di lapangan yang
digunakan untuk pengecekan secara manual. Biasanya besaran yang
ditunjukkan di lapangan adalah berapa persen dari tekanan. Dari situ bisa
dikonversikan menjadi berapa flowrate (jika mengukur flow) atau berapa level
(jika mengukur kedalaman), dan sebagainya. Ada juga transmitter yang
kemunculan nilai besarannya sudah berupa besaran yang diinginkan misalkan
mengukur flow dengan differential pressure. Pada transmitter bisa langsung
menunjukkan berapa besar flownya, bukan berapa besar differential pressurenya.
Semakin baru teknologi yang digunakan maka semakin bagus juga performa dari
transmitter tersebut. Untuk mentransmisikan sinyal dari transmitter ke control
room, transmitter melakukan pengkondisian sinyal terlebih dahulu agar sesuai
dengan spesifikasi (tegangannya, arusnya). Transmisi yang digunakan untuk
pengiriman sinyal, seperti yang sudah disebutkan sebelum, ada pneumatic dan
elektrik.
Pada transmisi pneumatic, sensing element berperan sebagai sensor
untuk mendeteksi suatubesaran dengan metode tertentu. Dengan sistem
udara bertekanan, sensing element tersebut meng-adjust flapper dan nozzle
akan menyesuaikan posisi flapper. Dari tekanan nozzle ini bisa ditentukan posisi
transmitter sedang on (1) atau off (0). Ada juga yang berfungsi seperti variable
yaitu bisa meng-adjust seberapa persen besar kecilnya nilai tekanan. Dari tekanan
tersebut sudah bisa terlihat outputnya memiliki tekanan berapa. Tekanan itulah
yang akan dikirim melalui tubing transmission ke control room. Jika control
roomnya masih pneumatic, maka digunakan instrument-instrument pneumatic
yang ukurannya besar dan masih kuno. Jika sistem kontrolnya sudah elektrik,
maka digunakan konverter P/I (Pressure to Electric) untuk dikirimkan ke
DCS. Selanjutnya dari control system, sinyal akan dikirim ke lapangan untuk
mengontrol sesuatu (missal valve). Jika menggunakan system control elektrik dan
transmisi pneumatic, maka harus ada konverter I/P (Electric to Pressure). Jika
17
medium komunikasi dengan kecepatan yang tinggi, seperti Local Area Network
(LAN) dan terdapat sejumlah closed loop control pada sistem tersebut [5].
BAB IV
BAHASAN KHUSUS
1 3
o 2
n
t 2
Gambar
r 4.1 Tangki Di-Ethylene Glycol (DEG)
o
l 1
Keterangan alat-alat
R instrumentasi yang terdapat pada Gambar 4.1:
o
o
m
3 25
3
26
pressure (HP) dan low pressure (LP) pada tapping point yang telah ditentukan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa DP transmitter mengukur tekanan hydrostatic
dari fluida yang ada di dalam tangki dan hydrostatic head dinyatakan dalam tekanan
dengan persamaan:
𝑃 = 𝜌×𝑔×ℎ (4.1)
Dimana:
P = tekanan Hydrostatic Head (mmH2O)
ρ = fluid density (kg/m3)
g = konstanta gravitasi
h = level fluida (m)
liquid seal di sini akan mencegah level drop sehingga penunjukan lebih akurat.
Instalasi wet leg banyak dipakai di tangki seperti steam drum, ammonia receiver,
tangki benfield dan sebagainya [9].
Pressure Differential Transmitter (DP) bekerja dengan cara mengukur
perbedaan antara dua tekanan, transmitter ini menggunakan titik referensi yang
disebut tekanan sisi rendah dan membandingkannya dengan tekanan sisi tinggi.
Port pada instrumen ditandai dengan huruf H pada sisi tinggi dan pada sisi rendah
dengan huruf L. Hasil pengukuran dengan transmitter DP dapat berupa nilai
negatif atau nilai positif tergantung pada besarnya tekanan pada kedua sisi.
Transmitter tipe DP juga dapat digunakan sebagaimana pressure transmitter gauge
jika port sisi tinggi di hubungkan ke jalur proses sedangkan sisi rendah dibiarkan
terbuka ke atmosfer, sebaliknya jika port sisi rendah dihubungkan ke jalur proses
sementara sisi port tinggi dibiarkan ke atmosfer maka transmitter (d/p) menjadi alat
pengukur tekanan vakum. Pressure transmitter gauge bekerja dengan metode
membandingkan tekanan proses terhadap tekanan udara sekitar (ambient pressure),
transmitter ini memiliki port untuk mengambil sampel tekanan udara sekitar secara
real-time, karena sifatnya membandingkan maka efek naik turunnya tekanan di
sekitar bisa berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Ketika hasil pengukuran
menunjukkan tekanan lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan udara sekitar
maka hasil pengukuran akan menunjukan nilai positif, sedangkan bila hasil
pengukuran lebih rendah dari tekanan udara sekitar maka hasilnya berupa angka
negatif [10].
Sounding meter berfungsi untuk mengukur kedalaman muatan cairan dalam satu
bejana atau tangki truck/tangki pendam seperti minyak, oli, bahan kimia, dan
muatan cair lain, sedangkan maintenance secara keseluruhan dilakukan setiap 2
tahun sekali untuk setiap plant.
Seperti pada Gambar 4.6, adapun level yang terbaca pada pengukuran dengan
HART Communicator didapat nilai sinyal analog output 14,883mA dengan
pressure saat itu adalah 1836,7 mmH2O. Pada HART Communicator
menggunakan 1 indikasi yaitu dalam bentuk persen dan data yang akan terbaca di
control room nantinya dalam bentuk persen saja bukan dalam bentuk angka, karena
31
di control room hanya perlu mengetahui sudah berapa persen isi tangki nya bukan
jumlahnya yang diperlukan. Pada tangki ini memiliki range LRV (Lower Range
Value) dan URV (Upper Range Value) dengan nilai 0 – 2700 mmH20 atau dalam
sinyal memiliki nilai 4mA – 20mA. Pada tangki ini telah dikalibrasi dan telah
ditentukan range nya. Pada saat saya mengambil data tampilan dilapangan dengan
nilai 68.026% dan pada control room menunjukkan hal yang sama. Adapun
hubungan antara persentase dengan arus memiliki hubungan yang erat. Didalam
ilmu instrumentasi hanya mengenal 0 - 100% dan 4 - 20mA. Untuk tangki ini,
memiliki set point antara persentase level dengan arus yang dapat dijelaskan pada
tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hubungan Level dengan Arus
Level Tangki
Arus (mA)
mmH20 %
0 0 4
675 25 8
1350 50 12
2025 75 16
2700 100 20
Gambar 4.7 merupakan tampilan process variables yang didalamnya terdapat nilai
pressure, range (%), dan sinyal analog output. Pada process variables adapun level
yang terbaca pada pengukuran dengan HART Communicator didapat nilai sinyal
32
analog output 14,883mA dengan pressure saat itu adalah 1836,7 mmH2O dan
dalam bentuk persentase memiliki nilai 68,026%.
Gambar 4.8 Alur Koneksi Dari Lapangan ke Control Room Secara Umum
Field Junction Box
Junction Box
Setelah mengetahui gambaran umum sistem atau cara connect equipment dari
lapangan ke control room maka seorang teknisi juga harus mengetahui wiring
Room
diagram yang sudah dirancang oleh ahlinya sebagai panduan. Karena banyak
equipment yang sudah terhubung di connection room, dan kita tidak bisa menghapal
semua nya, maka dari itu kita perlu wiring diagram nya.
a. Field
b. Junction Box
c. Connection Room
Connection room, dimana connection room ini berkumpulnya kabel dari
junction box yang akan masuk ke dalam rack marshalling cabinet melalui
bagian bawah bangunan, biasanya menggunakan raised floor.
d. Control Room
Dari marshalling cabinet, output dari wiring akan menuju ke DCS
(Distributed Control System). Tiap DCS System Cabinet akan terhubung
satu sama lainnya melalui jaringan DCS. Jaringan DCS ini juga terhubung
dengan monitor sehingga operator bisa memantau proses yang terjadi di
lapangan secara real-time. Gambar selanjutnya adalah contoh operator
work station yang terdapat di dalam control room.
Maka diketahuilah hasil selisih error pada transmitter seperti Tabel 4.3, dan
batas toleransi yang di izinkan adalah ±0,25 %. Jika terjadi error melebihi
standar yang diizinkan, pasang Hart Communicator secara paralel pada
transmitter. Lakukan adjusment Zero dan Span. Kemudian ulangi tahapan
38
2
1
Port Low
1
Port High
Port Low
Port High
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kerja praktek di PT Polychem Indonesia Tbk pada divisi
Instrumentasi dengan judul laporan “PENGUKURAN LEVEL TANGKI PRODUK
(DI-ETHYLENE GLYCOL) MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL PRESSURE
TRANSMITTER DI PT POLYCHEM INDONESIA” kesimpulan yang dapat
diambil sebagai berikut:
1. Penerapan alat ukur dan sistem pengendalian pada suatu obyek bertujuan untuk
mengetahui harga numerik variabel suatu besaran proses dan juga untuk tujuan
mengendalikan besaran proses supaya berada dalam batas daerah tertentu atau
pada nilai besaran yang diinginkan (set point).
2. Pressure Differential Transmitter (d/p) bekerja dengan cara mengukur
perbedaan antara dua tekanan, transmitter ini menggunakan titik referensi yang
disebut tekanan sisi rendah dan membandingkannya dengan tekanan sisi tinggi.
3. Transmitter tipe d/p juga dapat digunakan sebagaimana pressure transmitter
gauge jika port sisi tinggi di hubungkan ke jalur proses sedangkan sisi rendah
dibiarkan terbuka ke atmosfer.
4. Data yang didapat di lapangan, transmitter memiliki persen error sebesar 0.5%
dan dapat di toleransi.
5. Pengukuran level bisa menggunakan HART Communicator untuk mengetahui
URV (Upper Range Value), LRV (Lower Range Value), nilai process variable
dan nilai signal mA yang terdapat pada differential pressure transmitter.
6. Sinyal 4-20mA digunakan untuk mentransmisikan data pembacaan dari
transmitter di lapangan ke control room hingga ke DCS yang juga terhubung
dengan monitor sehingga operator bisa memantau proses yang terjadi di
lapangan secara real-time.
7. Untuk tangki tertutup, kita bisa menggunakan d/p type level transmitter dengan
instalasi Dry leg dan Wet leg pada d/p transmitter.
8. Kalibrasi differential pressure transmitter umumnya dilakukan pada saat
kalibrasi dan sertifikasi rutin tahunan, ini dilakukan untuk melakukan
41
42
penjustiran ulang pada titik zero dan span (minimal dan maksimal) pada
transmitter.
5.2 Saran
Setelah penulis melakukan kerja praktik, maka dengan ini penulis
memberikan saran-saran kepada PT. Polychem Indonesia Tbk dan pihak-pihak
yang terkait agar:
1. Dengan adanya kerja pratek ini diharapkan terjadi hubungan kerja sama
yang baik antara pihak Universitas dengan PT Polychem Indonesia Tbk.
2. Mahasiswa/i yang mengikuti kerja praktek seharusnya dibekali oleh pabrik
dengan alat pelindung diri yang lengkap, seperti safety shoes, ear plug dan
helm kerja.
3. Perkakas yang biasa dipakai untuk maintenance sebaiknya ditempatkan
dengan baik agar tidak mudah hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Minggu Ke :1
Tanggal : 03 Februari 2020 – 07 Februari 2020
Nama : Adhitya Rahma Putra
Universitas : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
- Maintenance
3 Rabu, 05 - 02 – 2020
- Membaca buku referensi
Pembimbing Lapangan
Recky Firdaus
NIK. 025.830.0755
LAPORAN MINGGUAN
KEGIATAN MAHASISWA
KERJA PRAKTIK
PT POLYCHEM INDONESIA TBK
Minggu Ke :2
Tanggal : 10 Februari 2020 – 14 Februari 2020
Nama : Adhitya Rahma Putra
Universitas : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
- Maintenance
1 Senin, 10 - 02 – 2020
- Membaca buku referensi
Pembimbing Lapangan
Recky Firdaus
NIK. 025.830.0755
LAPORAN MINGGUAN
KEGIATAN MAHASISWA
KERJA PRAKTIK
PT POLYCHEM INDONESIA TBK
Minggu Ke :3
Tanggal : 17 Februari 2020 – 21 Februari 2020
Nama : Adhitya Rahma Putra
Universitas : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
- Plant visit
1 Senin, 17 - 02 – 2020
- Diskusi dengann pembimbing lapangan
- Plant visit
2 Selasa, 18 - 02 – 2020 - Diskusi dengann pembimbing lapangan
- Membuat laporan kerja praktek BAB I
- Plant visit
3 Rabu, 19 - 02 – 2020
- Diskusi dengan pembimbing lapangan
- Maintenance
5 Jumat, 21 - 02 – 2020 - Membaca buku referensi
- Diskusi dengan pembimbing lapangan
Pembimbing Lapangan
Recky Firdaus
NIK. 025.830.0755
LAPORAN MINGGUAN
KEGIATAN MAHASISWA
KERJA PRAKTIK
PT POLYCHEM INDONESIA TBK
Minggu Ke :4
Tanggal : 24 Februari 2020 – 28 Februari 2020
Nama : Adhitya Rahma Putra
Universitas : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
- Plant visit
5 Jumat, 28 - 02 – 2020
- Diskusi dengan pembimbing lapangan
Pembimbing Lapangan
Recky Firdaus
NIK. 025.830.0755
Lampiran J Foto Kegiatan Kerja Praktik Di Lapangan
Lampiran K Daftar Hadir Seminar Kerja Praktik
Lampiran L Dokumentasi Seminar Kerja Praktik