PROSEDUR PENDIRIAN RUMAH IBADAT. Pusat Kerukunan Umat Beragama Sekretariat Jenderal Kementerian Agama R.I
PROSEDUR PENDIRIAN RUMAH IBADAT. Pusat Kerukunan Umat Beragama Sekretariat Jenderal Kementerian Agama R.I
PROSEDUR PENDIRIAN RUMAH IBADAT. Pusat Kerukunan Umat Beragama Sekretariat Jenderal Kementerian Agama R.I
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 2
1. TINJAUAN HISTORIS
• Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri
No. 01/BER/mdn-mag/1969 tentang Pelaksanaan Tugas
Aparatur Pemerintah Dalam Menjamin Ketertiban dan
Kelancaran Pelaksanaan Pengembangan dan Ibadat Agama
oleh Pemeluk-Pemeluknya.
• Banyak kalangan menilai bahwa Keputusan Bersama perlu
pada peninjauan (dicabut atau dipertahankan).
• Kementerian Agama melakukan kajian ulang terhadap
Keputusan Bersama.
• Munculnya masalah terkait dengan pendirian suatu rumah
ibadat di sejumlah wilayah di Indonesia.
• Rapat bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama
dan Jaksa Agung, Kapolri, Menteri Hukum dan HAM, dan
sejumlah pejabat lainnya untuk membahas penyempurnaan
Keputusan Bersama tersebut (7 September 2005 ).
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 3
Lanjutan...
• Penyelenggaraan rapat-rapat setingkat eselon I Departemen
Agama dan Departemen Dalam Negeri kala itu, guna menyusun
draf penyempurnaan. Draf ini kemudian dihasilkan Departemen
Agama dan Departemen Dalam Negeri dan siap dibahas dengan
majelis-majelis agama, yang masing-masing diwakili oleh 2 (dua)
orang. (awal Oktober 2005)
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 4
Lanjutan...
90 % dari draf yang disiapkan pemerintah mengalami
perubahan yang sangat mendasar, baik dari segi substansi
maupun formulasi rumusannya, yang disepakati pada 21
Maret 2006 dan ditandatangani oleh Menteri Agama dan
Menteri Dalam Negeri pada tanggal yang sama, sebagai
Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama,
Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan
Pendirian Rumah Ibadat.
Dengan berlakunya Peraturan Bersama ini, maka Keputusan
Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No.
01/BER/mdn-mag/1969 dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 5
B. USULAN PENDIRIAN RUMAH
IBADAT
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 6
1. PEDOMAN PENDIRIAN RUMAH
IBADAT
Pendirian rumah ibadat didasarkan pada
keperluannyata berdasarkan komposisi jumlah
penduduk di wilayah Kelurahan/Desa.
Pendirian rumah ibadat memperhatikan kerukunan
umat beragama, tidak mengganggu ketenteraman dan
ketertiban umum dan mematuhi peraturan perundang-
undangan.
Bila keperluan nyata bagi pelayanan umat beragama di
wil. Kelurahan/Desa tidak terpenuhi, komposisi jumlah
penduduk digunakan batas wil. Kecamatan atau
Kabupaten/Kota atau Provinsi
Pendirian rumah ibadat harus memenuhi persyaratan
administratif dan teknis bangunan gedung.
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 7
Lanjutan...
1. Daftar nama dan KTP pengguna rumah ibadat
minimal 90 orang disahkan oleh pejabat setempat
sesuai dengan tingkat batas wilayah.
2. Dukungan masyarakat setempat minimal 60 orang
yang disahkan oleh Lurah/Kades.
3. Rekomendasi tertulis Kepala Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota.
4. Rekomendasi tertulis FKUB Kabupaten/Kota.
5. Bila persyaratan poin (1) terpenuhi dan
persyaratan poin (2) belum terpenuhi, maka
Pemda berkewajiban memfasilitasi tersedianya
lokasi pembangunan rumah ibadat.
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 8
2. IZIN PENDIRIAN RUMAH IBADAT
Memahami situasi dan kondisi lingkungan dan masyarakat
sekitar dengan mengedepankan kearifan bahwa rumah
ibadat yang akan dibangun akan bermanfaat untuk
agamanya serta masyarakat di sekitarnya
Menjaga kerukunan umat beragama dan tidak mengganggu
ketenteraman dan ketertiban umum serta mematuhi
peraturan perundang-undangan.
Membuat daftar nama dan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
pengguna rumah ibadat dan disahkan oleh lurah/camat di
wilayah rumah ibadat akan dibangun.
menunjukkan bukti dukungan pembangunan rumah ibadat
dari sekelompok agama lain dengan menunjukkan KTP
sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) orang dan disahkan
oleh lurah/camat di wilayah di mana rumah ibadat akan
dibangun.
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 9
Lanjutan...
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 10
3. IZIN SEMENTERA
PEMANFAATAN GEDUNG
Pemanfaatan bangunan gedung bukan rumah ibadat sebagai
rumah ibadat sementara harus mendapat surat keterangan
pemberian izin sementara dari Bupati/Walikota.
Mengacu pada peraturan perundang-undangan tentang
bangunan gedung.
Pemeliharaan kerukunan umat beragama dan ketertiban
masyarakat dengan:
a. Izin tertulis pemilik bangunan.
b. Rekomendasi tertulis Lurah/Kades.
c. Laporan tertulis kepada FKUB Kabupaten/Kota.
d. Laporan tertulis kepada Kepala Kantor
Kemenag Kabupaten/Kota
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 11
C. PROPOSAL PENDIRIAN RUMAH
IBADAT
Latar Belakang
Menjelaskan latar belakang perlunya pendirian rumah ibadat
dengan gambaran kondisi sosial masyarakat terkait pelayanan
keagamaan.
Dasar Hukum
Menuliskan dasar hukum terkait serangkaian regulasi dan
perturan perundang-undangan dan aturan teknis administratif
pendirian rumah ibadat. (Salah satunya adalah PBM Nomor 9
dan 8 Tahun 2006).
Tujuan
Menjelaskan tujuan-tujuan didirikannya rumah ibadat yang
sekiranya dapat menunjang kualitas pengamalan agama umat
beragama yang mengacu kepada Pancasila dan UUD 1945
terkait kehidupan agama dan keagamaan warga negara.
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 12
Lanjutan...
Nama dan Lokasi Rumah Ibadat
Menuliskan dengan jelas nama rumah ibadat yang akan didirikan
berikut lokasi (alamat) yang jelas dan bila perlu mencantumkan
nama dan nomor telpon panitia.
Pembiayaan
Menyebutkan dan menjelaskan sumber-sumber pembiayaan
untuk mendanai pembangunan rumah ibadat, termasuk
menyebutkan nama sponsor bila memang diperlukan.
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 14
D. REKOMENDASI TERTULIS
1) Lembaga berwenang pemberi rekomendasi tertulis atas
pendirian rumah ibadat adalah Forum Kerukunan Umat
Beragama (FKUB) tingkat Kabupaten/Kota (bukan FKUB
tingkat Provinsi).
2) Pertimbangan Pemberian Rekomendasi:
Ketua FKUB Kabupaten/Kota telah menerima surat
permohonan pemberian rekomendasi tertulis yang
dilampirkan persyaratan-persyaratan teknis dan
administratif dari panitia pembangunan rumah ibadat.
Ketua FKUB memperlajari surat permohonan, apakah
persyaratan-persyaratan pendirian rumah ibadat sudah
sesuai dengan PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006.
Ketua FKUB mengundang pihak pemohon untuk
melakukan presentasi dan klarifikasi terhadap usulan
rekomendasi berikut dengan persyaratan-
persyaratannya.
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 15
Lanjutan...
FKUB melakukan pengecekan lapangan dan mencari
informasi tentang keberatan atau dukungan warga sekitar
terhadap rencana pembangunan rumah ibadat yang
diusulkan.
Rapat pleno FKUB yang membahas keseluruhan aspek
yang menjadi pertimbangan dalam pemberian
rekomendasi tertulis secara komprehensif dengan
prinsip musyawarah dan mufakat.
Ketua FKUB mengeluarkan keputusan dan rekomendasi
tertulis terhadap usulan pendirian rumah ibadat.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari kesimpulan
akhir rapat pleno anggota FKUB setelah dilakukan
sejumlah langkah-langkah penting dan pertimbangan dari
berbagai sisi secara komprehensif.
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 16
E. PERSELISIHAN
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 17
1. BENTUK PERSELISIHAN
Penolakan warga masyarakat sekitar
atau masyarakat sewilayah karena
sejumlah alasan.
Protes warga masyarakat sekitar atau
masyarakat sewilayah karena
digunakannya fasilitas umum sebagai
rumah ibadat.
Pencabutan Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) dengan berbagai alasan.
Pengerusakan rumah ibadat
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 18
2. PENYEBAB PERSELISIHAN
Tidak adanya komunikasi yang baik antara panitia
pembangunan rumah ibadat dengan masyarakat dan FKUB.
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 19
3. PENYELESAIAN
Perselisihan rumah ibadat diselesaikan dengan cara-cara yang
adil, tidak memihak dan keterlibatan aktif pihak pemerintah
dan masyarakat secara bersama untuk melakukan dialog dan
musyawarah.
Mediator:
Pemerintah Daerah
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
POLRI
Badan Intelejen Negara dan Komunitas Intelijen Daerah
Kementerian Agama RI
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA 20
Terima Kasih
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA