Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan
kita. Kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan
yang kita konsumsi sebagian besar bersifat asam, sedangkan pembersih yang
kita gunakan (sabun, detergen, dll.) adalah basa. Enzim-enzim dan protein
dalam tubuh kita juga merupakan asam.
Di alam, asam ditemukan dalam buah- buahan, misalnya asam sitrat
dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka
mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk
menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad
pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yangdigunakan
oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak.
Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan dalam
tiga golongan yaitu bersifat asam, basa dan netral. Sifat asam-basa dari suatu
larutan juga dapat ditunjukkan dengan mengukur pH nya. pH adalah suatu
parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.
Larutan asam mempunyai pH lebih rendah dari 7, larutan basa mempunyai
pH lebih besar dari 7, sedangkan larutan netral mempunyai ph = 7.
Mempelajari cara menentukan pH dan sifat larutan sangat penting
untuk mengetahui apakah larutan itu bersifat asam ataupun basa. Biasanya
cara yang digunakan untuk menentukan sifat dan pH larutan adalah dengan
menggunakan indikator. Indikator asam basa adalah suatu bahan yang dapat
mengidentifikasi sifat asam dan basa suatu larutan. Apabila suatu bahan
indikator diujikan terhadap 2 larutan asam basa maka akan terjadi perubahan
warna yang dapat membedakan suatu larutan bersifat asam atau basa. Pada
percobaan sains untuk menguji larutan asam basa biasanya menggunakan
indikator sintetis antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan
bromtimol biru.

1.2. Tujuan Pratikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Menentukan PH dari berbagai bahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 pH Secara Umum

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan


tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH
didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut.
Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental,
sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah
skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang
pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional (Chang, 2003).
Lambang pH dambil dari bahasa prancis yaitu “pouvair hidrogane”
artinya “ kekuatan hidrogen” menuju eksponsial. Dalam larutan netral atau air
murni pH = POH = 7,00 , jika pH<7 artinya larutan bersifat asam, dan jika
pH>7 artinya larutan bersifat basa. Kegunaan praktis dari pH adalah untuk
menunjukkan keasaman dan kebasaan suatu larutan. Nilai pH suatu larutan
dapat diukur secara akurat menggunakan pH meter. Instrumen ini terdiri dari
elektroda yang dibuat dari bahan khusus dan dicelupkan ke dalam larutan yang
akan di ukur. Suatu potensial yang bergantung pada nlai pH dibangkitkan
diantara elektroda-elektroda dan dibaca pada meter yang telah dikalibrasi
langsung kedalam satuan pH. Walaupun tidak begitu tepat, indikator asam basa
sering dgunakan untuk mengukur pH, sebab indikator tersebut biasanya
berubah warna dalam rentang nilai pH tertentu (Sunarya : 2002).

2.2 Indikator pH
Untuk mengetahui sifat asam atau basa suatu zat tidak dapat dilkukan
langsung dengan mencicipi atau memegangnya. Mencicipi atau memegang zat
secara langsung sangat berbahaya. Contohnya asam sulfat H2SO4, yang dalam
kehidupan sehari-hari digunakan sebagai accu zuur (air aki). Bila tangan atau
kulit terkena asam sulfat, akan melepuh seperti luka bakar dan bila mata terkena
asam sulfat akan buta. Cara yang tepat untuk menentukan sifat asam atau basa
suatu zat adalah dengan menggunakan zat petunuk yang disebut indikator.
Indikator asam-basa adalah zat yang dapat berbeda warna jika berada dalam
lingkungan asam atau lingkungan basa (Sukardjo. 2009 :179).
Indikator pH merupakan zat yang dapat berubah warna apabila pH
lingkungannya berubah. Indikator pH dapat dibedakan menjadi indikator satu
warna dan indikator dua warna. Indikator satu warna adalah yaitu indikator
yang mempunyai satu macam warna seperti fenolptalin yang hanya akan
berwarna merah bila dalam lingkungan basa. Indikator dua warna adalah
indikator yang mempunyai dua warna,yaitu warna asam dan warna basa.
Indikator kuning alizarin mempunyai warna kuning dalam lingkungan asam
(warna asam) dan berwarna ungu dalam lingkungan basa (warna basa)
(Sutresna.2008).
Indikator asam basa biasanya dibuat dalam bentuk larutan. Dalam titrasi
asam basa, sejumlah kecil larutan indikator ditanbahkan kedalam larutan yang
ditritasi dalam bentuk lain kemudian dikeringkan. Jika kertas ini dibasahi
dengan larutan yang sedang diuji, terjadi warna yang dapat digunakan sebagai
penentu pH larutan. Kertas ini disebut kertas pH.
Beberapa indikator yang penting dalam titrasi asam-basa dapat dilihat
dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1. Sifat beberapa indikator asam-basa yang penting.

No Nama Indikator Warna Asam Warna Basa pH pKa


1. Cresol red Merah Kuning 0,2-1,8 -
2. Thymol blue Merah Kuning 1,2-2,8 1,7
3. Bromophenol blue Kuning Biru 3,0-4,0 4,1
4. Methyi orange Merah Orange 3,1-4,4 3,7
5. Congo red Biru Merah 3,0-5,0 -
6. Bromocresol green Kuning Biru 3,8-5,4 4,7
7. Methyl red Merah Kuning 4,2-6,3 5,0
8. Bromocresol purple Kuning Ungu 5,2-6,8 6,1
9. Litmus Merah Biru 5,0-8,0 -
10. Bromothymol blue Kuning Biru 6,0-7,6 -
11. Phenol red Kuning Merah 6,8-8,4 7,1
12. Cresol red Kuning Merah 7,2-8,8 7,8
13. Thymol blue Kuning Biru 8,0-9,6 8,2
Tak
14. Phenolphatein Merah 8,3-10 8,3-10
Berwarna
(Sumber: David Harvey, (2000). Modern Analytical Chemistry
hal.289 yang dikutip oleh Padmaningrum (2006) jurdik kimia).

Pengukuran pH larutan dapat dilakukan dengan indikator:

2.2.1. Indikator Tunggal


Indikator kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru fungsinya
hanya untuk membedakan larutan yang dituju itu bersifat asam atau basa.
Kertas lakmus akan menunjukkan warna yang berbeda ketika dimasukkan
dalam larutan yang berbeda jenis. Perubahan warna pada kertas lakmus
disebabkan oleh adanya orchein (ekstrak lichenes), yang berwarna biru di
dalam kertas lakmus. Cara kerja kertas lakmus adalah sebagai berikut. Ketika
kertas lakmus dimasukkan ke dalam larutan asam maka akan berubah
menjadi merah sedangkan jika dimasukkan ke dalam larutan yang bersifat
basa maka akan berubah menjadi warna biru dan jika dimasukkan ke adalam
larutan yang bersifat netral tidak akan mengubah warna kertas lakmus, baik
merah maupun biru (Foster, 2000).
2.2.2. Indikator Universal
Pengukuran pH pada suatu larutan dapat dilakukan juga dengan
indikator universal yang sengaja dibuat oleh manusia. Indikator universal
adalah gabungan dari beberapa indikator asam-basa buatan yakni metil jingga
(trayek pH 2,9-4,0), metil merah (trayek pH 4,2-6,3), bromtimol biru (trayek
pH 6,0-7,6), dan fenolftalein (trayek pH 8,3-10,0). Indikator-indikator
tersebut memberikan warna yang berbeda tergantung pada pH larutan. Warna
yang terbentuk akan dicocokkan dengan peta warna standar yang sudah
diketahui nilai pH nya (Foster, 2000).

2.2.3. pH Meter
pH meter adalah suatu alat yang dapat digunakan sebagai pengukur pH
larutan. pH meter memiliki elektroda jika dicelupkan ke dalam larutan dapat
mengukur ion hidrogen. Nilai pH larutan terlihat pada skala pH meter.
Pengukuran pH larutan dengan menggunakan pH meter lebih akurat
dibandingkan dengan indikator lainnya (Horale dan Parning, 2004 :37-39).
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond., (2003), “Kimia Dasar: Konsep - Konsep Inti Edisi Ketiga”,
Erlangga, Jakarta.

Foster., (2000), “Kimia Dasar”, Erlangga, Jakarta.

Horale dan Parning, (2004), “Buku Kimia 2B”, Yudhistira, Jakarta, Hal. 37-39.

Sukardjo., (2009), “Kimia SMA/MA”, Bailmu, Jakarta.

Sunarya, Yayan., (2002), “Kimia Dasar 2”, Alkemi Grafisindo press, Bandung.

Sutresna, N., (2008), “Cerdas Belajar Kimia”, Grafindo, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai