( dr. Yunni Diansari, Sp.S (K) ) ( dr. Selly Marisdina, Sp.S (K), MARS)
Pengarah
Direktur Utama dr . Mohammad Syahril, Sp.P, MARS
Direktur Medik dan Keperawatan
Tim Penyusun
(diisi dengan nama Departemen (diisi dengan nama personil yang terlibat dalam
atau Unit Kerja yang terlibat penyusunan PPK)
dalam penyusunan PPK)
Departemen Neurologi Dr. Yunni Diansari, Sp.S (K)
Divisi Neuroonkologi
Departemen Dr.
Divisi Dr. ………………………………………
Dr. ………………………………………
Departemen Bedah Dr. ………………………………………
Divisi Bedah Syaraf Dr. ………………………………………
Dr. ………………………………………
Departemen Dr. ………………………………………
Divisi Dr. ………………………………………
Dr. ………………………………………
Unit Stroke Dr. ………………………………………
Dr. ………………………………………
Dr. ………………………………………
Tim Penelaah Internal
(diisi dengan nama Departemen (diisi dengan nama personil yang terlibat dalam
atau Unit Kerja yang terlibat telaah PPK)
dalam telaah PPK)
Departemen Neurologi Dr. Yunni Diansari, Sp.S (K)
Divisi Neuroonkologi Dr. ………………………………………
Dr. ………………………………………
Departemen Dr.
Divisi Dr. ………………………………………
Dr. ………………………………………
Departemen ……… Dr. ………………………………………
Divisi…. Dr. ………………………………………
Dr. ………………………………………
Tim Penelaah Eksternal
Komite Medik
Instalasi Farmasi
Bidang Pelayanan Medik
Lembar Pengesahan...........................................................................................................................
Tim Penyusun....................................................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................................................
Daftar Tabel.......................................................................................................................................
Daftar Gambar..................................................................................................................................vii
Daftar Singkatan.............................................................................................................................viii
Pendahuluan.......................................................................................................................................
Metode Penyusunan...........................................................................................................................
Isi..........................................................................................................................................................
1. Definisi....................................................................................................................................
2. Anamnesis..............................................................................................................................
3. Pemeriksaan fisik...................................................................................................................
4. Kriteria Diagnosis..................................................................................................................
5. Diagnosis Banding.................................................................................................................
6. Pemeriksaan penunjang........................................................................................................
7. Tatalaksana.............................................................................................................................
8. Edukasi....................................................................................................................................
Kepustakaan.................................................................................................................................
Tumor otak atau tumor intrakranial merupakan neoplasma atau proses desak ruang
(space occupying lession atau space taking lession) yang timbul di dalam rongga
tengkorak baik di dalam kompartemen supratentorial maupun infratentorial. Berdasarkan
data statistik, angka insidensi tahunan tumor intrakranial di Amerika adalah 16,5 per
100.000 populasi per tahun, dimana separuhnya (17.030) adalah kasus tumor primer yang
baru dan separuh sisanya (17.380) merupakan lesi-lesi metastasis. Di Indonesia dijumpai
frekuensi tumor otak sebanyak 200-220 kasus/tahun dimana 10% darinya adalah lesi
metastasis. Insidensi tumor otak primer bervariasi sehubungan dengan kelompok umur
penderita. Angka insidens ini mulai cenderung meningkat sejak kelompok usia dekade
pertama yaitu dari 2/100.000 populasi/tahun pada kelompok umur 10 tahun menjadi
8/100.000 populasi/tahun pada kelompok usia 40 tahun; dan kemudian meningkat tajam
menjadi 20/100.000 populasi/tahun pada kelompok usia 70 tahun untuk selanjutnya
menurun lagi.
Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan klinis
kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan
yang maligna, karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan
pertumbuhan masa tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek
dari masa tumor ke jaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi
dari jaringan otak. Walaupun demikian ada beberapa jenis tumor yang mempunyai
predileksi lokasi sehingga memberikan gejala yang spesifik dari tumor otak. Dengan
pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi hampir pasti dapat dibedakan tumor benigna
dan maligna.
Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen) dibanding
perempuan (39,26 persen) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai ≥60 tahun (31,85
persen); selebihnya terdiri dari berbagai kelompok usia yang bervariasi dari 3 bulan
sampai usia 50 tahun. Dari 135 penderita tumor otak, hanya 100 penderita (74,1 persen)
yang dioperasi dan lainnya (26,9 persen) tidak dilakukan operasi karena berbagai alasan,
seperti; inoperable atau tumor metastase (sekunder). Lokasi tumor terbanyak berada di
lobus parietalis (18,2 persen), sedangkan tumor-tumor lainnya tersebar di beberapa lobus
otak, suprasellar, medulla spinalis, cerebellum, brainstem, cerebellopontine angle dan
multiple. Dari hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA), jenis tumor terbanyak yang
PPK ini disusun berdasarkan acuan pada PNPK yang terbaru dan telah disahkan oleh
Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal ...........
Apabila PNPK tidak tersedia, maka PPK dapat dibuat berdasarkan Clinical Practice
Guidelines (CPG) terbaru dari negara/institusi kesehatan tertentu atau organisasi profesi
yang berhubungan, dan diadaptasi mengikuti kaidah evidence-based CPG.
Apabila PNPK/CPG tidak tersedia, maka PPK dapat didasarkan pada summaries of review
yang berbasis Evidence-based Medicine (EBM) seperti yang terdapat pada Dynamed®.
Jika semua acuan di atas tidak tersedia, maka penyusunan PPK dapat didasarkan pada
dokumen berikut, dengan mencantumkan sumber sitasi pada pernyataan yang terkait:
1. Systematic Review (lampirkan strategi pencarian dan telaah kritis)
2. Primary studies (lampirkan strategi pencarian dan telaah kritis)
3. Konsensus, pedoman, atau panduan yang dikeluarkan resmi oleh organisasi
profesi
Penyusunan PPK ini dilakukan dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia
di RSUP dr. Moh Hoesin meliputi:
1. Alat medis (diagnostik dan terapeutik) dan kompetensi yang tersedia di RSUP dr.
Moh.Hoesin
2. Ketersediaan dan restriksi obat di Formularium RSUP dr. Moh.Hoesin dan
Formularium Nasional
3. Pagu pembiayaan BPJS untuk RSUP dr. Moh.Hoesin
PPK ini akan ditinjau kembali dan diperbaharui (jika diperlukan) sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun sejak disahkan, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
A. Definisi
Tumor Otak adalah sekelompok tumor yang timbul dalam system saraf pusat baik
primer maupun metastasis.
D. Kriteria Diagnosis
Memenuhi kriteria anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan imaging
E. Diagnosis Banding
- Tumor otak primer
- Tumor otak metastasis
- Abses otak
- Tuberkuloma
- Toksoplasma
- Limfoma
F. Pemeriksaan penunjang
CT scan kepala + kontras
MRI kepala + kontras
MR Spectroscopy
Thorax foto PA
Fungsi luhur
EEG/EMG/BAEP atas indikasi
Tumor marker
Biopsi tumor
o Sitologi cairan serebrospinal (plus flowcytometri)
G. Tatalaksana
Pengobatan simptomatik :
- Kortikosteroid oral/injeksi sesuai indikasi
- Anti konvulsan jika kejang : obat anti epilepsi yang tidak menginduksi sitokrom
p450 seperti asam valproat, levetiracetam (level A), topiramat
- Anti nyeri : Paracetamol 20 mg/bb/kali maks 4000 mg/hari oral atau intravena,
gabapentin 100-1200 mg/hari maksimal 3600 mg/hari
Tindakan :
- Tindakan operatif (kelas I, peringkat bukti B):
Pembedahan dilakukan pada tumor jinak (tumor ganas dilakukan juga
pembedahan bila dengan assessment awal secara multi disiplin tumornya secara
lokasi, fleksibel untuk dilakukan reseksi maksimal bahkan total).
- Radioterapi (kelas 2, peringkat bukti B): lokal atau whole brain radiotherapy;
H. Edukasi
Breaking the bad news and family meeting tentang :
Penjelasan sebelum masuk RS (rencana rawat, biaya, pengobatan prosedur, masa
dan tindakan pemulihan dan latihan, manajemen nyeri, risiko dan komplikasi
9 . Prognosis
Ad vitam : dubia
Ad functionam : dubia
Ad sanationam : dubia
Alberta Health Services, 2014. Seizure Management in Patients with Primary and
Metastatic Brain Tumors, Alberta Health Service Canada
Soffetti R, Cornu P, Dellerte JY, et al, 2015. Brain Metastases, European Handbook
of Neurological Management, Blackwell Publishing Co