Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SITOKSONOMI TUMBUHAN

“MORFOLOGI KROMOSOM, JUMLAH KROMOSOM, TINGKAH LAKU


KROMOSOM, PERANAN KROMOSOM DALAM TAKSONOMI TUMBUHAN”

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


Dr. MORALITA CHATRI, M. P

DISUSUN OLEH :

YOGI VALFA (22177019)

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah “Morfologi Kromosom, Jumlah Kromosom, Tingkah Laku
kromosom, Peranan Kromosom dalam Taksonomi Tumbuhan” ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Dan saya juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Padang, September 2022

Exlesia Silvi
NIM. 22177002

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2
................................................................................................................................................
A. Kromosom.............................................................................................................2
a. Morfologi Kromosom...................................................................................4
b. Jumlah Kromosom.......................................................................................5
c. Tingkah Laku...............................................................................................6
d. Peranan Kromosom Dalam Taksonomi Tumbuhan.....................................8
BAB III PENUTUP............................................................................................................9
A. Kesimpulan............................................................................................................9
B. Saran......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tahun 1887 Benden dan Boveri melaporkan bahwa banyaknya benda di dalam
nucleus dari makhluk yang berbeda adalah berlainan dan jumlahnya untuk tiap makhluk adalah
konstan selama makhluk itu hidup. Benda-benda itu untuk pertama kali dinamakan kromosom
oleh waldeyer pada tahun 1888. Pada tahun 1933, Morgan menemukan fungsi dari kromosom
dalam pemindahan sifat-sifat genetic. Beberapa ahli lainnya seperti Heitz pada tahun 1935,
Kuwanda pada tahun 1939, Gritter pada tahun 1940 dan Kaufman pada tahun 1948 kemudian
menyusul memberi keterangan lebih banyak tentang morfologi kromosom.
Studi kromosom telah dimulai sejak era 1600, sesaat setelah mikroskop ditemukan.
Penemuan mikroskop memberikan kontribusi yang besar terhadap kemajuan ilmu kromosom.
Struktur kromosom pertama kali diamati oleh Karl Wilhelm von Nägeli pada tahun 1842,
sebagai objek yang muncul pada saat pembelahan sel. Tahun 1844, perilaku kromosom pada saat
pembelahan sel berhasil dideskripsikan oleh Nägeli dan dinyatakan sebagai deskripsi pertama
tentang mitosis. Walther Flemming, 38 tahun kemudian (1882), menciptakan istilah kromatin
pada saat pembuatan sketsa proses mitosis pada laporannya. Pada tahun 1888, seorang ahli
anatomi, patologi dan embriologi, Heinrich Wilhelm Gottfried von Waldeyer-Hartz, dikenal
dengan Wilhelm Waldeyer berkebangsaan Jerman memberikan istilah kromosom
(Chromosomen) sebagai benda berwarna (stainable bodies) berdasarkan konsep morfologi
anatomi dan susunan benang kromatin yang dijelaskan oleh Flemming.
Benda berwarna ini mampu menyerap zat warna dengan baik sehingga terlihat kontras
dengan bagian sel lain. Penemuan struktur molekul DNA oleh Watson dan Crick (1953),
kemajuan teknik pencitraan kromosom oleh Barbara (1938) dan prosedur sekuensing DNA oleh
Sanger dan Coulson (1975), telah memberikan kontribusi yang signifikan dan
penemuanpenemuan baru dalam bidang sitogenetika, meliputi ilmu tentang struktur, fungsi,
perilaku dan efek kromosom, baik pada tingkat konvensional sampai tingkat pemetaan molekuler
modern (Figueroa & Bass, 2010; Fukui & Nakayama, 2000; Gill, Hans, & Jackson, 2008;
Paweletz, 2001; Scheuerlein, Henschke, & Köckerling, 2017)

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Morfologi Kromosom ?
2. Bagaimana jumlah kromosom ?
3. Bagaimana tingkah laku kromosom ?
4. Bagaimana peranan kromosom dalam taksonomi tumbuhan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui morfologi kromosom.
2. Untuk mengetahui jumlah kromosom.
3. Untuk mengetahui tingkah laku kromosom.
4. Untuk mengetahui peranan kromosom dalam taksonomi tumbuhan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kromosom
Kromosom merupakan struktur nukleoprotein, membawa materi genetik berupa DNA
sebagai unit hereditas serta membawa informasi untuk aktivitas regulasi sel (Crow & Crow,
2002; Francis, 2007). Genom pada tumbuhan terbagi menjadi kromosom yang terdiri dari jutaan
basa DNA. Jumlah kromosom pada tanaman berbunga cukup banyak jika diamati di bawah
mikroskop. Berbeda dengan kromosom pada manusia, kromosom pada tumbuhan memiliki
variasi sebanyak jumlah spesies yang ada, dapat berbeda dari satu spesies dengan spesies lainnya
dan dapat berbeda antara tipe wild (liar) dan kultivar. Hal ini menyebabkan beberapa bagian
kromosom tumbuhan sulit dibedakan, sehingga menjadi barrier genetik terhadap aliran genetik
antara spesies tersebut (Gur & Zamir, 2004; Heslop‐Harrison & Schwarzacher, 2011; Husband,
2004). Akan tetapi, dalam penelitian sitologi, beberapa di antaranya telah digunakan sebagai
penanda genetik dalam mengidentifikasi kromosom dan memvisualisasikan perubahan struktur
kromosom. Perbedaan jumlah dan morfologi kromosom dapat digunakan sebagai data klasifikasi
dan hubungan kekerabatan dalam tingkat familia (Aristya et al., 2015).
Fungsi utama kromosom adalah bertanggung jawab pada pemisahan DNA dalam jumlah
yang sama dan memastikan bahwa keturunan membawa sifat dari kedua orang tua pada setiap
pembelahan sel (Bass & Birchler, 2011). Di samping itu, kromosom juga menjaga integritas dan
ketepatan replikasi genom pada setiap siklus sel. Kromosom memiliki tiga elemen struktur utama
yang diperlukan untuk replikasi dan pemeliharaan: sentromer, telomer dan unit replikasi.
Struktur kromosom membantu memastikan DNA tetap melilit pada protein.
2. Morfologi Kromosom

Morfologi kromosom terdiri dari beberapa bagian. Kebanyakan makhluk hidup, di dalam


nukleusnya terdapat benda-benda halus berbentuk lurus seperti batang atau bengkok dan terdiri
dari zat yang mudah  mengikat zat warna. Benda-benda tersebut dinamakan  kromosom dan zat
yang menyusunnya disebut kromatin (Suryo, 1990).

Kromosom dapat dilihat dengan mudah, apabila menggunakan teknik pewarnaan khusus
selama nukleus membelah. Hal ini karena pada saat itu kromosom mengadakan kontraksi
sehingga menjadi lebih tebal, dan dapat mengisap zat warna lebih baik. Dalam arti lain, 

3
kromosom  tampak  jelas pada saat sel sedang membelah karena mengalami pemadatan dan
penggandaan. Ukuran kromosom  bervariasi  bagi setiap species. Panjangnya berkisar antara 0,2-
50 mikron, diameternya antara 0,2-20 mikron dan pada manusia mempunyai panjang 6 mikron.

Suatu kromosom terdiri dari lengan kromosom dan sentromer. Adapun strukturnya
digambarkan seperti berikut:

Satu kromosom terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu sebagai berikut:

A. Sentromer

Sentromer disebut juga kinetochore, merupakan bagian kepala kromosom.


Sentromer adalah daerah yang mengerut dari kromosom saat proses mitosis atau meiosis
dan merupakan tempat melekatnya benang-benang gelendong. Fungsinya adalah sebagai tempat
berpegangan benang plasma dari gelendong inti (spindle) pada stadium anafase.

Sentromer tidak mengandung kromonema dan gen. Berdasarkan letak dan panjangnya lengan,
sentromer dapat dibedakan dalam beberapa bentuk kromosom, yaitu:

1. Metasentris, apabila sentromer terletak di median (kira-kira di tengah kromosom),


sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan sama panjang dan mempunyai bentuk seperti
huruf V.
2. Submetasentris, apabila sentromer terletak di submedian (ke arah salah satu ujung
kromosom), sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan tak sama panjang dan mempunyai
bentuk seperti huruf J.

4
3. Akrosentris, apabila sentromen terletak di subterminal (di dekat ujung kromosom),
sehingga kromosom tidak membengkok melainkan tetap lurus seperti batang. Satu lengan
kromosom sangat pendek, sedang lengan lainnya sangat panjang.
4. Telosentris, apabila sentromen terletak di ujung kromosom, sehingga kromosom hanya
terdiri dari sebuah lengan saja dan berbentuk lurus seperti batang. Kromosom manusia tidak ada
yang telosentris.

B. Lengan

Lengan ialah badan kromosom sendiri. Mengandung kromonema dan gen. Lengan memiliki 3
daerah:

1. Selaput, ialah lapisan tipis yang menyelimuti badan kromosom


2. Kandung / matrix, mengisi seluruh lengan, terdiri dari cairan bening
3. Kromonema, ialah benang halus berpilin-pilin yang terendam dalam kandung, dan
berasal dari kromonema kromatin sendiri. Di dalam kromonema terdapat kromomer
(pada manusia tidak jelas).

Melihat pada perbedaan banyaknya mengisap zat warna teknik mikroskopik, kromatin
(kromosom yang sedang tidak mengalami proses pembelahan) bagian lengan kromosom
dibedakan oleh E. Hertz (1928) atas:

1. Heterokromatin, ialah daerah kromatin yang relatif lebih banyak dan lebih mudah
mengisap zat warna dibandingkan dengan bagian lain dari lengan.
2. Eukromatin, ialah daerah kromatin yang terang dan mengandung gen-gen yang sedang
aktif.
Pada satu kromatin, daerah hetero tersebar di antara eukromatin, paling banyak dekat
sentromer. Daerah heterokromatin sewaktu waktu dapat berubah menjadi eukromatin, bilamana
gen-gennya berubah menjadi aktif. Sebaliknya daerah eukromatin dapat pula berubah menjadi
heterokromatin, pada saat gen-gennya tidak aktif atau beristirahat. Dengan demikian dapatlah
kita ketahui, bahwa suatu gen tidak selalu giat melakukan transkripsi, bergantung pada
kebutuhan sel pada waktu bermetabolisme.

5
Kromosom adalah penebalan benang-benang kromatin ketika terjadi pembelahan sel.
Kromosom berisi sekumpulan materi genetik berupa untaian molekul DNA yang panjang.
Gambar kromosom yaitu sebagai berikut.

Struktur kromosom terdiri atas dua bagian utama, yaitu sentromer dan lengan kromosom.
Sentromer (kinetokor/kepala kromosom), merupakan bagian kromosom yang tidak terdapat gen.
Sentromer berperan pada saat pembelahan sel, yaitu sebagai tempat melekatnya benang-benang
spindel yang mengarahkan pembelahan sel.

Lengan kromosom (kromatid/badan kromosom). Lengan kromosom tersusun atas selaput


(membran), kromonema, dan matriks. Selaput berfungsi untuk melapisi dan melindungi
kromosom. Matriks merupakan cairan yang mengisi seluruh bagian kromosom, sedangkan
kromonema merupakan benang halus berpilin yang terendam di dalam matriks. Kromonema
tersusun atas butiran atau manik-manik yang disebut kromomer atau nukleosom. Pada kromomer
terdapat lilitan benang DNA yang merupakan gen pembawa informasi genetik suatu individu.
Bagian yang berfungsi sebagai tempat gen pada kromosom adalah lokus. Bagian DNA yang
terletak pada ujung kromosom disebut telomer. Fungsi telomer yaitu melindungi DNA dari
kerusakan dan mempertahankan kestabilan DNA. Beberapa kromosom juga memiliki satelit.
Satelit adalah bagian kromosom yang berbentuk bulatan dan terletak di ujung lengan kromatid.
Satelit terbentuk karena adanya konstriksi sekunder di daerah tersebut.

3. Jumlah Kromosom
Kromosom diploid (2n) adalah kromosom homolog yang berpasangan atau dua kromosom
dalam satu set. Sedangkan kromosm haploid (n) adalah sel yang hanya terdiri satu set kromosom.
Kromosom haploid memiliki jumlah sebesar n berarti jika suatu makhluk hidup memiliki
23 kromosom haploid, jumlah kromosom totalnya adalah 23. Sedangkan kromosom diploid
berjumlah 2n, jika suatu makhluk hidup memiliki 23 kromosom diploid, ini berarti makhluk
tersebut memiliki 23 pasang atau 46 total kromosom.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica pada organisme yang dapat bereproduksi seksual,
kromosom diploid selalu ditemukan dalam sel somatic atau sel tubuh. Sementara kromosom
haploid selalu ditemukan dalam sel kelamin seperti sperma, sel telur, dan gamet.
Sel dengan kromosom diploid akan membelah untuk memperbanyak diri secara mitosis
sedangkan sel dengan kromosom haploid akan membelah secara meiosis.

6
Pembelahan kromosom diploid akan menghasilkan gen idektik dengan induknya,
sedangkan pembelahan sel haploid tidak menghasilkan anakan yang identic dengan induknya
karena terjadi persilangan dalam prosesnya.
Dilansir dari Microbe Notes, kromosom diploid digunakan untuk pertumbuhan serta
perkembangan makhluk hidup. Sementara kromosom haploid digunakan untuk reproduksi
seksual dan keragaman genetic pada makhluk hidup.
Organisme yang termasuk haploid adalah organisme yang berkembang dari telur yang
tidak dibuahi atau organisme aseksual seperti lebah jantan, beberapa alga dan jamur, dan
beberapa Protista.
Sedangkan organisme diploid berasal dari sel telur yang dibuahi seperti mamalia, reptilian,
pisces dan sebagian besar tumbuhan. Namun harus diingat bahwa semua organisme haploid, sel
kelaminnya bersifat haploid.
Jumlah kromosom pada sel benang sari karena telah mengalami pembelahan meiosis
adalah setengah dari sel induknya yaitu haploid(n).
Mikrosporogenesis merupakan proses pembentukan gamet jantan. Terjadi di dalam kepala
sari. Di dalam kepala sari, terdapat kantung serbuk sari yang di dalamnya ada berbagai sel-sel
induk serbuk sari (mikrospora) yang diploid. Proses mikrosporogenesis menghasilkan 3 anak
yaitu inti vegetative, inti generative I dan inti generative II. Kandungan kromosom pada sel
anakan berjumlah setengah dari induknya yaitu haploid (n). Hal ini terjadi karena pada
mikrosporogenesis terjadi pembelahan meiosis, dimana pembelahan meiosis menyebabkan
terjadinya reduksi kromosom.

Menurut analisis Darlington dan Wylie (1995) menyatakan bahwa jumlah kromosom
dasar untuk pisang-pisangan adalah x=11 dengan tingkat ploidi yang beragam, yaitu diploid
(2n=22), triploid (3n=33) dan tetraploid (2n=44). Menurut Simmonds (1959), tingkat ploidi yang
beragam pada tanaman pisang terjadi karena persilangan-persilangan alami dan pengaruh
lingkungan sehingga tercipta jenis tanaman baru yang bersifat diploid, triploid dan tetraploid.

4. Tingkah Laku Kromosom

A. Pembelahan mitosis
Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel anakan. Sel anakan
ini mempunyai susunan genetika yang sama dengan induknya, termasuk sama jumlah
7
kromosomnya. Pada pembelahan mitosis menghasilkan 2 sel anakan yang bersifat diploid (2n)
dimana jumlah kromosom induknya. Ada lima tahapan mitosis, yaitu Interfase, Profase, Anafase,
Telofase, dan Sitokinesis. Cara mudah menghafalkannya adalah dengan disingkat menjadi
IPMAT-S.
Berikut keadaan kromosom pada tahap pembelahan mitosis.

1. Interfase
Tahap persiapan dan penimbunan energi oleh sel untuk melakukan pembelahan.
Kromosom sel pada tahap ini, tidak terlihat karena masih dalam bentuk benang-benang kromatin.
Kromatin yaitu benang-bennag halus yang tersusun atas molekul DNA, RNA, dan protein.
2. Profase
Tahap awal pembelahan sel, dimana sentrosom mengalami replikasi, dan bergerak ke
kutub inti sel yang letaknya berlawanan. Kromosom mulai terbentuk dari penebalan benang-
benang kromatin.
3. Metafase
Pada tahap ini, nucleus dan membrane inti sel tidak terlihat. Kemudian pasangan kromatid
bergerak ke bagian tengah inti sel (bidang ekuator) dan membentuk lempeng metaphase. Pada
posisi ini, jumlah kromosom dapt dihitung dengan tepat dan bentuk kromosom juga dapat
diamati dengan jelas.
4.Anafase
Pada tahap pemisahan kromatid dari bagian sentromer yang kemudia membentuk
kromosom baru. Masing-maisng kromosom ditarik oleh benang-benang spindle menuju kutub
yang berlawanan. Jumlah kromosom yang ditarik ke kutub masing-masing jumlahnya sama.
5. Telofase
Pada tahap akhir pembelahan mitosis, dimana kromosom telah sampai di kutubnya masing-
masing. Benang-benang spindle mulai menghilang dan membrane inti sel juga mulai terbentuk di
antara dua kelompok kromosom yang terpisah. Kromosom semakin lama akan menipis dan
berubah menjadi benang-benang kromatin kembali.

B. Pembelahan meiosis
1. Profase 1

8
Pada fase ini kromatin berubah menjadi kromosom.
2. Metafase 1
Pada fase ini kromosom homolog mulai tersusun rapi di bagian ekuator.
3. Anafase 1
Pada fase ini kromosom homolog akan bergerak menuju kutub yang berlawanan
akibat tarikan dari benang gelendong.
4. Telofase 1
Pada fase ini selnya membelah 2 dengan kromosom haploid (n).

Selanjutnya masuk ke tahap yang ke 2


1. Profase 2
Pada fase ini kromosom mulai memendek dan menebal serta membrane inti sel
mulai menghilang. Akan tetapi terbentuknya benang-benang spindle yang
berfungsi menggerakkan kromosom pada saat sel mulai membelah.
2. Metafase 2
Pada fase ini kromosom mulai tersusun rapi pada bidang ekuator.
3. Anafase
Pada fase ini kromatid yang sudah dipisah ini resmi disebut sebagai kromosom.
4. Telofase 2
Pada fase ini benang-benang spindle menghilang dan membrane inti mulai
terlihat. Proses ini disebut sitokinesis atau pembelahan sitoplasma.

5.Peranan Kromosom dalam Taksonomi Tumbuhan


1. Sebagai petunjuk proses evolusi
2. Identifikasi spesies
3. Menentukan tingkat kedekatan dalam taksonomi
4. Menunjukkan keragaman genetic dalam satu suatu spesies
5. Taksonomi modern yang dikembangkan berdasarkan sekuensing kromosom.

C.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kromosom terdiri dari dua bagian yaitu sentromer yang merupakan pusat kromosom
berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung kromonema & gen berjumlah
dua buah (sepasang)
2. Jumlah kromosom terdiri dari homolog, haploid dan diploid
3. Tingkah laku kromosom tergantung pada proses pembelahan sel.
4. Setiap yang diciptakan di dunia ini memiliki fungsi dan peranannya untuk makhluk hidup,
tentu pada bidang taksonomi tumbuhan juga memiliki peranannya tersendiri.

B. Saran
Pada makalah ini, diharapkan untuk lebih teliti agar didapatkan ilmu yang bermanfaat.

10
DAFTAR PUSTAKA
Aristya, G. R, Daryono, B. S., Handayani, N. S. N., & Arisuryanti, T. (2015). Karakterisasi
kromosom tumbuhan dan hewan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Bass, H. W., & Birchler, J. A. (2011). Plant cytogenetics: Genome structure and
chromosome function (Vol. 4). New York: Springer Science & Business Media.
Crow, E. W., & Crow, J. F. (2002). 100 Years Ago: Walter Sutton and the Chromosome
Theory of Heredity. Genetics, 160(1), 1–4.
Elrod, S., Wiliam, S. (2007). Genetika. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Gur, A., & Zamir, D. (2004). Unused Natural Variation Can Lift Yield Barriers in Plant
Breeding.PLoSBiology,2(10),e245.https://doi.org/https://doi.org/10.1371/
journal.pbio.0020245
Stansfield, W. (2006). Biologi Molekuler Dan Sel.Penerbit Erlangga : Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai