Secara umum agregat terdiri dari agregat alam dan agregat buatan. Agregat buatan yaitu
seperti Batu Pecah (BP) adalah agregat yang dihasilkan melalui industri pemecah batu yang memiliki
permukaan kasar dan bersudut sehingga memiliki daya lekat yang sangat baik terhadap aspal.
Sedangkan Agregat Alam (AA) adalah agregat yang dihasilkan dari Sungai yang mempunyai tekstur
permukaan yang licin serta berongga besar. Biaya untuk agregat buatan sangat mahal jika dibandingkan
dengan agregat alam, sehingga perlu dilakukan percobaan pencampuran AA dan BP untuk
menimalisirkan penggunaan agregat buatan. Agregat alam didapatkan dari Sungai Jalin Kecamatan
Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Metode yang digunakan mengacu kepada spesifikasi Bina Marga
2010 Revisi empat (2018) dan standar Nasional Indonesia (SNI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat pengaruh kombinasi AA dan BP sebagai substitusi agregat kasar terhadap lapisan aspal beton
AC-WC. Benda uji yang digunakan adalah 66 buah dengan substitusi AA dan BP ke dalam lapisan aspal
adalah 0%AA:100%BP, 25%AA:75%BP, 50%AA:50%BP, 75%AA:25%BP, 100AA:0%BP. Berdasarkan
hasil penelitian, didapatkan nilai terbaik parameter marshall yang optimum yaitu pada substitusi
25%AA:75%BP pada kadar aspal 5,00%, nilai stabilitas yaitu 1492,37kg dengan nilai VIM 3,69%, VMA
16,17%, VFA 77,88% dan MQ 573,87kg/mm yang telah memenuhi persyaratan spesifikasi Bina Marga
2010 Revisi empat (2018).
Kata kunci : Agregat alam, parameter marshall, batu pecah, kadar aspal optimum