Anda di halaman 1dari 98

BAB V

PERHITUNGAN KONSTRUKSI

5.1 DATA PERENCANAAN BANGUNAN


Direncanakan :
• Bentang Jembatan : 50 meter
 Lebar Jembatan : 9 ( 1 + 7 + 1 ) meter
• Jenis Jembatan : Struktur Rangka Baja
 Bangunan Atas
a. Lantai Jembatan
o Lebar Lantai Jembatan : 2 x 3,5 meter
o Mutu Beton : 30 Mpa
o Tinggi Plat : 22 cm
b. Lantai Trotoar
o Lebar Lantai Trotoar : 2 x 1 meter
o Mutu Beton : 30 Mpa
o Tinggi Plat : 22 cm
 Bangunan Bawah
a. Abutment
o Mutu beton : 30 MPa
o Mutu tulangan : 400 MPa
o Jenis : Kontraport
b. Pelat injak
o Mutu beton : 30 MPa
o Mutu tulangan : 400 MPa
c. Bangunan pondasi
o Mutu beton : 30 MPa
o Mutu tulangan : 400 MPa
o Jenis : Tiang pancang
Gambar 5.1 Penampang Memanjang Jembatan

l.0000| -17900 17500 17900 17900 £0000

Gambar 5.2 Penampang Melintang Jembatan


5.2 PERHITUNGAN BANGUNAN ATAS
5.2.1 Perhitungan Sandaran
Railing atau sandaran merupakan pagar untuk pengamanan pengguna
jembatan khususnya pejalan kaki. Menurut Pedoman Perencanaan Pembebanan
Jembatan Jalan Raya halaman 10 :
Tiang-tiang sandaran pada setiap tepi trotoar harus diperhitungkan untuk
dapat menahan beban horizontal sebesar 100 kg/m’ yang bekerja pada tinggi 90
cm diatas lantai trotoir.
Jika gelagar melintang diasumsikan menggunakan IWF 708x302x15x28215
dan rangka induk diasumsikan menggunakan IWF 428x407x20x35-283 maka
tinggi sandaran dari sumbu bawah rangka induk dihitung sebagai berikut :
h1 = tinggi sandaran dari trotoar = 900 mm
h2 = tinggi trotoar = 250 mm
h3 = tinggi plat lantai kendaraan = 220 mm
h4 = tinggi gelagar melintang = 708 mm (IWF 708x302x15x28)
h5 = tebal sayap gelagar melintang = 28 mm
h6 = lebar profil rangka induk = 302 mm (IWF 708x302x15x28)
hs = h1 + h2 + h3 + (h4 – h5 - (1/2 x h6))
= 900 + 250 + 220 + (708 – 28 - (1/2 x 302))
= 1899 mm
sedangkan tinggi total rangka adalah 4 meter
Sandaran diasumsikan mempunyai sendi pada rangka utama dengan panjang
sandaran yang menumpu pada rangka utama sebesar (pada tengah bentang) :
Dengan menggunakan rumus segitiga

1639,5

5000 LS
=
4000 ( 4000−1899)
Ls = 2626,25 mm = 262,625 cm
Pembebanan pada pipa sandaran :
◦ Beban horizontal (H) = 100 kg/m
◦ Beban vertikal (V) = 7,13 kg/m (berat sendiri pipa sandaran)
Sandaran direncanakan menggunakan pipa φ 76,3 mm (3 inchi).
a.
a. Data Perencanaan

σ ijin = 160 MPa


E baja = 2,1 x 105 Mpa

b. Data Teknis Profil

D = 7,63 cm t = 0,4 cm F = 9,085 cm2 G = 7,13 kg/m


I = 59,5 cm4 i = 2,60 cm W = 15,6 cm
V H2
2

R =

= 7,1321002
= 100,254 kg/m

1
RAV  q Ls
2
1
= 100,254 306,35 = 153,5638535 kg
2
=
Momen yang terjadi pada pipa sandaran :
1
Mu  q Ls 2
8
= 1
100,254  306,352 = 117,6107163 kgm
8
=
Geser yang terjadi pada pipa sandaran :
1
D =  q Ls
2
1
= 100,254  306,35
2 =153,5638535 kg
c. Kontrol terhadap Bahan dan Tegangan yang Ada

1. Terhadap Lendutan
5 x qh x /‘ J
306,35
384 E I < 180 = 0,9202 cm <
180 180 = 1,70194 cm. ..OK
5 x l00,254x 306,354
384 x 2,1 x 106
x 59,5
2. Terhadap momen
τu < ijin
753,91485 < 1600
OK
Mu
= ijin

117,6107x100
15,6 = 753,915 kg/cm < 1600 kg/cm2. OK
2

3. Terhadap geser
p DXS 153,5638 x 15,6
I 59,5 = 40,26212 kg/cm2

τ ijin = 0,58 x τ ijin = 0,58 x 160 = 928


kg/cm2 τ ijin..OK
Jadi pipa ß 76,3 ( 3 inchi ) dapat dipakai untuk sandaran.

5.2.2 Perhitungan Lantai Trotoar


Fungsi utama trotoar adalah memberikan layanan yang optimal bagi
pejalan kaki baik dari segi keamanan maupun kenyamanan. Berdasar
PPJJR 1987
Kontruksi trotoar harus diperhitungkan terhadap beban hidup ( q ) = 500 kg/m2,
Kerb yang terdapat pada tepi — tepi lantai kendaraan diperhitungkan untuk dapat
menahan beban satu horisontal ke arah melintang jembatan sebesar ( P ) =
500 kg/m2 yang bekerja pada puncak kerb yang bersangkutan atau pada tinggi
25 cm diatas permukaan lantai kendaraan apabila kerb lebih tinggi dari 25 cm.
Gambar 5.4 Pembebanan pada Trotoar
1
· d=h− p ɸTulangan
2
¿ 199 mm

a. Data Perencanaan

 f’c = 25 MPa
 c = 2500 kg/m3
 fy = 240 MPa
 = 16 mm
 d = h – p – ½ tulangan
= 250 – 40 – 8 = 202
mm

b. Pembebanan
1) Akibat Beban Mati
 P1 (berat trotoar) = 0,25 x 1,00 x 1,00 x = 625
 P2 (berat pelat jembatan) 2500 kg
= 0,22 x 1,00 x 1,00 x = 550
2500 kg
2) Akibat Beban Hidup
 H1 (beban pejalan kaki) = 1,00 x 500 = 500 kg
 H2 (beban tumbukan (pada trotoar)) 1,00 x 500 = 500 kg
=
3) Akibat Momen yang terjadi di titik A
 MP1 = 625 x 0,5 = 471,25 kgm
 MP2 = 500 x 0,5 = 375,5 kgm
 MH1 = 500 x 0,5 = 450 kgm
 MH2 = 500 x 0,45 = 405 kgm +
M total (Mu) = 1683,8 kgm
c. Perhitungan Tulangan
Mx
Mx= → ɸ 0,8 ¿
ɸ

1683,8 2104,7
Mx= =2104,7 Knm= =210469 Kgm
0,8 100

1000
b¿ 1000 mm= =1 mm
1000

d ¿ h−p− ( 12 ɸ )
¿ ( 25 ×10 ) −40− ( 12 × 22)=199 mm
Mx
2
=21.047/¿
bd

Mx
¿ Asperlu× fy × d− ( a2 )→ Asperlu= fyMperlu
×(d− )
a
a
→ d− =0,85 d
2
2
= 169,15
Asperlu = 311,07 mm2
As
ρ=
bxd
= 0,0016
1,4
¿
ρ min fy
¿ 0,0035

ρmax =0,75 x ( β × 0,85fy × f ´ c x 600+fy


600
)=0,0244
Dan β 1=0,85
Syarat ρmin < ρ < ρmax
0,00350 < 0,0016 < 0,0244→ NOT OK

Karena ρ< ρ min , maka digunakan ρ min❑

6
As ¿ ρ ×b × 10
= 696,5 → Digunakantulangan ɸ 22−150 ( As=2661 mm 2 )
mm2

Menurut SKSNI T15-1991-03 pasal 3.16.12, dalam arah tegak lurus


terhadap tulangan utama harus disediakan tulangan pembagi (untuk tegangan
susut dan suhu)
 untuk fy = 240 MPa

As = 0,0025 x b x d
As = 0,0025 x 1000 x 202 = 505 mm2
Digunakan tulangan bagi D12-200 (A = 565 mm2)
5.2.3 Perencanaan Pelat Lantai Kendaraan

LANT AI KE NDARAAN

Gambar 5.5 Pelat Lantai Kendaraan

a. Data Perencanaan
• Mutu Beton (fc) 25 MPa
• Mutu Tulangan (fy) 240 MPa
• Tebal Pelat Lantai 20
• Tebal Perkerasan cm 5
• & tulangan rencana cm 14
• Tebal Selimut Beton
mm
(p)
40 mm ( untuk konstruksi lantai yang
langsung berhubungan dengan cuaca
” Berat jenis beton (
) 25 kN/m' = 2500 kg/m'
22 kN/m2 = 2200 kg/m'
) Berat jenis aspal (
)
I

b. Perhitungan Momen Lentur Pada Pelat Lantai Kendaraan


1) Akibat Beban Mati :
Berat sendiri pelat 0,22 x 1,00 x 2500 = 550 kg/m
Berat aspal 0,05 x 1,00 x 2200 = 110 kg/m
• Berat air hujan = 0,05 x 1,00 x 1000 = 50 kg/m

∑ qDL= 710 kg/m


Momen Tumpuan = Momen Lapangan = 1/10 x q x L2
= 1/10 x 710 x 1,62
= 181,76 kgm

TUGAS
AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN
KALI KUTO KABGPATEN KENDAL
2) Akibat Beban Hidup ( T ) :
Untuk perhitungan kekuatan lantai kendaraan atau sistem lantai
kendaraan jembatan harus digunakan beban ” T ” yaitu beban yang
merupakan kendaraan truck yang mempunyai beban roda ganda ( Dual
Wheel Load) sebesar 10 ton.

Gambar 5.6 Beban ” T ”

o Beban ” T ” = 10 ton
o Bidang kontak pada sumbu plat
tx = ( 50 + ( 2 x 15 )) = 80 cm = 0,8 m
ty = ( 30 + ( 2 x 15 )) = 60 cm = 0,6 m
o Penyebaran Beban ” T’ ”
 Kondisi 1 ( satu roda ditengah pelat )

Gambar 5.7 Penyebaran Beban ” T ” pada Kondisi 1

tx
0,8
o tx = 0,80 m   0,5
Lx
1,6
o ty = 0,60 m

o Lx = 1,6 m
ty 0,6
 0,375
o Ly = 5,00 m 
Ly 5,0
0

Dari tabel Bittner :


Fxm =
0,1444
Fym =
0,0786

Momen maksimum pada kondisi 1 ( satu roda ditengah


pelat ) : Mxm = fxm x T’ x tx x ty
= 0,1444 x 20833,333 x 1,6 x 0,6
= 1444 kgm
Mym = Fym x T’ x tx x ty
= 0,0786 x 20833,333 x 1,6 x 0,6
= 786,000 kg

• Kondisi 2 ( dua roda berdekatan )

l0Ton

50

Juo zoo i
oL

725 30 725
0

lx - 1750

Gambar 5.8 Penyebaran Beban ” T ” pada Kondisi 2

Luas bidang kontak diatas dapat dihitung menjadi 2 bagian, yaitu :

lx = 1750 |x=|
7S0
Bagian 1
Bagian 2

• Bagian 1
tx 1,6
1,0
o tx 1,6 m lx 1,6

o ty = 0,6 m
ty 0,6
o lx = 1,6 m = 0,375
= lx
1,6
o ly = 5 m
Dari tabel Bittner diperoleh :

Fxm= 0,1973
Fym= 0,0914

Momen yang terjadi :


Mxm1 = ƒf x m  T ’tx ty
= 0,0897 x x 0,6
20833,3331,6
= 1794 kgm
Mym1 = ƒf x m  T’  tx  ty
= 0,0525 x x0,6
20833,3331,6
= 1050 kgm

 Bagian 2
tx 0,3
o tx = 0,3 m = 0,188
lx 1,6
=
o ty = 0,6 m
ty
0,6
o lx = 1,6 m = 0,375
lx
=
1,6
o ly = 5 m

Dari tabel Bittner diperoleh :

ƒ = 0,1973
fx
m
ƒ = 0,0914
fy
m

Momen yang terjadi :


Mxm2 = ƒf x m  T’ tx  ty
= 0,2106 x20833,33 x0, x0,6
3 3
= 739,88 kgm
Mym2 = ƒf y m  T  ’tx  t
0,0914 x 20833,333 x 0,3 x 0,6
= 342,75 kgm

Momen maksimum pada kondisi 2


Mxm2 = Mxm1-Mxm2
1794 — 739,88
= 739,88 kgm
Mym2 = Mym1-Mym2
1050 — 342,75
= 707,25 kgm

Momen maksimum akibat beban hidup “T” diambil dari momen terbesar
pada kondisi 1 dan kondisi 2, yaitu
• Momen maksimum pada kondisi 1 (satu roda ditengah
pelat) Mxm = 1444 Kgm
Mxm = 768 Kgm
• Momen maksimum pada kondisi 2 (dua roda
berdekatan) Mxm = 1054,1 Kgm
Mxm = 707,25 Kgm

Dipilih momen pada kondisi 1 (satu roda ditengah pelat), karena menghasilkan
nilai momen yang terbesar.
Momen total yang terjadi pada pelat tengah akibat beban mati dan beban
hidup adalah
• Mxm = MxDL + MxLL
=1613 kgm
Mxm = MyDL + MyLL
=954,96 kgm
c. Perhitungan Tulangan Pelat Lantai Kendaraan
 Tulangan pada arah melintang jembatan (lx)
Mx
MX   = 0,8 ( factor reduksi untuk menahan momen
=
lentur )

1625,8
MX = = 2016, 2 kgm = 20,162Knm
0,8
b = 1,00 m
1
d =h–p- 
2
= 220 - 40 - 11 = 172 mm = 0,172 m

mx 20,22 2
2
= 2
=7115,5297 kNm = 0,7115 Mpa
bd 1,00 x 0,169

Mx perlu=Asperlu x fy x d− ( a2 )→ Asperlu= fyMperlu


x ( d− )
a
a
→ d− =0,85 d
2
2

= 143, 365
Asperlu = 353, 6721 mm2
As
ρ = = 0,002093
b xd
1,4
ρ = =0,0035
fy
β 1 x 0,95 x f ´ c
ρmax = 0,75 x x ¿ ) = 0.024384
fy

syarat : ρmin < ρ < ρmax


0,0035 < 0,0021 < 0,002438 NOT OK

Karena ρ < ρmax maka digunakan ρmin

as = p x b x d 106
= 514,4 mm2 → digunakan tulangan ɸ 22−150( As=2661mm 2)

 Perhitungan Deck Slab

Direncanakan menggunakan dek baja type Ribdeck 80 dengan dimensi sebagai berikut :

t = 1,2 mm
W = 14,8 kg/m2
A = 1,848 mm2
I = 237,6 cm4
YNA = 42,5 mm = 4,25 cm
Mencari momen lawan (Wx)
80 2 x185 1,2(80  1,2) 2
y2
2 x(80 2 x185  1,2(80 
x3
= 1,2)
80 2 x185 1,2(80  1,2) = 1,488 mm = 0,148 cm
2
=
2 x(80 2 x185  1,2(80 
x3
1,2)
y1 = 80 – 1,488 = 78,512 mm = 7,851 cm

237,6
= 1605,405 cm’
0,148
237,6
= 30,263 cm3
7,851
Untuk Wx dipakai W2 = 30,263
cm' Cek tegangan yang terjadi :
M
terjadi

2163,90 < 1867 kg/cm


6
30,263

5.2.4 Perencanaan Gelagar Memanjang


Gelagar jembatan berfungsi untuk menerima beban-beban yang bekerja
diatasnya dan menyalurkannya ke bangunan dibawahnya. Pembebanan pada gelagar
memanjang meliputi :
• Beban mati
Beban mati terdiri dari berat sendiri gelagar dan beban-beban yang
bekerja diatasnya (pelat lantai jembatan, perkerasan, dan air hujan)
• Beban hidup
Beban hidup pada gelagar jembatan dinyatakan dengan beban “D”
atau beban jalur, yang terdiri dari beban terbagi rata “q” ton per meter
panjang per jalur, dan beban garis “P” ton per jalur lalu lintas
tersebut.

Gambar 5.9 Pemodelan Beban Gelagar Memanjang


Data teknis perencanaan gelagar memanjang
Mutu beton (fc) 25 Mpa
Mutu baja (fy) 240 Mpa
Berat isi beton bertulang 2500
kg/m3
Berat isi beton biasa 2200
kg/m3
Berat isi aspal
2200
kg/m3
Tebal pelat lantai = 20 cm
kendaraan
Tebal lapis perkerasan 5 cm
Tinggi trotoar 25 cm
• Jarak antar gelagar melintang = 500 cm

5.2.4.1 Gelagar tepi

R ept s P erLerasan

Gambar 5.10 Pembebanan Pada Gelagar Tepi

1.Perhitungan momen lentur pada gelagar tepi

a. Beban mati

lefoQe Metntomg

oD1
• Beban mati ( qD1) akibat pelat lantai trotoar dan beban

diatasnya Berat Trotoar 0,25 x

1,00 x 2500 625 kg/m


◦ Berat Pelat lantai = 0,20x 1,00 x = 550 kg/m
2500
◦ Berat air hujan = 0,05 x 1,00 x = 50 kg/m
1000
◦ Berat Dek Baja = 1,00 x 11,35 = 11,35 kg/m +
qD1 = 1236,35 kg/m

 Beban mati akibat ( qD2 ) pelat lantai trotoar dan beban diatasnya :

◦ Berat Perkerasan = 0,05 x 0.875 x 2200 = 96,25 kg/m

◦ Berat Pelat lantai = 0,20 x 0,875 x 2500 = 481,25 kg/m


◦ Berat air hujan = 0,05 x 0,875 x 1000 = 43,75 kg/m
◦ Berat Dek Baja = 0,875 x 11,35 = 9,93125 kg/m
+
qD2 = 593,681 kg/m

Beban Trapezium diubah menjadi beban Ekivalen :

qD 2 qE
x ( 3 L2−4 a2 ) = −L2
24 8
qE
1891,9= −25
8
qE=605,408 Kg/ m
 Berat Sendiri Profil Gelagar Memanjang ( qD3 ) = 49,6 kg/m

( Diasumsikan menggunakan profil IWF 350 x 175 x 7 x 11 – 49,6 )

Jadi beban Mati Total ( qDL ) = qD1 + qE + qD3

= 1236,35 + 605,408 + 49,6

= 1936,36 kg/m

Gaya geser maksimum akibat beban mati ( Dmak DL ) :

1
Dmax DL = xqxL
2

= ½ x 1936,36x 5

= 4840,9 kg

Momen maksimum akibat beban mati ( Mmak DL ) :

1
Mmax DL = x qDL x L2
8

1
= x 1936,36x 52
8

= 6051,1 kg

b. Beban Hidup
 Beban terbagi rata (“q”)
Bentang jembatan = 80 m, maka :
q = 1.1 (1 + 30/L) t/m'
= 1.1 (1 + 30/50 ) t/m' = 1,76 t/m
Untuk perhitungan momen dan gaya lintang
Beban terbagi rata (q’) 2,75 dimana

= faktor distribusi, = 0,75 bila kekuatan gelagar melintang


diperhitungkan, = 1,00 bila kekuatan gelagar melintang
tidak diperhitungkan
s’ lebar pengaruh beban hidup pada gelagar tepi

' 1,6
s= =0,8
2

Ketentuan penggunaan beban “D” dalam arah melintang jembatan :


o Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan lebih besar dari
5,50 meter, beban “D” sepenuhnya (100%) dibebankan pada lebar
jalur 5,50 meter sedang lebar selebihnya dibebani hanya separuh
beban “D” (50%). q’ = 50 % X
384 kg/m = 192 kg/m
o Untuk perhitungan kekuatan gelagar karena pengaruh beban hidup
pada trotoar, diperhitungkan beban sebesar 60% beban hidup
trotoar.
Beban hidup pada trotoar = 500
kg/m2 Pengaruh beban hidup pada
trotar (q)
q = 60% x ( 1,00 x 500 ) = 300 kg/m

Beban Hidup terbagi rata pada gelagar tepi :


q’ 192 + 300 492 kg/m

• Beban garis “P”


P = 12 ton, Untuk perhitungan momen dan gaya lintang

Beban garis (P’) q x S Å' K


a dimana
— 2,75
K — koefisien kejut, yang ditentukan dengan rumus :
20
k =1+ =1,2
50+ 50

Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan lebih besar dari 5,50
meter, beban “D” sepenuhnya (100%) dibebankan pada lebar jalur
5,50 meter sedang lebar selebihnya dibebani hanya separuh beban “D”
(50%).
P’ = 50 %  3141,82 = 1570,91 kg

Gaya geser maksimum akibat beban hidup ( Dmak LL ) :


1 1
DmaxLL= p' + p ' l
2 2
= ( ½ x 1570,91 ) + ( ½ x 3141,91 x 5 )
= 2015,45 kg

Momen maksimum akibat beban hidup (Mmak LL) :


1 ' 1
MmaxLL= x q x l2+ pxl
8 4
= 3501,14 kgm
Gaya geser total pada gelagar tepi :
Dtot = DmakDL + Dmak LL
= 4840,9 kg + 2015,45 kg
= 6856,35 kg
Momen total pada gelagar tepi :

Mtot Mmax DL + Mmax LL


= 6051,1 kgm + 3501,14 kgm
= 9552,26 kgm

2. Pendimensian profil gelagar tepi


Mtot 9552,26 kgm
Bj 44 1666 kg/cm2

Mtot
Wx= =573,365
τBJ 41
Digunakan profil baja IWF 350 X 175 x 7 x 11 — 49,6

Profil Berat Ukuran (mm)


WF (kg/m) D Bf tw tf
596 x 199 94,6 596 199 10 15

Momen Jari-jari Momen


Luas
Inersia Inersia Lawan
tampang Ix Iy ix iy Wx Wy
120,5 68700 1980 23,9 8,05 2310 199

3. Kontrol terhadap bahan dan tegangan

• Kontrol terhadap lendutan

5 x qtot x L4 P x L3
δ max= x <δ ijin
384 x E x Ix 48 x E x Ix

= 0,2304 < 1 OK

• Kontrol terhadap tegangan lentur yang terjadi

Mtot
δ terjadi= <1
Sx

= 661,1 < 1666


OK

Kontrol terhadap tegangan geser yang


terjadi        
Dmax = (1/2 x qtot x L) + (1/2 x P)      
  = 9075,4 Kg        
Aweb = A profil - A fleng        
  = 60,8 Cm2        
               
τ terjadi = Dmax      
< τ
    Aweb      
               
  = 149,27 < 966,28 Kg/cm2   OK
5.2.4.2 Gelagar tengah
5.2.5
5251
5.2.5.2 Kondisi Pre Komposit
Kondisi pre komposit adalah kondisi dimana pelat beton belum mengeras
dan beban hidup belum bekerja

1. Perhitungan Momen Lentur Gelagar Melintang

Gambar 5.12 Beban Mati Pada Kondisi Pre Komp

1 1.7J 1.751 D0
I]0
Beban P1

Berat trotoar 0,25 x 1,00 x 2500 625 kg/m


Berat plat 0,20 x 1,00 x 2500 500 kg/m
lantai Berat 0,05 x 1,00 x 1000 50 kg/m
air hujan 1,00 x 11,35 11,35 kg/m +
Berat dek baja = 1236,35 kg/m
Beban mati tersebut merupakan gaya terpusat ( P1 ) yang bekerja pada
titik tumpu gelagar melintang
P1 = q1 x L
= 1311,35 x 5,00 = 6181,75 kg

Beban P2

q2

Gelogor Metn ong

Gelogor Memonjong
Berat pelat lantai kendaraan 0,20x0,875x2200 = 481,25
kg/m
Berat air hujan 0,05x0,875x1000 =
43,75 kg/m
Berat dek baja 0,875x 9,93 kg/m +
11,35
= 491,18 kg/m

Beban Trapezium diubah menjadi beban


Ekivalen :        
                 
  qD2   qE  
x = x
  24     8  
2
    ¿ ¿)          L
    1603,4007 = qE x 25
            8    
                 
513,088
        qE = 2 Kg/m  
                 

Beban mati tersebut merupakan gaya terpusat ( P2 ) yang bekerja pada


titik tumpu gelagar melintang :
P2 = qE x L
= 513,088 x 5,00 = 565,441 kg

Beban P3
Berat gelagar memanjang IWF 350 x 175 x 7 x 11 — 49,6 = 191 kg/m
P3 = 191 x 5,00 = 955 kg

Beban P4

1000 1¥50 8?5

• Berat Plat Lantai = 481,25 Kg/cm


• Berat Air Hujan = 43,75 Kg/cm
• Berat Dek Baja = 9,93125 Kg/cm
    Σ qDl 4 = 534,93125 Kg/cm

• Beban Trapezium diubah menjadi beban Ekivalen :        


                   
    qD2   qE  
x = x
    24     8  
                   
¿ ¿) L2
      1603,4007 = qE x 25
          8    
                   
          qE = 513,088 Kg/m  
2

Beban mati tersebut merupakan gaya terpusat ( P4 ) yang bekerja pada


titik tumpu gelagar melintang :
P4 ( 2 qE x L ) + ( berat gelagar memanjang x 5 )
( 2 x 513,088 x 5,00 ) + (191x 5 )
= 6085,882 kg

Beban q4

Mem nj nq

• Berat Plat Lantai = 481,25 Kg/cm


• Berat Air Hujan = 43,75 Kg/cm
• Berat Dek Baja = 9,93125 Kg/cm
    Σ qDl 4 = 534,93125 Kg/cm
qE

Beban segitiga diubah menjadi beban ekivalen :      


q
E   qE    
x = x
1
2   8    
               

    L2 114,118667 = 0,32 qE L2    
               
    qE = 356,6208333 Kg/m    
               
713,24166
Berat merata ekivalen yang bekerja = 2 x qE 7 Kg/m
               

P4
Reaksi Perletakan
:
(3xP4) + (2 x (Al + P2 + P3)) + (qA x
R RB L))

2
(3x6085,882) + (2 x 9702,191) + (713,24 x 5))
2
20614,12 kg
Momen maksimum akibat beban mati
(RAV x 4,5) - ((P1+P2+P3) x 3,5) - (P4 x 1,75) - (qE x 3,5 x
Mmax = 1,75)
  = 43786,966 Kgm      

Berat sendiri gelagar melintang = 191 kg/m


Asumsi gelagar melintang memakai profil IWF
708x302x15x28-215
Rp = 1/2 x q x L  
  = 859,5 Kg
Mp = 1/8 x q x  
  = 1933,875 Kgm

Perhitungan geser dan momen yang bekerja pada kondisi Pra-


Komposit DPRA = 20614 + 859,5
= 21473,62 kg
Mp ' 1/8 x q xl2
= 1933,875 kgm

2. Pendemensian Gelagar Melintang

45720,840
Mtot = 9 Kgm    
τ BJ 41 = 1666 Kg/cm2    
2744,34819
Wx = Mtot = 1 Cm3
    τ BJ 41      
Profil Berat Ukuran
WF (Kg/m) D Bf tw tf
792 x
300 191 792 300 14 22

Luas Momen Jari2 Momen


Tampa Inersia Inersia Lawan
ng
(cm2) Ix Iy ix iy Sx Sy
2540 993 32, 6,3 641 66

3. Kontrol Tergadap Bahan Dan

Tegangan o Kontrol

terhadap lendutan ( )

q = 745,74351 kg/m 9

Ptot 9702,191
(P1+P2+P3) = 1 Kg      
6085,882
  P4 = 2 Kg      
               
  δ1 =          
      Ptot x a  1 Ptot  x a 1      
¿¿ ) + (3 L2−4 a 22 ¿
24 EI 24 EI 0,11552222
  δ1 = 0,184167 + 7    
0,299689
    = 2 cm      

o Akibat beban terpusat di tengah


P2

P4 = 6085,8822 Kg
δ2 = P2 x   9.00

    48EI  
       
4994,23 x 9003
48 x 2,1 x 10’ x
237000
0,1732 cm

o Akibat berat sendiri gelagar melintang

Gelagar melintang adalah IWF 792 x 300 x 14 x 22 dengan berat


  δ3 = 5xqx    
      384EI    
           
    = 0,0305907 cm  

• Lendutuan total pada kondisi pra komposit adalah :      


  δtotal = δ1 + δ2 + δ3
         
c
    = 0,504 m        
                 
• Lendutan Ijin (δ ijin) :          
  δ ijin = L          
      500          
c
    = 1,800 m        
                 
c
  δ pra-komp = 0,504 m < 1,800 cm OK
                 
                 
• Kontrol terhadap tegangan lentur yang terjadi :      
  σ terjadi = Mtot      
< σ
      Wx    
    = 713,273648 < 1666 Kg/cm OK
                 
• Kontrol terhadap tegangan geser yang terjadi (τ) :      

o Kontrol terhadap tegangan geser yang terjadi () :

354

SX

τ
terjadi = Dpra x Sx < τ      
    b x Ix      
               
200,71323
  = 7 < 966,28 Kg/cm2   OK
               
302

= ( 30,2 x 2,2
x 38,5 ) +
(1,4 x 29,9 x
18,7 )
= 3323,782
cm'
o
Kontrol terhadap tegangan idiil ditengah bentang
(τ i) :        
P = P4 + (qE x 7) + (qP x 9)          
  = 12797,5739 Kg          
4572084,08
Mpra = 45720,8409 Kgm = 6 Kgcm    
τ terjadi = PxS            
    b x Ix            
                 
  = 119,61852 Kg/cm2          
             
   
τ terjadi = M        
    Wx            
  = 713,273648 Kg/cm2          
                 
τi =     < σ      
                 
  = 742,755053   < 1666 Kg/cm2   OK
                 
                 
5.2.5.2Kondisi Post Komposit
Kondisi pre komposit adalah kondisi dimana pelat beton telah mengeras
dan beban hidup telah bekerja
1. Perhitungan Momen Lentur Gelagar
Melintang Beban Mati

1 TO1.75 1.75 ID0

Gambar 5.13 Beban Mati Pada Kondisi Post Komposit


Beban PI

Gelegen Mem4njeng

Berat
trotoar
0,25 x 1,00 x 2500 625 kg/m

Beban mati tersebut merupakan gaya terpusat ( P1 ) yang bekerja pada


titik tumpu gelagar melintang
P1 = q1 x L
= 625 x 5,00 = 3125 kg

Beban P2

q2

Gelogor Meünïong

Gelogor Memonjong

Berat air hujan 0,05 x 0,875 x 1000 43,75


kg/m Berat lapis perkerasan = 0,05 x 0,875x 2200 96,25
kg/m
∑ qDl 2 140
Beban Trapezium diubah menjadi beban Ekivalen :

qDL   qE  
x = x
24     8  
               
419,635416
      7 = qE x 25
          8    
               
134,283
      qE = 3 Kg/m  

Beban mati tersebut merupakan gaya terpusat ( P2 ) yang bekerja pada


titik tumpu gelagar melintang :
P2 = qE x L
= 134,283 x 5,00 = 671,415 kg

Beban P3

Berat air hujan 0,05 x 0,875 x 1000 43,75


kg/m Berat lapis perkerasan = 0,05 x 0,875x 2200 96,25
kg/m
∑ qDl 2 140
I

Beban Trapezium diubah menjadi beban Ekivalen :

qDL   qE  
x = x
24     8  
               
419,635416
      7 = qE x 25
          8    
               
134,283
      qE = 3 Kg/m  

Beban mati tersebut merupakan gaya terpusat ( P4 ) yang bekerja pada


titik tumpu gelagar melintang
P3 = ( 2 qE x L )
= ( 2 x 134,283 x 5,00 )
= 1342,83 kg

Beban q4

q4
Berat air hujan 0,05 x 0,875 x 1000 43,75
kg/m Berat lapis perkerasan = 0,05 x 0,875x 2200 96,25
kg/m
∑ qDl 2 140

Beban segitiga diubah menjadi beban merata ekivalen :


qE   qE    
x = x
12   8    
               
29,866666
    7 = 3,125 qE    
               
9,55733333
    qE = 3 Kg/m    
               
19,114666
Berat merata ekivalen yang bekerja   = 2 x qE 7 Kg/
Reaksi
Perletakan
(3xP3) + (2 x p(Pl + P2)) + qE x
R RB L))

2
(3x1342,83) + (2 x 3125) + (19,115x 210))
2
= 7817,71 kg ( D1)
Momen maksimum akibat beban mati
(fiqp x 4.5) — ((P1+ P2) x3,5) — (P3x1,75) — (qE x 3,5
x 1,75)
= 7817,71 x 4.5  (3796,41 x = 19425,186 kgm ( M1 )
3,5 ) -1342,83 x 1,75 19,11x 3,5 x 1,75

b. Beban Hidup
 Beban terbagi rata (“q”)
Bentang jembatan = 80 m, maka :
q = 1.1 (1 + 30/L) t/m'
= 1.1 (1 + 30/50 ) t/m'
= 1,76 t/m
o Beban terbagi rata sepanjang gelagar melintang untuk lebar 5,5 m
qx 1,76 x
q1 = 5,5 5,5 = 3,52 t/m = 3520 kg/m
=
2,75 2,75

o Beban terbagi rata untuk lebar sisanya


q2 = 50 %  3520 kg/m = 1760 kg/m
o Beban terbagi rata pada trotoar
q3 = 300 kg/m

Reaksi peletakan :
(q1 x 5,5)  (2 x q2 x 0,75)  (2 x q3 x 1,00)
RA = RB =
2
(3520 x 5,5)  ( 2 x 1760 x 0,75)  (2 x 300 x 1,00)
=
2
= 11300 kg

Momen maksimum yang terjadi akibat beban q :


(RAx 4,5) — (1500 x 1,0 x 4,0) - (q2 x 0,75 x 3,125) — (q1 x 2,75
x 1,375) (11300x4,5)—(300x1,0x4,0)-(1760x0,75x3,125)—
(3520x2,75x1,375)
=3 2 2 1 5 kgm ( M2 )

Menentukan Geser Maksimum ( Dmak ) akibat beban q

1 . OO 5.5O 1.50 1 .OO

q1

Reaksi
Peletakan
MA = 0
(RB x 9,0)-(q3 x 1,0 x 8,5)—(q2 x 1,5 x 7,25)-(q1 x 5,5 x 3,75)—(q3 x 1,0
x
0,5) = 0
= 9926,667 kg

MB = 0
(RAx 9,0)-(q3 x 1,0 x 8,5)—(q1 x 5,5 x 5,25)-(q2 x 1,5 x 1,75)—(q3
x 1,0 x 0,5) 0
(

• Beban “P”
P 12 ton
Koefesien kejut ( K ) 20
—1
+ (50 + J)

20
K 1” (50 +50) 1,2
o Beban P bekerjasepanjang gelagar melintang untuk lebar 5,5 m
P 12
P1 = xK x 1,2 = 5236,36 kg/m
2,7 2,7
5 = 5
o Beban P untuk lebar sisanya ( 50% dari
P1 ) P2 = 50 % 
5236,36 kg/m =2618,1
kg/m

Reaksi Perletakan:

(5236,36x 5,5x5,25)  (5158 x 1,5x1,75)


RA =

9
= 16362,6364

Momen maksimum yang terjadi akibat beban garis P


Mmax = (RA x 4,5) x (P2 x 0,75 x 3,125) x (P1 x 2,75 x 1,375)
= (16363,6364x 4,5)x( 2618,181 x 0,75 x 3,125) x (5236,36 x 2,75
x 1,375)
= 46986,156 kgm ( M3 )

Menentukan Geser Maksimum ( Dmak ) akibat beban P :

Reaksi Peletakan :
 MA = 0
( 5236,35 x 0,5 x 3,75 ) +( 2618,181 x 1,5 x 7,25)
Rb=
9
Rb=15163,63
MB = 0
( 5236,35 x 5,5 x 3,25 ) +(2618,181 x 1,5 x 7,25)
Ra=
9
Ra= 17563,636

Perhitungan Momen dan Geser yang Bekerja


. Momen
Mpost = Mpra + Mi+ M2+ M3
45720,875 + 19425,186 + 32215+47700
= 145061,027 kgm
Geser
Dpost = Dpra + D|+ Hz+ D3
45720,875 + 7817,71 + 10513,33+17563,63
57368,295 kg

2. Perhitungan Gelagar Komposit


Perhitungan lebar efektif:
1 1
Syarat: b eef ≤ bentang= x 9,0=2,25 m
4 4
b eef ≤ jarak antar gelagar=5 m
b eef ≤ 12 x tebal plat =12 x 0,22=2,25 m

Diambil nilai beff yang terkecil = 2,25 m

Data teknis profil IWF 792 x 300 x 14 x 22


Profil Berat Ukuran
WF (Kg/m) D Bf tw tf
792 x
300 191 792 300 14 22

Luas Momen Momen


Tampan Inersia Jari2 Inersia Lawan
g (cm2) Ix Iy ix iy Sx Sy
25400 993
243,4 0 0 32,3 6,39 6410 662

Angka Ekivalen ( n ) :
Es
2,1 105 MPa
= 30 = 25743 Mpa
4700 f' c =
Ec 4700

=
Es
n = 2,1x10
5 = 8,2 ~ 9 Mpa
Ec =
25743
Luas baja ekuivalen ( AEKIVALEN ) :
beff
b’ = n
AEKIVALEN 225
= b’ x t 0 = 250 mm = 25 cm
=
9
= 25 x 22 = 550 cm2
APROFIL = 243,4 cm2
Luas penampang komposit ( AKOMPOSIT )

: AKOMPOSIT = AEKIVALEN + APROFIL


= 550 + 243,4
= 793,4 cm2
Titik berat penampang komposit (Y komp) :

y=
( ( )) (( ) ( ))
A 1x
h
2
+
be
n
x t x h+
t
2

( ( )) A 1+
be
n
xt

y=
( ( )) (( ) (
243,4 x
79,2
2
+
225
9
x 22 x 79,2+
22
2 ))
( ( )) 243,4+
225
9
x 22

y = 74,6769

Momen inersia penampang komposit ( Ik ) :


¿¿
¿¿

= 708192 cm4
Yts = Ybs = 396 mm = 39,6 cm
Yc = h profil + ½ x h beton = 792 + ½ x 220 = 803 mm = 80,3 cm
Balok komposit direncanakan menggunakan dek baja trapesium dengan
tinggi rusuk 55 mm dan tebal 4,5 mm.

garis netrnl beton

garis neti-øl komposit —

35
4 293,43

gris n etia i
profil 847,43

35
4

Gambar 5.14 Titik Berat Penampang Komposit

3. Perhitungan Terhadap Tegangan


Kontrol terhadap tegangan lentur (σ )
• Pada bagian atas pelat beton
Mpost x ( h+t− y )
σc= <δc
n x Ik
145061,027 x ( 79,2+22−74,6769 )
σc= <δc
9 x 708192
=60,364 < 112,5 OK!!!
Pada bagian bawah pelat beton

Mpost x ( h− y )
σc= < δc
n x Ik

145061,027 x ( 79,2−74,6769 )
σc= <δc
9 x 708192

= 10,2943 < 112,5 OK!!!


• Pada sayap atas profil baja

σBS=
MD x ( h2 ) + ML x ( h− y ) < δc
Ix Ik

σBS=
45720841 x ( 79,22 ) + 19425,18 x ( 79,2−74,6769 ) <δc
Ix 708192
=1858,34 < 1666 OK!!!
=
• Pada sayap bawah profil baja

σBS=
MD x ( h2 ) + ML x y < δc
Ix Ik

σBS=
45720841 x ( 79,22 ) + 19425,18 x ( 74,6769 ) <δc
Ix 708192

= 1858,34 < 1666 NOT OK !!!


=

Diagram tegangan sebelum dan sesudah komposit


• Tegangan sebelum komposit ( pra komposit )
Pada sayap atas profil baja = 592,011 kg/cm2
Pada sayap bawah profil baja = 592,011 kg/cm2
• Tegangan sesudah komposit ( post komposit )
Pada bagian atas pelat beton = 59,016 kg/cm2
Pada bagian bawah pelat beton = 13,739 kg/cm2
Pada sayap atas profil baja = 837,316 kg/cm2
Pada sayap bawah profil baja = 1549,958 kg/cm2
59,01
6
Gri
BETON
13,73
9

3J4

cN
•Or[L

Gambar 5.15 Diagram Tegangan Sebelum Dan Sesudah Komposit


Statis momen terhadap garis netral komposit :
• Pada Plat
Beton S, = b’
x t x ek
= 250 x 200 x 160,57
= 8028500 mm' = 8028,5 cm'

• Pada Profil baja


Sx 1= Aprofil x es
= 273,6 x 293,43
= 80282,448 mm' = 80,282 cm'

Dpost x (Sx 1+ Sx 2)
τ t erjadi= <τ
b x Ix

3,749 x (8028,5+80,282)
τ t erjadi= <τ
1,5 x 237000
τ t erjadi=1176,114 <1082,86 … … OK ‼ !
o Kontrol terhadap Lendutan (*)
1. Akibat beban mati ( pada kondisi pre komposit dan post komposit )
• Kondisi pre komposit

215 kg/m

• Kondisi post komposit

PI = P pre komposit + Pkomposit


=61812,75 + 3125 = 9306,75 kg
P2 = P pre komposit + Pkomposit
=534,93 + 671,416 = 2106,35 kg
qE = qE pre komposit + qE komposit
=713,242 + 19,115 = 732,356 kg/m
qD = 191 kg/m
( 732,356 x 7 ) +(191 x 9)
q= =760 , 61
9

( ) ( )
4 3
5 xq L pxa ( 2 PxL ¿
+∑ x 3 L −4 a ) +(
2
δ 1= )¿
384 EIx 24 EIx 48 EIx

(
δ 1=
5 x 7,6 x 9004
384 x 210000 x 254000
+∑ ) (
93066,75 x 100
24 x 210000 x 254000 )
x ( 3 x 900 2−4 100 2) +(
93066,75 x 900 3
48 x 210000 x 254000
¿) ¿

=0,3918

2. Akibat beban hidup


a. Akibat beban terbagi merata ( ” q ” )

1000 50 5500 75 1000

b. Akibat beban garis ( ” P ” )

P1 = 5158
kg/m P2 =
2579 kg/m
100050 5500
`

Q1 = q1 + P1
= 3000 + 5158 = 8158 kg/m
Q2 = q2 + P2
= 1500 + 2579 = 4079 kg/m
Q3 = q3 = 1500 kg/m
( QI x 7 ) + ( 2 x Q 2 x 0,75 ) +(2 x Q 3 x 1)
qEKIVALEN =
9
( QI x 7 ) + ( 2 x Q 2 x 0,75 ) +(2 x Q 3 x 1)
=
9
= 123456789
5 x qekuivalen x L 4
δ2 ¿
384 EIk
5 x qekuivalen x L 4
=
384 EIk
= 123456789
Lendutan total (δ total )
δ total =δ1+δ2
= 0,948 + 0,484
= 1,432 cm
Lendutan Ijin (δ ijin )
L 900
δ ijin = = = 1234
500 500
δ total = 1,432 cm < δ ijin = 1,8 cm…………OK
`

5.2.6 Perhitungan Penghubung Geser ( Shear Connector)


Shear Connector digunakan untuk menahan gaya geser memanjang yang terjadi
pada bidang pertemuan anatar pelat beton dengan belok baja.
Syarat teknis perencanaan shear connector dengan menggunakan stud adalah :
 Jarak minimal antar stud arah memanjang balok 5d dan tidak kurang 10 cm
 Jarak maksimal antar stud tidak boleh lebih dari delapan kali tebal pelat beton,
atau kurang dari 800 mm
 Jarak antar stud tegak lurus balok tidak boleh kurang dari d + 3 cm
 Panjang minimal stud 4d
 Jarak minimal ujung stud dengan permukaan beton 4 cm
Perhitungan Gaya Lintang

15000 15000 15000 15000

Gambar 5.16 Pembebanan Pada Perhitungan Shear Connector


Pembebanan :
a. Beban Mati Terpusat
 P1 = beban mati terpusat yang bekerja pada titik C dan G adalah beban mati
terpusat pada kondisi pre komposit dan post komposit
= 9306,75 kg

 P2 = beban mati terpusat yang bekerja pada titik D,E dan f adalah beban mati
terpusat pada kondisi pre komposit dan post komposit
= 7428,715573 kg

b. Beban Mati Merata


 qE = qEPREKOMPOSIT + qEPOST KOMPOSIT
= 732,3563333 kg/m

c. Berat Sendiri Gelagar Melintang


 qD = Beban mati merata ( berat sendiri gelagar melintang ) = 215 kg/m
`

d. Berat Hidup ( Beban “ D “ )


 qL1 = beban ” D ” untuk lebar 5,5 meter
= beban terbagi rata ( q ) + beban gars ( P )
= 8756,363636 kg/m
 qL2 = beban ” D ” untuk lebar sisanya ( 2 x 0,75 m )
= beban terbagi rata ( q ) + beban gars ( P )
= 4378,181818 kg/m
e. Berat Hidup Pada Trotoar
 qL3 = berban hidup pada trotoar = 300 kg/m

Reaksi Perletakan :
∑MA=0
( RB x 9 ) – ( 215 x 9 x 4,5 ) – ( 732.3563 x 7 x 4,5 ) – ( 300 x 1 x 8,5 ) – ( 4378.182 x1,75 x
7,125 ) – ( 8756.364 x 5,25 x 3,625 ) – ( 300 x 1 x 0,5 ) – (9306.75 x 8 ) – (7428.716 x 6,25 )
– ( 7428.716 x 4,5 ) – ( 7428.716 x 2,75 ) – ( 9306.75 x 1 ) = 0
9 RB = 422354,1347
RB = 46927,23719 kg
∑ MB = 0
( RA x 9 ) – ( 215 x 9 x 4,5 ) – ( 732.3563 x 7 x 4,5 ) – ( 300 x 1 x 0,5 ) – ( 4378.182 x1,75 x
1,875 ) – ( 8756.364 x 5,25 x 5,375 ) – ( 300 x 1 x 8,5 ) – (9306.75 x 1 ) – (7428.716 x 2,75 )
– ( 7428.716 x 4,5 ) – ( 7428.716 x 6,25 ) – ( 9306.75 x 8 ) = 0
9 Ra = 479984,6802
Ra = 53331,63113 kg

Gaya Lintang :
DA = 53331,63113 kg
DA-C = 51356,6311 kg
DC = 51356,6311 - 9306,75 = 4049,88113 kg
DC-D = 4049,88113 - ( 215 x 1 ) - ( 732,3563333 x 1.75 ) - (8756,363636 x 1.75 )
= 25229,62119 kg
DD = 25229,62119 - 7428,715573 = 17800,90561 kg
DD- E = 17800,90561 - ( 215 x 1 ) - ( 732,3563333 x 1.75 ) - (8756,363636 x 1.75 )
= 980,6456652 kg
`
`

53331,63113
51356,6311
4049,88113
25229,62119
17800,90561

980,6456652

1500 1500

Shear
connector direncanakan menggunakan stud Ø 20 mm dengan tinggi stud (H) = 100 mm.
Jumlah stud dalam arah tegak lurus sumbu gelagar melintang = 2 buah.
Kekuatan satu stud :

Q = 0,0005 As √ f ' c x Ec
Q (1
)
= 0,0005 x π D x √ 30 x ( 4700 √ 30 )
4
2

= 138,0415245 KN
= 13804,15245 kg
Q
Q = = 6902,08 kg
2
Jarak stud :
QxI k
D=
DxS
Dimana, Q = Kekuatan stud dalam 1 baris (kg)
Ik = Momen inersia penampang komposit (cm4)
D = Gaya lintang (k)
S = Statis momen bagian yang menggeser terhadap garis netral
penampang komposit

Ik = 708191,6434cm4
S = 250 x 200 x 160,57
= 8028500 mm3
= 8028,5 cm3
( 2 x 6902,08 ) x 708191,6434
D1 = = 23 cm ~ 24 cm
53331,63113 x 8028,5
`

( 2 x 6902,08 ) x 708191,6434
D2 = = 28,95751971 ~ 31 cm
42049,88113 x 8028,5

( 2 x 6902,08 ) x 708191,6434
D3 = = 68,40439966 ~ 76 cm
17800,90561 x 8028,5

Sambungan antara stud dan gelagar melintang menggunakan sambungan las sudut.
Perhitungan Las Sudut :
1
a. Tebal Las = a ≤ t √2
2
1
= a ≤ x 2,3 √ 2
2
= a ≈ 1,626 cm
b. Luas Bidang Alas = 0,25 x π x d ²
= 0,25 x π x (3,252−2)²
= 1,230 cm²
c. Kekuatan Las = Fxσ
= 1,230 x 6350
= 7810,5
Kekuatan satu stud = 6902,08 < 7817,579

Gambar 5.18 Pemasangan Shear Connector


`

5.2.7 Perhitungan Sambungan Gelagar Melintang dan Gelagar Memanjang


Besarnnya Dmax gelagar memanjang (P) = 9075,358 kg
Untuk penyambungan antara gelagar melintang dan memanjang digunakan pelat
penyambung profil L 130.130.14
Sambungan direncanakan menggunakan baut φ 2,54 cm
 Jarak antar baut :
3d≤a≤6d
60 ≤ a ≤ 120
a diambil 70 mm
 Jarak baut ke tepi sambungan :
c ≥ 2d
c ≥ 40
s1 diambil 40 mm

Gambar 5.19 Sambungan Gelagar Memanjang Dengan Protil Siku


Perhitungan gaya yang bekerja pada sambungan :
Pengaruh Desak
δ 0,7
= =0,275<0,628( pengaruh desak )
d 2,54
`

P 9075,358
n ds = = =1,532 diambil 4 baut
2 x σ x δ x d 2 x 166 x 0,7 x 2,54
15
Eksentrisitas (e) = +¿ 65 = 72,5 mm
2
Momen Luar ( MLUAR ) :
MLUAR =P×e
= 9075,358 x 7,25
= 657963,4738 kgcm
Momen Dalam ( MDALAM ) :
MDALAM = [ ( Ph x y 2 ) + ( Phl x y 1 ) ] x 2

[ ( )]
2
y1 2 x Ph 2 2
= ( Ph x y 2 ) + Ph x 2
x 2= (y 2 + y1 )
y2 y2
Substitusi :
2 x Ph
¿)¿ P x e
y2
Px e x y2
Ph = 2 2
2x( y 2 + y1 )
657963,4738
Ph = = 5371,130399 kg
2 x (72 +3,52 )
P 9075,358
Pv = = =¿2268,84 kg
n baut 4
R = √ P v 2+ Ph²
= √ 2268,842 +5371,130399 ²
= 2270,023 kg

Tegangan yang terjadi pada baut luar :


R 2270,023
σ ds= = < 1,5 x σ
δ xd 0,7 x 2
= 1621,445 kg/cm² < 2800,5 kg/cm²
`

5.2.8 Perhitungan Sambungan Gelagar Melintang dan Profil Siku


Besarnnya Dmax gelagar memanjang (P) = 9075,358 kg
Untuk penyambungan antara gelagar melintang dan memanjang digunakan pelat
penyambung profil L 130.130.14
Sambungan direncanakan menggunakan baut φ 2,54 cm
 Jarak antar baut :
3d≤a≤6d
60 ≤ a ≤ 120 ,
a diambil 70 mm
 Jarak baut ke tepi sambungan :
c ≥ 2d
c ≥ 40
s1 diambil 40 mm

Gambar 5.20 Sambungan Gelagar Memanjang Dan Gelagar Melintang


Perhitungan gaya yang bekerja pada sambungan :
Pengaruh Desak
δ 1,5
= =0,590<0,628 (Pengaruh desak)
d 2,54

P 8211,75
n ds = = = = 0,715 `~ diambil 4 baut
2 x σ x δ x d 2 x 1666 x 1,5 x 2,54
Tegangan yang terjadi pada baut :
P
σ baut =
1 < 0,6 x σ
2 x n baut x ( x π d 2)
4
P
= 1 < 999,6 kg/cm²
2 x 4 x ( x 3,14 x 2,542 )
4
= 223,880 kg/cm² < 999,6 kg/cm²
`
`

5.2.9 Perhitungan Pertambatan Angin

Gambar 5.21 Bidang Rangka yang Terkena Angin


Data teknis perencanaan pertambatan angin :
Tekanan angin : 150 kg/m2
Panjang sisi bawah jembatan : 50 m
Panjang sisi atas jembatan : 45 m
Tinggi jembatan :4m
Luas bidang rangka utama : ( 50+45
2 ) x 4=190 m ²

5.2.9.1 Pembebanan Ikatan Angin


Gambar 5.22 Penyebaran Beban Angin

Bagian jembatan yang langsung terkena angin ( angin Tekan ) :


o Beban angin pada sisi rangka jembatan (d1) :
d1 = 50% x (( 30% x A )) x w
= 50% x (( 30% x 190 )) x 150
`

= 4275 kg
o Beban angin pada muatan hidup setinggi 2 m (d2) :

d2 = 100%×w× L×2
= 100%x 150 x 50 x 2
= 15000 kg
Penentuan titik tangkap gaya akibat beban angin ( s ) :
o Beban angin pada sisi rangka jembatan ( s1 )
s1 = ½ x tinggi jembatan
=½x4m
=2m
o Beban angin pada muatan hidup seringgi 2 m ( s2 )

Tinggi profil gelagar melintang ( h1 ) : 70,8 cm ( 708x302x15x28-215 )


Tebal sayap gelagar melintang ( h2 ) : 2,8 cm
Lebar profil rangka induk ( h3 ) : 30,3 cm ( 406x403x16x24-200 )
Tebal plat lantai kendaraan ( h4 ) : 22 cm
Tebal perkerasan ( h5 ) : 5 cm
Tinggi bidang vertikal beban hidup ( h6 ): 200 cm

(
S2 = h 1−h 2− )
h3
2
+h 4 +h 5+
h6
2
= ( 70,8 – 2,3 – 30,3) + 22 + 5 + 100
= 179,9 = 1,799m
`

Σ MB = 0
(R x 4) – (d1x s1) - (d2 x s2) = 0
(RA x 4) – ( 4275 x 2) – ( 15000 x 1,799 ) = 0
35535
RA = =8883,75 kg
4
Σ MA = 0
(R x 4) - (d1 x s1) - (d2 x (4 s2)) = 0
(RB x 4 ) – (4275x 2 ) – (150000 x 1,799 )
41565
RB = =10391,25 kg
4
Distribusi beban angin :
o Pada pertambatan angin atas
R A 1 8883,75
P1 = = =592,25 kg
15 15
o Pada pertambatan angin bawah

R b 10391,25
P1 = = =649,4531kg
16 16
`

Bagian jembatan yang tidak langsung terkena angin ( angin hisap ) :


o Beban angin pada sisi rangka jembatan (d1) :

d1 = 50% x (( 15% x A )) x w
= 50% x (( 15% x 190 )) x 150
= 2137,5 kg
Penentuan titik tangkap gaya akibat beban angin ( s ) :
o Beban angin pada sisi rangka jembatan (s1)
s1 = ½ x tinggi jembatan
=½x4m
= 2m
Gambar 5.24 Titik Tangkap Gaya Angin Hisap
2137,5
RA = RB = =¿534,375kg
4
`

Distribusi beban angin :


o Pada pertambatan angin atas
R A 1 534,375
P2 = = =¿35,625
15 15
kg
o Pada pertambatan angin bawah
R b 534,375
P2 = = =33,39844 kg
16 16
5.2.9.2 Pertambatan Angin Atas
Gambar 5.25 Penyebaran Beban Angin Pada Ikatan Angin Atas

Gambar 5.26 Penomoran Pada Ikatan Angin Atas


Pendimensian batang 16, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, dan
32 direncanakan menggunakan profil IWF 250x175x7x11-44,1, sedangkan Batang
17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,dan 31 direncanakan menggunakan batang
L.50.50.5
Pendimensian Batang Ikatan Angin Atas
Profil IWF
Profil Ber Ukuran (mm)
WF at
A B t1 t r
(kg/
250 x 44, 2 1 7 1 1

250x175x7x11-44,1

Luas Mome Jari-jari Momen


n Inersia
Inersia Lawan
tampang Ix Iy ix iy Wx Wy

Profil L 80.80.8

Jarak titik berat


Ukuran (cm
Profil (mm) F Berat )
L b d r r1 (cm2) (kg/m) e w v
80 x 80 8 80 85 10 5 12,3 9,66 2,26 5,66 3,20
`

iξ kξ Iη Wη iη kη
Ix = Wx = ix = kx = Iξ (cm
Iy Wy iy ky (cm4) ) (cm4) (cm3) (cm)
(cm4) (cm3) (cm) 1153,06 1,32 29,6 9,25 1,55 5,11

72,3 12,6 2,42 2,09

Dari hasil perhitungan program SAP 2000 versi 7.42, diperoleh gaya batang terbesar,
dengan resiko tekuk adalah :
Gaya Batang (P) Panjang (L)
Batang Keterangan
kg m

17&47 -3899,840 10,649 tekan

31& 33 2956,51 10,649 tekan

Batang tekan
Profil IWF 250x175x7x11-44,1
S = -3899,840 kg ( batang 17 & 47 )

Lk = 10,649 m

Rumus umum menurut PPBBI hal 9 Bab 4.1 Pasal 1 dan 2, untuk
stabilitas batang tekan terhadap bahaya tekuk :
(S x ω)
< σ ijin baja
F
Dimana :
S = gaya tekan pada batang tersebut
F = luas penampang batang
ω = faktor tekuk yang tergantung dari kelangsingan dan
macam bajanya Menghitung kelangsingan batang tunggal :

LK 1064,9
λ= = =254,769 cm
I min 4,18
`

λg=π x
√ E
0,7 x σ 1 √
=3,14 x
2,1 x 10 5
0,7 x 240
=111,016

λ 254,760
λs = = =2,294
λg 111,016

Untuk λs ≥ 1 :
ω = 2,381 x λs
= 2,381 x (2,294)2
= 12,529
Maka :
( S x ω) −3899,84 x 12,529 Kg
= =868 ,796 2 <1867 Kg/cm 2 … OK
F 56,24 cm
Batang tarik
Profil L 80.80.8
S = 2956,51 kg ( batang 8 & 9 )
F nt = 0,85 x F profil
= 0,85 x 12,3
= 10,455 cm2

Cek Tegangan :
S
σ = Fnt <1867 Kg/cm 2

2956,51
= 10,455 x 1867 Kg/cm2

= 282,784 kg/cm2 < 1867kg/cm2 …OK

5.2.9.3 Pertambatan Angin Bawah


Untuk pertambatan angin bawah digunakan profil L 200x200x16-48,5
`

Gambar 5.27 Penyebaran Beban Angin Pada Ikatan Angin Bawah

Gambar 5.28 Penomoran Pada Ikatan Angin Bawah


Pendimensian Batang
• Profil. L Iξ iξ kξ Iη Wη iη kη 200x200x16-48,5
(cm4) (cm) (cm4) (cm3) (cm)
3740 7,78 1,03 943 121 3,91 4,05

Jarak titik
berat
L b d r r (c (kg/ e w v
200 Profil
x 200 20 Ukuran
1 (mm)
1 9 F
61 Berat
48, 5, 1 7,
Ix = Wx = ix = kx =
Iy Wy iy ky
(cm4) (cm3) (cm)
2340 162 6,15 1,65
Gaya Batang (P) Panjang (L)

Batang Keterangan
kg m

34&65 -7757,50 10,649 tekan

Dari hasil perhitungan program SAP 2000 versi 7.42, diperoleh gaya
batang terbesar, dengan resiko tekuk adalah :
`

Batang tekan
Profil L 200x200x16-48,5 kg/m
S = -7757,50 kg ( batang 34 & 65 )

Lk = √ 9,4032 +52 = 10,649 m


Rumus umum menurut PPBBI hal 9 Bab 4.1 Pasal 1 dan 2, untuk stabilitas batang
tekan terhadap bahaya tekuk :
( S x ω)
<σ ijin baja
F
Dimana :
S = gaya tekan pada batang tersebut
F = luas penampang batang
ω = faktor tekuk yang tergantung dari kelangsingan dan macam bajanya
Menghitung kelangsingan batang tunggal :
Lk 1064,9
λ = I min = 3,91 =272,352 cm

√ E

5
2,1 x 10
λg = π x o ,7 x σ = 3,14 x 0,7 x 240 = 111,016
1

λ 272,352
λs = = =2,453
λg 111,016

Untuk λs ≥ 1 :

ω = 2,381 x λs2

= 2,381 x (2,453)2

= 14,326

Maka :
( S x ω) 7757,50 x 14,326
= = 1798,283 Kg/cm2 … OK
F 61,8

5.2.10 Perencanaan Sambungan Pertambatan Angin


Sambungan pertambatan angin direncanakan menggunakan pelat 10 mm,
dengan alat penyambung baut Ø 5/8” ( 15,9 mm )
Pengaturan jarak antar baut ( berdasar PPBBI hal 70 ) :
2,5 d ≤ s ≤ 7 d, atau 14 t s = jarak antar sumbu baut pada arah horizontal
2,5 d ≤ u ≤ 7 d, atau 14 t u = jarak antar sumbu baut pada arah vertical
1,5 d ≤ s1 ≤ 3 d, atau 6 t s1 = jarak sumbu baut paling luar dengan bagian
yang disambung
Jarak antar sumbu baut pada arah horizontal ( s ) :
2,5 d ≤ s ≤ 7 d
39,75 ≤ s ≤ 111,3 diambil 40 mm
Jarak antar sumbu baut pada arah vertikal ( u ) :
2,5 d ≤ u ≤ 7 d
39,75 ≤ s ≤ 111,3 diambil 90 mm
Jarak sumbu baut paling luar dengan bagian yang disambung ( s1 ) :
`

1,5 d ≤ s1 ≤ 3 d
23,85 ≤ s1 ≤ 47,7 diambil 40 mm
a. Pertambatan angin atas
1. Profil IWF 250x175x7x11–44,1 dengan rangka induk IWF
406x403x16x24-200
Data teknis perencanaan baut :
• Tebal plat penyambung ( δ ) = 10 mm
• Diameter baut ( Ø ) = 5/8” ( 15,9 mm )
• Pmaks = -3899,840 kg ( batang 17 & 47 )
Perhitungan gaya yang bekerja pada sambungan :
δ 10
= =0,628>0,314( pengaruh geser )
d 15,9

P 4080,11
n ds = 2 x σ x δ x d = 2 x 1867 x 1 x 1,59 = 0,687 ~ diambil 4 baut

Tegangan yang terjadi pada baut :


P
1
σBAUT = 2 x nBAUT x ( x π x d 2) = 0,6 x σ
3899,840 4
1
= 2 x 4 x ( x 3,14 x 1,592) < 1120,2 Kg/cm2
4
= 245,590 Kg/cm2 < 1120,2 Kg/cm2

2. Profil L 80.80.8 dengan rangka induk IWF 406x403x16x24-200


Data teknis perencanaan baut :
• Tebal plat penyambung ( δ ) = 10 mm
• Diameter baut ( Ø ) = 5/8” ( 15,9 mm )
• Pmaks = 2956,51 kg ( batang 31 & 33 )
Perhitungan gaya yang bekerja pada sambungan :
δ 10
= =0,628>0,314 (pengaruh geser)
d 15,9
P 2956,51
n ds = 2 x σ x δ x d = 2 x 1867 x 1 x 1,59 = 0,497 ~ diambil 2 baut
Tegangan yang terjadi pada baut :
P
1
σBAUT = 2 x nBAUT x ( x π x d 2) = 0,6 x σ
2956,51 4
1
= 2 x 2 x ( x 3,14 x 1,592) < 1120,2 Kg/cm2
4
= 372,450 Kg/cm2 < 1120,2 Kg/cm2
`

Gambar 5.29 Sambungan Ikatan Angin Atas


`

b. Pertambatan angin bawah


Menggunakan profil L 200x200x16-48,5 kg/m dengan rangka induk profil
IWF 406x403x16x24-200
Data teknis perencanaan baut :
1. Tebal plat penyambung ( δ ) = 10 mm
2. Diameter baut ( Ø ) = 5/8” ( 15,9 mm )
3. Pmaks = -7757,50 kg ( batang 34& 65 )
Perhitungan gaya yang bekerja pada sambungan :
δ 10
= =0,628>0,314 (pengaruh geser)
d 15,9
P −7757,50
n ds = 2 x σ x δ x d = 2 x 1867 x 1 x 1,59 = 1,306 ~ diambil 4 baut
Tegangan yang terjadi pada baut :
P
1
σBAUT = 2 x nBAUT x ( x π x d 2) = 0,6 x σ
4
−7757,50
1
= 2 x 4 x ( x 3,14 x 1,592) < 1120,2 Kg/cm2
4
= 488,630 Kg/cm2 < 1120,2 Kg/cm2

Gambar 5.30 Sambungan Ikatan Angin Bawah


`

5.2.11 Perencanaan Rangka Induk

Gambar 5.31 Struktur Rangka Induk

a. Data Perencanaan
Tebal pelat = 20 cm
Tebal perkerasan = 5 cm
Genangan air = 5 cm
Lebar lantai kendaraan = 700 cm
Lebar trotoir = 100 cm
Tebal trotoir = 25 cm
G memanjang = IWF 350.175.7.11-49,6 berat = 49,6 kg/m
G melintang = IWF 708.302.15.28-215 berat = 213 kg/m
Ikatan angin atas = IWF 250.175.7.11- 44,1 berat = 44,1 kg/m
= L 80.80.8-9,6 berat = 9,6 kg/m
Ikatan angin bawah = L 200.200.16-48,5 berat = 48,5 kg/m
Sandaran = Pipa D 76,3 dengan berat = 7,13 kg/m
Rangka Utama = IWF 428.407.20.35-283 berat = 283 kg/m
b. Pembebanan
Asumsi beban antara rangka induk ditahan masing-masing ½ nya oleh rangka
induk. Dimensi Rangka diasumsikan sama untuk semua rangka.
1. Beban rangka induk
• Buhul 1 dan 17 = (1/2 diagonal) + (½ horisontal)
= (1/2 x 6,78 x 283) + (1/2 x 5 x 283)
= 1366,48 kg
• Buhul 18 dan 33 = (1/2 x 2 diagonal) + (1/2 x horisontal)
= (1/2 x 2 x 6,78 x 283) + (1/2 x 5 x 283)
= 2152,96 kg
• Buhul 2-16 dan 19-32 = (1/2 x 2 diagonal) + (1/2 x 2 horisontal)
= (1/2 x 2 x 6,78 x 283) + (1/2 x 2 x 5 x 283)
= 2732,96 kg
Penambahan beban sebesar 10 %, sebagai asumsi berat pelat buhul beserta
bautnya.
• Buhul 1 dan 17 = 110% x 1366,48 kg = 1503,128 kg
• Buhul 18 dan 33 = 110% x 2152,96 kg = 2368,256 kg
• Buhul 2-16 dan 19-32 = 110% x 2732,96 kg = 3006,256 kg

2. Beban gelagar memanjang


5 buah profil IWF 350.175.7.11-49,6 kg/m
Distribusi beban pada tiap buhul : 0
• Buhul 1 dan 17 = ( 2 )
5 x 49,6 1
x = 62 Kg
2
• Buhul 2-16 = ( 2 )
5 x 49,6
x 2x
1
2 = 124 Kg
3. Beban gelagar melintang
17 buah profil IWF 708.302.15.28-215
Distribusi beban pada tiap buhul :
• Buhul 1-17 = ¿) = 958,5 Kg
`

4. Beban pelat beton (termasuk dibawah trotoar)


Tebal pelat beton = 20 cm
Distribusi beban pada tiap buhul :
1
• Buhul 1 dan 17 = ¿) x 2 = 56,25 Kg
• Buhul 2-16 = ¿) = 112,5 Kg
5. Beban lapis perkerasan
Tebal lapis perkerasan = 5 cm
Distribusi beban pada tiap buhul :
1
• Buhul 1 dan 17 = ¿) x 2 = 9,625 Kg
• Buhul 2-16 = ¿) = 19,25 Kg

6. Beban trotoar
Tebal trotoar = 25 cm
Lebar trotoar = 1,0 m
Distribusi beban pada tiap buhul :
1
• Buhul 1 dan 17 = (5 x 1 x 0,25 x 25) x 2 = 15,625 Kg
• Buhul 2-16 = (5 x 1 x 0,25 x 25) = 31,250 Kg

7. Beban air hujan


Tebal genangan = 5 cm
Distribusi beban pada tiap buhul :
1
• Buhul 1 dan 17 = ¿) x 2 = 5,625 Kg
• Buhul 2-16 = ¿) = 11,25 Kg

8. Beban pipa sandaran


Pipa sandaran Ø 76,3 mm, dengan berat 7,13 kg/m
Berat total pipa sandaran = 2 x 80 x 7,13 = 1140,8 kg
Distribusi beban pada tiap buhul :
1140,8 1
• Buhul 1 dan 17 = 16 x 2 = 35,65 Kg
1140,8
• Buhul 2-16 = 16 = 71,3 Kg

9. Beban ikatan angin atas


Profil IWF 250.175.7.11 – 44,1 berat = 44,1 kg/m
Profil L 80.80.8-9,6 berat = 9,6 kg/m
Distribusi beban pada tiap buhul :
• Buhul 18 dan 33 = (( ½ x 44,1 x 10,29 ) + ( ½ x 9,6 x 10,29 )) x ½
= (226,894 + 49,392) x ½
= 138,143 kg

• Buhul 19-32 = (( ½ x 44,1 x 10,29 ) + ( ½ x 9,6 x 10,29 )) x ½ x 2


= (226,894 + 49,392) x ½ x 2
= 276,286 kg

10. Beban ikatan angin bawah


Profil L 200.200.16-48,5 berat = 48,5kg/m
Distribusi beban pada tiap buhul :
• Buhul 1 dan 17 = ( 2 x 48,5 x 10,29 ) x ½ x ½
= 249,532 kg
• Buhul 2-16 = ( 2 x 48,5x 10,29 ) x ½ x ½ x 2
= 499,065 kg
`

c. Garis Pengaruh

Gambar 5.32 Rangka Utama


`

Anda mungkin juga menyukai