Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TENTANG AIR TANAH

OLEH :
PUJA PUTRA JAYA ( G1B019054 )
AZWANDA SAIPUTRA ( G1B019066 )

DOSEN :

Dr. GUSTA GUNAWAN, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Air
Tanah”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah pengembangan
Sumber Daya Air.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami yang tak henti-
hentinya memberikan dukungan, dalam hal ini Bapak Dr. Gusta Gunawan, S.T., M.T. selaku
dosen pengampu yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini, serta teman-teman yang
telah membantu secara langsung atau tidak langsung dalam penyelesaian tugas ini.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih memiliki kekurangan
dan masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah
yang kami buat bermanfat bagi kita semua dan bagi pembaca  pada umumnya.

                                                                        Bengkulu, 24 februari 2022


                                 

Penyusun Makalah

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber kehidupan, terutama bagi manusia pada umunya.
Dewasa ini kebutuhan manusia akan air sangatlah besar, oleh karena itu air tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Mulai dari hal yang sifatnya kecil seperti air minum
hingga sebagai sumber penghasil energy listrik di PLTA.
Hampir 71% permukaan bumi ini tertutupi oleh air. Terdapat 1,4 triliun
kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi akan tetapi ketersediaan air masih saja
kurang, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti semakin meningkatnya
penggunaan air bersih oleh masyarakat, menipisnya ketersediaan air bersih yang
dikarenakan oleh kekeringan, sebagian besar  air terdapat di laut (air asin), serta
terjadinya pencemaran air sehingga tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
sehari-hari.
Salah satu sumber air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari adalah air tanah. Air tanah ini digunakan oleh manusia untuk minum, mandi,
memasak, mencuci, ataupuan memenuhi kebutuhan lainnya. Oleh karena itu, air tanah
yang ada harus dijaga dengan baik. Akan tetapi pada masa kini, ketersediaan air tanah
mulai berkurang, ditambah lagi banyaknya sumber air tanah yang sudah mulai tercemar
oleh zat-zat berbahaya sehingga tidak dapat digunakan.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa yang dimaksud dengan air tanah ?
2.Bagaimana pembentukan air tanah ?
3.Apa saja klarifikasi dari air tanah ?
4.Apa saja kadungan yang terdapat dari air tanah ?
5.Apa yang dimaksud pencemaran air tanah ?
6.Apa penyebab pencemaran air tanah ?
7.Bagaimana pelestarian air tanah ?

3
1.3Tujuan
1. Mengetahui pengertian air tanah
2. Mengetahui pentingnya ketersediaan air tanah
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan air tanah
4. Mengetahui pencemaran air tanah
5. Mengetahui penyebab, dampak, dan cara pelestarian air tanah

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Air Tanah


Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya
terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya
sulit dilakukan.
Menurut Budhikuswansusilo, air tanah (Groundwater) adalah nama untuk
menggambarkan air yang tersimpan di bawah tanah dalam batuan yang permeabel.
Periode penyimpanannya dapat berbeda waktunya bergantung dari kondisi geologinya
(beberapa minggu – tahun). Pergerakan air tanah dapat muncul ke permukaan, dengan
manifestasinya sebagai mata air (spring) atau sungai (river).
Menurut Herlambang (1996:5) air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang
terdapat didalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan
bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer. Lapisan yang mudah dilalui
oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau
kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan impermeable, seperti
lapisan lempung atau geluh. Lapisan yang dapat menangkap dan meloloskan air disebut
akuifer.

2.2 Asal-usul Air Tanah dan Sifat Air Tanah


Adalah hal yang mutlak bagi para birokrat pengelola sumber daya air (tanah), untuk
memahami asal-usul (origin) dan sifat-sifat (nature) air tanah, agar tidak terjadi kesalah-
pengertian tentang sumberdaya yang dikelola. Kesalah-pengertian tersebut akan
menjadikan tujuan mewujudkan kemanfaatan air tanah terutama bagi kaum miskin
pengelolaan tidak mencapai sasarannya, bahkan justru akan menimbulkan dampak yang
merugikan bagi keterdapatan air tanah itu sendiri serta kaum miskin tersebut. Hal-hal
pokok yang perlu dipahami tentang asal-usul dan sifat-sifat air tanah antara lain tentang:
Asal air tanah, Pembentukan air tanah, wadah air tanah, pegaliran dan imbuhan air tanah
serta mutu air tanah.

5
2.2.1 Asal Air Tanah
Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah dan terletak
pada zona jenuh air. Air tanah berasal dari permukaan tanah, misalkan hujan,
sungai, danau. Dan dari dalam bumi sendiri diamana air tersebut terjadi bersama-
sama dengan batuannya, misalkan pada waktu terjadinya batuan endapan terdapat
air yang terjebak oleh batuan endapan tersebut. Contohnya: air fosil yang biasanya
asin air volkanik panas dan mengandung sulfur.

2.2.2 Pembentukan Air Tanah


Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada
lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air hujan
dan air permukan , yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of
aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona
jenuh air dan menjadi air tanah.
Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu peristiwa
yang selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan

6
kembali ke atmosfer; penguapan dari darat atau laut atau air pedalaman,
pengembunan membentuk awan, pencurahan, pelonggokan dalam tanih atau badan
air dan penguapan kembali (Kamus Hidrologi, 1987). Dari daur hidrologi tersebut
dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air permukaan serta komponen-
komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis
batuan penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta manusia yang berada
di permiukaan.
Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi
(pemompaan, pencemaran dll) terhadap air tanah akan memberikan reaksi terhadap
air permukaan, demikian sebaliknya.

2.2.3 Wadah Air Tanah

Suatu formasi geologi yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan


melalukan air tanah dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mata air – mata air
disebut akuifer. Lapisan pasir atau kerikil adalah salah satu formasi geologi yang
dapat bertindak sebagai akuifer. Wadah air tanah yang disebut akuifer tersebut
dialasi oleh lapisan lapisan batuan dengan daya meluluskan air yang rendah,
misalnya lempung, dikenal sebagai akuitard. Lapisan yang sama dapat juga
menutupi akuifer, yang menjadikan air tanah dalam akuifer tersebut di bawah
tekanan (confined aquifer). Di beberapa daerah yang sesuai, pengeboran yang
menyadap air tanah tertekan tersebut menjadikan air tanah muncul ke permukaan
tanpa membutuhkan pemompaan. Sementara akuifer tanpa lapisan penutup di
atasnya, air tanah di dalamnya tanpa tekanan (unconfined aquifer), sama dengan
tekanan udara luar.
Semua akuifer mempunyai dua sifat yang mendasar: (i) kapasitas menyimpan
air tanah dan (ii) kapasitas mengalirkan air tanah. Namun demikaian sebagai hasil
dari keragaman geologinya, akuifer sangat beragam dalam sifat-sifat hidroliknya
(kelulusan dan simpanan) dan volume tandoannya (ketebalan dan sebaran
geografinya). Berdasarkan sifat-sifat tersebut akuifer dapat mengandung air tanah
dalam jumlah yang sangat besar dengan sebaran yang luas hingga ribuan km 2 atau
sebaliknya.
Sebaran akuifer serta pengaliran air tanah tidak mengenal batas-batas
kewenangan administratif pemerintahan. Suatu wilayah yang dibatasi oleh batasan-

7
batasan geologis yang mengandung satu akuifer atau lebih dengan penyebaran luas,
disebut cekungan air tanah.

2.2.4 Pengalihan dan Imbuhan Air Tanah


Saat ini di daerah-daerah perkotaan yang pemanfaatan air tanah dalamnya
sudah sangat intensif, seperti di Jakarta, Bandung, Semarang, Denpasar, dan Medan,
muka air tanah dalam (piezometic head) umumnya sudah berada di bawah muka air
tanah dangkal (phreatic head). Akibatnya terjadi perubahan pola imbuhan, yang
sebelumnya air tanah dalam memasok air tanah dangkal (karena piezometic head
lebih tinggi dari phreatic head), saat ini justru sebaliknya air tanah dangkal
memasok air tanah dalam.
Jika jumlah total pengambilan air tanah dari suatu sistem akuifer melampaui
jumlah rata-rata imbuhan, maka akan terjadi penurunan muka air tanah secara
menerus serta pengurangan cadangan air tanah dalam akuifer. Jika ini hal ini terjadi,
maka kondisi demikian disebut pengambilan berlebih (over exploitation) , dan
penambangan air tanah terjadi.

2.2.5 Mutu Air Tanah


Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah
secara alami sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis
tanah/batuan yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut akan
berubah manakala terjadi intervensi manusia terhadap air tanah, seperti
pengambilan air tanah yang berlebihan, pembuangan libah, dll.
Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari zat-zat
pencemar dari permukaan. Namun karena tanah/batuan bersifat melemahkan zat-zat
pencemar, maka tingkat pencemaran terhadap air tanah dangkal sangat tergantung
dari kedudukan akuifer, besaran dan jenis zat pencemar, serta jenis tanah/batuan di
zona takjenuh, serta batuan penyusun akuifer itu sendiri. Mengingat perubahan pola
imbuhan, maka air tanah dalam di daerah-daerah perkotaan yang telah intensif
pemanfaatan air tanahnya, menjadi sangat rawan pencemaran, apabila air tanah
dangkalnya di daerah-daerah tersebut sudah tercemar. Air tanah yang tercemar
adalah pembawa bibit-bibit penyakit yang berasal dari air (water born diseases).

8
2.3 Macam – macam Air Tanah
Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990:41-42) bahwa macam-
macam akifer sebagai berikut:
 Akifer Bebas (Unconfined Aquifer)
yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan
kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water table (preatiklevel),
yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.
 Akifer Tertekan (Confined Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik
yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari pada
tekanan atmosfer.
 Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan
semi lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.
 Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer)
yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan
bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya
masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian aquifer ini merupakan
peralihan antara aquifer bebas dengan aquifer semi tertekan.

2.4 Kandungan Dalam Air Tanah


Air tanah memiliki kandungan mineral seperti kalium, kalsium, magnesium, dan
silika, meski dalam satuan ppm. Hal itu karena dalam perjalanannya, air tanah menemui
banyak bebatuan sehingga air mengikis bebatuan tersebut dan melarutkannya. Selain yang
disebutkan diatas, air tanah, khususnya untuk pemakaian rumah tangga dan industri, di
wilayah urban dan dataran rendah memiliki kecenderungan untuk mengandung kadar besi
atau asam organik tinggi.
Hal ini bisa diakibatkan dari kondisi geologis Indonesia yang secara alami memiliki
deposit Fe tinggi terutama di daerah lereng gunung atau diakibatkan pula oleh aktivitas
manusia. Sedangkan air dengan kandungan asam organik tinggi bisa disebabkan oleh
9
adanya lahan gambut atau daerah bakau yang kaya akan kandungan senyawa organik. Ciri-
ciri air yang mengandung kadar besi tinggi atau kandungan senyawa organik tinggi bisa
dilihat sebagai berikut :

 Air mengandung zat besi


Air dengan kandungan zat besi tinggi akan menyebabkan air berwarna kuning.
Pertama keluar dari kran, air nampak jernih namun setelah beberapa saat air akan berubah
warna menjadi kuning. Hal ini disebabkan karena air yang berasal dari sumber air sebelum
keluar dari kran berada dalam bentuk ion Fe2+, setelah keluar dari kran Fe2+ akan
teroksidasi menjadi Fe3+ yang berwarna kuning.
 Air kuning permanen
Air kuning permanen biasanya terdapat di daerah bakau dan tanah gambut yang kaya
akan kandungan senyawa organik. Berbeda dengan kuning akibat kadar besi tinggi, air
kuning permanen ini sudah berwarna kuning saat pertama keluar dari kran sampai
beberapa saat kemudian didiamkan akan tetap berwarna kuning.
2.5 Cekungan Air Tanah
Adanya krisis air akibat kerusakan lingkungan, perlu suatu upaya untuk menjaga
keberadaan/ketersediaan sumber daya air tanah salah satunya dengan memiliki suatu
sistem monitoring penggunaan air tanah yang dapat divisualisasikan dalam data spasial
dan atributnya. Dalam Undang-undang Sumber Daya Air, daerah aliran air tanah disebut
Cekungan Air Tanah (CAT) yang didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh
batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbunan,
pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung.

Menurut Danaryanto, dkk. (2004), CAT di Indonesia secara umum dibedakan


menjadi dua buah yaitu CAT bebas (unconfined aquifer) dan CAT tertekan (confined
aquifer). CAT ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan total besarnya potensi
masing-masing CAT adalah :

CAT Bebas : Potensi 1.165.971 juta m³/tahun

CAT Tertekan : Potensi 35.325 juta m³/tahun

10
Elemen CAT adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah, jadi seakan-akan
merupakan kebalikan dari air permukaan.

2.6 Cara memperoleh Kedalaman Air Tanah


Untuk memperoleh air tanah ini dengan melakukan penggalian atau pengeboran
tanah. Kedalaman menggali dan mengebor tanah sangat bergantung pada struktur tanah
setempat. Dengan terbentuknya awan dari titik-titik air dan proses pengembunan dan titik
air tersebut bergabung terjadilah hujan. Hujan ini mengakibatkan tanah menjadi basah dan
meresap ke dalam permukaan tanah dan sebagian yang lain masuk ke saluran dan akhirnya
masuk sungai. Lewat cara demikian ini maka di dalam tanah terdapat cadangan air yang
sangat banyak. Cadangan air dalam tanah inilah yang memberikan kesempatan kepada kita
untuk memperoleh air bersih dengan cara menggalinya.

Ada kalanya dengan menggali sebentar telah diperoleh sumber mata air, namun ada
kalanya harus dikerjakan berhari-hari baru diperoleh sumber mata air. Dengan
diperolehnya batuan yang kedap air, hal ini merupakan faktor yang penting bagi

11
diperolehnya air tanah yang dapat disimpan. Penggalian sumur dapat diupayakan
mencapai zona air jenuh sehingga air tanah dapat tertampung. Zona air jenuh merupakan
daerah yang pori-pori tanahnya menyimpan air melebihi daya tampungnya. Zona air
terbuka merupakan daerah yang pori-porinya belum jenuh dengan air.

Sumur artesis merupakan sumur yang dapat memancarkan air secara langsung. Sumur
ini dibuat pada daerah cekungan yang struktur cadangannya melengkung. Dengan
menggali pada daerah cekungan ini akan diperoleh air yang dapat memancar ke luar

Distribusi air dalam tanah yang dimulai dari adanya hujan, air meresap dalam tanah
yang tak jenuh. Pada derah tak jenuh ini air masih terus mrembes menuju ke tempat yang
rendah dan jenuh lalu ditampung. Lapisan tak permiabel merupakan bagian yang menahan
air. Sumur artesis terbentuk bila pada saat menggali berada pada daerah yang
cekung/rendah dan penggalian lapisan tanah mencapai daerah akuiver yang jenuh dengan
air. Untuk menemukan sumber air dalam tanah diperlukan penguasaan ilmu tentang
struktur bumi dan lapisan-lapisannya.

2.7 Pencemaran Air Tanah


Pencemaran air tanah adalah keadaan dimana tanah tercemar oleh pollutant sehingga
membuat air yang berada di dalamnya ikut tercemar.Zat pencemar (pollutant) dapat
didefinisikan sebagai zat kimia biologi, radio aktif yang berwujud benda cair, padat,
maupun gas, baik yang berasal dari alam yang kehadirannya dipicu oleh manusia (tidak
langsung) ataupun dari kegiatan manusia yang telah mengakibatkan efek yang buruk bagi
kehidupan manusia dan lingkungannya. Tanda-tanda pencemaran air dapat dilihat secara:

a) Fisis, yaitu pada kejernihan air, perubahan suhu, perubahan rasa, dan perubahan warna
air.
b) Kimia, yaitu adanya zat kimia yang terlarut dalam.
c) Biologi, yaitu adanya mikroorganisme di dalam air tersebut

2.8 Penyebab Pencemaran


Banyak penyebab yang dapat mengakibatkan air tanah tercemar, misalnya saja
terdapat bahan-bahan buangan hasil dari kegiatan manusia yang terdapat pada sumur dan
tanah yang mencemari air di dalamnya. Bahan-bahan tersebut dapat berupa :

12
 Bahan Buangan Padat
Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar
maupun yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi
pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan
koloidal.

 Bahan Buangan Organikdan Olahan Bahan Makanan


Bahan buangan organik umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau
terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan
populasi mikroorganisme. Seperti : sayur, bahan makanan yang membusuk, buah-
buahan, dan lain sebagainya.

 Bahan Buangan Anorganik


Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah
logam.Apabila masuk keperairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam
dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang
melibatkan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Magnesium (Mg), dll.

 Bahan Buangan Cairan Berminyak


Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung
menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang
volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi
permukaan air akan menyusut.

 Bahan Buangan Zat Kimia


Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemaran air ini
akan dikelompokkan menjadi : sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
bahan pemberantas hama (insektisida), zat warna kimia, zat radio aktif.

13
2.9 Akibat Pencemaran Air Tanah

Air tanah sangat penting bag ikehidupan makhluk hidup, terutama manusia. Air tanah
yang tercemar dapat menimbulkan beberapa akibat, misalnya saja : Dapat menaikkan
populasi mikroorganisme yang bersifat patogen. Terganggunya kesehatan, karena air yang
digunakan tercemar. Penyakit yang umum dirasakan oleh manusia akibat tercemarnya air
tanah adalah penyakit kulit maupun terganggunya sistem pencernaan. Ketersediaan air
bersih berkurang, sehingga sulitnya mendapatkan air yang dapat digunakan untuk minum,
mandi, maupun mencuci.

2.10 Cara Penanggulangan pencemaran Air Tanah


1) Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang


tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau
off-site). Pembersihan on-siteadalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian


dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan
dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap,
kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air
limbah.

2) Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air).
2.11 Upaya Pencegahan
Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan
pencemaran lingkungan, yaitu:
1. Secara Administratif
Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif adalah pencegahan
pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan

14
kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Contohnya adalah
dengan keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup
yang dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Dengan
adanya AMDAL sebelum adanya proyek pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya.
Selain itu, perlu adanya sanksi yang tegas serta pengawasan dari pihak pemerintah.

2. Secara Teknologis
Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan limbah
sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah limbah
tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Hal
yang paling sederhana adalah membuat biopori.
Biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara
meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R Brata,
salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor. Peningkatan daya resap air pada tanah
dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah
organikuntuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini
kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori
di dalam tanah.
Teknologi berbasis 3R yaitu Reduce, Recycle, dan Reuse pun dapat dilakukan.
Reduce artinya mengurangi, maksudnya masyarakat dihimbau untuk mengurangi
penggunaan air sehingga eksploitasi air tanah dapat diminimalisir, setelah penggunaan air
tanah dapat dikurangi, saatnya limbah hasil pembuangan masyarakat diolah kembali
dengan metoda recycle. Banyak cara yang dapat dilakukan, salah satunya dengan membuat
bak penampungan kemudian dilakukan pemfilteran air. Setelah dinyatakan layak, air
tersebut dapat digunakan kemabali (reuse).

3. Secara Edukatif

Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan


pentingnya lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu, dapat
dilakukan melalui jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.( ahmad cecep sofyan
Hariri, 2010 Biologi). Misalnya seminar tentang pentingnya untuk mengatasi krisis air
tanah.

15
Selain ketiga cara diatas, dapat dilakukan penanaman rumput vetiver. Rumpur vertiver
(Chrysopogon zizaniodes) digunakan sebagai alternative solusi. Selain untuk mencegah
erosi, vertiver juga dapat menyaring air berpolusi (seperti timah hitam), perbaikan lahan,
serta peningkatan kualitas air. Tinggi tanaman mencapai dua meter, sedangkan akar yang
vertikal tumbuh ke bawah mencapai hingga 4,5 meter dan berfungsi mengikat tanah.

2.12 Pelestarian Air Tanah


Untuk menjaga agar kelestarian air tanah tetap terjamin, maka perlu diperhatikan hal-
hal berikut ini.
1. Konsep reduce (menghemat) yaitu penggunaan air tanah yang diatur sesuai
kebutuahan. Untuk menyiram tanaman tidak mengunakan air tanah sebaiknya
menggunakan air permukaan (sungai/danau/waduk).
2. Konsep reuse (menggunakan) yaitu menggunakan air tanah yang sesuai dengan
kebutuhan dan tidak berlebihan serta penggunaan lahan dalam suatu daerah aliran
sungai harus diperhitungkan dampak dan manfaatnya.
3. Konsep recovery (memfungsikan) yakni memfungsikan kembali tampungan-
tampungan air dengan cara melestarikan keberadaan situ dan danau serta menjaga
fungsi hutan agar tidak menimbulkan ketimpangan tata air.
4. Konsep recycle (mengelolah) adalah mengolah air limbah menjadi air bersih dengan
menggunakan metode kimiawi sehingga layak digunakan lagi dan memperketat
pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) khususnya terhadap air
tanah.
5. Konsep recharge (mengisi) adalah konsep memasukkan air hujan ke dalam tanah dan
ini dapat dilakukan dengan cara membuat sumu resapan atau lubang biopori.

2.13 Syarat Membuat Saluran Air


Persyaratan yang harus dipenuhi dalam membuat saluran air tanah terbuka adalah
sebagai berikut:
1. Lebar dan kedalaman dibuat sedemikian rupa sehingga kecepatan aliran tidak besar
(biasanya kurang dari 0,1 m/dt)
2. Kedalaman saluran sebaiknya lebih dari 1 m (lebih diutamakan 1,5 m) untuk mencegah
atau menurunkan besarnya penetrasi cahaya matahari dan dengan demikian mencegah

16
tumbuh dan berkembangnya ganggang dan tumbuhan air lainnya yang dapat
menghambat aliran air.
3. Kemiringan tebing saluran harus diusahakan sekecil mungkin agar tebing saluran
menjadi lebih mantap.
4. Untuk saluran air dalam, di atas tebing saluran sebaiknya disisakan tanah rata
( horizontal embankment) selebar 0,5 – 1 m untuk memudahkan perbaikan dan
pemeliharaan saluran air.
2.14 Fluktuasi Tinggi Muka Air
Fluktuasi tinggi muka air tanah secara alamiah akan mengalami keadaan
keseimbangan. Tinggi muka air tanah akan mengalami fluktuasi karena dua hal, yaitu
adanya kegiatan pengambilan air tanah untuk konsumsi manusia, industry dan pertanian
dan adanya pemasokan air tanah di daerah-daerah resapan. Fluktuasi tinggi muka air tanah
juga terjadi seiring dengan adanya pergantian musim.
Keseimbangan alamiah kuantitas air tanah dapat diubah dengan cara dsebagai berikut:
1. Meningkatkan debit aliran (pengambilan) air tanah, terutama untuk irigasi atau
industry.
2. Pemasokan air tanah melalui pembuatan bangunan- bangunan permanen air hujan.
3. Memperbanyak bangunan-bangunan drainase yang merupakan saluran pembuangan
air sisa irigasi.
4. Perubahan tata guna lahan ke arah keadaan yang kondusif terhadap peningkatan
usaha pasokan air tanah atau denagn kata lain memeperluas daerah resapan air
tanah (groundwater recharge area).

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Air tanah merupakan salah satu sumber air yang diandalkan masyarakat untuk
keperluan sehari-hari. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, air tanah mulai
tercemar karena adanya zat buang yang kemudian mengendap dan meresap ke dalam tanah
sehingga mencemari air tanah.
Dampak terbesar yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah adalah terganggunya
kesehatan pada manusia, yaitu dapat berupa gangguan pencernaan maupun penyakit kulit.
Selain itu, mengurangi persediaan air bersih. Jika air tanah sudah tercemar dapat
ditanggulangi dengan bioremediasi dan remediasi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay. 2007. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: UGM
http://bangkalancc.blogspot.com/2012/05/macam-macam-air-tanah.html
http://bosska.wordpress.com/green-lands/pelestarian-air-tanah/
http://id.wikipedia.org/wiki/Air_tanah

http://www.slideshare.net/Nurul_Aulia/air-tanah

http://yudhacivilizer.blogspot.com/2012/01/air-tanah.html

http://organisasi.org/pengertian-dan-jenis-macam-air-permukaan-dan-air-tanah-preatis-
artesis-darat-laut

http://jumianto.blogspot.com/2011/03/upaya-penanggulangan-pencemaran-air.html.

http://yelindalesmana.blogspot.com/2013/04/dampak-pencemaran-air.html

http://agussunthe.blogspot.com/2013/03/klasifikasi-air-tanah.html.

http://airminum.globalmuliaperkasa.com/2012/11/pengaruh-air-lindi-terhadap-
lingkungan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah#Penanganan

http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah

http://arisinta.blogspot.com/p/air-tanah-proses.html

19

Anda mungkin juga menyukai