PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberculosis. Penyakit ini ditularkan melalui udara yaitu percikan ludah, bersin
dan batuk. Penyakit TB paru biasanya menyerang paru akan tetapi dapat pula
menyerang organ tubuh lain ( Aditama 2014 ). TB paru merupakan salah satu
World Health Organitation (WHO, 2012) sepertiga populasi dunia yaitu sekitar
populasi terkena TB aktif setiap tahunnya dan sekitar 2 juta meninggal. Lebih
dari 90% kasus TB dan kematian berasal dari negara berkembang salah satunya
sejumlah 61.000. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan kejadian tahun 2009 yang
1
2
setelah Cina dan India, dengan jumlah sekitar 10% dari total jumlah pasien
ditandai dengan adanya Basil Tahan Asam (BTA) positif pada pasien adalah
Provinsi Jawa Barat. Angka penemuan kasus baru BTA Positif (Case Detection
perkiraan kasus dalam persen. Pada tahun 2012, angka CDR sebesar 63.03%
dengan jumlah kasus baru (positif dan negatif) sebanyak 41.472 penderita dan
BTA Positif baru sebanyak 25.618 kasus (Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Timur 2012) .Pada tahun 2015 ditemukan jumlah kasus tuberkulosis sebanyak
ditemukan pada tahun 2014 yang sebesar 324.539 kasus. Jumlah kasus tertinggi
yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kasus tuberkulosis di tiga
provinsi tersebut sebesar 38% dari jumlah seluruh kasus baru di Indonesia.
Dari data di Rumah sakit RSUD dr Soeroto Ngawi data penderita TBC
pada tahun 2015 sejumlah 213 orang penderita baru, sedangkan penderita suspek
3
hasil wawancara pada dengan keluarga penderita TB paru di poli paru RSUD dr
Soeroto, tiga dari lima keluarga penderita mengatakan bahwa mereka tidak tahu
peralatan makan dan minum dengan penderita TB paru tanpa dicuci terlebih
dahulu dan kurangnya perilaku hidup bersih antara lain rumah yang lembab,
kurangnya pencahayaan pada siang hari dan lingkungan rumah yang kotor.
masih belum dapat dinyatakan berhasil. Sejak 1995 pengobatan yang dilakukan
strategi DOTS dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi. Strategi DOTS
Paru disebarkan melalui makanan dan minuman. Hal ini peranan dan kemampuan
saat ini penyakit tuberculosis Paru tidak lagi menjadi penyakit yang sangat
4
penyakit ini tetap berbahaya karena dapat menyebabkan cacat fisik dan kematian,
sehingga terjadinya tuberculosis paru sangatlah perlu untuk dihidari, karena selain
penyembuhan yang lama. Terlebih lagi dapat menjangkit pada anak yang
merupakan kelompok umur yang sangat rentan, karena pada anak penyakit
tuberculosis, maupun tuberculosis dibagian tubuh lain, seperti kulit, ginjal dan
pasien ), keterlambatan dalam pemberian vaksin BCG ( pada orang yang tidak
terinfeksi ), dan terapi pencegahan 6-9 bulan. Terjadinya perilaku yang kurang
baik dari keluarga karena kurangnya pengetahuan dan sikap keluarga (Isminah,
2004). Dalam hal ini bagaimana seharusnya keluarga klien yang terdiagnosa TB
paru mengetahui secara jelas dan benar apa sebenarnya penyakit Tuberkulosis
ini, dan bagaimana cara penularan dan pencegahannya. Sikap keluarga sangat
karena jika sikap keluarga klien yang terdiagnosa TB paru mengerti apa yang
sebenarnya dia lakukan maka secara otomatis dia juga bisa dan mampu
pencahayaan rumah yang baik, menutup mulut saat batuk, tidak meludah di
suspek TB pada anggota keluarga ditinjau dari perilaku penderita TB di Poli Paru
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Soeroto
Soeroto Ngawi
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Penelitian
anggota keluarga lainnya di wilayah kerja puskesmas sidorejo pagar alam tahun
2010