Anda di halaman 1dari 6

Research In Accounting Journal

Vol xx(x) 201x : xx-xx

The Analysis Determines The Cost Of Production Using Activity Based Costing
At Warung Mie Pedas Dan Pentol Pedas

Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Menggunakan Activity Based


Costing Pada Warung Mie Pedas Dan Pentol Pedas

Afrizaldi1
Indah Kartika Sari2
Marzuliandra Kurniawan3
Nadila Hary Pratiwi4
Olitsha Amanda5
Rasyid Setiawan6

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Riau 123456

marzuliandra2403@gmail.com

ABSTAK :

KATA KUNCI :

ABSTRACT :

Keywords :

1. PENDAHULUAN
Ditengah perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat, banyak perusahaan
berusaha untuk menujukkan kualitas terbaik yang mereka punya dalam upaya
mempromosikan produk di pasar global yang sangat kompetitif. Lingkungan perusahaan saat
ini berkembang lebih cepat dari sebelumnya dan menciptakan persaingan yang ketat. Setiap
bisnis memiliki rencana untuk menarik pelanggan. Perusahaan dituntut kreatif untuk
menciptakan dan meningkatkan kualitas produk atau jasa menjadi lebih berkualitas,
meningkatkan produktivitas produksi serta tanggap terhadap berbagai kebutuhan yang
diinginkan para konsumen.
Tingkat daya saing perusahaan ini memerlukan penataan kembali terhadap tingkat
strategi kompetitifnya melalui tujuan strategis. Persaingan antar perusahaan terjadi pada
semua sektor, termasuk manufaktur, perdagangan, dan jasa. Perusahaan hendaknya dapat
menerapkan suatu sistem untuk mengetahui biaya barang yang diproduksi untuk dijual karena
tujuan utama perusahaan adalah menghasilkan keuntungan dari penjualan barang yang
diproduksi. Menaksir harga pokok barang yang dibuat secara akurat merupakan salah satu
langkah terpenting dalam mencapai tujuan bisnis ini karena biaya ini akan digunakan untuk
menentukan harga jual dan menentukan laba atau rugi perusahaan.
Di Indonesia, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah) sangat banyak dan tumbuh
penting terhadap peningkatan perekonomian masyarakat. UMKM mampu memperluas
kesempatan kerja, yang sangat membantu mereka dalam meningkatkan pendapatan

RAJ, xx(x) 201x: xx-xx, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj | DOI xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0
International license.
Research In Accounting Journal
Vol xx(x) 201x : xx-xx

masyarakat dan meningkatkan perekonomian, serta menjadikannya salah satu pilar utama
perekonomian nasional.
Tujuan dari didirikannya UMKM untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh dari
setiap penjualan barang yang diproduksi, dan juga dalam penentuan harga pokok produksi
untuk barang yang akan dijual berikutnya. Perhitungan harga pokok produksi merupakan salah
satu pertimbangan utama bagi pelaku usaha agar dapat menentukan harga pokok produksi
dengan tepat karena pada umumnya perusahaan termasuk para UMKM tidak mengetahui
pendekatan yang jelas untuk menentukan harga pokok produksi yang baik dan benar.
Penentuan harga pokok produksi sangat penting bagi bisnis untuk mencapai hasil atau
keuntungan yang diinginkan. Perusahaan biasanya menghitung biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang-barang untuk menetapkan harga barang tersebut.
Secara umum, para pelaku bisnis menggunakan metode akuntansi yang tradisional, di mana
pembebanan biaya produksi dilakukan dengan membebankan semua biaya langsung dan tidak
langsung yang terkait dengan produk secara langsung ke produk secara keseluruhan atau ke
masing-masing departemen, yang menimbulkan masalah saat menghitung biaya produksi,
karena biaya yang ditetapkan tidak mencerminkan biaya sebenarnya yang terkait dengan
produksi barang.
Hal ini merupakan tujuan dari perhitungan Activity Based Costing, atau yang dikenal
sebagai perhitungan harga pokok berdasarkan aktivitas, sehingga UMKM akan lebih mudah
menghitung harga pokok produksi untuk teknik ABC ini karena harga pokok produksi akan
menunjukkan biaya aktual yang terlibat dalam produk yang dihasilkan pada metode Activity
Based Costing, perhitungan biaya produksi dikeluarkan untuk setiap aktivitas dengan alokasi
yang berbeda pada setiap aktivitas. Metode ini digunakan untuk menentukan harga pokok
produksi yang terjadi pada produk yang dihasilkan dengan cara menentukan biaya-biaya yang
timbul akibat proses produksi tersebut.
Perhitungan harga pokok produksi dapat menimbulkan distorsi (penyimpangan) saat
digunakannya metode akuntansi biaya konvensional (tradisional). Biaya produksi akan
dipengaruhi oleh pembebanan biaya yang tidak akurat. Selain itu, penetapan harga pokok
produksi akan berdampak pada harga jual produk, jika perusahaan menetapkan harga yang
terlalu tinggi, pelanggan dapat berpindah ke usaha yang lain, sedangkan jika perusahaan
menetapkan harga yang terlalu rendah, maka akan menderita kerugian. Berdasarkan
pernyataan diatas peneliti tertarik untuk menganalisis dan mengambil judul “Analisis
Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Activity Based Costing Pada Warung Mie
Pedas dan Pentol Pedas”

2. Tinjauan Pustaka
a. Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen adalah suatu proses mencari, menganalisis, mengumpulkan data,
dan melaporkan informasi tentang keadaan perusahaan yang berguna bagi pihak yang
membutuhkan informasi tersebut yakni pihak internal perusahan mengenai perencanaan
suatu kegiatan organisasi, mengendalikan, dan mengambil tindakan dalam mengambil
keputusan demi kemajuan perusahaan (Hansen dan Mowen, 2013). Tujuan dari akuntansi
manajemen adalah untuk memberikan manajemen informasi yang mereka butuhkan untuk
menentukan berapa banyak barang dan jasa yang akan dikenakan biaya. Selain itu, data
akuntansi manajemen dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, perencanaan, evaluasi,
dan perbaikan berkelanjutan.

b. Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya menurut Mulyadi (2012) adalah suatu teknik pencatatan,
pendokumentasian, pengklasifikasian, peringkasan dan penyajian informasi biaya yang terkait

RAJ, xx(x) 201x: xx-xx, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj | DOI xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0
International license.
Research In Accounting Journal
Vol xx(x) 201x : xx-xx

dengan produksi serta penjualan barang dan jasa dengan metode tertentu serta cara analisa
yang dibutuhkan. Dalam akuntansi biaya berfokus pada pencatatan, pengukuran, dan
pelaporan data biaya. Selain itu, akuntansi biaya mencakup penilaian harga pokok produksi
“suatu produksi” yang dibuat, dijual kepada konsumen, dan/atau ke pasar, serta persediaan
barang yang akan dijual (Bustami dan Nurlela, 2010). Penggunaan akuntansi biaya dalam suatu
organisasi memungkinkan untuk pengukuran dan pelaporan informasi tentang biaya yang
dikeluarkan dan pemanfaatan sumber daya yang bersifat finansial dan non-finansial (Datar et
al., 2005).

c. Activity Based Costing


Activity Based Costing (ABC) atau perhitungan biaya berdasarkan aktivitas merupakan
suatu metode untuk menghitung biaya produk dengan mengalokasikan biaya tersebut pada
barang atau jasa berdasarkan sumber daya yang dikonsumsi dari aktivitas yang dilakukan
(Rudianto, 2013). Activity Based Costing System (ABC System) melacak biaya yang terkait
dengan pemicu biaya (cost driver) untuk menentukan harga pokok barang atau jasa. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas yang menggunakan sumber daya, barang, atau jasa merupakan
dasar untuk menelusuri pengeluaran tersebut. Penentuan biaya berdasarkan aktivitas adalah
metode penetapan biaya yang dimaksudkan untuk memberikan informasi biaya bagi manajer
untuk keputusan strategis dan aktivitas lain yang dapat memengaruhi kapasitas. serta biaya
tetap (Garrison, et al.,2006). Dapat disimpulkan bahwa sistem perhitungan harga pokok biaya
berdasarkan aktivitas adalah metode untuk memperkirakan setiap biaya yang dikeluarkan
untuk setiap aktivitas dengan alokasi yang berbeda untuk setiap aktivitas.

d. Manfaat Activity Based Costing (ABC)


1. Metode ABC diperlukan oleh pihak perusahaan untuk mempermudah dalam pengambilan
keputusan yang ideal.
2. Penentuan harga yang dihasilkan lebih menguntungkan sehingga dapat bersaing dengan
berbagai macam jenis produk yang sama
3. Pihak manajemen dapat memperbaiki analisis biaya yang dilakukan sehingga memperoleh
peningkatan volume penjualan produk yang sebelumnya rendah dari segi penjualannya.
4. Dengan menggunakan Activity Based Costing pihak manajemen memperoleh keleluasaan
untuk melakukan negosiasi terhadap suatu produk secara lebih masuk akal
5. Perusahaan memperoleh kualitas yang lebih baik dan berdaya guna dikarenakan pihak
manajemen berhasil menerapkan kembali analisis data biaya dan pola penggunaan sumber
daya yang dimiliki perusahaan.

e. Keunggulan Dan Kelemahan Activity Based Costing (ABC)


Menurut Ahmad (2015:18) Keunggulan dan Kelemahan Metode Activity Based Costing
(ABC). Keunggulan ABC adalah;
1. Lebih tepatnya penyajian biaya produksi dan informasi yang memfokuskan pengukuran
keuntungan produk pada pilihan strategis untuk harga jual, produk, pasar, dan belanja
modal
2. Pengukuran biaya berbasis aktivitas yang lebih tepat, yang membantu manajemen dalam
meningkatkan nilai produk dan nilai proses
3. Memfasilitasi penyediaan data biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan
perusahaan
Kelemahan ABC;
1. Alokasi: Karena sulit untuk mengidentifikasi aktivitas biaya tertentu, beberapa biaya
didistribusikan secara sewenang-wenang. contoh manajemen proses produksi dan
pembersihan pabrik.

RAJ, xx(x) 201x: xx-xx, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj | DOI xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0
International license.
Research In Accounting Journal
Vol xx(x) 201x : xx-xx

2. Mengabaikan biaya. Beberapa pengeluaran yang terkait dengan analisis sampel, periklanan,
penelitian, pengembangan, dan aktivitas lainnya diabaikan.
3. Biaya dan waktu yang dihabiskan relatif mahal serta membutuhkan banyak waktu.

f. Perbedaan antara Activity Based Costing dan Traditional Costing

Keterangan Activity Based Costing Metode Tradisional


Tujuan Produk costing Inventory valuation

Lingkup Tahap desain, tahap produksi, tahap Tahap produksi


dukungan logistik

Fokus Biaya overhead pabrik Biaya bahan baku dan biaya


tenaga kerja langsung
Periode Dasar hidup produk Periode akuntansi
Teknologi yang
Komputer telekomunikasi Metode manual
diperlukan
Sumber: Ahmad Dunia dan Wasilah, 2012

3. Metode Penelitian
Data kuantitatif adalah jenis data yang digunakan dalam penelitian ini. Data primer dan
data sekunder merupakan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil wawancara
langsung dengan pemilik Warung Mie Pedas dan Pentol Pedas merupakan data primer.
Sedangkan referansi yang ada dari buku, dan artikel jurnal yang relevan dengan penelitian ini
menjadi sumber data sekunder. Data yang dikumpulkan adalah data laporan biaya
pengeluaran Warung Mie Pedas dan Pentol Pedas , dan analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dalam hal penyajian data, peneliti meninjau laporan
pengeluaran Warung Bunda menggunakan temuan hasil dari wawancara langsung dengan
pemilik warung, kemudian menyusun informasinya secara terstruktur sesuai dengan data atau
jawaban yang diberikan. Setelah itu, peneliti akan memberikan kesimpulan dan gagasan yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.

4. Hasil dan Pembahasan


Usaha “Warung Mie Pedas dan Pentol Pedas (MITOL)” didirikan oleh sepasang suami
istri yakni Bapak Juned Pranata dan Ibu Siti yang beralamat usaha di jalan Delima tepat di
Komplek Wadya graha 1 yang mana usaha tersebut sudah berjalan sejak tahun 2019. Usaha
rumahan ini merupakan jenis usaha yang bergerak pada jenis penjualan makanan berat.
Aneka makanan yang dijual oleh Warung Mitol merupakan makanan yang cukup
terkenal dikalangan remaja. Adapun berbagai macam menu makanan yang dijual yaitu antara
lain :
1. Mie Pedas Polos Rp 11.000
2. Mie Pedas Topping (bakso/sosis/nugget/telur) Rp 13.000
3. Mie Pedas Komplit Rp 15.000
4. Mie Pedas Ayam Geprek Rp 20.000
5. Indomie Rebus Telur Rp 10.000
6. Indomie Rebus Telur + Bakso Rp 13.000

RAJ, xx(x) 201x: xx-xx, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj | DOI xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0
International license.
Research In Accounting Journal
Vol xx(x) 201x : xx-xx

7. Mie Nyemek Rp 15.000


8. Mie Goreng Special Rp 15.000
9. Nasi Goreng Telur Rp 13.000
10. Nasi Goreng Bakso Rp 16.000
11. Nasi Goreng Ayam Rp 20.000
12. Ayam Geprek Rp 12.000
13. Ayam Geprek + Nasi Rp 15.000
14. Ikan Asin Geprek Rp 9.000
15. Ikan Asin Geprek + Nasi Rp 12.000
16. Telur Geprek Rp 8.000
17. Telur Geprek + Nasi Rp 11.000
18. Nugget Rp 13.000
19. Sosis Rp 13.000
20. Pentol Bakso Goreng Rp 13.000
21. Pentol Bakso Pedas/Manis/Pedas Manis Rp 13.000
22. Nasi Putih Rp 4.000
23. Telur Dadar/Ceplok Rp 4.000

Ada juga berbagai minuman antara lainnya :

1. Teh Es Rp 6.000
2. Teh Panas Rp 5.000
3. Es Cappucino Rp 8.000
4. Cappuccino Panas Rp 7.000
5. Es Susu Rp 7.000
6. Susu Panas Rp 6.000
7. Es Susu Coklat Rp 7.000
8. Susu Coklat Panas Rp 6.000
9. Es Kosong Rp 2.000

Tabel 1 - Pemakaian bahan baku semua jenis makanan.


Belanja Bahan Baku Jumlah Biaya Biaya Satuan
Indomie 2 dus (24 bungkus) Rp.216.000 Rp.108.000
Indomie Jumbo 1 dus (24 bungkus) Rp.90.000 Rp.90.000
Telur 2 papan Rp.94.000 Rp.47.000
Beras 10 kg Rp.110.000 Rp.11.000
Nugget 7 bugkus Rp.154.000 Rp.22.000
Sosis 7 bungkus Rp.315.000 Rp.45.000
Ayam Rp. Rp.
Pentol 7 bungkus Rp.245.000 Rp.35.000
Ikan Asin 1 kg Rp.80.000 Rp.80.000
Timun 2kg Rp.16.000 Rp.8.000
Cabe 1 kg Rp.20.000 Rp.20.000
Gula 1 kg Rp.11.000 Rp.11.000

Garam Halus 2 Bungkus Rp.6.000 Rp.3.000

RAJ, xx(x) 201x: xx-xx, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj | DOI xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0
International license.
Research In Accounting Journal
Vol xx(x) 201x : xx-xx

Garam Kasar 2 Bungkus Rp.4.000 Rp.2.000


Kecap 10 kemasan uk 550ml Rp.200.000 Rp.20.000
Saos 1 jirigen Rp.90.000 Rp.90.000
Susu 15 kaleng Rp.180.000 Rp.12.000
Sayur Sawi 120 ikat Rp.480.000 Rp.4.000
Es batu 10 buah Rp.10.000 Rp.1.000
Cappuccino 12 Renceng Rp.204.000 Rp.17.000
Minyak Goreng 2kg Rp.32.000 Rp.16.000
Bawang Putih 2kg Rp.64.000 Rp.32.000
Daun Bawang 30 ikat Rp.150.000 Rp.5.000
Teh Uk. 100 Pcs 4 Kotak Rp.100.000 Rp.25.000
Total Rp. Rp.

Tabel 2 - Tenaga Kerja


Tenaga kerja Biaya Tenaga Kerja
1 Orang Pegawai Rp.1.500.000
Total Rp.1.500.000

Tabel 3 - Biaya Overhead


Jenis biaya Total Biaya
Biaya Listrik Rp.400.000
Biaya Gas Rp.126.000
Biaya Tisu Rp.210.000
Biaya Sumpit Rp.10.000
Biaya Galon Rp.540.000
Biaya Sterofom Rp.400.000
Biaya Spanduk Rp.150.000
Biaya Plastik Rp.45.000
Biaya Pipet Rp.45.000
Biaya Sendok Rp.150.000
Total Rp.2.076.000

RAJ, xx(x) 201x: xx-xx, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj | DOI xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0
International license.

Anda mungkin juga menyukai