Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN ANALISA STRUKTUR

UMALAS VILLA

2022
PERHITUNGAN STRUKTUR UMALAS
1.1 Umum
Bangunan Villa sederhana dengan satu lantai menggunakan struktur baja. Bentuk
struktur adalah sesuai dengan gambar rencana file Ekstensi Autocad (DWG). Laporan ini
terutama menyajikan hasil perhitungan struktur atas yaitu meliputi perhitungan sistem rangka
portal 3 dimensi. Termasuk perhitungan elemen struktur pelat, balok, kolom dan pondasi.

Untuk perhitungan struktur atas tersebut maka perencanaan sistem struktur atas telah
dilakukan menggunakan analisa struktur 3 dimensi dengan bantuan program ETABS. Untuk
perhitungan struktur bawah digunakan perhitungan secara matematis, sesuai dengan teori
dan standar yang berlaku.

1.2 Dasar Perencanaan

Perencanaan struktur dan pondasi bangunan ini dalam segala hal mengikuti semua
peraturan dan ketentuan yang berlaku di Indonesia, khususnya yang ditetapkan dalam
peraturan-peraturan berikut:

o Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 2847:2019
o Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SKBI-1.3.53.1987
o Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, SNI 1727:2020
o Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Gedung, SNI 1726:2019
o Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1729:2020
o Peraturan dan ketentuan lain yang relevan.
1.3 Data Perencanaan
1.3.1 Material Struktur
Struktur gedung hotel menggunakan data material dengan mutu bahan dan
persyaratan yang sesuai dengan standar peraturan yang ada sebagai berikut:

1.3.1.1 Beton
 Kuat beton, (f’c) = 25.00 MPa (K-300)
 Modulus Elastisitas beton, (Ec) = 4700 𝑓′𝑐 = 23500 MPa
 Angka Poison, (𝑣) = 0,2
 Modulus Geser, (G) = ( )
= 9791.67

1.3.1.2 Baja Profil dan Tulangan


a. Tegangan leleh baja struktur (fy) = 290 MPa (BJ 50)
 Modulus Elastisitas baja, (Es) = 200000 MPa
 Angka Poison, (𝑣) = 0,3
 Modulus Geser, (G) = ( )
= 76923,08 MPa

b. Tegangan leleh baja tulangan (fy) = 240 MPa (BJTP 24)


= 400 Mpa (BJTD 40)

1.3.2 Pembebanan Struktur


Proses pembebanan disini dengan memasukan beban-beban yang bekerja pada
struktur hotel, yaitu beban mati, beban hidup, beban angin dan beban gempa.
1.3.2.1 Kombinasi Pembebanan
Berdasarkan peraturan yang berlaku (SNI), kombinasi pembebanan yang digunakan
sebagai berikut:
Untuk Struktur Atas :
1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Lr atau S atau R)
3. 1,2 D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5 W)
4. 1,2 D + 1,0 W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)
5. 1,2 D ± 1,0 Ev + 1,0Eh + L + 0,2 S
6. 0,9 D + 1,0 W
7. 0,9 D ± 1,0 Ev ± 1,0 Eh
Untuk Struktur Bawah :
1. D
2. D + L
3. D + (Lr atau R)
4. D + 0.75L + 0.75 (Lr atau R)
5. D + 0.6W
6. 1.0D + 0.7Ev + 0.7Eh
7. D + 0.75 (0.6W) + 0.75L + 0.75 (Lr atau R)
8. 1.0D + 0.525Ev + 0.525Eh + 0.7L
9. 0.6D + 0.6W
10. 0.6D – 0.7Ev + 0.7Eh
Keterangan :
DL = Dead Load / Beban Mati
LL = Live Load / Beban Hidup\
RSPX = Response Spektrum - Arah X / Beban Gempa - Arah X
RSPY = Response Spektrum - Aray Y / Beban Gempa – Arah Y
W = Wind Load / Beban Angin
1.3.2.2 Perhitungan Beban Mati
Perhitungan pembebanan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar beban-beban
yang akan diterima oleh struktur gedung hotel ini diantaranya:
1) Beban Mati pada pelat
a) Beban Mati pada pelat lantai
- Beban pasir setebal 1 cm = 0,16 kN/m 2
- Beban spesi setebal 3 cm = 0,66 kN/m 2
- Beban keramik setebal 1 cm = 0,22 kN/m 2
- Total beban mati (QD) pada pelat lantai = 1,04 kN/m2
2) Beban mati pada balok struktur
a) Spesifikasi dinding arsitektural:
- Pasangan bata merah = 2,50 kN/m2
- Pasangan Kalsiclad 10 = 0,15 kN/m 2
- Curtain wall kaca dan rangka = 0,60 kN/m 2

1.3.2.3 Beban Hidup


Besarnya beban hidup lantai bangunan dalam tabel 4.1 SNI 1727:2013:
- Lantai atau ruang alat mesin = 7,18 kN/m 2
- Gimnasium = 4,79 kN/m2
- Ruang serbaguna = 4,79 kN/m2
- Lobi = 4,79 kN/m2
- Restoran = 4,79 kN/m2
- Ruang SPA = 4,79 kN/m2
- Taman = 4,79 kN/m2
- Kolam renang = 3,59 kN/m2
- Balkon = 2,88 kN/m2
- Tangga = 1,92 kN/m2
- Koridor = 1,92 kN/m2
- Ruang penginapan = 1,92 kN/m2
- Lantai atap = 0,96 kN/m2

Villa dianggap penggunaannya sebagai Ruang Penginapan.


1.3.2.4 Beban Gempa
Nilai spektral percepatan di permukaan dari gempa Risk-Targeted Maximum
condisider Earthquake dengan probabilitas keruntuhan bangunan 1% dalam 50 tahun lokasi
Gedung di daerah Bali di Website http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/

Gambar .1 Grafik Respon Spektrum Tanah Keras Lokasi (PUSKIM)

Parameter percepatan respon gempa batuan dasar terpetakan hasil output website
pada kondisi tanah lunak:
- PGA (g) = 0.4305
- Ss (g) = 0.9594
- S1 (g) = 0.3951
- Fa = 0.900
- Fv = 0.800
- SMS (g) = 1.111
- SM1 (g) = 0.972
- SDS (g) = 0.770
- SD1 (g) = 0.390
- T0 (detik) = 0,100
- TS (detik) = 0.510
a) Analisis beban Gempa statik Ekivalen SNI 1726-2019
a) Periode fundamental pendekatan Ta
Berdasarkan SNI 1726-2012, periode fundamental struktur didapat pada
persamaan;
Ta = Ct . hnx
Dimana :
hn = ketinggian struktur (m) di atas dasar sampai tingkat tertinggi
struktur
Ct dan x = ditentukan sesuai Tabel 2.9
Maka,
Ta = Ct . hnx
= 0,0488 .50,8 = 0.176 dtk
Nilai waktu fundamental struktur awal bangunan (Tc) yang didapatkan dari
analisis model program “ETABS” dibatasi tidak boleh melibihi hasil koefisien
untuk batasan atas pada perioda yang dihitung (Cu) dari tabel 2.8.
Dari data parameter gempa lokasi gedung didapatkan nilai SD1 0,390g dan Ta
0,176 detik, maka besarnya periode maksimum adalah sebagai berikut:
Tmaks = Cu . Ta
= 1,4 . 0.176
= 0.247 detik
b) Koefisien respon dinamik
.
Cs =
, . .
= = 0,120

Nilai Cs tidak melebihi nilai dari Cs maks berikut,


Cs maks =

,
=
.
.

= 0,487
Cs harus tidak kurang dari,
Cs = 0,044 . SDS . Ie = 0.042
Berdasarkan perhitungan dapat ditentukan nilai Cs diambil Cs = 0.120.
1.3.2.5 Beban Angin
a) Manual analisis beban angin SNI 1727:2013
Menentukan beban angin didasarkan pada kategori bangunan Sistem
Penahan Beban Angin Utama (SPBAU) gedung tertutup, tertutup sebagian, dan
terbuka dari semua ketinggian, dengan langkah-langkah yang disyaratkan pada
SNI 1727:2013 pasal 27.2.1 sebagai berikut:
a) Menentukan kategori resiko bangunan gedung atau struktur lain
b) Menentukan kecepatan angin dasar “V”
- Kecepatan angin dasar V = 40 m/dtk
c) Menentukan parameter beban angin:
- Faktor arah angin, Kd = 0,85
- Kategori eksposur =C
- Faktor Topografi, Kzt =1
- Faktor efek tiupan angin, G = 0,85
- Klasifikasi ketertutupan = bangunan gedung tertutup
- Koefisien tekanan internal, GCpi = 0,18 “Tekan”, -0,18 “hisap”

1.3.3 Dimensi Komponen Struktur (Preliminary)


Dimensi komponen struktur yang digunakan dalam perencanaan gedung ditentukan
dalam preliminary desain pada masing-masing komponen struktur. Direncanakan untuk
preliminarynya menggunakan ukuran yang disediakan.
1.3.3.1 Perencanaan Struktur Atas (Atap)
Pada tahap awal dari perencanaan, semua elemen struktur atas ditentukan terlebih
dahulu. Kemudian hasil ini dianalisa sehingga seluruh komponen struktur diharapkan dapat
mencapai hasil perencanaan yang efisien. Struktur atap direncanakan secara terpisah, dan dari
perencanaan struktur atap didapatkan bahwa Hollow 40x60x3mm sanggup untuk menahan gaya
dan digunakan sebagai rangka atap.

Gambar. 2 Pengecekan Kekuatan menggunakan SAP2000

1.3.3.2 Modelling Struktur


Pada tahap ini, dilakukan modeling komponen struktur setiap villa, dilakukan secara
terpisah untuk menjaga tingkat kedetailan dalam setiap villa. Berikut adalah gambar dare
proses modelling struktur villa dalam aplikasi perhitungan struktur ETABS.
Gambar 3. Umalas Villa 1

Gambar 4. Umalas Villa 2


Gambar 5. Umalas Villa 3&4

Gambar 6. Umalas Villa 5


1.3.3.3 Analisa Struktur
Setelah dilakukan tahap modelling, dilakukan input pembebanan struktur sesuai
dengan penjabaran yang sudah dilaksanakan diatas. Sehingga didapatkan gaya reaksi dari
setiap komponen struktur yang selanjutnya akan dilakukan analisis menggunakan
perencanaan dan teori dasar sesuai dengan kaidah keilmuan teknik sipil serta sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Berikut adalah hasil reaksi dari analisa struktur yang
dilakukan.
Gambar 7a. Pembebanan Dead Load (Dinding)
Gambar 7b. Hasil analisis Program ETABS UMALAS 1 (Axial, Shear, Moment)
Gambar 7c. Hasil analisis Program ETABS UMALAS 2 (Axial, Shear, Moment)
Gambar 7d. Hasil analisis Program ETABS UMALAS 3 & 4
(Axial, Shear, Moment)
Gambar 7e. Hasil analisis Program ETABS UMALAS 5 (Axial, Shear, Moment)

Anda mungkin juga menyukai