Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMERIKSAAN SEMEN
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
TAHUN 2022/2023
I. TUJUAN
Untuk mengetahui cara pemeriksaan cairan semen secara makroskopik
dan mikroskopik dan menarik kesimpulan mengenai hasil pemeriksaan, apakah
seorang pria fertile atau infertil.
II. PRINSIP
Dalam pemeriksaan sperma, hal yang akan diperiksa secara makroskopis
adalah pengukuran volume ,PH sperma,bau sperma dan pemeriksaan
mikroskopis meliputi jumlah sel sperma, bentuk atau morfologi sel sperma,
serta pergerakan atau motilitas sel sperma.
V. CARA KERJA
1. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai dengan anjuran WHO
2. Memakai APD dengan urutan yang benar
3. Identifikasi dan persiapan pasien
4. Menyiapkan alat dan bahan
5. Sperma ditampung seluruhnya dalam botol penampung yang bermulut
lebar untuk sekali ejakulasi
Pemeriksaan makroskopis
a. Pengukuran volume
Volume diukur dengan gelas ukur yang mempunyai skala
volume 0,1 ml.
b. Pengukuran pH
Celupkan kertas pH dalam sperma yang homogen yang
terdapat dalam botol penampung.
c. Bau Sperma
Sperma yang baru keluar pada botol penampung dicium
baunya.
d. Warna Sperma
Sperma yang ada dalam tabung reaksi diamati dengan
menggunakan latar belakang warna putih menggunakan
penerangan yang cukup.
e. Likuifaksi
Liquefaction diperiksa 20 menit setelah ejakulasi (setelah
dikeluarkan).
f. Viskositas
Dengan menyentuh permukaan sperma dengan pipet atau
batang pengaduk dan di sejajarkan dengan penggaris, kemudian
ditarik maka akan terbentuk benang.
Pemeriksaan mikroskopis
a. Motilitas
Sperma diaduk sampai homogen kemudia diambil 1-2
tetes
Ditaruh diatas objek glass, dan ditutup menggunkan
cover glass
Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 40
kali
b. Morfologi
Membuat preparat hapusan diatas obyek glass
kemudian dikeringkan selama 5 menit
lalu di fiksasi dengan larutan metilalkohol selama 5
menit
Kemudian selanjutnya dilakukan pewarnaan dengan
larutan giemsa
c. Jumlah Sperma
Isap cairan sperma yang telah homogen dengan pipet
leukosit sampai tanda 0,5
Kemudian isaplah larutan pengencer (spermicide)
sampai tanda 11 tepat
Campur baik-baik, buangkah 3-4 tetes cairan di ujung
pipet lekosit tersebut
Teteskan setetes campuran sperma keatas kamar hitung
yang telah disiapkan
Mulailah menghitung spermatozoa seperti melakukan
perhitungan mikroskop
Dihitung jumlah spermatozoa dalam 16 kotak
kemudian hasilnya dikalikan 200.000
d. Tes Viabilitas
Teteskan satu tetes larutan sperma yang telah
mengalami likuifaksi ke dalam gelasarloji
Teteskan satu tetes larutan eosin 0,5% dalam aquadest
masukkan ke gelas arloji
Teteskan dua tetes larutan negrosin 10% dalam
aquadest yang dimasukkan ke gelasarloji
Kemudian Homogenkan
Teteskan satu tetes suspensi ke object glass
Buat hapusan
Amati di mikroskop 1000x dihitung per 100
spermatozoa
Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil
Tertampung : Lengkap
Cara pengeluaran : Masturbasi
Tempat : Botol kaca yang memenuhi syarat untuk pengumpulan sampel
Pemeriksaan makroskopis
No Data Hasil
1 Spesimen Tertampung Tidak Lengkap
2 Cara Pengeluaran Masturbasi
3 Wadah Dari Kaca
4 Volume 4,9 ml/ejakulasi
5 Bau Khas
6 Likuifaksi <60 menit
7 Warna Putih Keabuan
8 pH 8
9 viskositas 0,5 cm
Pemeriksaan mikroskopis
No Data Hasil
1 Motilitas 67 % Bergerak Progresif
15 % Bergerak Non Progresif
18 % Immotil/ Tidak Bergerak
2 Viabilitas 28 % Sperma Mati
- % Sperma Hidup
3 Morfologi 1 % Abnormal
5 % Normal
IX. PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum pemeriksaan makroskopis didaptkan hasil bahwa
seman Mr.B memiliki : warna putih keabu-abuan, pH 8 dan memiliki bau khas
semen dan ketiganya masih dalam batas normal. Volume semen yang didapat
4,9 ml, dibawah nilai normal yaitu 2-3 ml, yang bisa dimungkinkan ada kelainan
pada kelenjar prostat dan vesikula seminalis. Likuifaksi <60 menit, dibawah
nilai normal yaitu 15-20 menit yang dimungkinkan ada kelainan pada kelenjar
prostat.
Pada pemeriksaan ini didapatkan hasil pemeriksaan makroskopis bahwa
waktu pengenceran dalam kategori normal, volume dinyatakan barada di bawah
nilai normal, bau dan warna berstatus normal, pH termasuk basa, dan viskositas
hampir mendekati nilai normal.
Sedangkan pada pemeriksaan mikroskopis untuk motilitas 67% Immotil
18%, viabilitas 28% sperma Mati, Morfologi normal.
Semen seorang pria mengandung sekitar 300 juta sperma. Sperma berenang
mencari sebuah sel telur. Hanya 50-15 sperma yang mencapai sel telur dalam
perjalanannya menyusuri tuba fallopi. Dari sejumlah sperma itu hanya satu yang
akan membuahi sel telur.
Penyebab ketidak suburan pria biasanya adalah sperma yang cacat atau
adanya masalah dengan pemindahan sperma ke dalam vagina wanita. Seorang
pria tanpa sperma sama sekali sangat jarang terjadi. Biasanya, masalah adalah
jumlah sperma yang diperoduksi tidak cukup banyak atau tidak cukup kuat untk
menyelesaikan perjalanan menuju sel telur.
X. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum pada pemeriksaan mikroskopis dan makroskopis
sperma dapat disimpulkan bahwa:
1. Astenozoospermia: kondisi sperma pria lemah pergerakkan
sehingga tidak maksimal dalam perjalanannya menuju rahim
wanita. Umumnya pria mengeluarkan sperma sehat dengan
kemampuan berenang yang baik menuju sel telur Wanita.
Asthenozoospermia, dikarenakan jumlah spermatozoa Mr.B ≥20
juta/ml, Motilitas <50% dan Morfologi <30%.
2. Pencegaha dapat dilakukan dengan melakukan hal dibawah ini:
Hindari rokok dan alcohol
Hindari penggunaan celana ketat
Berolahraga teratur
Konsumsi makanan yang banyak mengandung zink (sea
food, terong), vitamin C dan E (misalnya jambu, jeruk,
tauge)
LAPORAN PART 5 ANALISA SEMEN_Pak yoki
1. Sebutkan, jelaskan tahap (pra analitik, analitik dan pasca analitik) dan
interprestasi hasil Pemeriksaan Makroskopis Sperma
Pasca Analitik:
Normal : 1,5-5 mL
Analitik :
Pasca Analitik:
Analitik:
Pasca Analitik:
Analitik:
Pasca Analitik:
Analitik:
Pasca Analitik:
Cara subyektif
Pasca Analitik:
2. Sebutkan, jelaskan tahap (pra analitik, analitik dan pasca analitik) dan
interprestasi hasil Pemeriksaan Kimiawi Sperma
Analitik:
Kuantitatif :
1. Lakukan deproteinisasi mani yang akan diperiksa
dengan terlebih dahulu mengencerkan 0,1 ml mani
dengan 2,9 ml air. Kemudian tambah 0,5 ml larutan
Ba(OH)2, campur, tambahkan 0,5 ml larutan
ZnSO4, campur lagi dan pusinglah kuat-kuat.
2. Sediakan 3 tabung reaksi, yaitu T (test), S
(standard), dan B (blanko). Tabung T diisi 2 ml
supernatan sampel dari langkah 1, tabung S diisi 2
ml standard fruktosa laruitan kerja, dan tabung B
diisi 2 ml air.
3. Kemudian tabung T, S, dan B masing-masing
ditambahkan 2 ml reagen resorcinol dan 6 ml HCl.
4. Campur isi tabung masing-masing, panasilah
dengan bejana air 900⁰C selama 10 menit.
5. Bacalah absorbansi T dan S terhadap B pada 490
nm.
6. Hitunglah kadar fruktosa.
Kualitatif :
1. Masukkan ke dalam tabung reaksi 0,05 ml sperma
dan 2 ml larutan resolcinol 0,1 gr% dalam alkohol
96% dan aduk hingga rata.
2. Panaskan sampai mendidih selama 5 menit.
3. Amati perubahan warna yang terjadi pada tabung
reaksi.
4. Bila sperma mengandung fruktosa, maka campuran
di atas menjadi merah coklat.
Pasca Analitik:
Kuantitatif
Menghitung kadar fruktosa dengan rumus :
Absorbansi T
x 200 = mg fruktosa/dl mani
Absorbansi S
Kualitatif
(+) fruktosa : terjadi perubahan warna menjadi merah
coklat
(-) fruktosa : tidak terjadi perubahan warna
Nilai normal :
3. Sebutkan, jelaskan tahap (pra analitik, analitik dan pasca analitik) dan
interprestasi hasil Pemeriksaan Mikroskopis Sperma
Analitik:
Pasca Analitik:
Nilai normal
1. Aktif : >50% dalam satu jam
2. Kurang aktif : <30%
3. Tidak aktif : <20%
Analitik:
1. Spermatozoa dipusan
hapusan pada object glass
lalu dikering udarakan
2. Difiksasi dengan alcohol
selama menit lalu
dikering udarakan
3. Lalu dimasukkan dalam
safranin 0,1% dalam
aquadest selama 5 menit
4. Bilas dengan buffer 2x
5. Masukkan dalam Kristal
violet dalam aquadest
selama 5 menit
6. Bilas dengan air, lalu
kering udarakan
7. Amati di bawah
mikroskop perbesaran
1000x dengan imersi oil
Pasca Analitik:
Pra analitik :
Pasca Analitik:
a. Bagaimana Rumus
Perhitungannya jumlah
sperma?
• Jumlah sperma dihitung x
1000000 = sperma/mL
• Jumlah sperma/mL x volume
(mL) = sperma/ejakulasi
c. Bagaimana interprestasinya
Normal / Tidak?
a. Formalin
b. Natrium bikarbonat
c. A dan b benar.
d. Air akuades
e. Air garam.
f. Semua benar.
Jelaskan Keterangan
pengertian
Leukospermia: Suatu kondisi yang terjadi karena adanya leukosit dalam jumlah
lebih dari 1 juta per milimeter dalam cairan semen.
Analitik:
Pasca Analitik:
Analitik:
Pasca Analitik: