Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM URINALISA

PEMERIKSAAN SEMEN

Dosen Pengampu :

Yoki Setyaji, S.ST., M.Si.

Disusun Oleh :

Nimas Ayu Prabuana Mukti


P1337434121054

PROGRAM STUDI D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2022/2023
I. TUJUAN
Untuk mengetahui cara pemeriksaan cairan semen secara makroskopik
dan mikroskopik dan menarik kesimpulan mengenai hasil pemeriksaan, apakah
seorang pria fertile atau infertil.

II. PRINSIP
Dalam pemeriksaan sperma, hal yang akan diperiksa secara makroskopis
adalah pengukuran volume ,PH sperma,bau sperma dan pemeriksaan
mikroskopis meliputi jumlah sel sperma, bentuk atau morfologi sel sperma,
serta pergerakan atau motilitas sel sperma.

III. ALAT DAN BAHAN

 Tabung ukur  Mikroskop


 Specimen semen  Giemsa
 Pot penampung specimen  Eosin 2%
 Pipet tetes  Kertas pH
 Rak tabung reaksi  Penggaris
 Deck glass  Metanol
 Objek glass

IV. DASAR TEORI


Spermatozoid atau sel sperma atau spermatozoa yang berarti benih dan
makhluk hidup adalah sel dari sistem reproduksi laki-laki. Sel sperma akan
membuahi ovum untuk membentuk zigot. Zigot adalah sebuah sel dengan
kromosom lengkap yang akan berkembang menjadi embrio (Kimball, 1996).
Analisa sperma merupakan metode pemeriksaan pertama pada kasus
infertilitas pada pria. Pemeriksaan spermatozoa memiliki beberapa parameter
utama seperti morfologi, konsentrasi, dan motilitas yang merupakan standart
pemeriksaan penting untuk menilai potensi kesuburan. Morfologi spermatozoa
merupakan indikator paling penting dari potensi kesuburan seorang pria ( WHO
1999, Van der Horst et al., 2009 ).
Spermatozoa memiliki tiga bagian, terdiri dari kepala yang ditudungi oleh
akrosom, bagian tengah dan ekor. Kepala terutama terdiri dari nukleus, yang
mengandung informasi genetik sperma. Akrosom merupakan vesikel terisi
enzim yang menutupi ujung kepala, digunakan sebagai “bor enzim” untuk
menembus ovum. Akrosom merupakan modifikasi lisosom yang dibentuk oleh
agregasi vesikel-vesikel yang diproduksi oleh kompleks golgiretikulum
endoplasma sebelum organel ini disingkirkan. Enzim akrosomal tetap inaktif
hingga sperma berkontak dengan sel telur saat ketika enzim dilepaskan.
Mobilitas spermatozoa dihasilkan oleh suatu ekor panjang mirip cambuk yang
gerakannya dijalankan oleh energi yang dihasilkan oleh mitokondria yang
terkonsentrasi di bagian tengah sperma (Sherwood L. 2016)

V. CARA KERJA
1. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai dengan anjuran WHO
2. Memakai APD dengan urutan yang benar
3. Identifikasi dan persiapan pasien
4. Menyiapkan alat dan bahan
5. Sperma ditampung seluruhnya dalam botol penampung yang bermulut
lebar untuk sekali ejakulasi 
 Pemeriksaan makroskopis
a. Pengukuran volume 
Volume diukur dengan gelas ukur yang mempunyai skala
volume 0,1 ml.
b. Pengukuran pH
Celupkan kertas pH dalam sperma yang homogen yang
terdapat dalam botol penampung.
c. Bau Sperma
Sperma yang baru keluar pada botol penampung dicium
baunya.
d. Warna Sperma
Sperma yang ada dalam tabung reaksi diamati dengan
menggunakan latar belakang warna putih menggunakan
penerangan yang cukup.
e. Likuifaksi
Liquefaction diperiksa 20 menit setelah ejakulasi (setelah
dikeluarkan). 
f. Viskositas
Dengan menyentuh permukaan sperma dengan pipet atau
batang pengaduk dan di sejajarkan dengan penggaris, kemudian
ditarik maka akan terbentuk benang.

 Pemeriksaan mikroskopis
a. Motilitas
 Sperma diaduk sampai homogen kemudia diambil 1-2
tetes
 Ditaruh diatas objek glass, dan ditutup menggunkan
cover glass
 Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 40
kali

b. Morfologi
 Membuat preparat hapusan diatas obyek glass
 kemudian dikeringkan selama 5 menit
 lalu di fiksasi dengan larutan metilalkohol selama 5
menit
 Kemudian selanjutnya dilakukan pewarnaan dengan
larutan giemsa
c. Jumlah Sperma
 Isap cairan sperma yang telah homogen dengan pipet
leukosit sampai tanda 0,5 
 Kemudian isaplah larutan pengencer (spermicide)
sampai tanda 11 tepat 
 Campur baik-baik, buangkah 3-4 tetes cairan di ujung
pipet lekosit tersebut 
 Teteskan setetes campuran sperma keatas kamar hitung
yang telah disiapkan  
 Mulailah menghitung spermatozoa seperti melakukan
perhitungan mikroskop
 Dihitung jumlah spermatozoa dalam 16 kotak
kemudian hasilnya dikalikan 200.000

d. Tes Viabilitas
 Teteskan satu tetes larutan sperma yang telah
mengalami likuifaksi ke dalam gelasarloji
 Teteskan satu tetes larutan eosin 0,5% dalam aquadest
masukkan ke gelas arloji
 Teteskan dua tetes larutan negrosin 10% dalam
aquadest yang dimasukkan ke gelasarloji
 Kemudian Homogenkan
 Teteskan satu tetes suspensi ke object glass
 Buat hapusan
 Amati di mikroskop 1000x dihitung per 100
spermatozoa
 Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil 

6. Melakukan dekontaminasi meja kerja


7. Melepas APD dengan urutan yang benar
8. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai dengan anjuran WHO
VI. WAKTU DAN TEMPAT
Pertemuan: 6
Hari/Tanggal: Kamis, 1 September 2022
Waktu: 10.00 WIB – selesai
Tempat: Laboratorium Kampus III Poltekkes Kemenkes Semarang

VII. DATA SAMPEL


Jam Pengumpulan : 07.00 WIB
Jam Penerimaan : 09.00 WIB
Jam Pemeriksaan : 10.00 WIB

Tertampung : Lengkap
Cara pengeluaran : Masturbasi
Tempat : Botol kaca yang memenuhi syarat untuk pengumpulan sampel

VIII. HASIL PENGAMATAN

Pemeriksaan makroskopis 

No Data Hasil
1 Spesimen Tertampung Tidak Lengkap
2 Cara Pengeluaran Masturbasi
3 Wadah Dari Kaca
4 Volume 4,9 ml/ejakulasi
5 Bau Khas
6 Likuifaksi <60 menit
7 Warna Putih Keabuan
8 pH 8
9 viskositas 0,5 cm
Pemeriksaan mikroskopis
No Data Hasil
1 Motilitas 67 % Bergerak Progresif
15 % Bergerak Non Progresif
18 % Immotil/ Tidak Bergerak
2 Viabilitas 28 % Sperma Mati
- % Sperma Hidup
3 Morfologi  1 % Abnormal
5 % Normal

IX. PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum pemeriksaan makroskopis didaptkan hasil bahwa
seman Mr.B memiliki : warna putih keabu-abuan, pH 8 dan memiliki bau khas
semen dan ketiganya masih dalam batas normal. Volume semen yang didapat
4,9 ml, dibawah nilai normal yaitu 2-3 ml, yang bisa dimungkinkan ada kelainan
pada kelenjar prostat dan vesikula seminalis. Likuifaksi <60 menit, dibawah
nilai normal yaitu 15-20 menit yang dimungkinkan ada kelainan pada kelenjar
prostat.
Pada pemeriksaan ini didapatkan hasil pemeriksaan makroskopis bahwa
waktu pengenceran dalam kategori normal, volume dinyatakan barada di bawah
nilai normal, bau dan warna berstatus normal, pH termasuk basa, dan viskositas
hampir mendekati nilai normal.
Sedangkan pada pemeriksaan mikroskopis untuk motilitas 67% Immotil
18%, viabilitas 28% sperma Mati, Morfologi normal.

Semen seorang pria mengandung sekitar 300 juta sperma. Sperma berenang
mencari sebuah sel telur. Hanya 50-15 sperma yang mencapai sel telur dalam
perjalanannya menyusuri tuba fallopi. Dari sejumlah sperma itu hanya satu yang
akan membuahi sel telur.

Penyebab ketidak suburan pria biasanya adalah sperma yang cacat atau
adanya masalah dengan pemindahan sperma ke dalam vagina wanita. Seorang
pria tanpa sperma sama sekali sangat jarang terjadi. Biasanya, masalah adalah
jumlah sperma yang diperoduksi tidak cukup banyak atau tidak cukup kuat untk
menyelesaikan perjalanan menuju sel telur.

X. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum pada pemeriksaan mikroskopis dan makroskopis
sperma dapat disimpulkan bahwa:
1. Astenozoospermia: kondisi sperma pria lemah pergerakkan
sehingga tidak maksimal dalam perjalanannya menuju rahim
wanita. Umumnya pria mengeluarkan sperma sehat dengan
kemampuan berenang yang baik menuju sel telur Wanita.
Asthenozoospermia, dikarenakan jumlah spermatozoa Mr.B ≥20
juta/ml, Motilitas <50% dan Morfologi <30%.
2. Pencegaha dapat dilakukan dengan melakukan hal dibawah ini:
 Hindari rokok dan alcohol
 Hindari penggunaan celana ketat
 Berolahraga teratur
 Konsumsi makanan yang banyak mengandung zink (sea
food, terong), vitamin C dan E (misalnya jambu, jeruk,
tauge)
LAPORAN PART 5 ANALISA SEMEN_Pak yoki

NAMA : NIMAS AYU PRABUANA MUKTI

NIM (2 ANGKA TERAKHIR) : 54

1. Sebutkan, jelaskan tahap (pra analitik, analitik dan pasca analitik) dan
interprestasi hasil Pemeriksaan Makroskopis Sperma

No Makroskopis Prosedur Kerja


Sperma

1 Bagaimana proses 1. Jika sperma sudah ditampung maka harus segera di


pengambilan bawa ke laboratorium tidak boleh lebih dari 2 jam
sperma yang harus
dijelaskan kepada
pasien  2. Penampung sperma menggunakan wadah dari
bahan wadah kaca atau plastik bersih bermulut
lebar, yang terbuat dari bahan yang tidak
merusak kualitas sperma.

3. Saat penampungan sperma pasien diminta


berpantang melakukan hubungan seksual
selama:  3    s.d  4   hari sebelum pengambilan.

4. Spesimen sebelum dianalisa harus disimpan


pada suhu 20 - 37°C
5. Sperma ditampung dengan melakukan masturbasi.
Jelaskan artinya metode masturbasi merupakan metode
terbaik untuk pengambilan sampel sperma.
Pengeluaran ejakulat sebaiknya dilakukan di pagi hari. 

6. Pengumpulan sperma hanya boleh 


menggunakan kondom karet yang tanpa pelumas.
Hal ini  untuk menghindari zat yang mengandung
spermisida. Arti spermisida adalah?
Spermisida adalah Spermisida adalah alat
kontrasepsi yang bekerja
dengan cara membunuh atau menghentikan
pergerakan sperma.

7. Dalam menangani specimen sperma kita harus


waspada karena specimen sperma  sumber
penularan virus hepatitis dan hiv. Apa yang kamu
ketahui tentang virus  hepatitis dan HIV? hepatitis
adalah peradangan pada hati atau liver sementara
HIV atau Human Immunodefficiency Virus adalah
virus yang merusak kekebalan tubuh dengan
menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.

2 Volume  Pra analitik:

1. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai


dengan anjuran WHO
2. Memakai APD dengan urutan yang benar
3. Identifikasi dan persiapan pasien
4. Menyiapkan alat dan bahan
Analitik:

1. Sperma ditampung seluruhnya dalam botol


penampung yang bermulut lebar untuk sekali
ejakulasi 
2. Volume diukur dengan gelas ukur yang mempunyai
skala volume 0,1 ml. 
3. Baca hasil 

Pasca Analitik:

1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil 


2. Melakukan dekontaminasi meja kerja
3. Melepas APD dengan urutan yang benar
4. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai
dengan anjuran WHO

Interprestasi hasil dan Nilai Normal :

Normal : 1,5-5 mL

Abnormal : Volume yang lebih dari 8 ml disebut


Hyperspermia, sedangkan yang kurang dari 1 ml disebut
Hypospermia.

Hypospermia disebabkan oleh:

 Ejakulasi yang berturut-turut


 Vesica seminalis kecil
 Penampung sperma tidak sempurna
Hyperspermia disebabkan oleh:
 Kerja kelenjar prostat dan vesika seminalis
terlalu giat
 Obat perangsang hormon laki – laki

3 Kekeruhan Pra analitik:

1. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai


dengan anjuran WHO
2. Memakai APD dengan urutan yang benar
3. Identifikasi dan persiapan pasien
4. Menyiapkan alat dan bahan

Analitik :

Sperma yang ada dalam tabung reaksi diamati dengan


menggunakan latar belakang warna putih menggunakan
penerangan yang cukup.

Pasca Analitik:

1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil 


2. Melakukan dekontaminasi meja kerja
3. Melepas APD dengan urutan yang benar
4. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai
dengan anjuran WHO

Interprestasi hasil dan Nilai Normal :

Normal: Sperma yang normal biasanya berwarna putih


keruh seperti air kanji kadang-kadang agak keabu-abuan.

Abnormal: Adanya lekosit yang disebabkan oleh infeksi


traktus genitalia dapat menyebabkan warna sperma menjadi
putih kekuningan. Adanya perdarahan menyebabkan
sperma berwarna kemerahan.
4 pH Pra analitik:

1. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai


dengan anjuran WHO
2. Memakai APD dengan urutan yang benar
3. Identifikasi dan persiapan pasien
4. Menyiapkan alat dan bahan

Analitik:

1. Celupkan kertas pH dalam sperma yang homogen


yang terdapat dalam botol penampung
2. baca hasil

Pasca Analitik:

1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil 


2. Melakukan dekontaminasi meja kerja
3. Melepas APD dengan urutan yang benar
4. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai
dengan anjuran WHO

Interprestasi hasil dan Nilai Normal :

Normal: agak basa yaitu 7,2 – 7,8.

Abnormal: pH yang rendah terjadi karena keradangan yang


kronis dari kelenjar prostat, Epididimis, vesika seminalis
atau kelenjar vesika seminalis kecil, buntu dan rusak.

5 Likuifaksi Pra analitik:

1. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai


dengan anjuran WHO
2. Memakai APD dengan urutan yang benar
3. Identifikasi dan persiapan pasien
4. Menyiapkan alat dan bahan

Analitik:

Liquefaction diperiksa 20 menit setelah ejakulasi (setelah


dikeluarkan). Dapat dilihat dengan jalan melihat
coagulumnya.

Pasca Analitik:

1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil 


2. Melakukan dekontaminasi meja kerja
3. Melepas APD dengan urutan yang benar
4. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai
dengan anjuran WHO

Interprestasi hasil dan Nilai Normal :

Normal : Air mani yang normal ketika keluar akan kental


dan berubah menjadi cair dalam waktu 20 menit.

Abnormal : Bila setelah 20 menit belum homogen berarti


kelenjar prostat ada gangguan (semininnya jelek). Bila
sperma yang baru diterima langsung encer mungkin tak
mempunyai coagulum oleh karena saluran pada kelenjar
vesica seminalis buntu atau memang tak mempunyai vesika
seminalis.

6  Warna Pra analitik:

1. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai


dengan anjuran WHO
2. Memakai APD dengan urutan yang benar
3. Identifikasi dan persiapan pasien
4. Menyiapkan alat dan bahan

Analitik:

Sperma yang ada dalam tabung reaksi diamati dengan


menggunakan latar belakang warna putih menggunakan
penerangan yang cukup.

Pasca Analitik:

1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil 


2. Melakukan dekontaminasi meja kerja
3. Melepas APD dengan urutan yang benar
4. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai
dengan anjuran WHO

Interprestasi hasil dan Nilai Normal :

Normal : Sperma yang normal biasanya berwarna putih


keruh seperti air kanji kadang-kadang agak keabu-abuan.

Abnormal: Adanya lekosit yang disebabkan oleh infeksi


traktus genitalia dapat menyebabkan warna sperma menjadi
putih kekuningan. Adanya perdarahan menyebabkan
sperma berwarna kemerahan.

7 Viskositas Pra analitik:

1. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai


dengan anjuran WHO
2. Memakai APD dengan urutan yang benar
3. Identifikasi dan persiapan pasien
4. Menyiapkan alat dan bahan
Analitik:

 Cara subyektif

Dengan menyentuh permukaan sperma dengan pipet atau


batang pengaduk, kemudian ditarik maka akan terbentuk
benang yang panjangnya 3 – 5 cm. Makin panjang benang
yang terjadi makin tinggi viskositasnya.

 Cara Pipet Elliason

Syaratnya sperma harus homogen dan pipet yang


digunakan harus kering. Cara kerja:
1. Pipet cairan sperma sampai angka 0,1
2. Tutup bagian atas pipet dengan jari
3. Arahkan pipet tegak lurus
4. Jalankan stopwath
5. Jika terjadi tetesan pertama stopwath dimatikan dan
hitung waktunya dengan detik

Pasca Analitik:

1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil 


2. Melakukan dekontaminasi meja kerja
3. Melepas APD dengan urutan yang benar
4. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai
dengan anjuran WHO

Interprestasi hasil dan Nilai Normal :

Normal : pada cara subyektif 3 – 5 cm, pada cara pipet


elliason < 2 detik.
Abnormal: Semakin kental sperma tersebut semakin besar
vikositasnya. Hal ini mungkin disebabkan karena:
1. Spermatozoa terlalu banyak
2. Cairannya sedikit
3. Gangguan liquedaction
4. Perubahan komposisi plasma sperma
5. Pengaruh obat-obatan tertentu

2. Sebutkan, jelaskan tahap (pra analitik, analitik dan pasca analitik) dan
interprestasi hasil Pemeriksaan Kimiawi Sperma

No Kimiawi  Sperma Prosedur Kerja

1 Tes Karbohidrat Pra analitik:


(Fruktosa dalam 1. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai
Sperma) dengan anjuran WHO
2. Memakai APD dengan urutan yang benar
3. Identifikasi dan persiapan pasien
4. Menyiapkan alat dan bahan

Analitik:

 Kuantitatif :
1. Lakukan deproteinisasi mani yang akan diperiksa
dengan terlebih dahulu mengencerkan 0,1 ml mani
dengan 2,9 ml air. Kemudian tambah 0,5 ml larutan
Ba(OH)2, campur, tambahkan 0,5 ml larutan
ZnSO4, campur lagi dan pusinglah kuat-kuat.
2. Sediakan 3 tabung reaksi, yaitu T (test), S
(standard), dan B (blanko). Tabung T diisi 2 ml
supernatan sampel dari langkah 1, tabung S diisi 2
ml standard fruktosa laruitan kerja, dan tabung B
diisi 2 ml air.
3. Kemudian tabung T, S, dan B masing-masing
ditambahkan 2 ml reagen resorcinol dan 6 ml HCl.
4. Campur isi tabung masing-masing, panasilah
dengan bejana air 900⁰C selama 10 menit.
5. Bacalah absorbansi T dan S terhadap B pada 490
nm.
6. Hitunglah kadar fruktosa.

 Kualitatif :
1. Masukkan ke dalam tabung reaksi 0,05 ml sperma
dan 2 ml larutan resolcinol 0,1 gr% dalam alkohol
96% dan aduk hingga rata.
2. Panaskan sampai mendidih selama 5 menit.
3. Amati perubahan warna yang terjadi pada tabung
reaksi.
4. Bila sperma mengandung fruktosa, maka campuran
di atas menjadi merah coklat.

Pasca Analitik:

1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil 


2. Melakukan dekontaminasi meja kerja
3. Melepas APD dengan urutan yang benar
4. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai
dengan anjuran WHO

Interprestasi hasil dan Nilai normal:

 Kuantitatif
Menghitung kadar fruktosa dengan rumus : 
Absorbansi T 
x 200 = mg fruktosa/dl mani

 Absorbansi S

Normal : 120-450 mg/dl mani

Kualitatif
(+) fruktosa : terjadi perubahan warna menjadi merah
coklat
(-) fruktosa : tidak terjadi perubahan warna

Nilai normal :

Kadar fruktosa : 120-450 mg/dl mani


Terjadi perubahan warna menjadi merah coklat pada
pengujian fruktosa kualitatif.

3. Sebutkan, jelaskan tahap (pra analitik, analitik dan pasca analitik) dan
interprestasi hasil Pemeriksaan Mikroskopis Sperma

N Mikroskopis  Sperma Prosedur Kerja


o

1 Motilitas Pra analitik:

1. Mencuci tangan dengan enam


langkah sesuai dengan
anjuran WHO
2. Memakai APD dengan urutan
yang benar
3. Identifikasi dan persiapan
pasien
4. Menyiapkan alat dan bahan

Analitik:

1. Sperma diaduk sampai


homogen kemudia diambil 1-
2 tets
2. Ditaruh diatas objek glass,
dan ditutup menggunkan
cover glass
3. Periksa dibawah mikroskop
dengan pembesaran 40 kali

Pasca Analitik:

1. Melakukan pencatatan dan


pelaporan hasil 
2. Melakukan dekontaminasi
meja kerja
3. Melepas APD dengan urutan
yang benar
4. Mencuci tangan dengan enam
langkah sesuai dengan
anjuran WHO

Interprestasi hasil dan Nilai normal:

Gerak aktif : gerak lurus dan


cepat
Gerak kurang aktif : gerak di
tempat dan lambat
Tidak aktif : diam

Nilai normal
1. Aktif : >50% dalam satu jam
2. Kurang aktif : <30%
3. Tidak aktif : <20%

2 Morfologi Pra analitik:

1. Mencuci tangan dengan enam


langkah sesuai dengan
anjuran WHO
2. Memakai APD dengan urutan
yang benar
3. Identifikasi dan persiapan
pasien
4. Menyiapkan alat dan bahan

Analitik:

1. Spermatozoa dipusan
hapusan pada object glass
lalu dikering udarakan
2. Difiksasi dengan alcohol
selama  menit lalu
dikering udarakan
3. Lalu dimasukkan dalam
safranin 0,1% dalam
aquadest selama 5 menit
4. Bilas dengan buffer 2x
5. Masukkan dalam Kristal
violet dalam aquadest
selama 5 menit
6. Bilas dengan air, lalu
kering udarakan
7. Amati di bawah
mikroskop perbesaran
1000x dengan imersi oil

Pasca Analitik:

1. Melakukan pencatatan dan


pelaporan hasil 
2. Melakukan dekontaminasi
meja kerja
3. Melepas APD dengan urutan
yang benar
4. Mencuci tangan dengan enam
langkah sesuai dengan
anjuran WHO

Interprestasi hasil dan Nilai normal:

1. Normal : bentuk oval,


lonjong
2. Terato : bentuk seperti
buah pier tak teratur
3. Piri : bentuk seperti buah
pier atau gitar
4. Lepto : bentuk kecil
lonjong bagian atas dan
bawah sama
5. Mikro stonggylos :
bentuk seperti titik saja
6. Immature : bentuk belum
sempurna atau ekor
belum terbentuk
Nilai normal : 4-48%
>14% bentuk normal (kriteria ketat)
>30% bentuk normal (kriteria rutin)

6 Morfologi Sperma yamg abnormal 


dan Bagaimana bentuk yang normal

bentuk spermatozoa normal

Bentuk spermatozoa abnormal :


3 Jumlah Sperma Seorang ATLM mengukur volume
seluruh cairan semen dari seorang
pasien di klinik infertilitas sebanyak
2 ml. ATLM memeriksa Spesimen
secara  mikroskopis untuk dihitung
jumlah spermanya menggunakan
kotak hitung Improve Neubeuer. 
ATLM melakukan pengenceran
sampel sebanyak 20 kali. Hasil
perhitungan  ditemukan sebanyak 20
sperma pada 5 kotak hitung
eritrosiT.

Pra analitik :

1. Mencuci tangan dengan enam


langkah sesuai dengan
anjuran WHO
2. Memakai APD dengan urutan
yang benar
3. Identifikasi dan persiapan
pasien
4. Menyiapkan alat dan bahan
Analitik:

1. Isap cairan sperma yang telah


homogen dengan pipet
leukosit sampai tanda 0,5 
2. Kemudian isaplah larutan
pengencer(spermicide)
sampai tanda 11 tepat 
3. Campur baik-baik, buangkah
3-4 tetes cairan di ujung pipet
lekosit tersebut 
4. Teteskan setetes campuran
sperma keatas kamar hitung
yang telah disiapkan  
5. Mulailah menghitung
spermatozoa seperti
melakukan perhitungan
mikroskop.  

Dihitung jumlah spermatozoa dalam


16  kotak kemudian hasilnya
dikalikan:  

a. 100.000 menggunaan pengencer


10x         b. 200.000 menggunaan
pengencer 20x

Pasca Analitik:

1. Melakukan pencatatan dan


pelaporan hasil 
2. Melakukan dekontaminasi
meja kerja
3. Melepas APD dengan urutan
yang benar
4. Mencuci tangan dengan enam
langkah sesuai dengan
anjuran WHO

Interprestasi hasil dan Nilai normal:

a. Bagaimana Rumus
Perhitungannya jumlah
sperma?
• Jumlah sperma dihitung x
1000000 = sperma/mL
• Jumlah sperma/mL x volume
(mL) = sperma/ejakulasi

b. jika ditemukan Sperma dalam


5 kotak hitung merah sebanyak
20 sperma .

a. Hitung jumlah sperma /


ml?
Rumus : Jumlah sperma dihitung
x 1000000 = sperma/mL 20 x
1000000 = 20.000.000
sperma/mL

b. Hitung jumlah sperma /


ejakulasi?
Rumus : Jumlah sperma/mL x
volume (mL) = sperma/ejakulasi
20.000.000 x 2 mL =
40.000.000sperma/ejakulasi

Catatan : 1 կl (mm3) =0,001 ml.

c. Bagaimana interprestasinya
Normal / Tidak?

Nilai konsentrasi sperma


dinyatakan sebanyak 20 - 250
juta sperma per mililiter. 

Melalui hasil perhitungan di atas


nilai konsentrasi dan jumlah
sperma dinyatakan normal.

d. Dalam perhitungan sperma


biasanya mengggunakan larutan
pengencer yang berfungsi untuk
mempertahankan sel dan bersifat
imobiliisasi terhadap sel sperma
larutan apa yang dipakai ? 

a. Formalin
b. Natrium bikarbonat
c. A dan b benar.
d. Air akuades
e. Air garam.
f. Semua benar.
Jelaskan Keterangan
pengertian 

Oligospermia : Suatu kondisi dimana jumlah sperma yang dikeluarkan dalam


semen kurang dari jumlah normal.

Necrospermia: Merupakan istilah medis untuk menyatakan bahwa spermatozoa


dinyatakan mati dalam semen segar. 

Leukospermia: Suatu kondisi yang terjadi karena adanya leukosit dalam jumlah
lebih dari 1 juta per milimeter dalam cairan semen.

Bazospermia: Merupakan istilah penyebutan bagi kelainan ejakulasi dimana


sperma yang dihasilkan berjumlah sedikit. 

4 Tes Aglutinasi Pra analitik:

1. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai dengan


anjuran WHO
2. Memakai APD dengan urutan yang benar
3. Identifikasi dan persiapan pasien
4. Menyiapkan alat dan bahan

Analitik:

Pasca Analitik:

1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil 


2. Melakukan dekontaminasi meja kerja
3. Melepas APD dengan urutan yang benar
4. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai dengan
anjuran WHO

Interprestasi hasil dan Nilai normal:

Gambar Aglutinasi Sperma dan Keterangannya:


5 Tes Viabilitas Pra analitik:
Sperma
1. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai dengan
anjuran WHO
2. Memakai APD dengan urutan yang benar
3. Identifikasi dan persiapan pasien
4. Menyiapkan alat dan bahan

Analitik:

Pasca Analitik:

1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil 


2. Melakukan dekontaminasi meja kerja
3. Melepas APD dengan urutan yang benar
4. Mencuci tangan dengan enam langkah sesuai dengan
anjuran WHO

Interprestasi hasil dan Nilai normal:

Dan keterangan Gambar


dst

Anda mungkin juga menyukai