Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN MAHASISWA

POLTEKKES TNI-AU CIUMBULEUIT BANDUNG

KEKURANGAN ENERGI KRONIK PADA IBU HAMIL

Diajukan sebagai salah satu tugas dalam kegiatan Pembangunan Kesehatan


Masyarakat Desa pada Program D-III Kebidanan di Politeknik Kesehatan
TNI-AU Ciumbuleuit Bandung

Disusun Oleh :

Ilena Auza Putri


10620022
Pembimbing : Metha Solihati R, SST,.M.Keb

POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU CIUMBULEUIT


PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
BANDUNG
2022
PROPOSAL
KEKURANGAN ENERGI KRONIK PADA IBU HAMIL

1.1 Latar Belakang


Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) adalah ibu hamil dengan risiko
Kurang Energi Kronik (KEK) yang ditandai dengan ukuran Lingkar Lengan
Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm. Pada kelompok ibu hamil di pedesaan
maupun perkotaan lebih dari separuhnya mengalami defisit asupan energi dan
protein, pemberian makanan tambahan yang berfokus pada zat gizi makro
maupun zat gizi mikro bagi ibu hamil sangat diperlukan dalam rangka
pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah dan Balita Pendek (Stunting)
(Kementerian Kesehatan, 2018).
Lingkar lengan atas (LILA) sudah digunakan secara umum di
Indonesia untuk mengidentifikasi ibu hamil risiko kurang energi kronis
(KEK). Menurut Departemen kesehatan batas ibu hamil yang disebut resiko
KEK (kekurangan energi kronis) jika ukuran LILA < 23,5 cm, dalam
pedoman Depkes tersebut disebutkan intervensi yang diperlukan untuk
wanita usia subur (WUS) atau ibu hamil yang menderita risiko KEK. Kurang
energi kronis pada orang dewasa dapat diketahui dengan indeks massa tubuh
(IMT) yang diukur dari perbandingan antara berat dan tinggi badan. Jika IMT
kurang dari 18,5 dikatakan sebagai KEK. Akan tetapi pengukuran IMT
memerlukan alat pengukur tinggi badan dan berat badan.
Kurang Energi Kronik berdampak pada proses kehamilan akan
menyebabkan pertumbuhan bayi terhambat (IUGR), pada persalinan akan
mempengaruhi kontraksi (his) sehingga akan menghambat kemajuan
persalinan, berat badan lahir rendah (BBLR), dan asfiksia
1.2 Tujuan
Setelah mengikuti penyuluhan ini, mahasiswa Poltekkes TNI-AU
Ciumbuleuit Bandung diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang
kekurangan energi kronik pada Ibu hamil

1.3 Sasaran
Mahasiswa Poltekkes TNI-A Ciumbuleuit Bandung

1.4 Rencana Kegiatan


Penyuluhan dilakukan pada hari Rabu, tanggal 06 April 2022 pada
pukul 13.20 WIB di Kampus Poltekkes TNI-AU Ciumbuleuit Bandung
1.5 Kegiatan Penyuluhan

No Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi


1. Pembukaan 5 menit Mengucap salam dan Menjawab
berterimakasih atas salam.
kesediaan peserta. Mendengarkan
Memperkenalkan diri dan dengan
apresiasi. seksama.
2. Inti dan Diskusi 20 menit Menjelaskan definisi dan Mendegarkan
penyebab KEK pada ibu dan
hamil. memperhatikan.
Menjelaskan pentingnya Peserta
mencegah KEK pada ibu mengajukan
hamil. pertanyaan.
3. Penutup 5 menit Menyimpulkan hasil Peserta
penyuluhan. mejawab salam
Memohon maaf apabila ada
kesalahan.
Mengucapkan terima kasih
atas perhatian peserta dan
mengucapkan salam.

1.6 Sumber
1. https://www.academia.edu/11762949/
Makalah_Pencegahan_KEK_Kekurangan_Energi_Kronis_pada_ibu_hamil
2. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1971/3/BAB%2011.pdf

1.7 Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan kekurangan energi kronik?
2. Bagaimana cara mencegah kekurangan energi kronik pada ibu hamil ?
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kekurangan Energi Kronik pada Ibu Hamil


Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Mencegah Kekurangan Energi Kronik
pada Ibu Hamil
Sasaran : Mahasiswa Poltekkes TNI-AU Ciumbuleuit Bandung
Waktu : 30 Menit
Tempat : Kampus Poltekkes TNI-AUCiumbuleuit Bandung

1. Tujuan Intruksi Umum


Setelah diberi penyuluhan, Mahasiswa Poltekkes TNI-AU Ciumbuleuit
Bandung dapat memahami tentang kekurangan energi kronik pada ibu hamil.

2. Tujuan Intruksi Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan tentang anemia pada Ibu hamil, Mahasiswa
Poltekkes TNI-AU Ciumbuleuit Bandung dapat menjelaskan tentang :
a. Pengertian KEK dan cara mencegah KEK pada ibu hamil

3. Materi Penyuluhan
a. Pengertian kekurangan energi kronik
b. Gejala kekurangan energi kronik pada Ibu hamil
c. Faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronik pada Ibu hamil
d. Dampak yang ditimbulkan dari kekurangan energi kronik pada Ibu hamil
e. Cara mencegah kekurangan energi kronik pada Ibu hamil
KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL

A. Pengertian Kekurangan Energi Kronik (KEK)


Kurang energi kronis merupakan keadaan di mana ibu menderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu (Depkes RI 2002).
Kekurangan energi kronik dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan
pada ibu hamil (bumil). Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak
mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik
(dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk mendapatkan
tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan mencret
(muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan karena tidak
mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik
dalam periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein
dalam jumlah yang cukup, atau juga disebabkan menderita muntaber atau
penyakit kronis lainnya.

B. Gejala Kekurangan Energi Kronik pada Ibu Hamil


Gejala kekurangan energi kronis pada ibu hamil dapat ditandai
dengan:
 Ukuran lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
 Terus-menerus merasa letih
 Sering kesemutan
 Wajah pucat
 Penurunan berat badan dan lemak
 Penurunan laju metabolisme
 Penurunan kalori yang terbakar pada saat istirahat (resting metabolic
rate/RMR)
 Penurunan kebiasaan aktivitas fisik
 Penurunan kapasitas kerja fisik.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronis pada
Ibu Hamil
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang
adalah tingkat sosial ekonomi. Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam
pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya. Seseorang dengan
ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gizi
yang dibutuhan tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat gizi
ibu hamil semakin terpantau (Weni,2010). Sosial ekonomi merupakan
gambaran tingkat kehidupan seseorang dalam masyarakat yang ditentukan
dengan variabel pendapatan, pendidikan dan pekerjaan, karena ini dapat
mempengaruhi aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan.
1. Pendidikan
Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan
diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah
kepada terbentuknya kepribadian peserta didik (Umar, 2005). Faktor
pendidikan mempengaruhi pola makan ibu hamil, tingkat pendidikan
yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi
yang dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi asupan gizinya.
2. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu perbuatan atau melakukan sesuatu yang
dilakukan untuk mencari nafkah guna untuk kehidupan (Kamus Besar
Indonesia, 2008). Ibu yang sedang hamil harus mengurangi beban kerja
yang terlalu berat karena akan memberikan dampak kurang baik terhadap
kehamilannya. Kemampuan bekerja selama hamil dapat dipengaruhi oleh
peningkatan berat badan dan perubahan sikap (Benson Ralph C, 2008).
Resiko-resiko yang berhubungan dengan pekerjaan selama kehamilan
termasuk :
a. Berdiri lebih dari 3 jam sehari.
b. Bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak getaran atau
membutuhkan upaya yang besar untuk mengoperasikannya.
c. Tugas-tugas fisik yang melelahkan seperti mengangkat, mendorong
dan membersihkan.
3. Pendapatan
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain
tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga bahan
makanan itu sendiri, serta tingkat penggelolaan sumber daya lahan dan
pekarangan. Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar
akan kurang dapat memenuhi kebutuhan akan makanannya terutama
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya. Tingkat pendapatan
dapat menentukan pola makan. Pendapatan merupakan faktor yang
paling menentukan kualitas dan kuantitas hidangan. Semakin banyak
mempunyai uang berarti semakin baik makanan yang diperoleh dengan
kata lain semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula prosentase dari
penghasilan tersebut untuk membeli buah, sayuran dan beberapa jenis
bahan makanan lainnya.

4. Faktor jarak kelahiran


Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2
tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur
jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan
memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat
dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun. Jarak
melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak
yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak
memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu
memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah
melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan
menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung
(Baliwati, 2006). Berbagai penelitian membuktikan bahwa status gizi ibu
hamil belum pulih sebelum 2 tahun pasca persalinan sebelumnya, oleh
karena itu belum siap untuk kehamilan berikutnya. Selain itu kesehatan
fisik dan rahim ibu yang masih menyusui sehingga dapat mempengaruhi
KEK pada ibu hamil. Ibu hamil dengan persalinan terakhir ≥ 10 tahun
yang lalu seolah-olah menghadapi kehamilan atau persalinan yang
pertama lagi. Umur ibu biasanya lebih bertambah tua. Apabila asupan
gizi ibu tidak terpenuhi maka dapat mempengaruhi KEK pada ibu hamil.
Kriteria jarak kelahiran dibagi menjadi 2, yaitu :  
a) Resiko rendah (≥ 2 tahun sampai < 10 tahun).
Resiko tinggi (< 2 tahun atau ≥ 10 tahun)
5. Faktor Paritas
Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang berkaitan
dengan jumlah anak yang dilahirkan. Paritas juga merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Paritas merupakan
faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil konsepsi. Perlu
diwaspadai karena ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau
lebih, maka kemungkinan banyak akan ditemui keadaan :
a) Kesehatan terganggu : anemia, kurang gizi.
b) Kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim.
D. Dampak yang Ditimbulkan dari KEK
1. Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi
pada ibu antara lain: Anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah
secara normal dan terkena penyakit infeksi. Sehingga akan meningkatkan
kematian ibu (Zulhaida, 2003).

2. Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan prematur / sebelum waktunya,
perdarahan post partum, serta persalinan dengan tindakan operasi cesar
cenderung meningkat (Zulhaida, 2003).
3.    Janin
Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan
janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksia intra partum, lahir dengan berat
badan rendah (BBLR) (Zulhaida, 2003).
E. Cara Mencegah KEK
Kurang energi kronis pada ibu hamil umumnya terjadi sebelum masa
kehamilan dimulai. Oleh karena itu, selain penanganan, Anda juga melakukan
upaya pencegahan supaya tidak terjadi kekurangan energi kronis pada ibu
hamil.Penanganan KEK pada ibu hamil memerlukan perubahan pada pola
konsumsi makanan yang dilakukan selama ini dan bukan merupakan hal yang
instan. Upaya ini juga perlu dilakukan secara berkesinambungan.Beberapa
penanganan KEK pada ibu hamil yang bisa dilakukan dengan perubahan pola
konsumsi makanan adalah:
 Pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil
 Ketersediaan pangan yang memadai di rumah tangga
 Penyuluhan mengenai pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi kehamilan
 Perubahan kebiasaan atau pola makan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh
 Mengatasi gangguan kehamilan yang menyebabkan malnutrisi.
Adapun makanan tambahan untuk ibu hamil kurang energi kronis
yang bisa rutin dikonsumsi adalah biskuit ibu hamil, makanan tinggi kalori,
makanan tinggi protein hingga makanan yang mengandung zat besi, seperti:
 Telur 
 Ikan
 Daging
 Makarel
 Kentang
 Nasi
 Beras merah
 Umbi-umbian
 Kacang-kacangan
 Susu

Anda mungkin juga menyukai