EGS-09050010
TUGAS KELOMPOK RESUME
Teori Perkembangan Keluarga
Mata kuliah : Keperawatan Keluarga
Dosen Pengampu: Ns. Umi Hani, Mkep., Sp. Kep.Kom
Disusun Oleh :
TUGAS RESUME
Teori perkembangan keluarga menguraikan perkembangan keluarga dari waktu ke waktu
dengan membaginya ke dalam satu seri tahap perkembangan dianggap sebagai masa-masa
stabilitas relatif yang secara kuantitatif dan kualitatif berbeda dari tahap-tahap berdekatan
(Mederer and Hill, 1983). Tentang konsep tahap- tahap siklus kehidupan tergantung pada asumsi
bahwa dalam keluarga terdapat saling ketergantungan yang tinggi antara anggota keluarga :
keluarga dipaksa untuk berubah setiap kali ada penambahan atau pengurangan anggota keluarga,
atau setiap kali anak sulung mengalami perubahan tahap perkembangan. Misalnya, perubahan
dalam peran, penyesuaian terhadap perkawinan, mengasuh anak dan disiplin terbukti perubahan
dari satu tahap ke tahap lain (Mederer dan Bill, 1983). Keluarga mengambil satu jenis struktur
ketika anak-anak masih berusia prasekolah ; struktur lain ketika orang tua mulai mengikuti
puncak hidup dan anak-anak memasuki masa remaja ; dan akhirnya bentuk struktur yang lain
adalah ketika anak-anak mulai dewasa, menikah dan mulai mandiri.
Akar sejarah dari teori perkembangan keluarga dapat dibuktikan dengan lima warisan teori.
Kerangka perkembangan keluarga bersifat elektrik, karena kerangka ini mengajukan konsep-
konsep dari pendekatan yang berbeda terhadap studi keluarga. Kontribusi pada teori
perkembangan keluarga diambil dari interaksionisme simbolik, fungsionalisme struktural,
sosiologi kerja dan propesi, teori sistem dan perkembangan ilmu ditambah lagi dengan teori
stress dan krisis kehidupan keluarga (Dattessich dan Dill, 1987)
Pusat asumsi dasar tentang teori perkembangan keluarga, seperti yang diuraikan oleh Algous
(1978) adalah :
1. Keluarga berkembang dan berubah dari waktu ke waktu dengan cara-cara yang sama dan
dapat diprediksi.
2. Karena manusia menjadi matang dan berinteraksi dengan orang lain, mereka memulai
tindakan-tindakan dan juga reaksi-reaksi terhadap tuntutan lingkungan.
3. Keluarga dan anggotanya melakukan tugas-tugas tertentu yang ditetapkan oleh mereka sendiri
atau oleh konteks budaya dan masyarakat.
4. Terdapat kecenderungan pada keluarga untuk memulai dengan sebuah awal dan akhir yang
kelihatan jelas.
Meskipun teori perkembangan umum didasarkan pada ciri-ciri ini dan biasa dari kehidupan
keluarga, namun teori ini tidak memberikan stressor non normatif atau situasional (kejadian-
kejadian yang tidak biasa) dan dapat dikritik karena asumsi tentang homogenitas (kurang
memperhatikan keanekaragaman kinerja), bias kelas menengahnya, asumsinya tentang stabilitas
dalam setiap tahap, dan kurangnya penjelasan proses yang terjadi diantara tahap-tahap
perkembangan yang memungkinkan keluarga bertindak. Namun penggunaan kerangka ini untuk
pengkajian dan intervensi-intervensi sangat membantu karena kerangka ini memberikan para
profesional perawatan kesehatan keluarga cara-cara mengantisipasi apa yang diharapkan dan apa
jenis penyuluhan dan konseling yang ditentukan. Teori perkembangan keluarga meningkatkan
pemahaman kita tentang keluarga pada titik yang berbeda dalam berbagai siklus kehidupan
mereka dan menghasilkan deskripsi yang “khas” tentang kehidupan keluarga dalam berbagai
tahap perkembangannya (Lupal dan Miller 1985). Malahan dengan mengkaji tahap
perkembangan keluarga dan pelaksanaan tugas-tugas yang sesuai dengan tahap tersebut, para
profesional perawatan kesehatan keluarga diberikan pedoman untuk menganalisis pertumbuhan
dan kebutuhan promosi kesehatan keluarga. Perawat keluarga lebih mampu memberikan
dukungan yang diperlukan untuk memajukan dari satu tahap ke tahap lain dengan lancar.
A. Tahap Perkembangan Keluarga.
1. Tahap I: Keluarga pemula
Keluarga pemula adalah keluarga yang baru menikah, keluarga baru, dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
Tugas perkembangan keluarganya adalah membangun perkawinan yang saling
memuaskan, menghubungkan ikatan persaudaraan secara harmonis, keluarga berencana
(keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua).
Masalah kesehatan tahap ini adalah :
a. Penyesuaian seksual dan peran pernikahan.
b. Penyuluhan dan konseling keluarga berencana.
c. Penyuluhan dan konseling prenatal.
d. Komunikasi dan informasi, kurangnya informasi dapat mengakibatkan masalah
seksual, emosional, ketakutan, rasa bersalah, kehamilan yang tidak direncankan,
penyakit kelamin (sebelum dan sesudah pernikahan) (Ali, 2009).
1. Keluarga pemula.
perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:
a. Membina hubungan intim yang memuaskan.
b. Menetapkan tujuan bersama.
c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
d. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
e. Persiapan menjadi orang tua.
f. Memahami