Anda di halaman 1dari 12

Cert. No.

EGS-09050010
TUGAS KELOMPOK RESUME
Teori Perkembangan Keluarga
Mata kuliah : Keperawatan Keluarga
Dosen Pengampu: Ns. Umi Hani, Mkep., Sp. Kep.Kom

Disusun Oleh :

DIYAN PRATAMA SARI


NIM 2107035

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG
2022

TUGAS RESUME
Teori perkembangan keluarga menguraikan perkembangan keluarga dari waktu ke waktu
dengan membaginya ke dalam satu seri tahap perkembangan dianggap sebagai masa-masa
stabilitas relatif yang secara kuantitatif dan kualitatif berbeda dari tahap-tahap berdekatan
(Mederer and Hill, 1983). Tentang konsep tahap- tahap siklus kehidupan tergantung pada asumsi
bahwa dalam keluarga terdapat saling ketergantungan yang tinggi antara anggota keluarga :
keluarga dipaksa untuk berubah setiap kali ada penambahan atau pengurangan anggota keluarga,
atau setiap kali anak sulung mengalami perubahan tahap perkembangan. Misalnya, perubahan
dalam peran, penyesuaian terhadap perkawinan, mengasuh anak dan disiplin terbukti perubahan
dari satu tahap ke tahap lain (Mederer dan Bill, 1983). Keluarga mengambil satu jenis struktur
ketika anak-anak masih berusia prasekolah ; struktur lain ketika orang tua mulai mengikuti
puncak hidup dan anak-anak memasuki masa remaja ; dan akhirnya bentuk struktur yang lain
adalah ketika anak-anak mulai dewasa, menikah dan mulai mandiri.
Akar sejarah dari teori perkembangan keluarga dapat dibuktikan dengan lima warisan teori.
Kerangka perkembangan keluarga bersifat elektrik, karena kerangka ini mengajukan konsep-
konsep dari pendekatan yang berbeda terhadap studi keluarga. Kontribusi pada teori
perkembangan keluarga diambil dari interaksionisme simbolik, fungsionalisme struktural,
sosiologi kerja dan propesi, teori sistem dan perkembangan ilmu ditambah lagi dengan teori
stress dan krisis kehidupan keluarga (Dattessich dan Dill, 1987)
Pusat asumsi dasar tentang teori perkembangan keluarga, seperti yang diuraikan oleh Algous
(1978) adalah :
1. Keluarga berkembang dan berubah dari waktu ke waktu dengan cara-cara yang sama dan
dapat diprediksi.
2. Karena manusia menjadi matang dan berinteraksi dengan orang lain, mereka memulai
tindakan-tindakan dan juga reaksi-reaksi terhadap tuntutan lingkungan.
3. Keluarga dan anggotanya melakukan tugas-tugas tertentu yang ditetapkan oleh mereka sendiri
atau oleh konteks budaya dan masyarakat.
4. Terdapat kecenderungan pada keluarga untuk memulai dengan sebuah awal dan akhir yang
kelihatan jelas.
Meskipun teori perkembangan umum didasarkan pada ciri-ciri ini dan biasa dari kehidupan
keluarga, namun teori ini tidak memberikan stressor non normatif atau situasional (kejadian-
kejadian yang tidak biasa) dan dapat dikritik karena asumsi tentang homogenitas (kurang
memperhatikan keanekaragaman kinerja), bias kelas menengahnya, asumsinya tentang stabilitas
dalam setiap tahap, dan kurangnya penjelasan proses yang terjadi diantara tahap-tahap
perkembangan yang memungkinkan keluarga bertindak. Namun penggunaan kerangka ini untuk
pengkajian dan intervensi-intervensi sangat membantu karena kerangka ini memberikan para
profesional perawatan kesehatan keluarga cara-cara mengantisipasi apa yang diharapkan dan apa
jenis penyuluhan dan konseling yang ditentukan. Teori perkembangan keluarga meningkatkan
pemahaman kita tentang keluarga pada titik yang berbeda dalam berbagai siklus kehidupan
mereka dan menghasilkan deskripsi yang “khas” tentang kehidupan keluarga dalam berbagai
tahap perkembangannya (Lupal dan Miller 1985). Malahan dengan mengkaji tahap
perkembangan keluarga dan pelaksanaan tugas-tugas yang sesuai dengan tahap tersebut, para
profesional perawatan kesehatan keluarga diberikan pedoman untuk menganalisis pertumbuhan
dan kebutuhan promosi kesehatan keluarga. Perawat keluarga lebih mampu memberikan
dukungan yang diperlukan untuk memajukan dari satu tahap ke tahap lain dengan lancar.
A. Tahap Perkembangan Keluarga.
1. Tahap I: Keluarga pemula
Keluarga pemula adalah keluarga yang baru menikah, keluarga baru, dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
Tugas perkembangan keluarganya adalah membangun perkawinan yang saling
memuaskan, menghubungkan ikatan persaudaraan secara harmonis, keluarga berencana
(keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua).
Masalah kesehatan tahap ini adalah :
a. Penyesuaian seksual dan peran pernikahan.
b. Penyuluhan dan konseling keluarga berencana.
c. Penyuluhan dan konseling prenatal.
d. Komunikasi dan informasi, kurangnya informasi dapat mengakibatkan masalah
seksual, emosional, ketakutan, rasa bersalah, kehamilan yang tidak direncankan,
penyakit kelamin (sebelum dan sesudah pernikahan) (Ali, 2009).

2. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak


Keluarga yang sedang mengasuh anak adalah tahap yang dimulai dari kelahiran
anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Tugas perkembangan keluarnya adalah
membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintregasikanbayibarukedalamkeluarga), memperthankanpernikahan yang
memuaskan, dan memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran orang tua, kakek dan nenek.
Masalah kesehatan tahap ini adalah :
a. Pendidikan maternitas yang berpusat pada keluarga.
b. Perawatan bayi yang baik.
c. Pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini.
d. Imunisasi
e. Konseling perkembangan anak.
f. Keluarga berencana.

3. Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolah


Keluarga dengan anak usia prasekolah adalah dimulai ketika anak pertama berusia
2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun (saat ini keluarga terdiri dari 3-5
orang anggota keluarga yaitu suami, istri dan anak).
Tugas perkembangan keluarganya adalah memenuhi kebutuhan anggota keluarga
seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan dan lain lain kemudian
mensosialisasikan anak, mempertahankan hubungan yang sehat didalam keluarga
(hubungan perkawinan dan hubungan orangtua serta anak) dan diluar keluarga (keluarga
besar dan komunitas).
Masalah kesehatan fisik utama pada tahap ini adalah :
a. Penyakit menular yang lazim pada anak-anak.
b. Anak terjatuh.
c. Luka, luka bakar.
d. Keracunan
Sedangkan masalah psikososial keluarga yang utama adalah :
a. Hubungan pernikahan, beberapa studi meneliti adanya penurunan kepuasan yang
dirasakan oleh banyak pasangan suami istri pada tahap ini.
b. Persaingan antara kakak dan adik.
c. Keluarga berencana.
d. Kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan.
e. Masalah komunikasi keluarga.
f. Peran perawat pada tahap ini adalah:
1) Memberikan penyuluhan kesehatan dan konseling dalam hal pencegahan masalah
kesehatan utama, seperti merokok, penyalahgunaan obat dan alkohol, seksualitas,
keselamatan, diet dan nutrisi, olahraga, dan penanganan stres/dukungan sosial.
2) Membantu anak membentuk gaya hidup yang sehat dan memfasilitasi
pertumbuhan fisik, intelektual, emosional, dan sosial secara optimal (Ali, 2009).

4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah.


Keluarga dengan anak usia sekolah adalah dimulai ketika anak pertama telah
berusia 6 tahun (dimulai masuk sekolah dasar) dan berakhir pada usia 13 tahun (awal
dari masa remaja).
Tugas perkembangan keluarganya adalah mensosialisasikan anak-anak, termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
yang sehat, mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan, memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
Masalah kesehatan tahap ini adalah :
a. Orang tua akan mulai berpisah dengan anak karena anak sudah mulai memiliki
banyak teman sebaya (hati-hati dengan pengaruh lingkungan anak).
b. Orang tua mengalami banyak tekanan dari luar, misalnya dari sekolah dan
komunitas, untuk menyesuaikan anak dengan komunitas dan sekolah.
c. Kecacatan/kelemahan anak akan tampak pada periode ini melalui pengamatan
perawat sekolah dan guru. Mereka dapat mendeteksi gangguan penglihatan,
gangguan pendengaran, gangguan wicara, kesulitan belajar, gangguan tingkah laku,
perawatan gigi yang tidak adekat, pengamanan anak, penyalahgunaan obat/zat, dan
penyakit menular.

5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja.


Keluarga dengan anak remaja adalah dimulai ketika anak petama berusia 13 tahun
hingga berusia 19 tahun atau 20 tahun. Tugas perkembangan keluarganya adalah
mengembangkan kebebasan bertanggungjawab ketika anak remaja menjadi dewasa dan
semakin mandiri, memfokuskan kembali hubungan pernikahan, berkomunikasi secara
terbuka antara orangtua dan anak.
Masalah kesehatan tahap ini adalah :
a. Pada orang tua yang berusia 35 tahun resiko penyakit jantung koroner meningkat di
kalangan pria dan perubahan perkembangan dari biasanya sudah mulai tampak.
b. Penyalahgunaaan obat dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang tidak di
kehendaki.
c. Hubungan keluarga orangtua dan anak perlu mendapat perhatian serius karena
periode ini adalah periode rawan.
d. Peran perawat dalam tahap ini:
1) Mendeteksi perubahan yang terjadi pada orang tua dan anak-anak.
2) Memberi pendidikan dan konseling yang intensif.
3) Melaksanakan upaya penanggulangan (pencegahan peningkatan kesehatan dan
penyembuhan) dengan mandiri atau tujukan.

6. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda.


Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda adalah fase yang ditandai oleh
anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah kososng”
ketika anak terakhir meninggalkan rumah.
Tugas perkembangan keluarganya adalah memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga yang baru yang didapat melalui pernikahan anak-anak,
melanjutkan/memperbarui keharmonisan pernikahan dan menyesuaikan kembali
hubungan pernikahan, membantu orangtua lanjut usia dan cenderung sakit-sakitan dalam
kehidupan dan kesehatannya.
Masalah kesehatan tahap ini adalah :
a. Komunikasi kaum dewasa muda dengan orangtua mereka perlu ditingkatkan.
b. Masalah dalam hal transisi peran bagi suami istri.
c. Masalah perawatan orangtua lanjut usia.
d. Munculnya masalah kesehatan yang bersifat kronis dan perubahan situasi fisik
(kolesterol tinggi, obesitas, tekanan darah tinggi).
e. Masalah gaya hidup perlu mendapat perhatian, kebiasaan minum alkohol, merokok,
makan dan lain-lain.
f. Peran perawat pada tahap ini adalah memberi pendidikan dan konseling pada
keluarga, merawat orang tua lanjut usia dengan anggota keluarga yang bermasalah,
mengkaji kebutuhan/permasalahan keluarga dan berupaya menanggulanginya (Ali,
2009).

7. Tahap VII : Orangtua usia pertengahan.


Orangtua usia pertengahan adalah dimulai ketika anak terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir pada pension atau kematian salah satu pasangan orang tua (44-45
tahun sampai dengan 16-18 tahun kemudian).
Tugas perkembangan keluarganya adalah menciptakan lingkungan yang
meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan harmonis dan penuh arti dengan
para orangtua lansia dan anak-anak, memperkokoh hubungan pernikahan.
Masalah kesehatan tahap ini adalah :
a. Masalah yang berhubungan dengan pemahaman mengenai kebutuhan, misalnya
promosi kesehatan, istirahat yang cukup, kegiatan pada waktu luang, tidur, nutrisi
yang baik, program olahraga yang teratur.
b. Maslah yang berhubungan dengan keharmonisan hubungan pernikahan.
c. Masalah yang berkaitan dengan keharmonisan hubungan dengan anggota keluarga
(anak-anak, cucu, orangtua lansia dan lain-lain).
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan keluarga, antara lain perawatan
orangtua lanjut usia atau yang tidak mampu merawat dirinya sendiri.
e. Peran perawat:
1) Memberikan pendidikan dan konseling keluarga dalam hal pemenuhan kebutuhan
keluarga, keharmonisan pernikahan, hubungan keluarga, pencegahan penyakit.
2) Memberi/ membina/ melatih keluarga dalam hal perawatan orang tua lanjut usia
(Ali, 2009).

8. Tahap VIII : Keluarga usia tua.


Tahap ini dimulai ketika salah satu/ pasangan suami istri memasuki masa pensiun,
sampai dengan salah satu pasangan meninggal dunia.
Tugas perkembangan keluarganya adalah mempertahankan pengaturan hidup
yang memuaskan : menyesuaikan diri terhadap pendapatan yang menurunkan,
menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar
generasi, meneruskan upaya memahami eksistensi mereka/penelaahan dan integrasi
hidup.
Masalah kesehatan adalah :
a. Masalah kesehatan lanjut usia karena menurunnya kekuatan fisik, sumber finansial
yang tidak memadai, isolasi sosial, kesepian dan banyak kehilangan yang lain
mengakibatkan lansia rentan secara psikologis.
b. Isolasi sosial, depresi, gangguan kognitif, masalah psikologis merupakan masalah
kesehatan yang serius.
c. Kemampuan saling menolong suami-istri lansia dalam merawat pasangannya perlu
ditingkatkan. Karena penuaan dan banyaknya masalah, suami istri lansia perlu saling
menolong. Umumnya suami lebih sulit merawat orang lain, sementara istri
kebalikannya.
d. Defisiensi nutrisi yang dapat mengganggu kesehatan, misalnya lemah, bingung,
depresi, konstipasi, dan lain-lain.
e. Masalah yang berkaitan dengan perumahan, penghasilan yang kurang cocok, kurang
rekreasi, dan fasilitas perawatan yang kurang memadai banyak merugikan kesehatan
lansia
f. Peran perawat adalah memberi bantuan tidak langsung dengan merujuk individu atau
pasangan lansia ke sumber-sumber komunitas yang sesuai untuk mengatasi masalah
mereka(Ali, 2009).
Perberbedaan Tahap Perkembangan
Carter dan McGoldrick Duvall
(Family therapy perspective, (sociological perspective, 1985)
1989)
Keluarga antara : masa bebas Tidak diidentifikasi karena
(pacaran) deawasa muda periode waktu antara dewasa dan
menikah tak dapat ditentukan
Terbentuknya keluarga baru Keluarga baru menikah
melalui suatu perkawinan
Keluarga yang memiliki anak 1. Keluarga dengan anak baru
usia muda (anak usia bayi sampai lahir (usia anak tertua sampai
usia sekolah). 30 bulan)
2. Keluarga dengan anak pra
sekolah (usia anak tertua 2,5-
5 tahun)
3. Keluarga dengan anak usia
sekolah (usia anak tertua 6-
12 tahun)
Keluarga yang memiliki anak Keluarga dengan anak remaja
dewasa (usia anak tertua 13-20 tahun)
Keluarga yang mulai melepas 1. Keluarga mulai melepas
anaknya untuk keluar rumah anak sebagai dewasa (anak-
anaknya mulai meninggalkan
rumah)
2. Keluarga yang hanya terdiri
dari orang tua saja/keluarga
usia pertengahan (semua
anak meninggalkan rumah)
Keluarga lansia Keluarga lansia
(Suprajitno, 2004).

B. Tugas Keluarga Sesuai Tumbuh Kembang Keluarga.

1. Keluarga pemula.
perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:
a. Membina hubungan intim yang memuaskan.
b. Menetapkan tujuan bersama.
c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
d. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
e. Persiapan menjadi orang tua.
f. Memahami

2. Keluarga yang sedang mengasuh anak.


Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:
a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual, dan kegiatan).
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi
dengan memberi sentuhan dan kehangatan.
d. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
e. Konseling KB post partum 6 minggu.
f. Menata ruang untuk anak.
g. Biaya atau dana Child Bearing.
h. Memfasilitasi role learning anggota keluarga .
i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah.


Tugas perkembangan adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah
(sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar, dan kontak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya.
Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah:
a. Pemenuhan anggota keluarga.
b. Membantu anak bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
e. Pembagian waktu individu, pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab.
g. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.

4. Keluarga dengan anak usia sekolah.


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan di luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.
b. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
c. Menyediakan aktivitas untuk anak.
d. Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikutsertakan anak.
e. Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja.


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
a. Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan
bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan
mulai memiliki otonomi).
b. Mememlihara komunikasi terbuka.
c. Memelihara hubunga intim dalam keluarga.
d. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

6. Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda.


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman.
c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
f. Berperan suami-istri, kakek dan nenek.
g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat mejadi contoh bagi anak-anaknya.

7. Orang tua usia pertengahan


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
a. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial dan
waktu santai.
b. Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.
c. Keakraban dengan pasangan.
d. Memelihara hubungan atau kontak dengan anak dan keluarga.
e. Persiapan masa tua atau pensiun

8. Keluarga usia tua.


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
a. Penyesuaian tahap masa pension dengan merubah cara hidup.
b. Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian.
c. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
d. Melakukan life review masa lalu.

Tugas Perkembangan Keluarga Sesuai Tahap Perkembangan.


No. Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan (Utama)
1. Keluarga baru menikah. a. Membina hubungan intim yang
memuaskan.
b. Membina hubungan dengan
keluarga lain, teman, dan kelompok
social.
c. Mendiskusikan rencana memilki
anak.
2. Keluarga dengan anak baru a. Mempersiapkan menjadi orang tua.
lahir. b. Adaptasi dengan perubahan adanya
anggota keluarga, interaksi
keluarga, hubungan seksual, dan
kegiatan.
c. Mempertahankan hubungan dalam
rangka memuaskan pasangannya.
3. Keluarga dengan anak usia a. Memenuhi kebutuhan anggota
pra sekolah. keluarga, misal kebutuhan tempat
tinggal, privasi, dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk
bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak yang baru
lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain (tua) juga harus terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang
sehat, baik di dalam atau luar
keluarga (keluarga lain dan
lingkungan sekitar).
e. Pembagian waktu untuk individu,
pasangan, dan anak (biasanya
keluarga mempunyai tingkat
kerepotan yang tinggi).
f. Pembagian tanggung jawab anggota
keluarga.
g. Merencanakan kegiatan dan waktu
untuk menstimulasi pertumbuhan
dan perkembangan anak.
4. Keluarga dengan anak usia a. Membantu sosialisasi anak terhadap
sekolah. lingkungan luar rumah, sekolah, dan
lingkungan lebih luas (yang tidak
atau kurang diperoleh dari sekolah
atau masyarakat).
b. Mempertahankan keintiman
pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan yang
meningkat, termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota
keluarga.
5. Keluarga dengan anak a. Memberikan kebebasan yang
remaja. seimbang dan bertanggung jawab
mengingat remaja adalah seorang
dewasa muda dan mulai memiliki
otonomi.
b. Mempertahankan hubungan intim
dalam keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi
terbuka antara anak dan orang tua.
Hindarkan terjadinya perdebatan,
kecurigaan, dan permusuhan.
d. Mempersiapkan perubahan sistem
peran dan peraturan (anggota)
keluarga untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh-kembang
anggota keluarga.
6. Keluarga mulai melepas a. Memperluas jaringan keluarga dari
anak sebagai dewasa. keluarga inti menjadi keluarga
besar.
b. Mempertahankan keintiman
pasangan.
c. Membantu anak untuk mandiri
sebagai keluarga baru di
masyarakat.
d. Penataan kembali peran orang tua
dan kegiatan di rumah.
7. Keluarga usia pertengahan. a. Mempertahankan kesehatan
individu dan pasangan usia
pertengahan.
b. Mempertahankan hubungan yang
serasi dan memuaskan dengan anak-
anaknya dan sebaya.
c. Meningkatkan keakraban pasangan.
8. Keluarga usia tua a. Mempertahankan suasana
kehidupan rumah tangga yang
saling menyenangkan pasangannya.
b. Adaptasi dengan perubahan yang
akan terjadi: kehilangan pasangan,
kekuatan fisik, dan penghasilan
keluarga.
c. Mempertahankan keakraban
pasangan dan saling merawat.
d. Melakukan life review masa lalu.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.


Effendy, N. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka As
Salam.
Sumijatu, d. (2005). Konsep Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC.
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalan Praktik. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai