Anda di halaman 1dari 48

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

ANAK SEKOLAH

Disusun oleh :
1. Amat Riyadi 2107075
2. Diyan Pratama 2107035
3. Fitri Dwi Aprilia 2107039
4. Hersat Yudha 2107042
5. Iwan Nurrozi 2107045
6. Martiyastuti Gandarini 2107051
7. Rotin Megawati 2107080
8. Yulita Indraswari 2107072

PROGRAM STUDI S-I KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Askep Keluarga pada

Tahap Perkembangan Anak Sekolah”. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas

kelompok Keperawatan Keluarga Program Studi S1 Keperawatan Universitas Karya

Husada Semarang.

Semarang, September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................................
1.3 Manfaat Penulisan...................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS...............................................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................................................
4.2 Saran......................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem

keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggotanya di

sepanjang waktu. Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau kurun

waktu tertentu. Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan yang

harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses(Kharisma et al.,

2018).

Keluarga memiliki 8 tahapan perkembangan, yaitu keluarga baru (keluarga

sedang), keluarga dengan anak pertama <30 bulan (anak lahir), keluarga dengan

anak prasekolah (3-5 tahun), dan keluarga dengan anak usia sekolah ( 6-12 tahun),

keluarga dengan anak di bawah umur (13-20 tahun), keluarga dengan anak dewasa

(anak pertama meninggalkan rumah), keluarga paruh baya (keluarga paruh baya).

Menurut Harmoko (2012), anak usia sekolah adalah 6 tahun. Usia di sekolah

mengacu pada jumlah anak yang telah memperoleh dasar pengetahuan agar berhasil

beradaptasi dengan kehidupan orang dewasa dan memperoleh keterampilan

tertentu(Task et al., 2017).

Tahap perkembangan keluarga keempat dimulai saat anak masuk sekolah pada

usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga

mencapai jumlah anggota keluarga maksimal. Selain aktivitas disekolah masing-

masing anak memiliki aktivitas dan minat sendiri. Demikian pula orangtua yang

4
mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Untuk itu keluarga perlu

bekerjasama untuk mencapai tugas perkembangan(Groot, 2018).

Pada tahap ini orangtua perlu belajar berpisah dengan anak, memberi

kesempatan pada anak untuk bersosialisasi baik aktivitas di sekolah maupun di luar

sekolah. Oleh karena itu perlu perhatian bagi perawat sebagai provider yang dapat

menjalankan perannya sebagai konselor dan advocator dalam mempersiapkan serta

membina keluarga mendidik anak-anaknya menjadi manusia yang

berkualitas(Manurung, 2018).

B. Tujuan Penulisan

1. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga dengan anak sekolah


2. Mampu menentukan diagnosa keperawatan keluarga dengan anak sekolah
3. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga dengan anak
sekolah.
4. Mampu melakukan tindakan keperawatan yang telah direncanakan pada
keluarga dengan anak sekolah
5. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan keluarga yang telah dilakukan
pada keluarga dengan anak sekolah
C. Manfaat

Dapat menambah informasi dan wawasan tentang asuhan keperawatan


keluarga dengan tahap perkembangan anak sekolah

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan

adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan

meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta social dari tiap anggota

keluarga. Tempat dimana individu tumbuh, berkembang dan belajar mengenai

nilai-nilai yang dapat membentuk kepribadiannya kelak. Proses belajar tersebut

berjalan terus-menerus sepanjang individu tersebut hidup. keluarga adalah wadah

yang sangat penting diantara individu dan grup, dan merupakan kelompok sosial

yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya, keluarga sudah barang tentu

yang pertama-tama pula menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi kehidupan

anak-anak(mahadika, 2019)

B. Fungsi Keluarga

Terdapat 8 fungsi keluarga dan berikut penjelasannya antara lain sebagai

berikut(Herawati et al., 2020) :

1. Fungsi Keagamaan

Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak mengenal,

menanamankan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama,

sehingga bisa menjadi insan-insan yang agamis, berakhlak baik dengan

keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Fungsi Sosial Budaya

6
Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak mengenal,

menanamankan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama,

sehingga bisa menjadi insan-insan yang agamis, berakhlak baik dengan

keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa

3. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang

Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada seluruh anggota

keluarganya dalam mengembangkan kekayaan sosial budaya bangsa yang

beraneka ragam dalam satu kesatuan

4. Fungsi Perlindungan

Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung keluarganya dalam menumbuhkan

rasa aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap anggota keluarganya

5. Fungsi Reproduksi

Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan keturunannya yang

sudah menjadi fitrah manusia sehingga dapat menunjang kesejahteraan umat

manusia secara universal

6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan

Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada keluarganya dalam

mendidikketurunannyasehingga dapat menyesuaikan kehidupannya di masa

mendatang

7. Fungsi Ekonomi

Fungsi keluarga sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga

8. Fungsi Pembinaan Lingkungan

7
Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan kepada setiap anggota keluarganya

sehingga dapat menempatkan diri secara serasi, selaras, dan seimbang sesuai

dengan aturan dan daya dukung alam dan lingkungan yang setiap saat selalu

berubah secara dinamis

C. Tipe Keluarga

1. Keluarga Tradisional

a) The Nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak

b) The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama

dalam satu rumah.

c) Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang

sudah memisahkan diri.

d) The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan

anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar

karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.

e) The extended family

Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu

rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-

nenek), keponakan

8
f) The single parent famili

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, 5 hal

ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan

(menyalahi hukum pernikahan)

g) Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota

tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa

berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”

h) Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal

bersama dalam satu rumah.

i) Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling

berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang

sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll)

j) Blended family

Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan

membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya

k) The single adult living alone/single adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena

pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)

2. Keluarga Non Tradisional

9
a) The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari

hubungan tanpa nikah

b) The stepparent family

Keluarga dengan orang tua tiri

c) Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan

saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang

sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas

kelompok/membesarkan anak bersama.

d) The nonmarital heterosexsual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui

pernikahan.

e) Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana

”marital pathners”

f) Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena

beberapa alasan tertentu

g) Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,

yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi

10
sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.

h) Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu

sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,

pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya

i) Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di

dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu

mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

j) Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang

permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan

ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

k) Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang

mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi

berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam

kehidupannya(GININTASASI, 2016).

D. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Aekolah

1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan

mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat

2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

11
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

4) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual

5) Menyediakan aktivitas untuk anak(Post & Appendiktomi, 2020)

E. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul

Masalah keperawatan yang mungkin terjadi pada anak usia sekolah adalah(Alifia,

2021) :

1) Resiko cedera

2) Resiko Trauma

3) Resiko Keracunan

4) Resiko Infeksi

5) Gangguan Penanganan Pemeliharaan Rumah

6) Perubahan menjadi Orang tua

7) Perubahan Pertumbuhan dan Perkembangan

8) Gangguan Komunikasi verbal

F. Peran Perawat

1) Monitor perkembangan anak masa kanak-kanak, perujukan bila ada indikasi

2) Pendidik dalam tindakan pertolongan pertama dan kedaruratan

3) Koordinator dengan layanan pediatri

4) Penyedia imunisasi

5) Konselor pada nutrisi dan latihan

6) Pendidik dalam isu pemecahan masalah mengenai kebiasaan kesehatan

7) Pendidik tentang hygiene perawatan gigi

12
BAB III

TINJAUN KASUS

A. Data Umum

1) Nama Kepala Keluarga : Tn. S

2) Umur : 38 tahun

3) Alamat : Kelurahan Tembalang RT. 1 RW. 1 No 9

4) Pekerjaan Kepala Keluarga : Swasta

5) Pendidikan Kepala Keluarga : Tamatan SLTA

6) Komposisi Keluarga

Status Imunisasi
B Cam
pak
C
No Nama J K Hub. Umur Pendidik
dgn KK G Polio DPT Hep
-an 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Ket
1 Ibu . T P Istri 36 th SLTA √ √ √ √ √ √ √ √√ √√
2 An. A P Anak 12 th SD √ √ √ √ √ √ √ √√ √√
3 An. S L Anak 8 th SD √ √ √ √ √ √ √ √√ √√
7) Genogram

13
Keterangan:
Keluarga ini terdiri dari Bapak S, Ibu T, dan dua orang anaknya. Bapak S
berusia 38 tahun sedangkan ibu T berusia 36 tahun. Anak pertama An.A
berusia 12 tahun, anak ke dua An.S berusia 8 thn.

8) Tipe Keluarga

Keluarga Bapak S merupakan keluarga inti (nuclear family) yang terdiri

sepasang suami isteri yang memiliki 2 orang anak. Anak pertama An.A

berusia 12 tahun, anak kedua An. S berusia 8 thn.

9) Suku

Bapak S dan ibu T berasal dari Tembalang Jawa Tengah, suku jawa. Bahasa
dominan yang mereka gunakan adalah bahasa Indonesia. Terkait budaya,
keluarga Bapak S tidak memiliki ritual khusus untuk mengatasi penyakit
yang ada pada keluarga. Keluarga sudah bisa menggunakan fasilitas
kesehatan dengan baik.

10) Agama

Bapak S dan Ibu T beragama Islam. Keluarga bapak S sehari-hari


mejalankan ajaran Islam sholat 5 waktu, puasa Ramadhan, dan mengaji. Ibu
T mengatakan tidak ada permasalahan pada diri dan keluarganya untuk
menjalankan ibadah, dan tidak ada keyakinan dalam agamanya yang
mengganggu kesehatan keluarganya. Ketika ada anggota keluarga yang
sedang sakit, keluarga juga selalu mendoakan untuk kesembuhan anggota
keluarga yang sakit tersebut.

14
11) Status Sosial Ekonomi

Bapak S bekerja sebagai supir pribadi. Sedangkan ibu T sebagai ibu rumah

tangga yang mengurusi rumah tangga. Saat ini, Keluarga Bapak S tinggal

dirumah kontrakan. Pendapatan Bapak S perbulan adalah sekitar Rp

1.500.000. Ibu T mengatakan penghasilan Bapak S diperhitungkan untuk

sebulan, cukup tidak cukup dibiasakan untuk cukup.

12) Aktivitas Rekreasi Keluarga

Keluarga bapak S jarang berekreasi ke tempat wisata karena tidak ada dana

khusus. Tetepi ibu T mengatakan 1 tahun sekali pasti ajak anak-anak

berenang.

B. Riwayat dan Perkembangan Keluarga

1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Tahap perkembangan keluarga Bapak S saat ini adalah keluarga dengan anak
remaja. Karena anak pertama berusia 12 tahun dan akan masuk sekolah SMP.
Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi saat ini antara lain :

a) Bertanggung jawab terhadap sistem keuangan keluarga

b) Menetapkan pembagian tanggung jawab dalam keluarga

c) Memperbaiki hubungan dengan saudara, teman dan kerabat

15
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Keluarga bapak.S mengatakan saat ini belum dapat menyediakan fasilitas untuk

individu yang berbeda dan kebutuhan anggota keluarga. Bapak.S belum dapat

menyediakan kamar pribadi untuk anak-anaknya karena rumah mereka masih

ngontrak.

3) Riwayat Keluarga Inti


Bapak S dan Ibu T menikah pada tahun 2000. Ibu T dan Bapak S mengaku

saling mencintai. Setelah satu tahun menikah lahirlah anak pertama. 2004

kemudian anak kedua lahir.

4) Riwayat Keluarga Sebelumnya


Bapak S berasal dari keluarga besar (5 bersaudara) yang bersuku jawa. Orang

tua Bapak S tidak memiliki riwayat penyakit tertentu. Sampai sekarang, orang

tua Bapak S masih sehat dan masih bekerja sebagai petani. Ibu T adalah anak ke

dua dari empat bersaudara. Orang tua dari ibu T juga tidak ada riwayat penyakit

tertentu

C. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik Rumah

Keluarga bapak S tinggal dirumah kontrakkan yang berukuran 3X6 m2 yang

berada di RT 05 RW 03 kelurahan Tembalang. Rumah ini bertipe permanen,

dengan lantai keramik. Kamar mandi ada di dalam rumah. Pencahayaan pada

malam hari menggunakan listrik. Rumah terdiri dari 3 ruang yaitu ruang tamu,

ruang tidur dan dapur. Di dapur, terdapat kamar mandi dan tempat mencuci

pakaian. Pada ruang tamu terdapat dua buah jendela. Pencahayaan dan sirkulasi

16
udara pada rumah Bapak S baik karena semua jendela dibuka pada siang hari.

Rumah terlihat rapih dan bersih.

Denah Rumah :

Ruang Tamu
Kamar

Tidur
Dapur Kamar

Mandi

2) Karakteristik Tetangga dan Komunitas

Tipe komunitas dan lingkungan keluarga Bapak S adalah kontrakan padat.

Kondisi tempat tinggal dan jalan terpelihara dengan baik. Sanitasi karena padat

dibuang ke pembuangan buatan dan rumah bersih, tidak ada terlihat sampah

yang menumpuk. Keluarga Bapak S tinggal di lingkungan masyarakat yang

mayoritas penduduk asli daerah setempat dan pendatang. Sebagian besar

tetangga bekerja sebagai karyawan swasta dan buruh. Terjalin hubungan yang

baik dengan tetangga. Ibu T biasa berkumpul dengan tetangga, sedangkan Bapak

S terkadang ikut kumpul juga dengan para tetangga terutama pada malam hari

selesai pulang kerja.

3) Mobilitas Geografi Keluarga

Keluarga Bapak S tinggal dirumah tersebut sejak menikah. Dari rumah ke

pelayanan kesehatan seperti RS atau puskesmas mereka harus naik kendaraan

karena letaknya jalan menuju jalan raya kedepan. Keluarga Bapak S biasanya

17
menggunakan angkot untuk pergi ketempat kerja atau ke pelayanan kesehatan

dan lain-lain.

4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Keluarga Bapak S biasanya berkumpul pada malam hari setelah semua

kesibukan anggota keluarga masing-masing selesai atau kadang tidak bertemu

karena bapak S suka pulang telat malam. Pada sore dan malam hari, biasanya

keluarga ini berkumpul, makan malam berama, dan menonton TV. Kebersamaan

di malam hari biasanya digunakan keluarga untuk bercerita dan berdiskusi

apabila terdapat masalah dalam keluarga. Bapak S mengatakan bahwa hubungan

antar aggota pada keluarga Bapak S sangat baik. Sama halnya dengan hubungan

antar anggota keluarga, hubungan dengan tetangga sekitar juga terjalin sangat

baik meskipun Ibu T dan Bapak S jarang mengikuti perkumpulan RT

5) Sistem Pendukung keluarga

Fasilitas yang dimanfaatkan keluarga untuk pemeliharaan dan pemeriksaan

kesehatan adalah Puskesmas. Biasanya kalau Ibu T atau Bapak S merasakan

sakit, Ibu T dan Bapak S biasanya langsung berobat ke puskesmas atau ke

dokter praktek dekat rumah. Keluarga memiliki jaminan kesehatan yaitu

jamkesda.

D. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Bapak S dan Ibu T mengatakan setiap hari pasti selalu berkomunikasi. Jika ada

hal yang penting selalu dibicarakan bersama. Ibu T mengatakan suaminya mau

18
mendengarkan keluhan-keluhannya, begitupun juga sebaliknya. Ibu T merasa ia

lebih terbuka jika berbicara dengan suaminya. Ibu T mengatakan tidak ada

masalah komunikasi pada keluarga ini. Semua masalah bisa diselesaikan dengan

cara berkomunikasi dan mencari jalan keluarnya

2) Struktur kekuatan keluarga

Dalam keluarga Bapak S yang mengambil keputusan adalah Bapak S bersama

Ibu T. Jika ada masalah dalam keluarga selalu dibicarakan bersama. Ibu T patuh

pada suaminya. Begitu juga halnya dengan anak-anaknya.

3) Struktur Peran

Bapak S dalam keluarga berperan sebagai kepala keluarga, dalam rumah

tangganya hanya Bapak S yang berperan sebagai pencari nafkah. Bapak S

mengatakan dirinya merasa senang sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah,

walau pendapatan yang ia terima sebagai supir pribadi sangat pas-pasan dalam

memenuhi kebutuhan keluarganya. Ibu T dalam keluarganya berperan sebagai

istri dan Ibu T sehari-hari mengurusi rumah tangganya. Ibu T merasa bahagia,

dan puas dengan pernikahannya. Ibu T mengatakan ia patuh pada suaminya

sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan dalam keluarganya. An. A

sebagai anak tertua di rumah, merupakan anak yang bertanggung jawab. Ibu T

mengatakan bahwa An. A suka membantu menjaga adik – adiknya. Ibu T juga

mengatakan bahwa An. S merupakan anak yang patuh pada orang tua dan sangat

menyayangi kedua orang tuanya.

4) Nilai dan norma keluarga

19
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga disesuaikan dengan nilai dalam

agama Islam yang dianutnya serta norma masyarakat di sekitarnya. Keluarga ini

menggangap suatu kondisi sakit sebagai bagian dari siklus kehidupan. Terkait

dengan norma agama, Ibu T menggangap datangnya penyakit sebagai cobaan

dari Tuhan YME

E. Fungsi Keluarga

1) Fungsi Afektif

Bapak S dan Ibu T saling menghormati dan menyayangi satu sama lain, begitu

juga terhadap orang tua mereka yang berada di kota lain. Bila ada masalah selalu

Bapak S dan Ibu T bicarakan bersama. Ibu T sangat menyayangi suami dan

keluarga suaminya. Hubungan persaudaraan antara anak-anak Ibu T sangat

harmonis. Mereka tidak pernah bertengkar. Semua merasa saling menyayang .

2) Fungsi sosial

Keluarga Bpk. S, terutama Ibu T selalu mengingatkan anak-anaknya untuk

senantiasa bersikap sopan jika bergaul dengan orang lain. Bapak S dan Ibu T

selalu berinteraksi satu sama lain begitu juga dengan kedua keluarga besar

mereka. Biasanya Bapak S dan Ibu T berinteraksi dengan keluarga besar Bapak

S yang berada di kampung melalui telpon. Begitu juga dengan tetangga Ibu T.

jika siang hari dan tidak ada pekerjaan, Ibu T biasanya berkunjung ke rumah

saudara- saudaranya yang rumahnya tidak jauh dari rumah Ibu T.

20
3) Fungsi Perawatan Kesehatan

Bapak S mengatakan saat ini tidak ada keluhan masalah kesehatan. Bapak S

memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus perhari. Bapak S juga memiliki

kebiasaan minum kopi 2 gelas perhari. Bapak S makan 3x per hari. Saat ditanya

mengenai akibat dari merokok dan minum kopi, bapak S mengatakan menyadari

bahwa minum kopi dan merokok tidak baik untuk kesehatan

Ibu T mengatakan saat ini tidak memiliki keluhan masalah kesehatan. Ibu T

mengatakan memliki riwayat sakit maag. Sakit maag akan kambuh jika ibu T

telat makan. Ibu T mengatakan selalu makan teratur agar sakit maag nya tidak

kambuh. Ibu T mengatakan saat ini sakit maag nya bukanlah masalah kesehatan

utama dikeluarganya.Saat ini ibu T menggunakan KB suntik 3 bulan sekali.

An.A saat ini dalam kondisi sehat, namun ibu T mengatakan An.A yang paling

mudah terserang penyakit batuk pilek jika terlalu capek atau jika ada orang lain

yang batuk pilek. Ibu T mengatakan An.A mengalami penyakit ISPA yang

muncul jika daya tahan tubuh menurun. Ibu T mengatakan selalu memberi obat

batuk yang dibeli diapotik jika An.A batuk pilek. Ibu T mengatakan akan

membawa An.A ke puskesmas jika batuk pilek sudah 1 minggu tak sembuh.

An. S saat ini tidak ada keluhan masalah kesehatan. Menurut ibu T dalam

keluarga yang paling tampak kurus adalah an.S. Ibu T mengatakan An.S sulit

makan dirumah, makan hanya 1-2x sehari , setiap makan hanya 1 centong nasi

ditambah lauk. Ibu T mengatakan An. S tidak pernah menghabiskan

makanannya. Ibu T mengatakan jarang masak dirumah karna bingung dengan

21
menu masakan. Ibu T mengatakan jika tidak masak dirumah, beliau akan

membeli ayam siap saji atau menggoreng nuggets untuk makan anak – anaknya.

Ibu T mengatakan jika masak dirumah, memasak nasi ditambah 1 macam lauk

ikan atau ayam, terkadang ditambah sayur. Ibu T mengatakan meskipun An.S

tampak kurus, namun An.S termasuk anak yang aktif dan jarang sakit. Ibu T

mengatakan An.S sering jajan diluar dan disekolah. Ibu T mengatakan selalu

menuruti An.S jika ingin jajan. Ibu T mengatakan tidak pernah membawakan

bekal ke sekolah. Ibu T mengatakan meskipun An.S kurus tapi tidak ada

massalah dalam belajar. An.S (8 th) mengatakan bosan makan dirumah karna

lauknya itu – itu saja. An. S mengatakan senang jajan chiki dan mie instan dan

es di warung. Bapak S mengatakan An.S memang kurus karna BB lahirnya juga

kecil. Bapak S mengatakan merasa penasaran apakah benar anaknya kurang gizi

atau tidak. Keluarga bapak S mengatakan belum mengetahui pengertian gizi

kurang, penyebab serta tanda dan gejalanya. Keluarga juga mengatakan tidak

tahu jumlah takaran makanan yang sesuai untuk anak usia sekolah. Bapak S

mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka akan segera membawa ke

puskesmas. Ibu T mengatakan ingin mengetahui mengenai gizi seimbang agar

an.S bisa gemuk.

F. Stres dan Koping Keluarga

1) Stresor jangka panjang dan pendek

a) Stresor jangka pendek

Ibu T mengatakan saat ini sedang memikirkan biaya sekolah An. A yang

22
tahun ini masuk SMP. Terkadang bila ada masalah ini menjadikan Ibu S

susah tidur. Bila merasa banyak pikiran lebih mengungkapkan perasaan

dengan suami.

b) Stresor jangka panjang

Ibu T mengatakan bahwa stressor jangka panjang adalah ingin memiliki

rumah sendiri dan ingin melihat anak-anaknya bisa sekolah sampai

perguruan tinggi

2) Kemampuan untuk berespon terhadap situasi/stresor

Keluarga mengatakan tiap ada masalah, keluarga mencoba untuk ikhlas. Berdoa

dan melakukan ibadah kepada Allah adalah cara terbaik yang biasa dilakukan

oleh keluarga. Ibu T mengatakan sangat menyayangi keluarganya, sehingga ia

berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk keluarganya. Begitu juga halnya

dengan masalah kesehatan. Walaupun mengaku tidak mengerti banyak hal

tentang penyakit, Ibu T tidak pernah menyepelekan penyakit yang menyerang

salah satu anggota keluarganya. Kalau merasa tidak enak badan, biasanya Ibu T

langsung membawa anggota keluarganya untuk berobat ke puskesmas, jika tidak

sempat, Ibu T biasanya membelikan obat yang tersedia di apotik

3) Strategi koping yang digunakan

Diskusi dan komunikasi antar anggota keluarga adalah cara yang digunakan oleh

keluarga ini dalam menghadapi stress. Bapak S merasa sangat menyayangi Ibu

T. sebaliknya, Ibu T selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik demi

23
keluarganya

4) Strategi adaptaasi disfungsional

Ibu T suka termenung sendiri jika memikirkan masalah biaya sekolah anak-

anaknya. Ibu T dan suaminya selalu membicarakan bersama-sama masalah

mereka. Sebagai istri yang baik, Ibu T selalu mendukung apapun yang dilakukan

oleh suaminya

G. Harapan Keluarga

Dengan adanya mahasiswa keluarga merasa senang ada teman untuk berdiskusi dan

berharap mahasiswa dan pihak lainnya mau membantu keluarga Ibu T untuk

mengatasi masalah kesehatan keluarganya khususnya masalah kesehatan An.S.

ANALISA DATA

N DATA MASALAH DIAGNOSA

O KEPERAWATAN

1 Data Subjektif: Perubahan nutrisi Ketidakseimbangan


kurang dari nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh
a) Ibu T mengatakan dalam pada An. S
keluarga, An. S (8.5th) yang
tampak paling kurus
b) Ibu T mengatakan An.S sulit
makan dirumah, pada An. S
makan hanya 1-2x sehari,
setiap makan hanya 1centong
nasi ditambah lauk
c) Ibu T mengatakan An. S tidak
pernah menghabiskan

24
makanannya
d) Ibu T mengatakan jarang
masak dirumah karna bingung
dengan menu masakan
e) Ibu T mengatakan jika tidak
masak dirumah, beliau akan
membeli ayam siap saji atau
menggoreng nuggets untuk
makan anak – anaknya
f) Ibu T mengatakan jika masak
dirumah, memasak nasi
ditambah 1 macam lauk ikan
atau ayam, terkadang
ditambah sayur
g) Ibu T mengatakan meskipun
An.S tampak kurus, namun
An.S termasuk anak yang
aktif dan jarang sakit
h) Ibu T mengatakan An.S
sering jajan diluar dan
disekolah
i) Ibu T mengatakan selalu
menuruti An.S jika ingin jajan
j) Ibu T mengatakan tidak
pernah membawakan bekal ke
sekolah
k) Ibu T mengatakan meskipun
An.S kurus tapi tidak ada
massalah dalam belajar
l) An.S mengatakan bosan
makan dirumah karna lauknya
itu – itu saja
m) An. S mengatakan senang
jajan chiki dan mie instan dan
es di warung

Data Objektif:

a) An.S tampak kurus


b) Rambut An.S tampak merah
c) BB 16 kg, TB 113cm, IMT
12.5(Berat badan kurang),
LLA 15 cm
d) antropometri (IMT/U) An. S

25
tergolong kurus
e) konjungtiva tidak anemis,
perut tidak buncit
f) kedua kaki tidak edema

2 Data Subjektif: Defisit Defisit pengetahuan

pengetahuan b.d b.d


a) Ibu T mengatakan An.A yang
paling mudah terserang ketidakmampuan ketidakmampuan
penyakit batuk pilek jika
terlalu capek atau jika ada keluarga dalam keluarga dalam
orang lain yang batuk pilek.
b) Ibu T mengatakan An.A mengenal mengenal masalah
mengalami penyakit ISPA,
tetapi tidak paham ISPA itu masalah kesehatan
apa
c) Ibu T mengatakan selalu kesehatan
memberi obat batuk yang
dibeli diapotik jika An.A
batuk pilek
d) Ibu T mengatakan akan
membawa An.A ke
puskesmas jika batuk pilek
sudah 1 minggu tak sembuh.

Data Objektif:

a) Pernapasan: 21 x/mnt, Suhu:


36.2 0 C, Nadi: 100 x/mnt
b) Ronchi -/- , suara napas
vesikular, otot bantu napas
tidak ada.
c) Tak tampak pengeluaran
lendir dari hidung

3 Data Subjektif: Perilaku Perilaku cenderung


cenderung beresiko pada Bpk. S
beresiko
a) Bapak S mengatakan
memiliki kebiasaan
merokok 1 bungkus perhari.
b) Bapak S juga memiliki

26
kebiasaan minum kopi 2 gelas
perhari.
c) Bapak S mengatakan
menyadari bahwa minum
kopi dan merokok tidak baik
untuk kesehatan.

Data Objektif:

a) TD: 120/80 mmHg, Nadi: 84


x/mnt,
b) RR: 18 x/mnt, Suhu: 36,3 0 C
c) BJ I & II normal, murmur (-),
gallop (-
d) ), suara napas vesikuler,
ronchi -/-, wheezing -/-,sesak
(-)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada An.S

2. Defisit pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

kesehatan

3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA SLKI SIKI
(Standar Intervensi
(Standar Luaran
Keperawatan Indonesia) Keperawatan Indonesia)
1 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (I.
nutrisi : kurang dari keperawatan selama 3x24 03119)
kebutuhan tubuh jam, maka status nutrisi
pada An.S membaik. Dengan kriteria Observasi:
hasil :
Status Nutrisi (L.03030) - ldentifikasi status
a. Porsi makan yang nutrisi

27
dihabiskan meningkat - ldentifikasi alergi
b. Kekuatan otot dan intoleransi
pengunyah meningkat makanan
c. Kekuatan otot menelan - ldentifikasi
makanan yang
meningkat disukai
d. Perasaan cepat kenyang - ldentifikasi
menurun kebutuhan kalori
e. Nyeri abdomen dan jenis nutrient
menurun - ldentifikasi
f. Sariawan menurun perlunya
g. Berat badan membaik penggunaan selang
h. Bising usus membaik nasogastric
i. Nafsu makan membaik - Monitor asupan
makanan
j. Membran mukosa - Monitor berat
membaik badan
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium

Terapeutik:

- Lakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
- Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan , jika
perlu
- Hentikan
pemberian makanan
melalui selang

28
nasogastric jika
asupan oral dapat
ditoleransi

Edukasi:

- Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan

Kolaborasi:

- Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetic), jika
perlu
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu

2 Defisit Setelah dilakukan tindakan Edukasi Proses


keperawatan selama 3x24 Keluarga (I.12443)
pengetahuan b.d jam, masalah deficit
pengetahuan dapat tertasi. Observasi
ketidakmampuan Dengan kriteria hasil : - Identifikasi
Tingkat kesiapan dan
keluarga dalam Kepatuhan(L.12110) kemampuan
menerima informasi
- Verbalisasi kemauan
Terapeutik
mengenal memenuhi program
- Sediakan materi dan
perawatan atau
media pendidikan kesehatan
masalah pengobatan
- Berikan kesempatan
- Perilaku mengikuti untuk bertanya
program perawatan
atau pengobatan Edukasi

29
kesehatan - Jelaskan penyebab dan
faktor resiko penyakit
( ISPA)
- jelaskan tanda dan gejala
yang ditimbulkan oleh
penyalit
- Ajarkan cara meredakan
atau mengatasi gejala yang
di rasakan
- ajarkan cara
meminimalkan efek
samping dari intervensi
atau pengobatan
3 Perilaku Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan

kesehatan keperawatan selama 3x24 jam, (I.12383)

masalah perilaku kesehatan Observasi :


cenderung
cenderung beresiko dapat - Identifikasi perilaku upaya
beresiko
tertasi. Dengan kriteria hasil: kesehatan yang dapat

Perilaku kesehatan (L.12107) ditingkatkan

- Kemampuan Terapeutik:

melakukan Tindakan - Sediakan materi dan

pencegahan masalah media pendidikan kesehatan

kesehatan -Jadwalkan pendidikan

- Kemampuan kesehatan sesuai

peningkatan kesehatan kesepakatan

meningkat - Berikan kesempatan untuk

bertanya
- Pencapaian
Edukasi
pengendalian

kesehatan meningkat - Jelaskan faktor

risiko yang dapat

mempengaruhi

30
kesehatan

- Ajarkan perilaku

hidup bersih dan

sehat

- Ajarkan strategi

yang dapat

digunakan untuk

meningkatkan

perilaku hidup

bersih dan sehat.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

HARI KE I

NO Diagnosa Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi

Keperawatan

1 Ketidakseimbangan 09 September 09.00 Observasi: S:

nutrisi : kurang dari 2022 - ldentifikasi - An.S


status nutrisi
kebutuhan tubuh - ldentifikasi mengatakan
alergi dan
pada An.S malas makan
intoleransi
makanan sehari hanya 1-
- ldentifikasi
makanan yang 2x
disukai
- ldentifikasi O:
kebutuhan
kalori dan jenis - An.S tampak
nutrient

31
- ldentifikasi kurus
perlunya
penggunaan - BB 16 Kg
selang
A : Masalah
nasogastric
- Monitor asupan ketidakseimbangan
makanan
- Monitor berat nutrisi belum
badan
- Monitor hasil teratasi
pemeriksaan
laboratorium P : Intervensi di
09.20 lanjut dengan :
Terapeutik:
- Berikan
makanan
- Lakukan oral
tinggi kalori
hygiene dan tinggi
sebelum makan, protein
jika perlu - Berikan
- Sajikan suplemen
makanan secara makanan , jika
menarik dan perlu
suhu yang
sesuai
- Berikan
makanan tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi
- Berikan
makanan tinggi
kalori dan
tinggi protein
- Berikan
suplemen
makanan , jika
perlu

Edukasi:

09.40 - Anjurkan posisi


duduk, jika

32
mampu
- Ajarkan diet
yang
diprogramkan

Kolaborasi:
09.50
- Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda
nyeri,
antiemetic), jika
perlu
- Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu

2 Defisit 09 September 10.00 Observasi S : - Klien dan


- Identifikasi
pengetahuan b.d 2022 kesiapan dan keluarga
kemampuan
menerima mengatakan tidak
ketidakmampuan
informasi
Terapeutik mengetahui
keluarga dalam 10.20 - Sediakan materi dan
media pendidikan tentang penyakit
mengenal kesehatan
- Berikan kesempatan ISPA
masalah untuk bertanya
- Keluarga
kesehatan 10.30 Edukasi
- Jelaskan penyebab mengatakan tidak
dan faktor resiko
penyakit ( ISPA) tau penyebab

33
- jelaskan tanda dan terjadinya ISPA.
gejala yang ditimbulkan
oleh penyalit - Keluarga
- Ajarkan cara
meredakan atau mengatakan tidak
mengatasi gejala yang
di rasakan tahu cara merawat
- ajarkan cara
anggota keluarga
meminimalkan efek
yang sakit dengan
samping dari
ISPA
intervensi atau O : Klien dan

pengobatan keluarga nampak

bingung saat di

tanyakan tentang

penyakit ISPA

A : Masalah defisit

pengetahuan

belum teratasi

P : Intervensi di

lanjut dengan :

- Jadwalkan

kembali pertemuan

selanjutnya untuk

penyuluhan.

- Lakukan evaluasi

di akhir

penyuluhan

34
3 Perilaku 09 September 10.50 Observasi : S:

kesehatan 2022 - Identifikasi perilaku Keluarga Tn. S

upaya kesehatan yang mengatakan bahwa


cenderung
dapat ditingkatkan didalam keluarga
beresiko
Terapeutik: masih ada yang
11.00
- Sediakan materi dan merokok yaitu Tn.

media pendidikan S

kesehatan O:

-Jadwalkan pendidikan Keluarga tampak

kesehatan sesuai ada yang merokok

kesepakatan pada saat

- Berikan kesempatan melakukan

untuk bertanya pengkajian.

11.20 Edukasi A :Masalah belum

- Jelaskan faktor teratasi

risiko yang P:

dapat Lanjutkan

mempengaruhi intervensi.

kesehatan 1.Berikan

- Ajarkan pendidikan

perilaku hidup kesehatan

bersih dan sehat berkaitan dengan

- Ajarkan strategi bahaya merokok

yang dapat 2. Ajarkan stategi

35
digunakan yang munkin dapat

untuk digunakan untuk

meningkatkan melawan

perilaku hidup kebiasaannya atau

bersih dan sehat perilaku yang tidak

sehat

HARI KE II

NO Diagnosa Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi

Keperawatan

1 Ketidakseimbangan 10 September 09.00 Observasi: S:

nutrisi : kurang dari 2022 - ldentifikasi - An.S


status nutrisi
kebutuhan tubuh - ldentifikasi mengatakan
alergi dan
pada An.S malas makan
intoleransi
makanan sehari hanya 1-
- ldentifikasi
makanan yang 2x
disukai
- ldentifikasi O:
kebutuhan
kalori dan jenis - An.S tampak
nutrient
kurus
- ldentifikasi
perlunya - BB 16 Kg
penggunaan
selang A : Masalah
nasogastric
- Monitor asupan ketidakseimbangan
makanan
- Monitor berat nutrisi belum
badan
- Monitor hasil

36
pemeriksaan teratasi
laboratorium
09.20 P : Intervensi di
Terapeutik: lanjut dengan :

- Berikan
- Lakukan oral makanan
hygiene tinggi kalori
sebelum makan, dan tinggi
jika perlu protein
- Sajikan
makanan secara Berikan suplemen
menarik dan
makanan , jika
suhu yang
sesuai perlu
- Berikan
makanan tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi
- Berikan
makanan tinggi
kalori dan
tinggi protein
- Berikan
suplemen
makanan , jika
perlu
- Hentikan
pemberian
makanan
09.40 melalui selang
nasogastric jika
asupan oral
dapat
ditoleransi

Edukasi:

09.50 - Anjurkan posisi


duduk, jika
mampu
- Ajarkan diet

37
yang
diprogramkan

Kolaborasi:

- Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda
nyeri,
antiemetic), jika
perlu
- Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu

2 Defisit 10 September 10.00 Observasi S:


- Identifikasi
pengetahuan b.d 2022 kesiapan dan - Klien dan
kemampuan
menerima keluarga
ketidakmampuan
informasi
Terapeutik mengatakan sudah
keluarga dalam 10.20 - Sediakan materi dan
media pendidikan mengerti tentang
mengenal kesehatan
- Berikan kesempatan penyakit ISPA
masalah untuk bertanya
O:
kesehatan 10.30 Edukasi
- Jelaskan penyebab - Klien dan
dan faktor resiko
penyakit ( ISPA) keluarga tidak lagi
- jelaskan tanda dan
gejala yang ditimbulkan bingung tentang
oleh penyalit

38
- Ajarkan cara penyakit ISPA
meredakan atau
mengatasi gejala yang - Klien dan
di rasakan
- ajarkan cara keluarga

meminimalkan efek mengikuti program

perawatan atau
samping dari
pengobatan yang
intervensi atau
di berikan
pengobatan
- Klien

mengatakan mau

memenuhi

program

perawatan atau

pengobatan yang

diberikan.

- Keluarga dapat

menjawab 5 post

tes yang diberikan

A : Masalah defisit

pengetahuan

teratasi.

P:

Intervensi di lanjut

dengan : Lakukan

tes evaluasi terkait

39
materi yang telah

di berikan

3 Perilaku 10 September 10.50 Observasi : S:

kesehatan 2022 - Identifikasi perilaku Keluarga Tn. S

upaya kesehatan yang mengatakan bahwa


cenderung
dapat ditingkatkan didalam keluarga
beresiko
Terapeutik: masih ada yang
11.00
- Sediakan materi dan merokok yaitu Tn.

media pendidikan S

kesehatan O:

-Jadwalkan pendidikan Keluarga tampak

kesehatan sesuai ada yang merokok

kesepakatan pada saat

- Berikan kesempatan melakukan

untuk bertanya pengkajian.

11.20 Edukasi A :Masalah belum

- Jelaskan faktor teratasi

risiko yang P:

dapat Lanjutkan

mempengaruhi intervensi.

kesehatan 1.Berikan

- Ajarkan pendidikan

perilaku hidup kesehatan

bersih dan sehat berkaitan dengan

40
- Ajarkan strategi bahaya merokok

yang dapat 2. Ajarkan stategi

digunakan yang munkin dapat

untuk digunakan untuk

meningkatkan melawan

perilaku hidup kebiasaannya atau

bersih dan sehat perilaku yang tidak

sehat

HARI KE III

NO Diagnosa Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi

Keperawatan

1 Ketidakseimbangan 11 September 09.00 Observasi: S:

nutrisi : kurang dari 2022 - ldentifikasi - An.S


status nutrisi
kebutuhan tubuh - ldentifikasi mengatakan
alergi dan
pada An.S malas makan
intoleransi
makanan sehari hanya 1-
- ldentifikasi
makanan yang 2x
disukai
- ldentifikasi O:
kebutuhan
kalori dan jenis - An.S tampak
nutrient
kurus
- ldentifikasi
perlunya - BB 16 Kg
penggunaan
selang A : Masalah
nasogastric
- Monitor asupan ketidakseimbangan

41
makanan nutrisi belum
- Monitor berat
badan teratasi
- Monitor hasil
pemeriksaan P : Intervensi di
laboratorium lanjut dengan :
09.20
- Berikan
Terapeutik:
makanan
tinggi kalori
- Lakukan oral dan tinggi
hygiene protein
sebelum makan, - Berikan
jika perlu suplemen
makanan , jika
- Sajikan
perlu
makanan secara
menarik dan
suhu yang
sesuai
- Berikan
makanan tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi
- Berikan
makanan tinggi
kalori dan
tinggi protein
- Berikan
suplemen
makanan , jika
perlu
- Hentikan
pemberian
makanan
09.40 melalui selang
nasogastric jika
asupan oral
dapat
ditoleransi

Edukasi:

42
09.50 - Anjurkan posisi
duduk, jika
mampu
- Ajarkan diet
yang
diprogramkan

Kolaborasi:

- Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda
nyeri,
antiemetic), jika
perlu
- Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu

2 Defisit 11 September 10.00 Observasi S:


- Identifikasi
pengetahuan b.d 2022 kesiapan dan - Klien dan
kemampuan
menerima keluarga
ketidakmampuan
informasi
Terapeutik mengatakan sudah
keluarga dalam 10.20 - Sediakan materi dan
media pendidikan mengerti tentang
mengenal kesehatan
- Berikan kesempatan penyakit ISPA
masalah untuk bertanya
O:
kesehatan 10.30 Edukasi
- Jelaskan penyebab - Klien dan

43
dan faktor resiko keluarga tidak lagi
penyakit ( ISPA)
- jelaskan tanda dan bingung tentang
gejala yang ditimbulkan
oleh penyalit penyakit ISPA
- Ajarkan cara
meredakan atau - Klien dan
mengatasi gejala yang
di rasakan keluarga
- ajarkan cara
mengikuti program
meminimalkan efek
perawatan atau
samping dari
pengobatan yang
intervensi atau di berikan

pengobatan - Klien

mengatakan mau

memenuhi

program

perawatan atau

pengobatan yang

diberikan.

- Keluarga dapat

menjawab 5 post

tes yang diberikan

A : Masalah defisit

pengetahuan

teratasi.

P:

Intervensi di lanjut

44
dengan : Lakukan

tes evaluasi terkait

materi yang telah

di berikan

3 Perilaku 11 September 10.50 Observasi : S:

kesehatan 2022 - Identifikasi perilaku Keluarga Tn. S

upaya kesehatan yang mengatakan bahwa


cenderung
dapat ditingkatkan didalam keluarga
beresiko
Terapeutik: masih ada yang
11.00
- Sediakan materi dan merokok yaitu Tn.

media pendidikan S

kesehatan O:

-Jadwalkan pendidikan Keluarga tampak

kesehatan sesuai ada yang merokok

kesepakatan pada saat

- Berikan kesempatan melakukan

untuk bertanya pengkajian.

11.20 Edukasi A :Masalah belum

- Jelaskan faktor teratasi

risiko yang P:

dapat Lanjutkan

mempengaruhi intervensi.

kesehatan 1.Berikan

- Ajarkan pendidikan

45
perilaku hidup kesehatan

bersih dan sehat berkaitan dengan

- Ajarkan strategi bahaya merokok

yang dapat 2. Ajarkan stategi

digunakan yang munkin dapat

untuk digunakan untuk

meningkatkan melawan

perilaku hidup kebiasaannya atau

bersih dan sehat perilaku yang tidak

sehat

46
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,

kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional serta social dari tiap anggota keluarga

2) Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

a) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi

sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang

sehat

b) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

c) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

d) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual

e) Menyediakan aktivitas untuk anak

B. Saran

Sebaiknya sevagai seorang perawat selalu memberikan pendidikan

kesehatan kepada keluarga yang sudah mempunyai anak dengan usia

sekolah agar bisa menyiapkan kebutuhan kedepannya dengan baik

47
DAFTAR PUSTAKA

GININTASASI, R. (2016). Konsep Keluarga. Journal of Psikologi, 53(9), 1–20.


http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/MAKALAH_KELUARGA.pdf
http://www.fao.org/3/I8739EN/i8739en.pdf%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/
j.adolescence.2017.01.003%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/
j.childyouth.2011.10.007%0Ahttps://www.tandfonline.com/doi/full/
10.1080/23288604.2016.1224023%0Ahttp://pjx.sagepub.com/lookup/doi/10
Herawati, T., Pranaji, D. K., Pujihasvuty, R., & Latifah, E. W. (2020). Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Pelaksanaan Fungsi Keluarga di Indonesia. Jurnal Ilmu
Keluarga Dan Konsumen, 13(3), 213–227.
https://doi.org/10.24156/jikk.2020.13.3.213
Kharisma, F., Rasni, H., & Purwandari, R. (2018). Hubungan Pencapaian Tugas
Perkembangan Keluarga Tahap VIII ( Aging Family ) dengan Perilaku
Pemenuhan Kebutuhan Spiritual : Sholat Pada Lansia ( The Correlation between
Eight Stage ( Aging Family ) of Family Development Task with the Behavior of
Spiritual. 6(3).
mahadika. (2019). KonsepKeluarga. Jurnal Publikasi, 5(2), 5–24.
Manurung, L. N. (2018). asuhan keperawatan hipertensi pada tn.A diwilayah kerja
Puskesmas Margangsan Kota Yogyakarta. 1–45. http://repository.ump.ac.id/2753/
Post, P., & Appendiktomi, O. (2020). p-ISSN 2615-286X | e-ISSN 2798-5075 DOI
1052646. 23–31.
Task, F. D., Satisfaction, T. H. E., Marriage, O. F., Early, I. N., & Couple, M. (2017).
PASANGAN MENIKAH USIA MUDA. 10(2), 83–94.

48

Anda mungkin juga menyukai