ANAK SEKOLAH
Disusun oleh :
1. Amat Riyadi 2107075
2. Diyan Pratama 2107035
3. Fitri Dwi Aprilia 2107039
4. Hersat Yudha 2107042
5. Iwan Nurrozi 2107045
6. Martiyastuti Gandarini 2107051
7. Rotin Megawati 2107080
8. Yulita Indraswari 2107072
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Askep Keluarga pada
Tahap Perkembangan Anak Sekolah”. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas
Husada Semarang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................................
1.3 Manfaat Penulisan...................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS...............................................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................................................
4.2 Saran......................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sepanjang waktu. Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau kurun
waktu tertentu. Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses(Kharisma et al.,
2018).
sedang), keluarga dengan anak pertama <30 bulan (anak lahir), keluarga dengan
anak prasekolah (3-5 tahun), dan keluarga dengan anak usia sekolah ( 6-12 tahun),
keluarga dengan anak di bawah umur (13-20 tahun), keluarga dengan anak dewasa
(anak pertama meninggalkan rumah), keluarga paruh baya (keluarga paruh baya).
Menurut Harmoko (2012), anak usia sekolah adalah 6 tahun. Usia di sekolah
mengacu pada jumlah anak yang telah memperoleh dasar pengetahuan agar berhasil
Tahap perkembangan keluarga keempat dimulai saat anak masuk sekolah pada
usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga
masing anak memiliki aktivitas dan minat sendiri. Demikian pula orangtua yang
4
mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Untuk itu keluarga perlu
Pada tahap ini orangtua perlu belajar berpisah dengan anak, memberi
kesempatan pada anak untuk bersosialisasi baik aktivitas di sekolah maupun di luar
sekolah. Oleh karena itu perlu perhatian bagi perawat sebagai provider yang dapat
berkualitas(Manurung, 2018).
B. Tujuan Penulisan
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta social dari tiap anggota
yang sangat penting diantara individu dan grup, dan merupakan kelompok sosial
yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya, keluarga sudah barang tentu
anak-anak(mahadika, 2019)
B. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Keagamaan
keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa
6
Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak mengenal,
keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa
4. Fungsi Perlindungan
rasa aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap anggota keluarganya
5. Fungsi Reproduksi
Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada keluarganya dalam
mendatang
7. Fungsi Ekonomi
7
Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan kepada setiap anggota keluarganya
sehingga dapat menempatkan diri secara serasi, selaras, dan seimbang sesuai
dengan aturan dan daya dukung alam dan lingkungan yang setiap saat selalu
C. Tipe Keluarga
1. Keluarga Tradisional
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
c) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-
nenek), keponakan
8
f) The single parent famili
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, 5 hal
g) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa
h) Multigenerational family
i) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
j) Blended family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
9
a) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
c) Commune family
saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
pernikahan.
”marital pathners”
f) Cohabitating couple
g) Group-marriage family
yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi
10
sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu
i) Foster family
dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
j) Homeless family
k) Gang
kehidupannya(GININTASASI, 2016).
11
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
Masalah keperawatan yang mungkin terjadi pada anak usia sekolah adalah(Alifia,
2021) :
1) Resiko cedera
2) Resiko Trauma
3) Resiko Keracunan
4) Resiko Infeksi
F. Peran Perawat
4) Penyedia imunisasi
12
BAB III
TINJAUN KASUS
A. Data Umum
2) Umur : 38 tahun
6) Komposisi Keluarga
Status Imunisasi
B Cam
pak
C
No Nama J K Hub. Umur Pendidik
dgn KK G Polio DPT Hep
-an 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Ket
1 Ibu . T P Istri 36 th SLTA √ √ √ √ √ √ √ √√ √√
2 An. A P Anak 12 th SD √ √ √ √ √ √ √ √√ √√
3 An. S L Anak 8 th SD √ √ √ √ √ √ √ √√ √√
7) Genogram
13
Keterangan:
Keluarga ini terdiri dari Bapak S, Ibu T, dan dua orang anaknya. Bapak S
berusia 38 tahun sedangkan ibu T berusia 36 tahun. Anak pertama An.A
berusia 12 tahun, anak ke dua An.S berusia 8 thn.
8) Tipe Keluarga
sepasang suami isteri yang memiliki 2 orang anak. Anak pertama An.A
9) Suku
Bapak S dan ibu T berasal dari Tembalang Jawa Tengah, suku jawa. Bahasa
dominan yang mereka gunakan adalah bahasa Indonesia. Terkait budaya,
keluarga Bapak S tidak memiliki ritual khusus untuk mengatasi penyakit
yang ada pada keluarga. Keluarga sudah bisa menggunakan fasilitas
kesehatan dengan baik.
10) Agama
14
11) Status Sosial Ekonomi
Bapak S bekerja sebagai supir pribadi. Sedangkan ibu T sebagai ibu rumah
tangga yang mengurusi rumah tangga. Saat ini, Keluarga Bapak S tinggal
Keluarga bapak S jarang berekreasi ke tempat wisata karena tidak ada dana
berenang.
Tahap perkembangan keluarga Bapak S saat ini adalah keluarga dengan anak
remaja. Karena anak pertama berusia 12 tahun dan akan masuk sekolah SMP.
Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi saat ini antara lain :
15
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Keluarga bapak.S mengatakan saat ini belum dapat menyediakan fasilitas untuk
individu yang berbeda dan kebutuhan anggota keluarga. Bapak.S belum dapat
ngontrak.
saling mencintai. Setelah satu tahun menikah lahirlah anak pertama. 2004
tua Bapak S tidak memiliki riwayat penyakit tertentu. Sampai sekarang, orang
tua Bapak S masih sehat dan masih bekerja sebagai petani. Ibu T adalah anak ke
dua dari empat bersaudara. Orang tua dari ibu T juga tidak ada riwayat penyakit
tertentu
C. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
dengan lantai keramik. Kamar mandi ada di dalam rumah. Pencahayaan pada
malam hari menggunakan listrik. Rumah terdiri dari 3 ruang yaitu ruang tamu,
ruang tidur dan dapur. Di dapur, terdapat kamar mandi dan tempat mencuci
pakaian. Pada ruang tamu terdapat dua buah jendela. Pencahayaan dan sirkulasi
16
udara pada rumah Bapak S baik karena semua jendela dibuka pada siang hari.
Denah Rumah :
Ruang Tamu
Kamar
Tidur
Dapur Kamar
Mandi
Kondisi tempat tinggal dan jalan terpelihara dengan baik. Sanitasi karena padat
dibuang ke pembuangan buatan dan rumah bersih, tidak ada terlihat sampah
tetangga bekerja sebagai karyawan swasta dan buruh. Terjalin hubungan yang
baik dengan tetangga. Ibu T biasa berkumpul dengan tetangga, sedangkan Bapak
S terkadang ikut kumpul juga dengan para tetangga terutama pada malam hari
karena letaknya jalan menuju jalan raya kedepan. Keluarga Bapak S biasanya
17
menggunakan angkot untuk pergi ketempat kerja atau ke pelayanan kesehatan
dan lain-lain.
karena bapak S suka pulang telat malam. Pada sore dan malam hari, biasanya
keluarga ini berkumpul, makan malam berama, dan menonton TV. Kebersamaan
antar aggota pada keluarga Bapak S sangat baik. Sama halnya dengan hubungan
antar anggota keluarga, hubungan dengan tetangga sekitar juga terjalin sangat
jamkesda.
D. Struktur Keluarga
Bapak S dan Ibu T mengatakan setiap hari pasti selalu berkomunikasi. Jika ada
hal yang penting selalu dibicarakan bersama. Ibu T mengatakan suaminya mau
18
mendengarkan keluhan-keluhannya, begitupun juga sebaliknya. Ibu T merasa ia
lebih terbuka jika berbicara dengan suaminya. Ibu T mengatakan tidak ada
masalah komunikasi pada keluarga ini. Semua masalah bisa diselesaikan dengan
Ibu T. Jika ada masalah dalam keluarga selalu dibicarakan bersama. Ibu T patuh
3) Struktur Peran
mengatakan dirinya merasa senang sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah,
walau pendapatan yang ia terima sebagai supir pribadi sangat pas-pasan dalam
istri dan Ibu T sehari-hari mengurusi rumah tangganya. Ibu T merasa bahagia,
sebagai anak tertua di rumah, merupakan anak yang bertanggung jawab. Ibu T
mengatakan bahwa An. A suka membantu menjaga adik – adiknya. Ibu T juga
mengatakan bahwa An. S merupakan anak yang patuh pada orang tua dan sangat
19
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga disesuaikan dengan nilai dalam
agama Islam yang dianutnya serta norma masyarakat di sekitarnya. Keluarga ini
menggangap suatu kondisi sakit sebagai bagian dari siklus kehidupan. Terkait
E. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Bapak S dan Ibu T saling menghormati dan menyayangi satu sama lain, begitu
juga terhadap orang tua mereka yang berada di kota lain. Bila ada masalah selalu
Bapak S dan Ibu T bicarakan bersama. Ibu T sangat menyayangi suami dan
2) Fungsi sosial
senantiasa bersikap sopan jika bergaul dengan orang lain. Bapak S dan Ibu T
selalu berinteraksi satu sama lain begitu juga dengan kedua keluarga besar
mereka. Biasanya Bapak S dan Ibu T berinteraksi dengan keluarga besar Bapak
S yang berada di kampung melalui telpon. Begitu juga dengan tetangga Ibu T.
jika siang hari dan tidak ada pekerjaan, Ibu T biasanya berkunjung ke rumah
20
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
Bapak S mengatakan saat ini tidak ada keluhan masalah kesehatan. Bapak S
kebiasaan minum kopi 2 gelas perhari. Bapak S makan 3x per hari. Saat ditanya
mengenai akibat dari merokok dan minum kopi, bapak S mengatakan menyadari
Ibu T mengatakan saat ini tidak memiliki keluhan masalah kesehatan. Ibu T
mengatakan memliki riwayat sakit maag. Sakit maag akan kambuh jika ibu T
telat makan. Ibu T mengatakan selalu makan teratur agar sakit maag nya tidak
kambuh. Ibu T mengatakan saat ini sakit maag nya bukanlah masalah kesehatan
An.A saat ini dalam kondisi sehat, namun ibu T mengatakan An.A yang paling
mudah terserang penyakit batuk pilek jika terlalu capek atau jika ada orang lain
yang batuk pilek. Ibu T mengatakan An.A mengalami penyakit ISPA yang
muncul jika daya tahan tubuh menurun. Ibu T mengatakan selalu memberi obat
batuk yang dibeli diapotik jika An.A batuk pilek. Ibu T mengatakan akan
membawa An.A ke puskesmas jika batuk pilek sudah 1 minggu tak sembuh.
An. S saat ini tidak ada keluhan masalah kesehatan. Menurut ibu T dalam
keluarga yang paling tampak kurus adalah an.S. Ibu T mengatakan An.S sulit
makan dirumah, makan hanya 1-2x sehari , setiap makan hanya 1 centong nasi
21
menu masakan. Ibu T mengatakan jika tidak masak dirumah, beliau akan
membeli ayam siap saji atau menggoreng nuggets untuk makan anak – anaknya.
Ibu T mengatakan jika masak dirumah, memasak nasi ditambah 1 macam lauk
ikan atau ayam, terkadang ditambah sayur. Ibu T mengatakan meskipun An.S
tampak kurus, namun An.S termasuk anak yang aktif dan jarang sakit. Ibu T
mengatakan An.S sering jajan diluar dan disekolah. Ibu T mengatakan selalu
menuruti An.S jika ingin jajan. Ibu T mengatakan tidak pernah membawakan
bekal ke sekolah. Ibu T mengatakan meskipun An.S kurus tapi tidak ada
massalah dalam belajar. An.S (8 th) mengatakan bosan makan dirumah karna
lauknya itu – itu saja. An. S mengatakan senang jajan chiki dan mie instan dan
kecil. Bapak S mengatakan merasa penasaran apakah benar anaknya kurang gizi
kurang, penyebab serta tanda dan gejalanya. Keluarga juga mengatakan tidak
tahu jumlah takaran makanan yang sesuai untuk anak usia sekolah. Bapak S
mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka akan segera membawa ke
Ibu T mengatakan saat ini sedang memikirkan biaya sekolah An. A yang
22
tahun ini masuk SMP. Terkadang bila ada masalah ini menjadikan Ibu S
dengan suami.
perguruan tinggi
Keluarga mengatakan tiap ada masalah, keluarga mencoba untuk ikhlas. Berdoa
dan melakukan ibadah kepada Allah adalah cara terbaik yang biasa dilakukan
berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk keluarganya. Begitu juga halnya
salah satu anggota keluarganya. Kalau merasa tidak enak badan, biasanya Ibu T
Diskusi dan komunikasi antar anggota keluarga adalah cara yang digunakan oleh
keluarga ini dalam menghadapi stress. Bapak S merasa sangat menyayangi Ibu
23
keluarganya
Ibu T suka termenung sendiri jika memikirkan masalah biaya sekolah anak-
mereka. Sebagai istri yang baik, Ibu T selalu mendukung apapun yang dilakukan
oleh suaminya
G. Harapan Keluarga
Dengan adanya mahasiswa keluarga merasa senang ada teman untuk berdiskusi dan
berharap mahasiswa dan pihak lainnya mau membantu keluarga Ibu T untuk
ANALISA DATA
O KEPERAWATAN
24
makanannya
d) Ibu T mengatakan jarang
masak dirumah karna bingung
dengan menu masakan
e) Ibu T mengatakan jika tidak
masak dirumah, beliau akan
membeli ayam siap saji atau
menggoreng nuggets untuk
makan anak – anaknya
f) Ibu T mengatakan jika masak
dirumah, memasak nasi
ditambah 1 macam lauk ikan
atau ayam, terkadang
ditambah sayur
g) Ibu T mengatakan meskipun
An.S tampak kurus, namun
An.S termasuk anak yang
aktif dan jarang sakit
h) Ibu T mengatakan An.S
sering jajan diluar dan
disekolah
i) Ibu T mengatakan selalu
menuruti An.S jika ingin jajan
j) Ibu T mengatakan tidak
pernah membawakan bekal ke
sekolah
k) Ibu T mengatakan meskipun
An.S kurus tapi tidak ada
massalah dalam belajar
l) An.S mengatakan bosan
makan dirumah karna lauknya
itu – itu saja
m) An. S mengatakan senang
jajan chiki dan mie instan dan
es di warung
Data Objektif:
25
tergolong kurus
e) konjungtiva tidak anemis,
perut tidak buncit
f) kedua kaki tidak edema
Data Objektif:
26
kebiasaan minum kopi 2 gelas
perhari.
c) Bapak S mengatakan
menyadari bahwa minum
kopi dan merokok tidak baik
untuk kesehatan.
Data Objektif:
DIAGNOSA KEPERAWATAN
kesehatan
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA SLKI SIKI
(Standar Intervensi
(Standar Luaran
Keperawatan Indonesia) Keperawatan Indonesia)
1 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (I.
nutrisi : kurang dari keperawatan selama 3x24 03119)
kebutuhan tubuh jam, maka status nutrisi
pada An.S membaik. Dengan kriteria Observasi:
hasil :
Status Nutrisi (L.03030) - ldentifikasi status
a. Porsi makan yang nutrisi
27
dihabiskan meningkat - ldentifikasi alergi
b. Kekuatan otot dan intoleransi
pengunyah meningkat makanan
c. Kekuatan otot menelan - ldentifikasi
makanan yang
meningkat disukai
d. Perasaan cepat kenyang - ldentifikasi
menurun kebutuhan kalori
e. Nyeri abdomen dan jenis nutrient
menurun - ldentifikasi
f. Sariawan menurun perlunya
g. Berat badan membaik penggunaan selang
h. Bising usus membaik nasogastric
i. Nafsu makan membaik - Monitor asupan
makanan
j. Membran mukosa - Monitor berat
membaik badan
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik:
- Lakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
- Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan , jika
perlu
- Hentikan
pemberian makanan
melalui selang
28
nasogastric jika
asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi:
- Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetic), jika
perlu
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
29
kesehatan - Jelaskan penyebab dan
faktor resiko penyakit
( ISPA)
- jelaskan tanda dan gejala
yang ditimbulkan oleh
penyalit
- Ajarkan cara meredakan
atau mengatasi gejala yang
di rasakan
- ajarkan cara
meminimalkan efek
samping dari intervensi
atau pengobatan
3 Perilaku Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
- Kemampuan Terapeutik:
bertanya
- Pencapaian
Edukasi
pengendalian
mempengaruhi
30
kesehatan
- Ajarkan perilaku
sehat
- Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
HARI KE I
Keperawatan
31
- ldentifikasi kurus
perlunya
penggunaan - BB 16 Kg
selang
A : Masalah
nasogastric
- Monitor asupan ketidakseimbangan
makanan
- Monitor berat nutrisi belum
badan
- Monitor hasil teratasi
pemeriksaan
laboratorium P : Intervensi di
09.20 lanjut dengan :
Terapeutik:
- Berikan
makanan
- Lakukan oral
tinggi kalori
hygiene dan tinggi
sebelum makan, protein
jika perlu - Berikan
- Sajikan suplemen
makanan secara makanan , jika
menarik dan perlu
suhu yang
sesuai
- Berikan
makanan tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi
- Berikan
makanan tinggi
kalori dan
tinggi protein
- Berikan
suplemen
makanan , jika
perlu
Edukasi:
32
mampu
- Ajarkan diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi:
09.50
- Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda
nyeri,
antiemetic), jika
perlu
- Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
33
- jelaskan tanda dan terjadinya ISPA.
gejala yang ditimbulkan
oleh penyalit - Keluarga
- Ajarkan cara
meredakan atau mengatakan tidak
mengatasi gejala yang
di rasakan tahu cara merawat
- ajarkan cara
anggota keluarga
meminimalkan efek
yang sakit dengan
samping dari
ISPA
intervensi atau O : Klien dan
bingung saat di
tanyakan tentang
penyakit ISPA
A : Masalah defisit
pengetahuan
belum teratasi
P : Intervensi di
lanjut dengan :
- Jadwalkan
kembali pertemuan
selanjutnya untuk
penyuluhan.
- Lakukan evaluasi
di akhir
penyuluhan
34
3 Perilaku 09 September 10.50 Observasi : S:
media pendidikan S
kesehatan O:
risiko yang P:
dapat Lanjutkan
mempengaruhi intervensi.
kesehatan 1.Berikan
- Ajarkan pendidikan
35
digunakan yang munkin dapat
meningkatkan melawan
sehat
HARI KE II
Keperawatan
36
pemeriksaan teratasi
laboratorium
09.20 P : Intervensi di
Terapeutik: lanjut dengan :
- Berikan
- Lakukan oral makanan
hygiene tinggi kalori
sebelum makan, dan tinggi
jika perlu protein
- Sajikan
makanan secara Berikan suplemen
menarik dan
makanan , jika
suhu yang
sesuai perlu
- Berikan
makanan tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi
- Berikan
makanan tinggi
kalori dan
tinggi protein
- Berikan
suplemen
makanan , jika
perlu
- Hentikan
pemberian
makanan
09.40 melalui selang
nasogastric jika
asupan oral
dapat
ditoleransi
Edukasi:
37
yang
diprogramkan
Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda
nyeri,
antiemetic), jika
perlu
- Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
38
- Ajarkan cara penyakit ISPA
meredakan atau
mengatasi gejala yang - Klien dan
di rasakan
- ajarkan cara keluarga
perawatan atau
samping dari
pengobatan yang
intervensi atau
di berikan
pengobatan
- Klien
mengatakan mau
memenuhi
program
perawatan atau
pengobatan yang
diberikan.
- Keluarga dapat
menjawab 5 post
A : Masalah defisit
pengetahuan
teratasi.
P:
Intervensi di lanjut
dengan : Lakukan
39
materi yang telah
di berikan
media pendidikan S
kesehatan O:
risiko yang P:
dapat Lanjutkan
mempengaruhi intervensi.
kesehatan 1.Berikan
- Ajarkan pendidikan
40
- Ajarkan strategi bahaya merokok
meningkatkan melawan
sehat
HARI KE III
Keperawatan
41
makanan nutrisi belum
- Monitor berat
badan teratasi
- Monitor hasil
pemeriksaan P : Intervensi di
laboratorium lanjut dengan :
09.20
- Berikan
Terapeutik:
makanan
tinggi kalori
- Lakukan oral dan tinggi
hygiene protein
sebelum makan, - Berikan
jika perlu suplemen
makanan , jika
- Sajikan
perlu
makanan secara
menarik dan
suhu yang
sesuai
- Berikan
makanan tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi
- Berikan
makanan tinggi
kalori dan
tinggi protein
- Berikan
suplemen
makanan , jika
perlu
- Hentikan
pemberian
makanan
09.40 melalui selang
nasogastric jika
asupan oral
dapat
ditoleransi
Edukasi:
42
09.50 - Anjurkan posisi
duduk, jika
mampu
- Ajarkan diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda
nyeri,
antiemetic), jika
perlu
- Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
43
dan faktor resiko keluarga tidak lagi
penyakit ( ISPA)
- jelaskan tanda dan bingung tentang
gejala yang ditimbulkan
oleh penyalit penyakit ISPA
- Ajarkan cara
meredakan atau - Klien dan
mengatasi gejala yang
di rasakan keluarga
- ajarkan cara
mengikuti program
meminimalkan efek
perawatan atau
samping dari
pengobatan yang
intervensi atau di berikan
pengobatan - Klien
mengatakan mau
memenuhi
program
perawatan atau
pengobatan yang
diberikan.
- Keluarga dapat
menjawab 5 post
A : Masalah defisit
pengetahuan
teratasi.
P:
Intervensi di lanjut
44
dengan : Lakukan
di berikan
media pendidikan S
kesehatan O:
risiko yang P:
dapat Lanjutkan
mempengaruhi intervensi.
kesehatan 1.Berikan
- Ajarkan pendidikan
45
perilaku hidup kesehatan
meningkatkan melawan
sehat
46
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
sehat
B. Saran
47
DAFTAR PUSTAKA
48