Anda di halaman 1dari 3

Semangat Literasi Pendidikan di Masa Pandemi

Oleh: Sinta Indriyani Kuswanto

Pandemi virus corona yang melanda seluruh belahan dunia tentu berdampak pada
seluruh aspek kehidupan, terutama aspek pendidikan. Imbasnya sudah banyak dirasakan
semua orang dan semua bidang. Keadaan seperti ini mengharuskan semua elemen pendidikan
untuk beradaptasi dan tetap melaksanakan pembelajaran. Salah satu kebijakan pendidikan
dimasa pandemi yaitu adanya inovasi pendidikan yang mengubah proses pembelajaran tatap
muka dengan metode Learning From Home yang menggunakan media digital. Maka dari itu,
perlunya pelajar yang melek terhadap literasi pendidikan, guna mengatasi problematika
pendidikan di masa pandemi.

Pelajar dan Literasi

Para pelajar perlu memiliki pengetahuan keilmuan yang komprehensif dan semangat
dalam nemcari ilmu dengan memberikan pengetahuan tentang literasi pendidikan. Karena
pelajar adalah aset masa depan yang menjadi tumpuan dan harapan bangsa dan negara.
Walaupun keadaan di tengah pandemi para pelajar harus memiliki semangat membangun dan
memaksimalkan potensi yang dimiliki. Sehingga dapat dengan mudah menghadapi dampak
wabah pandemi ini dengan tetap semangat berkarya untuk memajukan aspek pendidikan yang
lebih baik melalui budaya pendidikan literasi.

Literasi itu berasal dari bahasa latin yaitu “Literatus” yang artinya orang yang belajar.
Sedangkan literasi itu sendiri merupakan kemampuan membaca dan menulis. Ketika kita
mendengar kata baca dan tulis pasti tidak jauh dari buku. Ketika berbicara buku pasti
fokusnya membaca dan menulis. Dimasa masa pandemi pasti kita sulit untuk meminjam dan
mambaca buku secara langsung di perpustakaan. Tetapi adanya pandemi ini tidak ada alasan
untuk membeca buku. Sekarang banyak sekali situs untuk membaca secara gratis. Sehingga
masih bisa membaca secara digital dengan buku digital yang banyak disediakan oleh
pemerintah, karena pemerintah telah menyediakan perpustakaan digital.

Literasi bisa ditumbuhkan dengan mau dan semangat membaca atau menulis untuk
mengisi pengetahuan yang itu merupakan sifat yang harus dimiliki para pelajar. Di tengah
pandemi pembelajaran pasti selalu serba digitalisasi. Sehingga serba digitalisasi ini harus
dimanfaatkan dengan baik bagi para pelajar dengan semangat literasi. Menciptakan semangat
literasi butuh proses dan pengalaman. Proses yang dimaksud adalah waktu seseorang untuk
dapat cinta dan hobi membaca atau menulis, sedangkan pengalaman adalah seseorang itu
sadar bahwa literasi itu penting. Lingkungan yang sangat berperan dalam menumbuhkan
semangat literasi adalah diri sendiri.

Semangat Berliterasi

Semangat literasi dapat diciptakan dengan kemampuan membaca buku dan menulis
seperti menulis di media massa dengan harapan dapat membuka ruang diskusi untuk
meningkatkan berpikir kritis. Semangat literasi harus dibangun dalam pembelajaran online.
Karena dengan literasilah dapat membantu meningkatkan intelektual di dalam diri seseorang.
Tidak hanya pelajar saja yang membangun semangat literasi, pengajar juga harus
memberikan dorongan serta tauladan kepada pelajar dengan menciptakan pula budaya
literasi.

Literasi adalah senjata bagi para pelajar untuk memperoleh pengetahuan. Tanpa
adanya literasi maka pelajar akan sulit memperoleh ilmu di masa pembelajaran daring.
Sebelum datangnya pandemi yang telah mengubah seluruh sistem tatanan negara salah
satunya di bidang pendidikan, Kemendikbud telah meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah
(GLS). Kegiatan ini membiasakan siswa untuk membaca buku yang dibawa selama 15 menit
sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Gerakan ini diluncurkan guna untuk
meningkatkan minat membaca siswa. Namun, setelah datangnya pandemi ini maka kegiatan
belajar mengajar secara tatap muka di sekolah dihentikan, dan konsekuensinya gerakan
literasi secara langsung di sekolah pun dihentikan. Tetapi hal itu bukan alasan untuk tidak
tetap semangat dalam berliterasi. Dengan keadaan seperti ini, pengajar dituntun untuk lebih
memiliki semangat dalam berliterasi. Akhirnya, banyak pengajar yang dipaksa untuk
mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) karena tuntutan dalam
pembelajaran secara daring.

Banyak pengajar yang mengikuti pelatihan dan webinar sebagai wadah mereka untuk
mendapatkan wawasan. Dengan kata lain, dimasa pandemi ini ada peningkatan literasi digital
di kalangan pengajar. Walaupun sebenarnya tanpa adanya pandemi sudah selayaknya para
pengajar meningkatkan keterampilan TIK dalam pembelajaran konvensional. Walaupun
dapat dibilang terlambat tapi tidak masalah, ini berarti ada peningkatan semangat belajar di
kalangan pengajar.
Pengajar merupakan salah satu orang yang peduli terhadap literasi dan tidak akan
membiarkan jika gerakan literasi berhenti begitu saja karea pandemi. Pengajar adalah
penggerak literasi di sekolah yang harus menghidupkan semangat literasi di kalangan pelajar
walau banyak sekali keterbatasan.

Walau dalam kondisi pandemi, semangat untuk menumbuhkan gerakan literasi jangan
sampai mati. Memang tidak mudah membangun budaya literasi di masa pandemi ini, butuh
didasari cinta agar tidak merasa terbebani bahkan harus terbiasa agar menjalankannya dengan
senang hati. Kegiatan literasi di masa pandemi ini bisa sebagai dorongan para pelajar untuk
beradaptasi dengan lingkungan jika sudah masuk kembali di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai