Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ASMA
Disusun Oleh :
Andri Nur Fajar, S.Kep., Ners
NIP. 198912112020121003
Tujuan Khusus :
Pada akhir pertemuan, peserta dapat :
1. Mengetahui apa itu penyakit Asma
2. Mengetahui penyebab penyakit Asma
3. Mengetahui tanda dan gejala penyakit Asma
4. Mengetahui komplikasi penyakit Asma
5. Mengetahui diit penyakit Asma
KEGIATAN
No Tahap Kegiatan
Salam perkenalan
1. Pembukaan (4 menit)
Menjelaskan kontrak waktu dan tujuan pertemuan
Menjelaskan tentang :
Pengertian penyakit Asma
Penyebab penyakit Asma
Tanda dan gejala penyakit Asma
2. Pelaksanaan (10 menit)
Komplikasi penyakit Asma
Cara mengatasi dan mencegah penyakit Asma
Membuka sesi pertanyaan
Diskusi dengan pasien dan keluarga
Mengajukan pertanyaan
Memberikan Reiforcemen Positif atas jawaban
3. Penutup (6 menit)
yang diberikan
Menutup pembelajaran dengan salam
I. Materi penyuluhan “ASMA”
A. Definisi
Asma adalah adalah suatu kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang
menyebabkan penyempitan saluran napas (hiperaktifitas bronkus) sehingga
menyebabkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan
batuk terutama pada malam atau dini hari.
B. Penyebab
Penyebab pasti dari penyakit asma belum diketahui. Para peneliti berpikir beberapa
interaksi faktor genetik dan lingkungan bisa menyebabkan asma, paling sering terjadi
pada awal kehidupan. Apa saja faktor penyebab tersebut?
1. Kecenderungan untuk mengembangkan alergi, yang disebut atopi
2. Orang tua yang memiliki asma
3. Infeksi saluran pernapasan tertentu selama masa kanak-kanak
4. Kontak dengan beberapa alergen udara atau paparan ke beberapa infeksi virus pada
masa bayi atau pada anak-anak usia dini ketika sistem kekebalan tubuh berkembang
C. Jenis-jenis Asma
Mengenal jenis asma
a. Asma alergi
Disebut juga asma atopik, ini adalah asma yang dipicu alergen seperti benang sari,
bulu hewan peliharaan, debu, atau tungau. Sekitar 80% orang yang menderita asma
alergi juga memiliki kondisi serupa seperti alergi makanan atau eksim.
Dokter biasanya akan meresepkan preventer inhaler untuk digunakan setiap hari.
Selain itu, ada juga reliever inhaler untuk kondisi ketika gejala asma kambuh.
Sebisa mungkin, orang dengan asma jenis ini menghindari pemicunya. Contohnya
dengan mengatur waktu kapan keluar rumah saat alergen tidak sedang tinggi-
tingginya.
b. Asma non-alergi
Jenis asma non-atopik ini lebih jarang terjadi dibandingkan dengan asma alergi.
Pemicunya pun tidak dipahami betul. Namun, lebih sering terjadi ketika seseorang
sudah berusia lanjut.
c. Asma musiman
Jika asma hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu saja sepanjang tahun, mungkin itu
adalah asma musiman. Artinya ketika tidak ada pemicu di sekitar, maka asma pun
tidak akan kambuh.
Untuk penanganannya, bisa dengan mengonsumsi obat dari dokter pada saat musim
asma kambuh. Biasanya, pemicunya berkaitan dengan cuaca atau partikel tertentu di
udara.
d. Asma okupasional
Sesuai namanya yang berasal dari kata occupation dalam bahasa Inggris, jenis asma
ini terjadi karena pekerjaan. Ciri-cirinya adalah asma baru muncul ketika sudah
dewasa dan gejalanya membaik saat sedang tidak bekerja.
Jenis asma ini mirip dengan asma alergi. Contohnya, seorang baker yang alergi
dengan bubuk tepung atau tenaga medis yang alergi dengan lateks. Berinteraksi
dengan benda-benda itu di lingkungan pekerjaan bisa menyebabkan asma kambuh.
Diskusikan bersama dokter untuk tahu bagaimana pencegahan sekaligus penanganan
yang tepat untuk asma okupasional. Faktor lain seperti lingkungan kerja dan stres
juga bisa berperan dalam penyakit ini.
e. Difficult asthma
Ada juga orang yang menderita difficult asthma. Istilah ini merujuk pada kesulitan
menanganinya karena ada kondisi medis lain yang diderita, seperti alergi. Selain itu,
kesulitan mengingat untuk mengonsumsi obat pencegah asma juga berkaitan erat
dengan kondisi ini.
Tanda-tanda difficult asthma di antaranya:
a. Gejala asma tidak mereda meski telah diberikan obat atau penanganan
b. Perlu menggunakan reliever inhaler lebih dari tiga kali sepekan, salah satunya
dengan gejala serangan asma cukup parah
c. Kerap mengalami serangan asma
d. Untuk menanganinya, perlu ada kombinasi pengobatan yang benar-benar efektif.
Bahkan, mungkin harus mencoba penanganan satu lalu beralih ke metode lain
apabila dirasa kurang efektif.
E. Komplikasi
Status asmatikus dapat menimbulkan sejumlah komplikasi pada penderita asma, yaitu:
1. Gagal napas, akibat saluran pernapasan melebar dan penuh lendir
2. Henti jantung, yang terjadi akibat kekurangan oksigen
3. Hipoksemia, yaitu kerusakan atau kematian otak akibat darah tidak mengandung
cukup oksigen dalam waktu yang lama
4. Alkalosis respiratorik, yang terjadi ketika tubuh kekurangan karbondioksida akibat
bernapas terlalu cepat
5. Hiperkarbia, terutama pada pengguna ventilator, akibat ketidakmampuan paru-paru
dalam membuang karbondioksia sehingga menumpuk di dalam tubuh
6. Pneumotoraks, yaitu ketika paru-paru kolaps atau rusak sehingga udara bocor ke
ruang di antara paru-paru dan dinding dada
7. Pneumonediastinum, yang terjadi ketika udara bocor dari paru-paru ke rongga dada
Asma juga dapat menyebabkan penderitanya sering masuk IGD atau menjalani perawatan
di rumah sakit akibat serangan asma. Selain itu, penderita juga dapat mengalami
komplikasi lain yang memengaruhi kualitas hidup, berupa:
1. Gangguan pada aktivitas sehari-hari, seperti tidur, bekerja, dan bersekolah
2. Penyempitan saluran pernapasan secara permanen sehingga memengaruhi
kemampuan bernapas
3. Efek samping akibat penggunaan obat asma dalam jangka panjang
4. Gangguan pertumbuhan dan gangguan belajar pada anak-anak
5. Risiko stres, cemas, dan depresi yang lebih tinggi pada orang dewasa
F. Pengobatan
Pengobatan asma dapat dilakukan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Berikut ini
adalah penjelasan masing-masing metode beserta pengobatannya:
1. Pengobatan Jangka Pendek
Metode pengobatan jangka pendek bertujuan untuk secara cepat meredakan serangan
asma saat sedang terjadi dan mencegah kekambuhan gejala. Ada tiga jenis obat yang
dapat digunakan pada metode ini, yaitu:
a. Inhaler short-acting beta2-agonist
Inhaler dapat digunakan untuk meredakan gejala dengan cepat saat serangan
asma sedang berlangsung. Obat ini dapat membuka saluran pernapasan yang
menyempit sehingga udara dapar kembali masuk.
Meski inhaler dapat dengan mudah meredakan gejala asma, obat ini sebaiknya
hanya digunakan sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini karena penggunaannya
tidak boleh terlalu sering dan perlu dicatat tiap minggunya. Selain itu, sebaiknya
penderita memahami betul cara menggunakan obat asma ini dengan tepat,
supaya hasilnya maksimal.
b. Kortikosteroid oral atau infus
Dokter akan meresepkan kortikosteroid untuk meredakan peradangan di saluran
pernapasan.
c. Obat antikolinergik
Obat antikolinergik, seperti ipratropium dan tiotropoium, digunakan untuk
melemaskan saluran pernapasan sehingga pasien bisa lebih mudah bernapas.
3. Penanganan Darurat
Serangan asma merupakan kondisi darurat yang membahayakan jiwa. Pada kondisi
tersebut, dokter akan memberikan obat-obatan melalui nebulizer atau infus. Bila
diperlukan, dokter juga dapat memberikan terapi oksigen atau alat bantu pernapasan,
seperti ventilator atau tabung oksigen.
4. Bronchial Thermoplasty
Bronchial thermoplasty adalah operasi untuk mengatasi asma yang parah dan tidak
bisa ditangani dengan metode pengobatan lain. Meski begitu, tidak semua penderita
asma cocok untuk menjalani prosedur ini.
Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan selang tipis dan lentur ke dalam paru-
paru, untuk memanaskan otot-otot di sekitar saluran napas. Tujuannya adalah untuk
merusak otot tersebut agar penyempitan pada saluran pernapasan dan serangan asma
dapat berkurang.
DAFTAR FUSTAKA