Disusun Oleh:
Kelompok 4
Afifa Zahra Mumtazah 195040201111132
Milda Alfarisma Yusra 195040201111168
Nathalia Ully Nadeak 195040201111087
Kelas: E
Gambar 2. Pemanenan
B. PASCA PANEN
Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh
perlakuan pasca panen. Buah yang sudah dipanen segera disortir berdasarkan
grade yang sesuai dengan pesanan pasar (Wasonowati, 2011). Standar harga
penjualan produksi tergantung pada menarik atau tidaknya produk yang
dihasilkan, khususnya dilihat dari penampilan produk yang dapat dilihat dari
bentuk, warna, serta ukuran. Perlakuan pasca panen ini sangat penting
dikarenakan kualitas produk tidak semata-mata dari hasil produksi saja, akan
tetapi juga sangat tegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca panennya.
Kerusakan produk dapat dikurangi dengan penanganan pasca panen yang tepat
sehingga diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual.
Setelah dipanen, tanaman dibersihkan dari sisa - sisa media yang menempel.
Dalam proses penanganan pasca panen dengan hidroponik, menurut Ginanjarsari
(2014) ada beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya:
1. Sortasi. Sortasi merupakan penilaian hasil panen yang sesuai atau berdasar
pada kelasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan penilaian berdasarkan
keseragaman ukuran dan kualitasnya. Sortasi dapat dilakukan pada daun hasil
panen atau buah yang mengalami kerusakan karena patah pada saat proses
pemanenan atau juga pada hasil panen yang terserang oleh hama dan penyakit.
2. Perompesan. Pada tanaman yang pemanenannya dapat dilakukan lebih dari
sekali dapat dilakukan perompesan. Perompesan merupakan proses perapihan atau
penataan daun tanaman yang tua, rusak, busuk atau terserang organisme
pengganggu tanaman agar setelah sekali panen, tanaman dapat tumbuh dengan
baik untuk panen selanjutnya. Selain itu perompesan juga dapat dilakukan pada
daun hasil panen yang telah diserang OPT untuk dibuang dan tidak ikut pada
tahap pasca panen selanjutnya.
3. Penimbangan. Hasil panen yang telah disortasi dan dirompes kemudian
ditimbang serta dilakukan pemilihan tinggi tanaman yang seragam untuk
memudahkan proses pengemasan.
4. Pengemasan. Pengemasan memiliki tujuan untuk melindungi hasil panen dari
pengaruh lingkungan seperti sinar matahari dan kelembaban, serta kerusakan fisik.
Sebelum hasil panen dipasarkan, sebaiknya disimpan dalam ruangan dingin dan
teduh yakni dapat menyimpannya dalam lemari es atau tempat dengan remukan
es. Hal ini dilakukan agar kesegaran hasil panen terjaga.
Hasil panen sayuran hidroponik yang dibudidayakan secara hidroponik ini
memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman
sayuran yang dibudidayakan dengan pertanian konvensional (Widyastuti, 2018).
Budidaya tanaman sayuran hidroponik perlu didukung dengan upaya kegiatan
pascapanen yang baik. Hasil panen tanaman hidroponik dapat diolah menjadi
produk makanan yang disukai dan dapat diwujudkan sebagai alternatif
kewirausahaan sehingga akan meningkatkan pendapatan. Selama ini hasil dari
hidroponik berupa sayur-sayuran dikonsumsi sendiri dan dijual langsung untuk
memenuhi kebutuhan sayuran masyarakat daerah sekitar. Sayuran hidroponik atau
buah hidroponik yang dijual berupa sayuran atau segar dengan penanganan yang
sederhana tanpa pengemasan atau dengan pengemasan sederhana menggunakan
kemasan plastik yang telah diberi logo perusahaan produksi. Pemanfaatan sayuran
hidroponik yang dilakukan oleh banyak petani hidroponik umumnya yakni hanya
terbatas pada sayuran segar, sedangkan bentuk olahan belum banyak diusahakan,
misalnya pengolahan hasil panen menjadi produk salad sayur.
Gambar 3. Pascapanen dan Pengolahan Pascapanen
2. Pembibitan Tanaman Sawi dengan Menggunakan Media Tanam Spons
(Spons Nursery Technique)
Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan komoditas sayuran yang
memiliki daun lebar dan banyak dibudidayakan oleh petani karena banyak
diminati oleh masyarakat. Tanaman sawi memiliki kandungan gizi yang sangat
banyak terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi dan
berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, B2, B3 dan C. Tanaman sawi juga dapat
dimanfaatkan sebagai pengobatan seperti penyembuhan sakit kepala, penyakit
rabun ayam, radang tenggorokan, pembersih darah, memperbaiki dan
mempelancar pencernaan makanan, anti kanker, dan memperbaiki fungsi kerja
ginjal (Rizki et al., 2014). Menurut Alifah et al. (2019), Sawi bisa menurunkan
resiko terkena berbagai penyakit kanker, seperti kanker payudara, kanker prostat,
kanker ginjal, kanker paru-paru, atau kanker kandung kemih. Serat pangannya
yang cukup tinggi diyakini dapat membantu proses pencernaan pada perut secara
baik. Sawi juga bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit gondok. Sawi
memiliki komponen kimia yang bisa mencegah pembengkakan kelenjar tiroid.