Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu kelompok kacang-
lemak essensial, antioksidan dan mineral. Kacang hijau tersedia cukup banyakdi
(2013), produksi kacang hijau rata-rata dari tahun 2003-2011di Indonesia adalah
sebesar 316,76ton. Indonesia juga termasuk salah satu negara Asia penghasil
kacang hijau terbesar di dunia. Tingkat produksi kacang hijau yang cukup besar,
tidak diimbangi dengan tingkat konsumsi kacang hijau yang tinggi pula. Angka
konsumsi kacang hijau rata-rata dari tahun 2003-2011 hanya sebesar 278,33 ton
yang mengolahnya menjadi berbagai macam produk pangan seperti bubur kacang
hijau, bahan isian onde-onde dan pia, serta diolah lebih lanjut menjadi tepung
hunkue yang digunakan untuk membuat kue dan soun. Seiring dengan
perkembangan zaman, kini produk bakery mulai digemari oleh banyak orang.
Salah satu contohnya adalah produk cookies. Cookies merupakan salah satu jenis
biskuit yang dibuat dari adonan lunak, berkadar lemak tinggi, renyah, dan apabila
orang, mulai dari anak-anak bahkan sampai orang dewasa. Cookies disukai karena
2
praktis dan mudah disajikan, serta memiliki umur simpan yang panjang. Hal
konsumsi kacang hijau di Indonesia. Cookies umumnya dibuat dari tepung terigu
kacang hijau dengan proporsi 85:15 (tepung terigu : tepung kacang hijau).
Komponen pati tersebut ikut berperan dalam pembentukan struktur akhir dari
produk cookies. Selain memiliki kandungan pati, kacang hijau juga memiliki
kandungan protein yang tinggi sebesar 22,0 g/ 100 g bahan (Purwonodan Hartono,
2005).
85:15 dipilih berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pasha 2011 yang
kacang hijau kupas kulit dengan proporsi 85:15 (tepung terigu : tepung kacang
hijau) menghasilkan spread factor tertinggi, dan lebih disukai oleh panelis dari
3
segi warna, rasa, dan karakteristik permukaan jika dibandingkan dengan perlakuan
lainnya.
kacang hijau, dengan kondisi biji kacang hijau yang tidak mengalami proses
pengupasan kulit. Pengolahan biji kacang hijau menjadi tepung kacang hijau
terdiri dari beberapa tahapan proses. Salah satu tahapan proses yang dilakukan
birefringence, dan perubahan kelarutan pati. Adanya peristiwa tersebut juga dapat
oleh Blessing and Gregory (2010), dalam proses pembuatan tepung kacang hijau,
Suhu gelatinisasi pati kacang hijau berada pada kisaran suhu 63-69oC.
Penelitian ini menggunakan tiga jenis tepung kacang hijau yang berasal dari biji
kacang hijau yang dikeringkan dengansuhu 55, 60, dan 65oC. Ketiga suhu
tingkat gelatinisasi dan degradasi pati yang berbeda. Suhu pengeringan yang
pengeringan biji kacang hijau dalam pembuatan tepung kacang hijau terhadap
karakteristik fisikokimia (kadar air, kadar gula reduksi, kekerasan, warna, daya
4
kacang hijau.
harus diperhatikan seperti jenis tanaman yang akan dibudidayakan, jenis media
tanam, dan jenis sistem budidaya hidroponik yang akan digunakan. Jenis tanaman
hidroponik yang terbuat dari serabut kelapa yang telah dihancurkan menjadi
serbuk. Cocopeat mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan
Selain itu, media tanam ini juga dapat mengikat air hingga tujuh kali lipat
sehingga akan cocok jika digunakan sebagai media tanam yang dapat memelihara
budidaya menggunakan air yang mengandung nutrisi dan mineral tanpa tanah.
5
Saat ini pertanian menggunakan hidroponik telah diterapkan secara luas dan
dengan tanah seperti gangguan serangga, jamur dan bakteri yang hidup di tanah.
Sistem ini juga lebih mudah dalam pemeliharaan seperti tidak melibatkan
lahan seperti suhu, kelembaban dan nutrisi dan pH dapat diatur dengan
tanaman dapat hidup di tanah karena tersedianya nutrisi dan jika nutrisi tersebut
dapat disediakan dalam air dengan perlakuan maka tanaman juga dapat hidup dan
memberikan hasil yang sama (Pascual et al, 2018). Faktor nutrisi menjadi salah
satu faktor penentu yang paling penting dari hasil dan kualitas tanaman. Larutan
nutrisi yang paling mendasar adalah Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K),
Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Sulfur (S) yang juga dilengkapi dengan
mikronutrien. Tanaman menyerap ion dari larutan nutrisi yang diberikan secara
terus menerus dalam tingkatan konsentrasi yang rendah. Dari beberapa hasil
penelitian menyebutkan ada juga pengaruh positif seperti pembungaan yang lebih
6
cepat pada Salvia sp. atau meningkatnya berat kering buah, berat total buah dan
B. Tujuan Penelitian
tujuan :
Sumbu (wick system) dengan menggunakan Nutrisi AB Mix dan POC Nasa.
2. Untuk mengetahui perbedaan dosis antara pupuk cair AB Mix dan pupuk cair
POC Nasa yang tepat pada pertumbuhan tanaman Kacang Hijau (Vigna
radiata).
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
komoditas pertanian dan sebagai aplikasi dari teori di peroleh selama ini.
petani Kacang Hijau, sebagai masukan dan informasi dalam perlakuan dan
D. Hipotesis
Dengan pemberian pupuk cair AB Mix dan pupuk cair POC Nasa yang
radiata. L)
8
ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah. Bila dilihat
dari kesesuaian iklim dan kondisi lahan yang dimiliki, Indonesia termasuk salah
satu negara yang memiliki kesempatan untuk melakukan ekspor kacang hijau
(Purwanti, 2008).
Daerah Asal dan Penyebaran Tanaman kacang hijau sudah lama dikenal dan
ditanam oleh masyarakat tani di Indonesia. Asal usul tanaman kacang hijau
diduga dari kawasan India. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet,
ditemukannya plasma nutfah kacang hijau jenis Phaseolus mungo di India atau
produksi kacang hijau di beberapa negara Asia pada tahun 1972-1973. India
mencapai 392.000 ton, Thailand hanya 191.000 ton, Filipina 19.000 ton, dan
Taiwan 3.000 ton (Defri, 2011) .Kacang hijau (Vigna radiata L.) dibawa masuk
ke wilayah Indonesia pada awal abad ke-17oleh pedagang Cina dan Portugis.
9
Pusat penyebaran kacang hijau pada mulanya di Pulau Jawa dan Bali, tetapi pada
Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat ,Jawa
sangat cocok untuk pengembangan budidaya kacang hijau. Pada masa mendatang
per tahun dari tahun 1987 hingga tahun 2000 sehingga pada akhir abad ini
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
a. Akar
bercabang banyak dan membentuk bintil-bintil (nodula) akar. Nodul atau bintil
dari udara. Makin banyak nodul akar, makin tinggi kandungan nitrogen (N) yang
Kacang hijau memiliki ukuran batang yang kecil, berbulu, berwarna hijau
b. Batang
menyebar ke semua arah. Daun kacang hijau adalah daun majemuk, dengan tiga
helai anak daun per tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan ujung lancip dan
Proses penyerbukan bunga kacang hijau (Vigna radiata L.) terjadi pada
malam hari, pada pagi hari bunga akan mekar dan menjadi layu pada sore hari.
Buah kacang hijau berbentuk polong dengan panjang antara 6 cm –15 cm. Tiap
polong berisi 6 -16 butir biji. Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil dengan bobot
(berat) tiap butir 0,5 mg –0,8 mg atau berat per 1000 butir antara 36gr –78gr.
11
c. Biji
Biji umumnya berwarna hijau kusam atau hijau mengkilap, namun adapula
vitamin (A,B1, C, dan E), serta beberapa zat lainyang sangat bermanfaat bagi
tubuh manusia, seperti amilum, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan,
air besar dan menambah semangat (Purwono dan Hartono, 2005). Bila dilihat dari
kedua setelah susu skim kering. Kandungan protein kacang hijau sekitar 22%.
kacang hijau menempati peringkat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah.
Kacang hijau (Vigna radiata L.) juga dikonsumsi dalam bentuk kecambah
Taoge mengandung vitamin E yang tidak ditemukan pada kacang tanah dan
kedelai.
Bahkan, nilai gizi kecambah kacang hijau lebih baik daripada nilai gizi biji
dalam tubuh manusia. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kandungan
Hartono, 2005).
tanaman kacang hijau memerlukan tanah yang tidak terlalu banyak mengandung
partikel liat. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi sangat cocok untuk
tanaman kacang hijau. Tanah berpasir pun dapat digunakan untuk menanam
tanaman kacang hijau, asalkan kandungan air tanahnya tetap terjaga dengan baik.
Adapun tanah yang dianjurkan, yaitu tanah latosol dan regosol. Kedua jenis tanah
ini akan lebih baik bila digunakan setelah ditanami tanaman padi terlebih dahulu.
Keasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal, yaitu antara
5,5-6,5. Pada tanah denganpH di bawah 5,5 perlu diberi pengapuran untuk
Kacang hijau (Vigna radiata L), dapat dibudidayakan pada ketinggian 5-700
mdpl. Di daerah dengan ketinggian di atas 700 mdpl produktivitas kacang hijau
menurun dan umur panennya pun menjadi lebih panjang. Tanaman akan tumbuh
dengan baik pada suhu optimal 25-270C dan tumbuh dengan baik di daerah yang
relatif kering dengan kelembaban udara 50-90% (Purwono dan Hartono, 2005).
13
Sesungguhnya adalah suatu konsep yang universal dalam bidang biologi dan
merupakan resultant dari integrasi berbagai reaksi biokimia, peristiwa biofisik dan
proses fisiologis yang berinteraksi dalam tubuh tanaman bersama dengan faktor
luar. Titik awalnya adalah sel tunggal, yaitu zigot yang tumbuh dan berkembang
bentuk, tetapi juga perubahan aktivitas fisiologi, susunan biokimia serta struktur
(Hasnunidah, 201).
berada pada ujung akar dan pada pucuk tunas, menghasilkan sel-sel untuk tumbuh
pertumbuhan primer, yaitu bagian ujung akar yang bertambah panjang dan
aktivitas penebalan secara progresif pada akar dan tunas yang terbentuk
primer menghasilkan apa yang disebut tubuh primer tumbuhan yang terdiri dari
tiga sistem jaringan, yaitu jaringan dermal, jaringan pembuluh dan jaringan
B. Hidroponik
hidroponik terbagi menjadi dua suku kata, yakni “Hidros” dan “Ponos”. Hidros
(hydro dalam bahasa inggris artinya air ), sedangkan Ponos (ponic dalam bahasa
tanamnya,. Pada metode hidroponik kita menggunakan media air, sedangkan pada
(Anonim, 2017).
(c) Tanaman yang mati lebih muda diganti dengan tanaman yang baru.
(Roidah, 2014).
bergantung pada gaya kapilaritas dari media tumbuh. Cara kerjanya hampir sama
dengan kompor minyak akar menyerap air pupuk didalam bak penampungan
dengan bantuan sumbu. Dimana netpot berisi tanaman beserta media tanam
( misal, rockwool, perlite, vermikulit, kerikil). Lalu bagian bawah netpot dipasang
sumbu (kain flanel) yang bertugas mengalirkan pupuk menuju ke akar. Oleh
karena itulah, diebut dengan teknik sumbu (wick system) (Herwibowo dan
Budiana 2015).
2. Larutan nutrisi
harabaik unsur hara makro dan mikro. Unsur makro dibutuhkan dalam jumlah
yang besar sedangkan unsur mikrodibuuhkan dalam jumlah yang kecil. Unsur
hara yang dibutuhkan dalam jumlah besar yaitu Nitrogen, Kalium, Kalsium,
Phospor, Magnesium dan Sulfur. Unsur ini merupakan unsur yang sangat
16
dibutuhkan untuk perkembangan pertanaman. Selain itu unsur hara mikro juga
dibutuhkan seperti Besi, Clor, Mangan, Zink, atau Seng (Uchihadiyanto, 2018).
sedangkan unsur mikro berfungsi sebagai pelengkap esensial untuk rasa, kadar
gula, tingkat kemanisan, warna dan daya tahan tanaman terhadap gangguan
C. Syarat Tumbuh
1. Keadaan iklim
Kacang hijau dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 25° C - 27° C,
dengan tingkat kelembaban udara antara 50% - 89%, curah hujan antara 50 mm -
200 mm/bulan. Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi produksi kacang hijau,
tanaman ini cocok ditanam pada musim kering (kemarau) yang rata-rata curah
golongan C3. Artinya, tanaman ini tidak menghendaki radiasi dan suhu yang
terlalu tinggi. Fotosintesis tanaman kacang hijau akan mencapai maksimum pada
sekitar pukul 10.00. Radiasi yang terlalu terik tidak diinginkan oleh tanaman
kacang hijau. Panjang hari yang diperlukan minimum 10 jam/hari (Purwono dan
Hartono, 2008).
2. Suhu udara
Kacang hijau merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropis. Suhu udara
yang dikehendaki untuk pertumbuhan kacang hijau adalah dataran rendah pada
3. Kelembaban udara
optimal berkisar antara 50% hingga 89%. Kelembaban udara juga berpengaruh
terhadap proses penyerapan unsur hara oleh tanaman yang diikuti dengan
4. Curah hujan
Curah hujan yang cukup sepanjang tahun dapat mendukung kelangsungan hidup
D. Nutrisi AB Mix
fosfat. Ketiga unsur ini tidak boleh dicampur dalam keadaan pekat, agar tidak
menyerap nutrisi yang benar-benar telah terlarut dalam air. Apabila nutrisi atau
Satu set nutrisi hidroponik yang terdiri dari pupuk A dan pupuk B
mengandung 9.90% NO3, 0.48% NH4, 4.83% P2O5, 16.50% K2O, 2.83%
MgO,11.48% CaO, 3.81% SO3, 0.013% B, 0.025% Mn, 0.015% Zn, 0.002%
Cu, 0.003% Mo, dan 0.037% Fe atau tergantung dari jenis tanamannya, apakah
pekatan dibuat, tempat dan cara penyimpanannya juga perlu diperhatikan . Wadah
penyimpanan atau jirigen yang pekatan larutan sebaiknya tidak terkena sinar
matahari langsung dan disimpan di tempat yang gelap dan sejuk. Agar terhindar
dari tumbuhnya lumut dan jamur yang dapat menyerang akar tanaman dan
apabila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion sulfat dalam pekatan B
akan terjadi reaksi yang menghasilkan endapan kalsium sulfat sehingga unsur Ca
dan S. Demikian juga apabila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion
fosfat dalam pekatan B, akan terjadi endapan kalsium fosfat, sehingga unsur Ca
dan P tiak dapat diserap oleh akar. Keunggulan dari nutrisi hidoponik AB Mix
tanaman.
2. Kandungan Unsur Mikro (Fe, Mn, Bo, Zn, Cu, dan Mo) sesuai kebutuhan
tanaman.
Pada pupuk AB Mix juga terkandung unsur hara N, P, dan K namun dengan
tambahan unsur-unsur lain yang lebih lengkap. Pupuk AB Mix akan memenuhi
syarat yang baik apabila memenuhi unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium(K),
Magnesium (Mg), Sulfut (S), Kalsim juga (Ca), Boron (B), Zink / seng (Zn), Besi
Kandungan unsur hara dalam pupuk AB Mix dibagi menjadi 2, yaitu unsur
hara makro dan unsur hara mikro, sedangkan unsur hara mikro dibutuhkan oleh
a. Nitrogen (N)
Unsur Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam pembentukan sel
tanaman, jaringan, dan organ tanaman. Nitrogen memiliki fungsi utama sebagai
bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino. Oleh karena itu unsur Nitrogen
dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, terutama pada saat pertumbuhan
memasuki fase vegetatif. Bersama dengan unsur Fosfor (P), Nitrogen ini
tidak lebih dari 25% dari total konsentrasi Nitrogen. Jika berlebihan, sosok
cadangan makanan sebagai modal untuk berbunga juga akan minimal. Akibatnya
bentuk Nitrat , maka sel-sel tanaman akan kompak dan kuat sehingga lebih tahan
penyakit. Untuk mengetahui kandungan N dan bentuk Nitrogen dari pupuk bisa
protein, ATP, RNA, dan DNA. ATP penting untuk proses transfer energi,
sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat genetik dari tanaman. Unsur P juga
berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah. Pengaruh terhadap akar
pembungaan. Hal itu wajar sebab kebutuhan tanaman terhadap fosfor meningkat
c. Kalium (K)
menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel.
Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium. Ada sifat
antagonisme antara kalium dan kalsium. Dan juga antara kalium dan magnesium.
Sifat antagonisme ini menyebabkan kekalahan salah satu unsur untuk diserap
tanaman jika komposisinya tidak seimbang. Unsur kalium diserap lebih cepat oleh
kalium dan magnesium lebih besar daripada sifat antagonisme antara kalium dan
d. Magnesium (Mg)
protein.
karena energi yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot
‘ringan’ seperti nitrogen. Akibatnya terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer.
Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri ini persis seperti
e. Kalsium (Ca)
Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen yang
menguatkan , dan mengatur daya tembus , serta merawat dinding sel. Perannya
sangat penting pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca ,
amino sistin, sistein dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari
ditemukan dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya adalah
g. Molibdenum (Mo)
E. POC Nasa
serbuk bekas gergajian kayu, lumpur aktif dimana kualitas tergantung pada proses
Jenis Pupuk ini mengandung unsur hara yang jumlahnya banyak sehingga
tanaman. Akan tetapi perlu diketahui penggunaan pupuk organik secara terus
menerus dapat berdampak negatif seperti tanah menjdi cepat mengeras, kurang
mampu dalam menyimpan air dan cepat berubah menjadi asam yang pd akhirnya
Selain tersedia dalam bentuk padat, juga terdapat dalam bentuk cair.
Kelebihan penggunaan dari pupuk cair ini adalah unsur hara yang terdapat
didalamnya lebih mudah diserap tanaman. Pupuk organik cair adalah pupuk jenis
pupuk yangberbentuk cair dimana proses pembuatannya berasal dari bahan bahan
organik yang melalui proses pengomposan seperti kotoran howan & manusi yg
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur, sisa tanaman,dan lain sebagainya.
organik dikarenakan selain lebih mudah diserap dalam tanah pupuk inii juga
dimasyarakat.
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman terdiri dari dua unsur yaiitu makro
dan mikro. Unsur hara makro berfungsi sebagai Nitrogen (N), bertujuan untuk
hijau daun, panjang dan lebar daun) dan pertumbuhan vegetatif batang (tinggi dan
ukuran batang).
asimilasi, enzim dan mineral termasuk air. Unsur K juga berfungsi sebagai
meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah dan serta membentuk senyawa
24
kompleks dgn ion logam yg meracuni tanaman seperti aluminium, besi dan
mangan. Selain itu kalium juga berperan dalam meningkatkan daya tahan tanaman
Selain unsur makro, unsur mikro juga sangat dibutuhkan tanaman. Diantara
unsur mikro yang dibutuhkan tanaman seperti kalsium (Ca), Magnesium (Mg),
Mangan (Mn) dll. Adapun peran dari Kalsium (Ca) dlm tanaman adalah sebagai
sel.
sebagai carrier fosfat dlm tanaman, translokasi karbohidrat, dan aktivator serta
Kelestarian).
oleh tanaman).
4. Memberikan semua jenis unsur tanah baik makro maupun mikro lengkap.
5. Dapat mengurangi penggunaan pupuk Urea dan SP-36 serta KCI + 12,5 %
- 25%.
25
6. Setiap 1 liter POC NASA mengandung fungsi unsur hara mikro yang
sitokinin.
11. Membantu pembentukan bahan pakan alami (plankton) bagi ikan dan
udang.
2. Nutrisi yang terkandung sangat rendah, umumnya nutrisi yang ada berupa
Bahan yang digunakan adalah benih tanaman kacang hijau , media tanam
berupa rockwool, air bersih, Nutrisi AB Mix, POC Nasa dan Gandasil B dan D,
Alat yang digunakan adalah : pH Meter, pisau, toples 30x10, gunting, tusuk
gigi, netpot, kain flanel sebagai sumbu, bak persemaian, kantong plastik hitam,
analitik, alat tulis, kamera, bor listrik, gelas ukur, dan plastik cetik.
C. Rancangan Penelitian
1. Faktor konsentrasi Nutrisi AB Mix (A) yang terdiri dari 4 taraf yaitu :
(a2) = konsentrasi 15 ml liter -1 air (stok A 7,5 ml dan stok B 7,5 ml)
27
2. Fakor konsentrasi POC Nasa (P) yang terdiri dari 4 taraf yaitu :
Maka akan diperoleh kombinasi perlakuan 4x4 yaitu 16 kombinasi (Tabel 1).
Tabel 1. Kombinasi perlakuan Nutrisi AB Mix (A) dan POC Nasa (P).
AB Mix (A) p0 p1 p2 p3
a0 a0 p0 a0 p1 a0 p2 a0 p3
a1 a1 p0 a1 p1 a1 p2 a1 p3
a2 a2 p0 a2 p1 a2 p2 a2 p3
a3 a3 p0 a3 p1 a3 p2 a3 p3
28
D. Prosedur Penelitian
1. Penyemaian benih
ukuran 2,5 x 2,5 x 2,5 cm. Kemudian direndam dengan air bersih, lalu rockwool
ditiriskan agar tidak terlalu basah atau menggenang, lalu diletakkan di atas bak
gigi. Benih dimasukkan kedalam lubang, setelah selesai semua bak persemaian
ditutup dengan kantong plastik hitam dan ditempatkan di tempat yang gelap.
Apabila sudah ada yang pecah benih (berkecambah) segera dijemur pada wadah
bak persemaian yang berisi benih tersebut di bawah sinar matahari pagi sampe
siang. Jika matahari sudah terik, maka disimpan ditempat yang tidak terlalu terik
Tempat media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah toples ukuran
40x10. Toples dicat agar putih agar tidak terdapat lumut didalam toples.
Selanjutnya dibuat lubang bagian tutup toples dengan menggunakan bor mesin
dan sesuaikan dengan besar netpot. Kain flanel dipotong kemudian dimasukkan
satu ujung kain flanel ke satu lubang netpot lalu ditarik sampai menembus lubang
satunya. Dalam penyiapan media tanam sebanyak 80 toples yang sudah dirancang
untuk teknologi hidroponik sistem sumbu dan siapkan untuk cadangan sebanyak
16 toples. Selanjutnya disusun secara acak lengkap sederhana dengan cara undian
dan diberi label sesuai perlakuan, dengan jarak antar toples 30cm x 30cm.
Kemudian diberi Nutrisi AB Mix sesuai perlakuan yaitu. (a0) = tanpa AB Mix, (a1) =
29
sekali pada umur 7hari, 21 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari, 35 hari, 42 hari, 49 hari,
56 hari 63 hari, 70 hari, dan 77 hari setelah tanam sesuai dengan perlakuan,
3. Penanaman
hidroponik sistem sumbu pada sore hari. Pada toples yang sudah berisi dengan
larutan AB Mix sesuai dengan perlakuan. Rockwool yang berisi tanaman yang
sudah berumur 2 minggu dipindahkan ke dalam net pot yang sudah dipasang kain
flanel atau kain sejenisnya. Setelah itu dipelihara sampai panen atau berumur
Pemberian POC Nasa dilakukan sesuai dengan perlakuan yaitu (p0)= tanpa
POC Nasa (p1)= konsentrasi 2 ml liter-¹ air (p2)= konsentrasi 4 ml liter-¹ air dan
merata pada seluruh bagian tanaman dan teratur dengan interval 7 hari sekali pada
umur 7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari, 35 hari, 42 hari, 49 hari, 56 hari, 63 hari, 70
hari, dan 77 hari, setelah tanam sesuai dengan perlakuan pada masing-masing
tanaman. Pada saat penyemprotan dilakukan, penyekatan antar kacang hijau agar
30
tidak mengenai tanaman lainnya. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari (antara
5. Pemeliharaan
menggunakan hand sprayer secara rutin pada pagi hari (antara jam 08.00-09.00).
6. Panen
Panen dilakukan pada saat kacang hijau berumur 80 hari setelah tanam dan
saat panen. Dengan cara mengambil butiran atau biji pada tangkai tanaman
kacang hijau.
Tinggi tanaman yang diukur yakni pada umur 15 hari, 30 hari, 45 hari dan
60 setelah tanam dan saat panen. Dengan cara mengukur dari pangkal akar
Mengukur tinggi tanaman kacang hijau ketika panen, serta pada hari
keberapa tanaman kacang hijau panen.
4. Jumlah polong
5. Perpolong biji
31
7. Hasil
F. Analis Data
sistem sumbu dilakukan dengan menganalisis data dengan sidik ragam. Model
Kuadrat F. Tabel
Sidik Ragam Derajad Bebas Jumlah Kuadrat F. Hitung
Tengah 5% 1%
Nutrisi AB Mix
A-1 JKA JKA / (A-1) KTP/KTG
(A)
POC Nasa (P) P-1 JKP JKP / (P-1) KTP/KTG
JKAP / (A- KTAP /
Interaksi (AxP) (A-1) x (P-1) JKAP
1)(P-1) KTG
JKG / AP x (r-
Galat (G) AP x (r-1) JKG
1)
Total Apr-1 JK Total
Bila hasil sidik ragam terhadap perlakuan berpengaruh tidak nyata (non
lanjutan, tetapi bila hasil sidik ragam terhadap perlakuan berpengaruh nyata
nyata yang menunjukan F.Hitung > F.Tabel1%, maka untuk membandingkan dua
rata-rata perlakuan dilakukan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%.
32