Pengertian filsafat sebenarnya merupakan studi tentang hakikat realitas dan keberadaan,
soal apa yang mungkin diketahui serta perilaku yang benar atau salah. Dengan kata lain,
pengertian filsafat adalah bidang pemikiran manusia yang paling penting karena bercita-cita
untuk mencapai makna hidup yang paling hakiki.
Secara etimologi, pengertian filsafat adalah sebuah ilmu yang membahas tentang
kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), pengertian filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Filsafat juga dimaknai sebagai
teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan, dan ilmu yang berintikan logika, estetika,
metafisika, serta epistemologi.
Filsafat adalah seperangkat teori dan sistem berpikir. Pertanyaan filsafat ilmu dari Harold
Titus meliputi:
Apakah akal manusia?
Dapatkan akal manusia mengetahui apa yang ingin diketahuinya?
Dari apa sumber pengetahuan itu?
Dari manakah pengetahuan yang benar itu datang?
Definisi filsafat berbeda bagi setiap orang, tergantung pandangan, analisis, dan
keyakinan. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang bertujuan mencari kebenaran yang sedalam-dalamnya sesuai kemampuan akal
budi manusia.
Metode Filsafat
Bersumber dari buku Pengantar Filsafat Ilmu, metode digunakan sebagai alat pendekatan
untuk mencapai hakikat sesuai dengan corak pandangan filsuf masing-masing. Adapun metode
filsafat dijelaskan sebagai berikut.
1. Metode Kritis (Socrates dan Plato)
Metode kritis bersifat analisis istilah dan pendapat. Metode ini menjelaskan keyakinan
dan memperlihatkan pertentangan dengan cara bertanya, berdialog, membedakan,
membersihkan, menyisihkan, dan menolak sehingga pada akhirnya dapat ditemukan
hakikat.
2. Metode Intuitif (Plotinus dan Bergson)
Metode intuitif menggunakan cara intuitif dan pemakaian simbol-simbol untuk berusaha
melaksanakan pembersihan intelektual bersama dengan penyucian moral, sehingga
tercapai suatu pemikiran yang jernih.
3. Metode Skolastik (Aristoteles dan Thomas Aquinas)
Metode skolastik bersifat sintetis deduktif. Artinya, metode ini memecahkan suatu
persoalan dengan analisis dan pengambilan kesimpulan yang dimulai dari prinsip-prinsip
umum, kemudian diimplementasikan ke hal-hal atau prinsip-prinsip khusus. Metode ini
bertitik tolak dari definisi dan prinsip yang jelas lalu dilakukan penarikan kesimpulan.
4. Metode Geometris (Rene Descartes)
Metode geometris dilakukan dengan analisis mengenai hal-hal yang kompleks untuk
dicapai intuisi terhadap hakikat-hakikat sederhana, kemudian dideduksi secara matematis
segala pengertian lainnya
5. Metode Empiris (Hobbes, Locke, Berkeley, dan David Hume)
Hanya pengalaman yang menyajikan pengertian benar, maka sebua pengertian atau ide
akan menghasilkan pengetahuan jika itu bersumber dari pengalaman.
6. Metode Transendental (Immanuel Kant)
Bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu berlandaskan dinamika kesadaran diri.
Metode ini merupakan salah satu pendekatan teologi kontekstual yang menyatakan
bahwa realitas bukan sesuatu yang “ada di luar”, melainkan hakikat sejatinya yang tidak
tampak secara imanen.
7. Metode Fenomenologi (Husserl)
Metode ini dilaksanakan dengan penyederhanaan secara sistematis (reduction) dan
melakukan refleksi secara mendalam dalam setiap fenomena agar tercapai hakikat
sesuatu yang ada di balik fenomena.
8. Metode Dialektis (Hegel dan Mark)
Metode ini dilakukan dengan mengikuti dinamika pikiran berbasis peristiwa di alam
semesta dan bersandarkan pada dialektika, tesis, antitesis, dan sintesis untuk mencapai
hakikat kenyataan.
9. Metode Neo Positivis
Kenyataan dipahami menurut hakikatnya dengan menggunakan aturan-aturan seperti
berlaku pada ilmu pengetahuan positif (eksakta).
10. Metode Analitika Bahasa (Wittgenstein)
Merupakan metode yang khusus dalam filsafat dengan cara menguji ungkapan-ungkapan
yang digunakan berdasarkan analisis bahasa dengan tujuan untuk mencapai kebenaran
yang hakiki
Karakteristik Filsafat
1. Karakteristik implikatif ini adalah ilmu filsafat memiliki tujuan agar orang-orang
memiliki ilmu yang baru.
2. Memiliki sifat yang universal adalah ilmu ini memiliki kebebasan dalam
berpikir, adil dan sesuai dengan moral manusia.
3. Ilmu filsafat juga tidak faktual yang artinya bersifat spekulatif yang memiliki
pikiran logis.
4. Ilmu filsafat juga memiliki karakteristik berhubungan dengan nilai, yang artinya
filsafat digunakan untuk menilai tentang sesuatu perbuatan yang susila atau asusila.
Sesuatu yang dianggap pasti akan memiliki sebuah nilai.
5. Lalu ilmu filsafat ini juga memiliki arti, dalam bahasanya yang menggunakan
bahasa ilmiah.
Terdapat sejumlah tujuan memperlajari filsafat menurut para ahli, antara lain:
1. Menurut Harold H. Titus, tujuan filsafat adalah upaya untuk memahai alam
semesta, makna dan nilainya. Menurutnya, apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan
tujuan seni adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komonikasi, dan
ekspresi, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan.
2. Menurut Dr. Oemar A. Hoesin, mengatakan bahwa ilmu memberi kepada kita
pengetahuan, dan filsafat memberi kepada kita hikmah. Tujuan filosofi yaitu
memberi kepuasaan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yaitu kebenaran
yang teratur.
Dengan belajar apa itu filsafat, seseorang akan cenderung berpikir kritis
dengan mempermasalahkan hakikat persoalan dan mempertanyakan jawaban yang
dikembangkan. Hal itu tentu saja dapat membuat kita lebih arif dan bijaksana,
inilah merupakan manfaat utama filsafat.
Manfaat lain dari filsafat yaitu dapat membuat kita berpikir, merenung,
memilih dan bertingkah laku serta bertindak berdasarkan keyakinan yang kita
panuti dan dinilai merupakan permasalahan yang tidak tuntas di jawab hanya
dengan tradisi, konvensi, ilmu, atau gabungan semuanya. Pencarian dan
penuntasan masalah akan banyak terbantu dengan filsafat. Sebab, filsafat adalah
suatu bagian dari keyakinan dan tindakan kita, meskipun kebanyakan hal itu tanpa
kita sadari.
Unsur Filsafat
Di dalam filsafat terdapat tiga unsur yaitu unsur epistemologi, axiologi dan
juga ontologi. Unsur-unsur ini digunakan untuk membahas tentang filsafat lebih
dalam lagi. Berikut rinciannya:
1. Unsur Epistemologi
2. Unsur Axiologi
3. Unsur Ontologi
Unsur ini untuk mengetahui sesuatu secara umum, untuk mencari sesuatu
inti di dalam sebuah kenyataan, dengan hakikat sesuai dengan realita.
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Pengertian Filsafat
Menurut Para Ahli dan Penjelasan
Metodenya" , https://katadata.co.id/safrezi/berita/61f205ff60208/pengertian-
filsafat-menurut-para-ahli-dan-penjelasan-metodenya
Penulis: Iftitah Nurul Laily
Editor: Safrezi
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Pengertian Filsafat
Menurut Para Ahli dan Penjelasan
Metodenya" , https://katadata.co.id/safrezi/berita/61f205ff60208/pengertian-
filsafat-menurut-para-ahli-dan-penjelasan-metodenya
Penulis: Iftitah Nurul Laily
Editor: Safrezi
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Pengertian Filsafat
Menurut Para Ahli dan Penjelasan
Metodenya" , https://katadata.co.id/safrezi/berita/61f205ff60208/pengertian-
filsafat-menurut-para-ahli-dan-penjelasan-metodenya
Penulis: Iftitah Nurul Laily
Editor: Safrezi