Anda di halaman 1dari 20

Universitas Indraprasta PGRI

Address: Jl. Nangka No. 58 C (TB. Simatupang), Kel. Tanjung Barat, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530, Indonesia.
 +62 (021) 7818718 – 78835283; url: www.unindra.ac.id;  psyclrev@unindra.ac.id

Psychocentrum Review
ISSN 2656-8454 (Electronic)│ISSN 2656-1069 (Print)
Editor: Yuda Syahputra

Publication details, including author guidelines


URL: http://journal.unindra.ac.id/index.php/pcr/about/submissions#authorGuidelines

Adaptasi Five Facet Mindfulness Questionnaire Bahasa


Indonesia
Nadhira Meindy*, Achmad Djunaidi, Airin Triwahyuni
Magister Psikologi Profesi, Fakultas Psikologi, Universitas Padjadjaran

Article History
Received : 24 December 2021
Revised : 20 March 2022
Accepted : 25 March 2022

How to cite this article (APA 6th)


Meindy, N., Djunaidi, A., & Triwahyuni, A. (2022). Adaptasi Five Facet Mindfulness Questionnaire Bahasa
Indonesia. Psychocentrum Review, 4(1), 1–19. DOI: 10.26539/pcr.41849

The readers can link to article via https://doi.org/10.26539/pcr.41849

Correspondence regarding this article should be addressed to:


Nadhira Meindy, Magister Psikologi Profesi, Fakultas Psikologi, Universitas Padjadjaran, Indonesia, and E-mail: nadhirameindy@gmail.com

SCROLL DOWN TO READ THIS ARTICLE

Universitas Indraprasta PGRI (as Publisher) makes every effort to ensure the accuracy of all the information (the “Content”)
contained in the publications. However, we make no representations or warranties whatsoever as to the accuracy,
completeness, or suitability for any purpose of the Content. Any opinions and views expressed in this publication are the
opinions and views of the authors, and are not the views of or endorsed by Universitas Indraprasta PGRI. The accuracy of
the Content should not be relied upon and should be independently verified with primary sources of information.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Copyright by Meindy, N., Djunaidi, A., & Triwahyuni, A. (2022)

The authors whose names are listed in this manuscript declared that they have NO affiliations with or involvement in any organization or entity with any financial interest
(such as honoraria; educational grants; participation in speakers’ bureaus; membership, employment, consultancies, stock ownership, or other equity interest; and expert
testimony or patent-licensing arrangements), or non-financial interest (such as personal or professional relationships, affiliations, knowledge or beliefs) in the subject
matter or materials discussed in this manuscript. This statement is signed by all the authors to indicate agreement that the all information in this article is true and
correct.

Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
Psychocentrum Review (2022), 4(1), 1-19
ISSN 2656-8454 (Electronic) │ISSN 2656-1069 (Print)
https://doi.org/10.26539/pcr.41849

Original Article

Adaptasi Five Facet Mindfulness Questionnaire


Bahasa Indonesia

Nadhira Meindy*, Achmad Djunaidi, Airin Triwahyuni


Magister Psikologi Profesi, Fakultas Psikologi, Universitas Padjadjaran

Abstract. Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ) merupakan instrumen


pengukuran yang saat ini paling banyak digunakan untuk mengukur mindfulness. Artikel
ini melaporkan proses dan hasil adaptasi FFMQ ke Bahasa Indonesia agar dapat
digunakan pada populasi dewasa secara umum. Proses adaptasi dimulai dari
mempersiapkan instrumen hingga pengukuran psikometri untuk membuktikan kelayakan
FFMQ Bahasa Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa
FFMQ Bahasa Indonesia memiliki konsistensi internal yang dapat diterima. FFMQ juga
memiliki bukti validitas baik secara content maupun internal structure. Bukti validitas
konten dilakukan melalui metode content validity index yang melibatkan tiga orang ahli.
Bukti validitas internal structure dilakukan dengan melakukan uji confirmatory factor
analysis terhadap model lima aspek mindfulness. Berdasarkan proses adaptasi yang
dilakukan, FFMQ Bahasa Indonesia dapat digunakan untuk mengukur mindfulness pada
populasi dewasa umum di Indonesia.

Keywords: mindfulness; Five Facet Mindfulness Questionnaire; reliabilitas; validitas


Correspondence author: Nadhira Meindy, Magister Psikologi Profesi, Fakultas Psikologi Universitas
Padjadjaran, Indonesia, nadhirameindy@gmail.com
This work is licensed under a CC-BY-NC

Pendahuluan

Penelitian serta buku-buku dengan topik mindfulness memiliki perkembangan


eksponensial selama 30 tahun terakhir. Penelitian-penelitan mindfulness melibatkan
pengembangan dalam hal konseptualisasi mindfulness, keterkaitan mindfulness dengan
berbagai teori psikologi, serta penelitian terkait mindfulness sebagai sains dasar seperti
pengukuran mindfulness, maupun sains terapan seperti efektivitas terapi berbasis mindfulness.
(Brown, Creswell, & Ryan, 2015). Mindfulness dapat dikonseptualisasikan sebagai kapasitas
psikologis bawaan yang berasal dari usaha pengarahan atensi terhadap pengalaman saat ini,
disertai keingintahuan, penerimaan, dan tanpa penilaian (Baer, in press dalam Gu et al., 2020).
Penelitian terkait mindfulness dapat melibatkan tiga konseptualisasi mindfulness, yaitu state
mindfulness yang merupakan kualitas kesadaran pada suatu periode jangka pendek dalam
kurun waktu tertentu, trait mindfulness yang merupakan kecenderungan bawaan untuk
mengarahkan atensi pada pengalaman saat ini, serta skill mindfulness yang merupakan
kumpulan keterampilan mindfulness yang dikembangkan melalui pelatihan atau praktik
meditasi. Sebagian besar individu mampu melakukan mindfulness, namun kecenderungan
untuk dapat menerapkannya secara berkelanjutan dapat bervariasi pada setiap individu.
Kualitas dan intensitas kecenderungan umum melakukan mindfulness atau trait/dispositional
mindfulness pada setiap individu dapat bervariasi (Brown & Ryan, 2003). Variasi trait
mindfulness pada individu dapat disebabkan oleh faktor personal seperti susunan genetik,

1
Meindy, N., Djunaidi, A., & Triwahyuni, A. (2022)│2

sosialisasi, latihan atensi intensif, serta adanya pengalaman pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan mindfulness, (Quaglia, Brown, Lindsay, Creswell, & Goodman, 2015).
Berbagai penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa trait mindfulness berkorelasi
positif dengan kesejahteraan dan kesehatan mental (Brown & Ryan, 2003; Hanley, Warner, &
Garland, 2015; Harrington, Loffredo, & Perz, 2016; Jin, Zhang, Wang, & An, 2020; Rosini,
Nelson, Sledjeski, & Dinzeo, 2017). Penelitian pada mahasiswa menunjukkan adanya
hubungan antara trait mindfulness dengan regulasi emosi yang lebih baik, serta dapat
membantu individu terhindar dari kondisi mental yang mengganggu (Coffey & Hartman,
2008).
Penelitian mengenai penerapan mindfulness dalam intervensi telah berkembang pesat,
namun belum banyak penelitian yang meneliti mekanisme dan proses yang terjadi dalam
penerapan mindfulness hingga dapat menghasilkan keuntungan bagi mereka yang
menjalankannya (Gu et al., 2020). Untuk menunjang hal tersebut, dibutuhkan pengukuran
yang memiliki properti psikometri yang mendukung. Sebelumnya, telah terdapat beberapa
pengembangan instrumen mindfulness, diantaranya Frieburg Mindfulness Inventory (FMI:
Buchheld et al., 2001), Mindfull Attention Awareness Scale (MAAS; Brown & Ryan, 2003),
Kentucky Inventory of Mindfulness Skills (KIMS; Baer et al., 2004), Cognitive and Affective
Mindfulness Scale (CAMS, Feldman et al., 2007), dan Mindfulness Questionnaire (MQ;
Chadwick et al., 2008)). Dari kelima instrumen tersebut, Baer, Smith, Hopkins, Krietemeyer,
& Toney (2006) melakukan analisis faktor eksploratori, yang menghasilkan faktor-faktor yang
menunjang integrasi impiris dari operasionalisasi mindfulness. Dari hasil analisis tersebut,
ditemukan lima faktor yang menunjang mindfulness, yaitu observing, describing, acting with
awareness, nonjudging inner experience, dan nonreactivity to inner experience. Kelima faktor
yang didapatkan dari kelima instrumen mindfulness tersebut kemudian disusun menjadi
instrumen pengukuran baru yaitu Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ) (Baer et al.,
2006).
Observing merupakan kesadaran atau attending terhadap pengalaman internal maupun
eksternal, seperti sensasi, kognisi, emosi, penglihatan, suara, dan aroma. Describing
merupakan kemampuan memberi nama pada pengalaman internal dengan menggunakan kata-
kata. Acting with awareness merupakan kehadiran (attend) terhadap aktivitas yang dilakukan
pada satu waktu, dan berlawanan dengan melakukan aktivitas secara mekanis sementara atensi
berfokus pada hal lain (biasa disebut dengan automatic pilot). Nonjudging inner experience
merupakan sikap non-evaluatif terhadap pikiran dan perasaan. Nonreactivity to inner
experience merupakan kecenderungan untuk memperkenankan pikiran dan perasaan untuk
datang dan pergi, tanpa ikut terbawa oleh pikiran atau perasaan tersebut (Baer et al., 2008).
Perkembangan literatur menunjukkan bahwa intervensi yang didasari mindfulness secara
konsisten menghasilkan hasil yang positif, sehingga mengindikasikan peningkatan
mindfulness akan menurunkan gejala psikologis. Secara umum, terdapat korelasi negatif
antara setiap facet dengan gejala-gejala psikologis. Setiap facet mindfulness juga berkorelasi
positif dengan psychological well-being. Hal ini sesuai dengan perkembangan literatur
terdahulu mengenai hasil positif dari penerapan mindfulness (Baer et al., 2008).
Artikel ini bertujuan untuk melaporkan proses dan hasil adaptasi FFMQ ke Bahasa
Indoensia. Saat ini, FFMQ merupakan salah satu instrumen yang paling banyak digunakan
dalam penelitian terkait trait mindfulness (Quaglia, Braun, Freeman, McDaniel, & Brown,
2016). FFMQ telah diadaptasi dalam berbagai bahasa di seluruh dunia, seperti Jerman
(Michalak et al., 2016), Brazil (Barros, Kozasa, Souza, & Ronzani, 2014), Italia (Giovannini
et al., 2014), Tiongkok (Deng, Liu, Rodriguez, & Xia, 2011), dan India (Mandal, Arya, &
Pandey, 2016). Di Indonesia, terdapat berbagai penelitian terkait mindfulness baik sebagai
intervensi maupun trait. Penelitian tersebut dilakukan pada berbagai populasi seperti remaja,
orang tua, dewasa awal, dan sebagainya (Erpiana & Fourianalistyawati, 2018; Febriani,
Kumalasari, Triman, & Fourianalistyawati, 2019; Waty & Fourianalistyawati, 2018). Sebagian
diantaranya menggunakan FFMQ sebagai instrumen pengukuran trait mindfulness. Dari

Psychocentrum Review (2022), 4(1), 1-19


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
3│ Adaptasi Five Facet Mindfulness Questionnaire Bahasa Indonesia

berbagai penelitian tersebut, dilaporkan properti psikometri dari FFMQ yang digunakan,
namun hasilnya beragam dan belum menyatakan properti psikometri dan proses adaptasi
secara lengkap. Penelitian tersebut memberikan informasi mengenai reliabilitas dan korelasi
item-total, namun belum disertai dengan pembukitan validitas, serta metode yang digunakan
dalam melakukan adaptasi alat ukur secara keseluruhan (Dyah & Fourianalistyawati, 2018;
Erpiana & Fourianalistyawati, 2018; Fourianalistyawati, Listiyandini, & Fitriana, 2016).
Hingga saat ini belum ada publikasi ilmiah terkait properti psikometri dari FFMQ bahasa
Indonesia. Penelitian terbaru mengenai adaptasi FFMQ berbahasa Indonesia masih merupakan
rancangan kuesioner yang belum diuji cobakan (Mutiara & Suyasa, 2021). Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk melakukan adaptasi dan menganalisis properti psikometri dari
FFMQ berbahasa Indonesia sehingga dapat membantu mengembangkan penelitian terkait
mindfulness di Indonesia.

Metode
Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menunjukkan


proses adaptasi serta reliabilitas dan bukti-bukti validitas dari instrumen Five Facet
Mindfulness Questionnaire berbahasa Indonesia. Penelitian diawali dengan melakukan
adaptasi berdasarkan panduan adaptasi instrumen dari International Test Commission
(ITC) (ITC, 2017). Adaptasi FFMQ diawali dengan tahap precondition, yaitu melakukan
studi literatur terkait mindfulness dan FFMQ, serta meminta izin untuk melakukan
pengembangan instrumen pada pemilik alat ukur, yaitu Ruth Baer. Berikutnya, dilakukan
tahap test development, yaitu melakukan translasi dengan metode forward-backward,
serta penelaahan dan diskusi mengenai kesesuaian hasil translasi dengan konteks di
Indoneisa. Setiap item ditranslasi dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dilakukan oleh
seorang sarjana psikologi yang fasih berbahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Hasilnya
kemudian ditranslasikan kembali dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris oleh seorang
sarjana psikologi yang fasih berbahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Berikutnya
dilakukan peer review oleh dua sarjana psikologi terkait hasil translasi dan kesesuaian
dengan konteks pada bahasa asli. Selanjutnya, dilakukan penelaahan kembali oleh tiga
psikolog yang juga merupakan akademisi psikologi terkait dengan kesesuaian dengan
konteks teori dan bahasa yang digunakan. Selain diminta untuk memberikan saran secara
kualitatif, para ahli juga diminta untuk menilai relevansi item FFMQ berbahasa Indonesia
berdasarkan metode-metode Content Validity Index pada tingkat item (I-CVI) dan pada
tingkat skala (S-CVI). Setiap ahli diminta untuk menilai setiap item dengan skala: 1= not
relevant (Item tidak relevan dengan mindfulness); 2= somewhat relevant (Item
membutuhkan revisi mayor untuk bisa menjadi representasi dari mindfulness); 3= quite
relevant (Item membutuhkan revisi minor untuk menjadi representasi dari mindfulness);
dan 4= highly relevant (Item telah merepresentasikan mindfulness). Jawaban dari setiap
ahli kemudian dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu tidak relevan (jika memilih 1
dan 2), dan relevan (jika memilih 3 dan 4). Berdasarkan kategori dari jawaban tersebut
kemudian dihitung nilai I-CVI pada setiap item, serta S-CVI secara keseluruhan (Polit &
Beck, 2006).
Dari hasil proses translasi dan penelaahan tersebut kemudian dilakukan penelaahan
response process dengan melakukan wawancara kognitif (Willis, 2015). Instrumen yang
telah mendapat masukan dari para ahli dicobakan kepada sejumlah partisipan untuk
memastikan item yang digunakan dapat dipahami oleh para partisipan sesuai dengan
konteks teori yang dituju. Proses wawancara kognitif dilakukan secara daring. Partisipan
direkrut melalui pengumuman pada media sosial, lalu kemudian dipilih berdasarkan
komposisi jenis kelamin dan latar belakang pendidikan. Pembagian komposisi partisipan

Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
Meindy, N., Djunaidi, A., & Triwahyuni, A. (2022)│4

berdasarkan jenis kelamin dan latar belakang pendidikan didasari oleh pertimbangan
mindfulness dan kosa kata yang digunakan pada FFMQ bahasa Indonesia dinilai belum
umum bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan pertimbangan tersebut, FFMQ berbahasa
Indonesia diharapkan dapat mengukur tingkat mindfulness tanpa ada bias jenis kelamin
maupun latar belakang pendidikan. Para partisipan diminta untuk mengisi kuesioner
secara daring, lalu kemudian peneliti menanyakan beberapa pertanyaan terkait dengan
pengisian kuesioner yang telah dilakukan. Untuk setiap item, partisipan diminta untuk
menjelaskan bagaimana pemahaman mereka terhadap item, proses yang terjadi hingga
akhirnya memilih jawaban yang telah dipilih, serta seberapa yakin mereka dalam
menjawab setiap item. Untuk instrumen secara keseluruhan, terdapat beberapa
pertanyaan yang diberikan, seperti (1) Dalam panduan maupun pernyataan yang
diberikan, apakah terdapat istilah yang sulit dipahami? (2) Adakah item yang dirasa sulit?
(3) Adakah kosa kata atau istilah yang belum pernah Anda dengar sebelumnya? (4) Jika
ada item yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dijawab: Tampaknya Anda
mengalami kesulitan pada item tersebut, boleh diceritakan?
Setelah mendapatkan hasil dari wawancara kognitif, proses adaptasi kemudian
dilanjutkan dengan tahap confirmation yang meliputi pemilihan sampel dan perencanaan
uji coba. Berikutnya adalah tahap administration berupa persiapan kuesioner dan
instruksi, serta administrasi pengujian. Tahap terakhir yang dilakukan adalah
documentation dengan melakukan pencatatan pada setiap perbaikan dan perubahan yang
dilakukan, sehingga menghasilkan instrumen tahap akhir yang akan diujicobakan.
Setelah mendapatkan hasil final dari adaptasi yang dilakukan, penelitian dilanjutkan
dengan melakukan survei daring untuk membuktikan properti psikometri dari FFMQ
bahasa Indonesia yang telah diadaptasi.

Populasi dan Pengambilan Sampel

Partisipan survei daring direkrut menggunakan teknik convenience sampling pada


warga negara Indonesia yang berusia minimal 18 tahun. Data diperoleh dengan
menyebarkan kuesioner dalam bentuk google form. Tautan kuesioner disebarkan pada
berbagai media sosial seperti WhatsApp, Instagram, dan Twitter. Pengambilan data
berlangsung pada bulan Oktober 2021. Dari pengambilan data, digunakan Instructional
Manipulaition Check (IMC) untuk memastikan partisipan telah membaca instruksi dan
pernyataan yang diberikan dengan sungguh-sungguh (Oppenheimer, Meyvis, &
Davidenko, 2009). IMC dilakukan dengan memasukkan dua pernyataan yang meminta
partisipan untuk memilih salah satu dari lima pilihan yang disediakan. Hanya partisipan
yang menjawab dengan benar pada kedua pernyataan tersebut yang kemudian diikutkan
dalam pengolahan data. Secara keseluruhan, terdapat 372 partisipan yang mengisi
kuesioner daring yang kemudian diseleksi berdasarkan ketepatan menjawab IMC
sehingga menghasilkan 309 partisipan. Dari keseluruhan partisipan, 67 (21,68%) adalah
laki-laki dan 242 (78,32%) adalah perempuan. Peserta berusia 18 hingga 60 tahun (M=23,
SD=9). Pemilihan usia didasari oleh tujuan penggunaan instrumen yang dapat digunakan
pada kelompok usia dewasa.

Instrumen

Instrumen pengukuran yang diteliti adalah Five Facet Mindfulness Questionnaire


(FFMQ). FFMQ diadaptasi ke bahasa Indonesia mengikuti ITC Guidelines for
Translating and Adapting Tests (Second Edition) (ITC, 2017). FFMQ terdiri dari 39
items yang terdiri dari 8 items pada aspek observing, describing, acting with awareness,
nonjudging inner experience, dan 7 items pada aspek nonreactivity to inner experience.
Setiap pernyataan memiliki pilihan jawaban: 1 = Sangat jarang, 2 = Jarang, 3=Kadang-

Psychocentrum Review (2022), 4(1), 1-19


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
5│ Adaptasi Five Facet Mindfulness Questionnaire Bahasa Indonesia

kadang, 4 = Sering, dan 5 = Sangat sering. FFMQ memiliki internal consistency yang
baik, dengan koefisien alpha berada pada rentang 0,75 sampai 0,91. FFMQ juga
menunjukkan bukti validitas internal structure menggunakan hasil analisis CFA dan
bukti validitas korelasi dengan variabel terkait seperti gejala-gejala psikologis,
kecerdasan emosional, serta keterbukaan terhadap pengalaman. Berdasarkan bukti-bukti
validitas tersebut, model instrument FFMQ dinyatakan fit dengan model lima aspek-
hierarkial (second-order) (Chi-square = 207,75; p < 0,001, RMSEA = 0,070, CFI = 0,93,
NNFI = 0,92) dan terbukti berkorelasi positif dengan faktor prediktif positif seperti
kecerdasan emosional dan keterbukaan terhadap pengalaman, dan berkorelasi negatif
terhadap gejala-gejala psikologis (Baer et al., 2006). Berdasarkan interkorelasi yang
dilakukan antar aspek, hasil yang didapatkan berkisar pada 0,32 sampai 0,56, yang
berarti setiap aspek berkorelasi satu sama lain, namun tetap mengukur hal yang berbeda
(Baer et al., 2008). Skoring FFMQ dilakukan dengan membalikkan koding pada items
negatif, kemudian menghitung skor rata-rata dari setiap aspek sehingga menghasilkan
profil mindfulness. Tidak direkomendasikan untuk menghitung atau mengolah data
dengan menggunakan skor total dari keseluruhan FFMQ (Danielson & Jones, 2018).

Analisis Data

Analisis data pengujian instrumen dilakukan dengan bantuan program Lisrel for
Windows 8.80 dan IBM SPSS Statistics 2020 (IBM Corp, 2011; Jöreskog, 2008).
Pelaporan informasi psikometris mencakup reliabilitas yang dihitung dengan uji
Cronbach’s α atau koefisien Alpha untuk melihat konsistensi internal, dan validitas
dibuktikan dengan bukti validitas berdasarkan test content, bukti validitas berdasarkan
response process, dan bukti validitas berdasarkan struktur internal (AERA, APA, &
NCME, 2014).

Hasil

Adaptasi Instrumen

Setelah melakukan studi literatur dan melakukan izin pada pembuat FFMQ di tahap
precondition, adaptasi dilanjutkan ke tahap test development. FFMQ berbahasa Inggris
yang telah ditranslasi dengan metode forward-backward dan melewati proses peer
review ditelaah kembali oleh ahli. Berdasarkan penelaahan tersebut, didapatkan komentar
dan saran untuk items yang telah ditranslasi ke Bahasa Indonesia berdasarkan
kesesuaiannya dengan konteks pada FFMQ asli. Pada tahap ini, dilibatkan tiga ahli yang
merupakan psikolog sekaligus akademisi psikologi. Berdasarkan jawaban dari setiap ahli,
didapatkan bahwa semua items hasil translasi yang diajukan termasuk kedalam kategori
relevan (Tabel 1). Dari jawaban tersebut, didapatkan hasil bahwa setiap item
mendapatkan skor I-CVI sebesar 1.00. Hal ini sesuai dengan rekomendasi dari Lynn
(1986) dalam (Polit & Beck, 2006). bahwa untuk penelitian dengan ahli yang berjumlah
kurang dari enam orang, maka setiap item harus memiliki nilai I-CVI sebesar 1.00.
Dengan kata lain, setiap ahli menyetujui bahwa setiap item yang diajukan telah relevan
dengan konstruk yang diukur (Polit & Beck, 2006). Pada tingkat skala, persetujuan
keseluruhan ahli terhadap setiap item menghasilkan nilai S-CVI/UA sebesar 1.00. Hal ini
telah memenuhi standar dimana skor yang dapat diterima untuk S-CVI/UA adalah 0.80
(Polit & Beck, 2006).

Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
Meindy, N., Djunaidi, A., & Triwahyuni, A. (2022)│6

Tabel 1. Hasil Analisis Content Validity Index (Test Content)


Item Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3 I-CVI
Ob_1 3 3 4 1
Ob_6 3 3 4 1
Ob_11 3 4 4 1
Ob_15 3 3 4 1
Ob_20 3 4 4 1
Ob_26 3 4 4 1
Ob_31 3 4 4 1
Ob_36 3 4 4 1

Des_2 4 4 4 1
Des_7 3 4 4 1
Des_27 3 3 4 1
Des_32 4 3 4 1
Des_37 3 3 4 1
Des_12R 3 3 4 1
Des_16R 3 4 4 1
Des_22R 3 3 4 1

Awa_5R 3 3 4 1
Awa_8R 3 3 4 1
Awa_13R 4 4 4 1
Awa_18R 4 3 1
Awa_23R 4 4 3 1
Awa_28R 4 4 4 1
Awa_34R 3 3 3 1
Awa_38R 3 3 3 1

NJud_3R 3 4 3 1
NJud_10R 4 4 4 1
NJud_14R 3 3 3 1
NJud_25R 3 3 3 1
NJud_30R 4 4 4 1
NJud_35R 3 4 4 1
NJud_39R 3 4 4 1

NonRe_4 3 3 4 1
NonRe_9 4 4 4 1
NonRe_19 3 4 3 1
NonRe_21 3 4 3 1
NonRe_24 4 4 4 1
NonRe_29 3 4 4 1
NonRe_33 4 3 4 1
S-CVI = 1

*Keterangan: 1= not relevant; 2= somewhat relevant; 3= quite relevant; dan 4=


highly relevant.

Selain meminta penelaahan ahli, dilakukan wawancara kognitif (response process)


untuk memastikan apakah respon yang diberikan oleh partisipan sesuai dengan konstruk
yang dimaksud dalam FFMQ (Willis, 2015). Wawancara kognitif dilakukan pada
sembilan partisipan yang berusia 18-27 tahun (5 orang perempuan dan 4 orang laki-laki)
dan latar belakang pendidikan yang beragam (3 lulusan SMA, 5 lulusan S1, dan1 lulusan

Psychocentrum Review (2022), 4(1), 1-19


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
7│ Adaptasi Five Facet Mindfulness Questionnaire Bahasa Indonesia

S2). Berdasarkan wawancara tersebut, terdapat 12 items yang kemudian diperbaiki dan
diujikan kembali pada empat dari sembilan partisipan tersebut (Tabel 2). Perbaikan yang
dilakukan terkait dengan beberapa kata yang ditemukan tidak lazim bagi masyarakat
umum, seperti penggunaan kata “sensasi” dan “alamiah.” Perbaikan juga dilakukan
terkait dengan kalimat-kalimat pada aspek describing yang pada hasil terjemahan awal
lebih banyak diinterpretasikan oleh partisipan sebagai kemampuan untuk menyampaikan
pikiran atau perasaan, dibanding dengan mendeskripsikan pikiran atau perasaan.

Tabel 2. Hasil Perbaikan berdasarkan Wawancara Kognitif (Response Process)


Item Sebelum Revisi Setelah Revisi
Obs_15 Saya memberi perhatian pada berbagai Saya memberi perhatian pada berbagai
sensasi, seperti angin yang mengenai ke sensasi, contohnya angin yang mengenai
rambut saya atau cahaya matahari yang ke rambut saya atau cahaya matahari
menyoroti wajah saya. yang menyoroti wajah saya.
Obs_31 Saya menyadari elemen visual yang Saya menyadari elemen visual yang
terkandung pada seni atau alam seperti terkandung pada seni atau alam,
warna, bentuk, tekstur, atau pola cahaya contohnya warna, bentuk, tekstur, atau
dan bayangan. pola cahaya dan bayangan.
Des_7 Saya bisa dengan mudah menyampaikan Saya bisa dengan mudah memukan kata-
keyakinan, pendapat, dan ekspektasi saya kata untuk menggambarkan keyakinan,
dalam kata-kata. pendapat, dan ekspekstasi saya.
Des_12 Saya kesulitan untuk menemukan kata- Saya kesulitan untuk menemukan kata-
kata yang dapat menggambarkan pikiran kata yang menggambarkan pikiran saya.
saya.
Des_16 Saya kesulitan untuk menemukan kata- Saya kesulitan menemukan kata-kata
kata yang tepat dalam mengungkapkan yang tepat untuk mengekspresikan
perasaan tentang berbagai hal. perasaan saya tentang berbagai hal.
Des_22 Ketika merasakan sensasi di tubuh, saya Ketika merasakan sesuatu di tubuh, saya
kesulitan untuk menggambarkannya kesulitan untuk menggambarkannya
karena tidak dapat menemukan kata yang karena tidak dapat menemukan kata yang
tepat. tepat.
Des_27 Bahkan saat sedang merasa sedih, saya Bahkan saat sedang merasa sedih, saya
mampu mencari cara yang tepat untuk mampu mencari cara yang tepat untuk
mengungkapkannya dengan kata-kata. mengekspresikannya melalui kata-kata.
Des_32 Saya memiliki kecenderungan alamiah Saya memiliki kecenderungan untuk
untuk menjelaskan pengalaman saya menjelaskan pengalaman saya melalui
melalui kata-kata. kata-kata.
NJud_10 Saya mengatakan pada diri saya bahwa Saya mengatakan pada diri saya bahwa
seharusnya saya tidak merasakan apa saya seharusnya tidak merasakan apa
yang saya sedang rasakan. yang saya sedang rasakan.
NJud_35 Ketika saya memiliki pikiran/bayangan Ketika saya memiliki pikiran/bayangan
yang membebani, saya menilai diri yang membebani, saya menilai diri
sebagai orang yang baik atau buruk sebagai orang yang baik atau buruk
berdasarkan pikiran/bayangan tersebut. berdasarkan pikiran/bayangan tersebut.
NonRe_19 Ketika saya memiliki pemikiran atau Ketika saya memiliki
bayangan yang buruk, saya “mundur pemikiran/bayangan yang buruk, saya
sementara” dan menyadari adanya “mundur sementara” dan menyadari
pikiran atau gambaran tersebut tanpa adanya pikiran/gambaran tersebut tanpa
terpengaruh olehnya. terpengaruh olehnya.
NonRe_21 Dalam situasi sulit, saya bisa berhenti Dalam situasi sulit, saya bisa berhenti
sejenak tanpa langsung bereaksi. sejenak tanpa langsung berespon.

Reliabilitas

Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
Meindy, N., Djunaidi, A., & Triwahyuni, A. (2022)│8

Tahap test development dilanjutkan dengan melakukan confirmation dan


administration, serta documentation. Dari seluruh tahapan adaptasi tersebut, dilakukan
pengambilan data yang dilanjutkan dengan pengujian aspek-aspek psikometris.
Pengujian reliabilitas dan validitas dilakukan dengan melakukan survei daring pada 309
partisipan. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, didapatkan koefisien alpha
(alpha’s cronbach) pada setiap aspek mindfulness memiliki nilai pada rentang 0,660 –
0,861. Koefisien alpha dan item-total correlation pada setiap item dapat dilihat pada
Tabel 3. Berdasarkan hasil tersebut, keseluruhan aspek dari FFMQ memiliki koefisien
alpha > 0,60. Nilai koefisien alpha yang dapat diterima secara umum adalah 0,7, namun
batas 0,6 dapat dianggap diterima dalam penelitian terutama penelitian ekspoloratif (Hair,
Black, Babin, & Anderson, 2019). Hasil pengujian koefisien alpha pada aspek-aspek
describing, acting with awareness, dan nonjudging to inner experience menunjukkan
nilai di atas 0,7. Sementara koefisien alpha dari aspek observing dan nonreactivity to
inner experience menunjukkan nilai di atas 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap aspek
dalam FFMQ memiliki konsistensi internal yang tergolong dapat diterima (Hair et al.,
2019; Taber, 2018). Setiap item memiliki nilai item-total correlation senilai > 0,20. Hasil
tersebut sesuai dengan kriteria pemilihan item yang disarankan dalam instrumen (P.
Kline, 2015).

Tabel 3. Koefisien Alpha dan Item-total correlation


Item Koefisien Item-total
Alpha correlation
Aspek Observing
Ob_1 Ketika sedang berjalan, saya merasakan sensasi tubuh saya 0,690 0,400
yang sedang bergerak.
Ob_6 Ketika mandi, saya menyadari sensasi air yang mengenai 0,356
tubuh saya.
Ob_11 Saya menyadari bagaimana makanan dan minuman 0,253
memengaruhi pemikiran, sensasi tubuh, dan emosi saya.
Ob_15 Saya memberi perhatian pada berbagai sensasi, contohnya 0,410
angin yang mengenai ke rambut saya atau cahaya matahari
yang menyoroti wajah saya.
Ob_20 Saya memberi perhatian pada berbagai suara di sekitar saya, 0,430
seperti jam yang berdetak, kicauan burung, atau mobil yang
melintas.
Ob_26 Saya menyadari bau dan aroma benda-benda di sekitar saya. 0,447
Ob_31 Saya menyadari elemen visual yang terkandung pada seni 0,496
atau alam, contohnya warna, bentuk, tekstur, atau pola
cahaya dan bayangan.
Ob_36 Saya memberi perhatian pada bagaimana emosi saya 0,256
mempengaruhi pikiran dan perilaku saya.
Aspek Describing
Des_2 Saya pandai dalam menemukan kata-kata yang tepat untuk 0,885 0,722
menggambarkan perasaan saya.
Des_7 Saya bisa dengan mudah memukan kata-kata untuk 0,655
menggambarkan keyakinan, pendapat, dan ekspekstasi saya.
Des_27 Bahkan saat sedang merasa sedih, saya mampu mencari cara 0,704
yang tepat untuk mengekspresikannya melalui kata-kata.
Des_32 Saya memiliki kecenderungan untuk menjelaskan 0,527
pengalaman saya melalui kata-kata.
Des_37 Saya biasanya mampu mendeskripsikan perasaan yang 0,711
sedang saya rasakan secara rinci.
Des_12R Saya kesulitan untuk menemukan kata-kata yang 0,737
menggambarkan pikiran saya.
Des_16R Saya kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk 0,708
mengekspresikan perasaan saya tentang berbagai hal.

Psychocentrum Review (2022), 4(1), 1-19


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
9│ Adaptasi Five Facet Mindfulness Questionnaire Bahasa Indonesia

Des_22R Ketika merasakan sesuatu di tubuh, saya kesulitan untuk 0,491


menggambarkannya karena tidak dapat menemukan kata
yang tepat.
Aspek Acting with awareness
Awa_5R Ketika mengerjakan sesuatu, pikiran saya berkelana dan 0,861 0,681
perhatian saya mudah teralihkan.
Awa_8R Saya tidak fokus pada apa yang saya kerjakan karena 0,641
melamun, khawatir, atau teralihkan perhatiannya.
Awa_13R Perhatian saya mudah teralih. 0,679
Awa_18R Saya kesulitan untuk memusatkan perhatian pada apa yang 0,640
sedang terjadi di saat ini.
Awa_23R Saya merasa seperti “bekerja secara otomatis” tanpa 0,497
sepenuhnya menyadari apa yang sedang saya lakukan.
Awa_28R Saya terburu-buru melakukan suatu kegiatan tanpa benar- 0,547
benar memperhatikan apa yang saya lakukan.
Awa_34R Saya melakukan pekerjaan atau tugas tanpa benar-benar 0,585
menyadari apa yang sedang saya lakukan.
Awa_38R Saya mendapati diri saya mengerjakan suatu hal tanpa benar- 0,602
benar memerhatikannya.
Aspek Nonjudging inner experience
NJud_3R Saya mengkritik diri saya karena merasakan emosi yang tidak 0,835 0,543
rasional atau tidak pantas.
NJud_10R Saya mengatakan pada diri saya bahwa saya seharusnya tidak 0,544
merasakan apa yang saya sedang rasakan.
NJud_14R Saya meyakini bahwa beberapa pemikiran saya tidak normal 0,493
atau buruk, dan seharusnya saya tidak berpikir seperti itu.
NJud_25R Saya mengatakan pada diri saya bahwa seharusnya saya tidak 0,589
berpikir seperti apa yang saya pikirkan.
NJud_30R Saya pikir beberapa emosi yang saya rasakan adalah emosi 0,677
yang tidak baik atau tidak pantas, dan saya seharusnya tidak
merasakan itu.
NJud_35R Ketika saya memiliki pikiran/bayangan yang membebani, 0,534
saya menilai diri sebagai orang yang baik atau buruk
berdasarkan pikiran/bayangan tersebut.
NJud_39R Saya menyalahkan diri sendiri ketika memiliki pikiran yang 0,678
tidak rasional.
Aspek Nonreactivity to inner experience
NonRe_4 Saya dapat merasakan perasaan dan emosi saya, tanpa 0,660 0,267
merasakan keharusan bereaksi terhadap perasaan dan emosi
tersebut.
NonRe_9 Saya memperhatikan perasaan saya tanpa terlarut di 0,365
dalamnya.
NonRe_19 Ketika saya memiliki pemikiran/bayangan yang buruk, saya 0,312
“mundur sementara” dan menyadari adanya
pikiran/gambaran tersebut tanpa terpengaruh olehnya.
NonRe_21 Dalam situasi sulit, saya bisa berhenti sejenak tanpa langsung 0,262
berespon.
NonRe_24 Ketika saya memiliki pemikiran atau bayangan yang buruk, 0,467
saya dapat dengan segera merasa tenang.
NonRe_29 Ketika saya memiliki pemikiran atau bayangan yang tidak 0,434
menyenangkan, saya dapat menyadarinya dan tidak langsung
bereaksi.
NonRe_33 Ketika saya memiliki pemikiran atau bayangan yang buruk, 0,471
saya menyadarinya dan membiarkannya berlalu.

Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
Meindy, N., Djunaidi, A., & Triwahyuni, A. (2022)│10

Validitas

Bukti validitas yang berikutnya adalah melalui internal structure. Pembuktian ini
dilakukan dengan melakukan uji confirmatory factor analysis (CFA) untuk menganalisis
kesesuaian item dalam instrumen terhadap konstruk yang diukur. CFA dilakukan dengan
metode estimasi parameter diagonally weighted least square dengan model second order.
Estimasi parameter diagonally weighted least square digunakan karena data bersifat
ordinal sehingga tidak dapat memenuhi asumsi normalitas multivariate (Mîndrilă, 2010).
Model uji dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Keterangan: Obs: observing; Des: describing; NonRe: nonreactivity to inner experience;


NonJu: nonjudging inner experience; Awa:acting with awareness; FFMQ
Gambar 1. Model Analisis Konfirmatori Faktor Sebelum Modifikasi

Psychocentrum Review (2022), 4(1), 1-19


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
11│ Adaptasi Five Facet Mindfulness Questionnaire Bahasa Indonesia

Keterangan: Obs: observing; Des: describing; NonRe: nonreactivity to inner experience;


NonJu: nonjudging inner experience; Awa:acting with awareness; FFMQ
Gambar 2. Model Analisis Konfirmatori Faktor Setelah Modifikasi

Pada awal pengujian (Gambar 1), masing-masing aspek observing, describing, acting
with awareness, dan nonjudging inner experience terdiri dari 8 items; dan nonreactivity

Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
Meindy, N., Djunaidi, A., & Triwahyuni, A. (2022)│12

to inner experience terdiri dari 7 items. Pada pengujian pertama, ditemukan bahwa model
CFA belum memenuhi kriteria fit indices dengan Chi-square/df = 2,74; p < 0,001,
RMSEA = 0,075 [CI 0,071, 0,079], SRMR = 0,11, CFI = 0,91, dan GFI = 0,89 (Bentler,
1990, 1995; Jöreskog & Sörbom, 1981; R. B. Kline, 1998; Steiger & Lind, 1980).
Berdasarkan hasil tersebut, berikutnya dilakukan modifikasi model berdasarkan
rekomendasi dari modification indices terhadap items yang berada pada aspek yang sama.
Selain itu, item 17 yang merupakan salah satu item dari aspek nonjudging tidak diikutkan
pada pengujian model karena memiliki factor loading yang signifikan namun sangat
rendah (0,24). Item 17 berada pada aspek nonjudging inner experience. Koefisien alpha
sebelum item 17 dihapus adalah 0,841. Setelah item 17 dihapus, koefisian alpha pada
aspek nonjudging inner experience menjadi 0,835. Setelah melakukan modifikasi model
dan menghapus item 17 (Gambar 2), didapatkan hasil fit indices meliputi Chi-square/df =
1,95; p < 0,001, RMSEA = 0,056 [CI 0,051, 0,060], CFI = 0,950, dan GFI = 0,91. Setiap
item memiliki factor loading yang signifikan dan memiliki nilai > 0,20. Dengan jumlah
sampel > 250 dan jumlah item > 30, fit indices tersebut telah memenuhi kriteria goodness
of fit (CFI ≥ 0,92, dan RMSEA < 0,7 dengan CFI ≥ 0,92, Chi-Square/df di bawah 2,0,
dan GFI ≥ 0,90) (Hair et al., 2019).

Tabel 4. Factor Loadings, Construct Reliability (CR), dan Average Variance Extracted (AVE)
Item Factor Loadings CR dan
Observating Descripting Act with Nonjudging Nonreactivity AVE
Awareness
Ob_1 0,55* CR=0,73
Ob_6 0,63* AVE=0,26
Ob_11 0,52*
Ob_15 0,47*
Ob_20 0,45*
Ob_26 0,54*
Ob_31 0,56*
Ob_36 0,30*
Des_2 0,78* CR=0,89
Des_7 0,71* AVE=0,53
Des_27 0,65*
Des_32 0,44*
Des_37 0,68*
Des_12R 0,89*
Des_16R 0,88*
Des_22R 0,70*
Awa_5R 0,80* CR=0,88
Awa_8R 0,81* AVE=0,48
Awa_13R 0,86*
Awa_18R 0,83*
Awa_23R 0,46*
Awa_28R 0,58*
Awa_34R 0,51*
Awa_38R 0,59*

NJud_3R 0,57* CR=0,86


NJud_10R 0,72* AVE=0,48
NJud_14R 0,78*
NJud_25R 0,58*
NJud_30R 0,73*
NJud_35R 0,58*
NJud_39R 0,86*
NonRe_4 0,27* CR=0,67

Psychocentrum Review (2022), 4(1), 1-19


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
13│ Adaptasi Five Facet Mindfulness Questionnaire Bahasa Indonesia

NonRe_9 0,58* AVE=0,25


NonRe_19 0,42*
NonRe_24 0,76*
NonRe_29 0,42*
NonRe_33 0,59*
NonRe_21 0,27*
Factor
loading
aspek 0,32* 0,73* 0,78* 0,56* 0,46*
terhadap
FFMQ
*p < 0,001

Dari pengujian CFA yang dilakukan, ditemukan bahwa semua items yang dilibatkan
pada pengujian FFMQ versi akhir berkontribusi signifikan terhadap setiap aspeknya
maupun pada FFMQ secara keseluruhan (Tabel 4). Secara umum, nilai minimal dari
factor loading untuk menjadi bagian dari struktur adalah 0,3 (Hair et al., 2019). Dari
hasil pengujian CFA, terdapat dua item yang memiliki nilai factor loading di bawah 0,3
namun tetap dipertahankan, yaitu item NonRe_4 dan NonRe_21. Dengan
mempertimbangan pemenuhan syarat statistik dan keselarasan item dengan aspek
(conctent validity), maka kedua item tersebut dapat dipertahankan meskipun memiliki
factor loading yang kurang baik (Hair et al., 2019).
Construct reliability berada pada rentang 0,67 – 0,89. Hasil tersebut berada pada
rentang yang dapat diterima (≥0,60) (Hair et al., 2019). Hampir seluruh AVE kecuali
pada aspek Description memiliki nilai < 0,50, di bawah rekomendasi dalam CFA (Hair et
al., 2019). Korelasi antar seluruh aspek FFMQ termasuk dalam kategori signifikan,
kecuali antara aspek observation dengan act with awareness dan antara nonjudging inner
experience dengan nonreactivity to inner experience. Korelasi antar masing-masing
aspek berada pada rentang 0,123 – 0,462 (Tabel 5).

Tabel 5. Korelasi Spearman antar aspek FFMQ


Dimensi Observation Description Act with NonJudging NonReactivity
Awarness
Observation 0,291** 0,080 -0,157** 0,298**
Description 0,420** 0,263** 0,274**
Act with 0,462** 0,123*
Awarness
NonJudging -0,120
M (SD) 29,28 (4,98) 25,14 (6,80) 22,66 (6,60) 19,48 (6,34) 22,34 (4,18)
* p < ,05; ** p < 0,01

Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengadaptasi FFMQ berbahasa Indonesia yang dapat
digunakan pada populasi orang dewasa secara umum. FFMQ berbahasa Indonesia telah
terbukti sebagai instrumen yang memiliki konsistensi internal (reliabel) serta terbukti
mengukur aspek-aspek dari trait mindfulness (valid). FFMQ bahasa Indonesia memiliki
konsistensi internal yang cukup (Taber, 2018). Pada umumnya, batas minimal dari koefisien
alpha adalah 0,70. Namun, koefisien alpha sebesar 0,60 juga termasuk ke dalam batas yang
dapat diterima pada penelitian yang bersifat eksploratif yang belum pernah dilakukan
sebelumnya (Hair et al., 2019). Selain itu, nilai construct reliability (CR) dari setiap aspek
FFMQ > 0,60, yang berarti bahwa setiap pengukuran secara konsisten merepresentasikan

Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
Meindy, N., Djunaidi, A., & Triwahyuni, A. (2022)│14

konstruk laten yang sama. CR merupakan reliabilitas internal pada konstruk yang
mempertimbangkan bobot dari setiap item. Hal ini membuat CR dapat melengkapi
keterbatasan dari koefisien alpha dalam menunjukkan angka reliabilitas (Hair et al., 2019). CR
pada setiap aspek bernilai > 0,60 dan lebih tinggi dari koefisien alpha dari setiap aspek. Hal ini
dapat berarti aspek observation, description, acting with awareness, dan non-judging to inner
experience pada FFMQ memiliki konsistensi internal yang memuaskan, sementara aspek non-
reactivity to inner experience memiliki konsistensi internal yang dapat diterima.
Koefisien alpha yang dihasilkan pada penelitian ini lebih rendah jika dibandingkan dengan
koefisien alpha pada FFMQ bahasa Inggris. Pada penelitian tersebut, koefisien alpha pada
setiap aspek FFMQ berada pada rentang 0.75 – 0.91 (Baer et al., 2006). Namun, hasil ini
serupa dengan hasil koefisien alpha pada FFMQ yang diadaptasi ke bahasa Cina dan bahasa
India (Deng et al., 2011; Mandal et al., 2016). Konsisten dengan penelitian-penelitan
sebelumnya, nonreactivity memiliki reliabilitas paling rendah dibandingkan dengan aspek-
aspek FFMQ yang lain (Baer et al., 2006; Deng et al., 2011; Mandal et al., 2016; Radon,
2014). Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, koefisien alpha dari aspek-aspek
mindfulness dalam FFMQ cenderung sensitif terhadap pengalaman meditasi dari partisipan
penelitian. Dalam pengujian reliabilitas FFMQ yang dilakukan pada sampel umum yang tidak
melibatkan pengalaman meditasi, atau tingkat pengalaman meditasi yang rendah dari
partisipannya,, koefisien alpha dari aspek-aspek mindfulness cenderung rendah, mulai dari
kisaran 0.60. Namun, pengujian FFMQ pada partisipan dengan tingkat pengalaman meditasi
atau terapi yang berkaitan dengan mindfulness yang lebih tinggi, menghasilkan koefisien alpha
yang lebih tinggi hingga mencapai lebih dari 0,90. Berdasarkan hal tersebut, nilai reliabilitas
dari koefisien alpha yang berada sedikit di bawah 0.70 masih dapat diterima, dalam pengujian
yang tidak mengontrol tingkat pengalaman meditasi dari partisipannya (Radon, 2014).
Rendahnya koefisien alpha pada aspek-aspek mindfulness, terutama nonreactivity disebabkan
adanya perbedaan konseptualisasi mindfulness barat dengan mindfulness timur (Deng et al.,
2011). Jika dikaitkan dengan hasil wawancara kognitif, istilah atau bahasa yang digunakan
terkait konsep-konsep mindfulness tampaknya belum cukup umum di Indonesia. Hal ini dapat
menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsistensi internal dari FFMQ.
Bukti validitas yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tipe, yaitu bukti
berdasarkan test content, bukti berdasarkan response process, dan bukti berdasarkan internal
structure (AERA et al., 2014). Pertama, bukti validitas berdasarkan test content dilakukan
dengan meminta penelaahan ahli dan dikuantifikasikan dengan metode Content Validity Index
pada tingkat item (I-CVI) dan pada tingkat skala (S-CVI) (Polit & Beck, 2006). Berdasarkan
proses tersebut, didapatkan bahwa secara keseluruhan, setiap item telah sesuai dengan
konstruk dan memiliki keselarasan dengan FFMQ asli. Kedua, bukti validitas response
process dilakukan dengan metode wawancara kognitif. Berdasarkan wawancara tersebut,
setelah dilakukan perbaikan, telah dibuktikan bahwa items dalam FFMQ bahasa Indonesia
telah direspon dengan cara yang sama dengan konstruk mindfulness yang digunakan dalam
FFMQ asli. Meskipun terdapat 1-2 partisipan yang membutuhkan waktu lebih lama untuk
memahami beberapa istilah terutama dalam aspek nonreactivity, seperti “terlarut”, “mundur
sementara,” dan “berhenti sejenak,” setiap partisipan telah menunjukkan pemahaman
terhadap items FFMQ. Ketiga, bukti validitas berdasarkan internal structure dilakukan dengan
melakukan uji confirmatory factor analysis pada data hasil uji coba instrumen. Hasil dari
pengujian menunjukkan bahwa model yang diajukan dalam uji coba ini telah sesuai dengan
data uji coba yang didapat. Hasil fit indices dari pengujian CFA berada pada angka yang dapat
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item memiliki kontribusi dalam mengukur
masing-masing aspek, dan setiap aspek dalam FFMQ berkontribusi terhadap FFMQ secara
keseluruhan. Hasil korelasi antar aspek dari FFMQ menunjukkan adanya korelasi pada tingkat
rendah hingga menengah. Hasil yang ditunjukkan dalam penelitian ini serupa dengan hasil
dari pengujian yang dilakukan pada FFMQ asli, yaitu dalam rentang 0,123 – 0,426 (Tabel 5).

Psychocentrum Review (2022), 4(1), 1-19


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
15│ Adaptasi Five Facet Mindfulness Questionnaire Bahasa Indonesia

Hal ini menunjukkan bahwa aspek-aspek pada FFMQ bahasa Indonesia memiliki korelasi
namun masih mengukur hal yang berbeda antar aspeknya (Baer et al., 2006).
Dalam pengujian model, factor loadings dengan nilai ≥ 0,30 termasuk dalam kategori
minimal untuk dapat diinterpretasikan sebagai bagian dari struktur (Hair et al., 2019). Pada
pengujian penelitian ini, items yang memiliki factor loading < 0,30 masih dipertahankan. Hal
ini dilakukan pada item 4 dan 21 pada aspek nonreactivity. Item-item tersebut dipertahankan
dengan mempertimbangkan penurunan reliabilitas dari aspek nonreactivity dari FFMQ jika
items tersebut dihapus. Selain itu, items tersebut dipertahankan dengan pertimbangan relevansi
item dengan teori berdasarkan content validity. Items yang memiliki factor loading yang
kurang baik dapat dipertahankan untuk memenuhi persyaratan statistik, maupun pertimbangan
face / content validity (Hair et al., 2019). Secara keseluruhan, rata-rata dari factor loading
secara keseluruhan adalah 0,54. Hal ini cukup baik jika dibandingkan dengan penelitian-
penelitian sebelumnya, yang berada pada rentang 0,31-0,92 (Barros et al., 2014). Pada
pengujian CFA yang dilakukan oleh Baer et al., (2006) dan Deng et al., (2011) sebagai bukti
validasi berdasarkan struktur internal dilakukan dengan melakukan penggabungan skor pada
2-3 item di setiap aspek. Hal ini dilakukan untuk mencapai reliabilitas yang lebih baik serta
mencapai hasil yang lebih baik pada pengujian model (Baer et al., 2006). Sementara, pada
penelitian ini, pengujian CFA dilakukan dengan menggunakan item individual. Meskipun
begitu, hasil pengujian CFA dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria goodness of fit dari
model yang digunakan. Selain itu, pada berbagai penelitian sebelumnya ditemukan bahwa
aspek observing tidak memiliki kontribusi pada FFMQ secara keseluruhan pada sampel yang
tidak memperhatikan rutinitas meditasi (Baer et al., 2006; Mandal et al., 2016; Radon, 2014).
Namun, dalam penelitian ini, meskipun tidak mempertimbangkan rutinitas meditasi pada
sampelnya, ditemukan bahwa aspek observing memiliki kontribusi positif terhadap FFMQ
secara keseluruhan. Hasil ini sejalan dengan adaptasi FFMQ bahasa Persia. Kelima aspek dari
FFMQ berkontribusi secara positif pada FFMQ secara keseluruhan (Sajjadian, 2016). Hal ini
dapat terjadi karena perbedaan metode estimasi yang digunakan dalam melakukan uji CFA.
Pada penelitian-penelitian sebelumnya, digunakan parsel dan metode estimasi maximum
likelihood. Sementara pada penelitian ini, digunakan diagonally weighted least square (DWLS)
dengan pertimbangan data FFMQ bersifat ordinal, meskipun berbeda dengan yang dilakukan
pada penelitian FFMQ yang asli. Meskipun tidak menggunakan parsel, metode estimasi
(DWLS) dapat meningkatkan hasil uji sehingga memenuhi kriteria goodness of fit.
Adaptasi FFMQ pada berbagai bahasa menghasilkan model yang beragam. Penggunaan
model yang berbeda-beda dalam membuktikan validitas alat ukur FFMQ merupakan salah
satu keterbatasan FFMQ saat ini. Budaya pada negara tempat alat ukur FFMQ diadaptasi
berperan penting dalam pembuktian model FFMQ. Faktor yang dapat mempengaruhi adalah
individualisme-kolektivisme, serta thightness-looseness. Individualisme-kolektivisme merujuk
pada tingkat keterikatan individu dengan kelompok sosial di sekitarnya. Sementara,
thightness-looseness berkaitan dengan kecenderungan sosial untuk menilai dan menghukum
hal-hal yang berbeda dari norma budaya. Kedua faktor tersebut terbukti secara signifikan
mempengaruhi model FFMQ, yang berawal dari teori mindfulness barat. Budaya Asia yang
lebih cenderung ke arah kolektivisme dan thightness dapat mempengaruhi perbedaan model
FFMQ yang lebih fit (Karl et al., 2020). Perbedaan budaya juga dapat menjadi faktor yang
membuat model yang fit pada penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu,
terutama penelitian yang dilakukan di negara-negara barat.
Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Pertama, seluruh pengambilan data
dilakukan secara daring. Hal ini dapat menimbulkan bias karena hanya individu yang terpapar
secara daring dan menggunakan media sosial yang terjaring dalam penelitian ini. Hal ini sudah
berusaha untuk diantisipasi dengan menyebarkan ke berbagai jenis media sosial, namun
tampaknya belum dapat menjangkau masyarakat secara keseluruhan. Kedua, masih terdapat
beberapa keterbarasan dalam properti psikometri yang dilaporkan. Nilai AVE pada setiap
dimensi masih di bawah 0.50. Hal ini berarti masih banyak error yang ikut terukur dalam

Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
Meindy, N., Djunaidi, A., & Triwahyuni, A. (2022)│16

FFMQ bahasa Indonesia. Selain itu, meskipun menunjukkan hasil yang dapat diterima,
terdapat beberapa aspek yang dapat ditingkatkan, seperti reliabilitasi pada aspek observing dan
nonreactivity to inner experience, serta loading factor pada dua item yang masih bernilai di
bawah 0,3. Ketiga, tidak seperti penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini tidak dilakukan
pengujian validitas maupun reliabilitas berdasarkan populasi yang rutin bermeditasi. Dalam
penelitian, partisipan diberi pertanyaan mengenai rutinitas meditasi yang mereka lakukan,
namun jumlah partisipan yang secara rutin melakukan meditasi hanya 22 orang (7,12%).
Jumlah ini tidak dapat merepresentasikan sampel yang melakukan meditasi, sehingga pada
akhirnya data diolah secara keseluruhan tanpa mempertimbangkan rutinitas meditasi.
Penelitian ini juga belum melibatkan berbagai faktor lain dalam pengukuran mindfulness
seperti pengetahuan terhadap mindfulness, kondisi sosial-ekonomi tertentu, serta kondisi klinis
yang dapat menyertai.

Simpulan
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa FFMQ bahasa Indonesia, merupakan instrumen
yang layak digunakan dalam mengukur mindfulness pada individu dewasa secara umum.
Publikasi mengenai reliabilitas dan bukti validitas FFMQ bahasa Indonesia dapat menjadi
kontribusi dalam pengembangan FFMQ secara keseluruhan, serta dalam pengembangan
penelitian mindfulness di Indonesia. Meskipun begitu, dapat dilakukan pengembangan
instrumen lebih lanjut dengan memperhatikan dan mengontrol berbagai faktor yang dapat
berpengaruh pada model FFMQ, seperti rutinitas dalam melakukan meditasi, atau populasi
dengan kondisi klinis tertentu. Selain itu, dapat ditambahkan pula bukti validitas yang belum
dilakukan dalam penelitian ini, seperti bukti validitas berdasarkan korelasi dengan variabel
terkait seperti kecerdasan emosional atau self-compassion sebagai variabel yang diprediksi
memiliki korelasi positif, atau gejala psikologis, supresi pemikiran, kesulitan dalam
meregulasi emosi, dan disosiasi sebagai variabel yang diprediksi memiliki korelasi negatif
dengan aspek-aspek mindfulness (Baer et al., 2006). Adaptasi dari instrumen FFMQ bahasa
Indonesia juga dapat menjadi langkah dalam pengembangan treatement berbasis mindfulness
sebagai indikator untuk melihat keberhasilan capaian dari treatment yang diberikan.

Referensi

AERA, APA, & NCME. (2014). Standards for Educational and Psychological Testing.
Washington, DC: American Educational Research Association, American Psychological
Association, National Council on Measurement in Education.
Baer, R. A., Smith, G. T., & Allen, K. B. (2004). Assessment of mindfulness by self-report:
The Kentucky inventory of mindfulness skills. Assessment, 11(3), 191–206.
https://doi.org/10.1177/1073191104268029
Baer, R. A., Smith, G. T., Hopkins, J., Krietemeyer, J., & Toney, L. (2006). Using self-report
assessment methods to explore facets of mindfulness. Assessment, 13(1), 27–45.
https://doi.org/10.1177/1073191105283504
Baer, R. A., Smith, G. T., Lykins, E., Button, D., Krietemeyer, J., Sauer, S., … Williams, J. M.
G. (2008). Construct validity of the five facet mindfulness questionnaire in meditating
and nonmeditating samples. Assessment, 15(3), 329–342.
https://doi.org/10.1177/1073191107313003
Barros, V. V, Kozasa, E. H., Souza, I. C. W., & Ronzani, T. M. (2014). Validity Evidence of
the Brazilian Version of the Five Facet Mindfulness ( FFMQ-BR ). Psicologia: Teoria e
Pesquisa, 30(3), 317–327.
Bentler, P. M. (1990). Comparative fit indexes in structural models. Psychological bulletin,

Psychocentrum Review (2022), 4(1), 1-19


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
17│ Adaptasi Five Facet Mindfulness Questionnaire Bahasa Indonesia

107(2), 238.
Bentler, P. M. (1995). EQS structural equations program manual. CA: Multivariate Software.
Brown, K. W., Creswell, J. D., & Ryan, R. M. (2015). Introduction The Evolution of
Mindfulness Science. In K. W. Brown, J. D. Creswell, & R. M. Ryan (Ed.), Handbook
of Mindfulness Theory, Research, and Practice (hal. 1–8). New York: The Guilford
Press.
Brown, K. W., & Ryan, R. M. (2003). The Benefits of Being Present: Mindfulness and Its
Role in Psychological Well-Being. Journal of Personality and Social Psychology, 84(4),
822–848. https://doi.org/10.1037/0022-3514.84.4.822
Buchheld, N., Grossman, P., & Walach, H. (2001). Measuring mindfulness in insight
meditation (vipassana) and meditation-based psychotherapy: the development of the
Freiburg Mindfulness Inventory (FMI). Journal for Meditation and Meditation Research,
1, 11–34.
Chadwick, P., Hember, M., Symes, J., Peters, E., Kuipers, E., & Dagnan, D. (2008).
Responding mindfully to unpleasant thoughts and images: Reliability and validity of the
Southampton mindfulness questionnaire (SMQ). British Journal of Clinical Psychology,
47(4), 451–455. https://doi.org/10.1348/014466508X314891
Coffey, K. A., & Hartman, M. (2008). Mechanisms of action in the inverse relationship
between mindfulness and psychological distress. Complementary health practice review,
13(2)(2003), 79–91.
Commission, I. T. (2017). ITC Guidelines for Translating and Adapting Tests (Second
Edition). Diambil dari www.InTestCom.org
Corp, I. (2011). IBM SPSS Statistics for Windows, Version 20.0. Armonk, NY: IBM Corp.
Danielson, C. M., & Jones, S. M. (2018). Five Facet Mindfulness Questionnaire ( FFMQ )
(Baer, Smith, Hopkins, Krietemeyer, & Toney, 2006). In D. L. Worthington & G. D.
Bodie (Ed.), The Sourcebook of Listening Research: Methodology and Measures (hal.
281–289). John Wiley & Sons, Inc. https://doi.org/10.1002/9781119102991.ch26
Deng, Y. Q., Liu, X. H., Rodriguez, M. A., & Xia, C. Y. (2011). The Five Facet Mindfulness
Questionnaire: Psychometric Properties of the Chinese Version. Mindfulness, 2(2), 123–
128. https://doi.org/10.1007/s12671-011-0050-9
Dyah, A. S. P., & Fourianalistyawati, E. (2018). Peran Trait Mindfulness Terhadap
Kesejahteraan Psikologis Pada Lansia. Jurnal Psikologi Ulayat, 5(1), 109.
https://doi.org/10.24854/jpu12018-115
Erpiana, A., & Fourianalistyawati, E. (2018). Peran Trait Mindfulness terhadap Psychological
Well-Being pada Dewasa Awal. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(1), 67–82.
https://doi.org/10.15575/psy.v5i1.1774
Febriani, Z., Kumalasari, D., Triman, A., & Fourianalistyawati, E. (2019). PELATIHAN
MINDFUL PARENTING BAGI IBU DENGAN BALITA DI CEMPAKA PUTIH.
Jurnal ABDIMAS Unmer Malang, 4(1), 7–12.
Feldman, G., Hayes, A., Kumar, S., & Laurenceau, J. G. J. (2007). Mindfulness and Emotion
Regulation : The Development and Initial Validation of the Cognitive and Affective
Mindfulness Scale-Revised ( CAMS-R ). 177–190. https://doi.org/10.1007/s10862-006-
9035-8
Fourianalistyawati, E., Listiyandini, R. A., & Fitriana, T. S. (2016). Hubungan Mindfulness
dan Kualitas Hidup Orang Dewasa. Well-being and Resilience Research Group, 1(July
2017), 1–12.
Giovannini, C., Giromini, L., Bonalume, L., Tagini, A., Lang, M., & Amadei, G. (2014). The
Italian five facet mindfulness questionnaire: A contribution to its validity and reliability.
Journal of Psychopathology and Behavioral Assessment, 36(3), 415–423.
https://doi.org/10.1007/s10862-013-9403-0
Gu, J., Karl, A., Baer, R. A., Strauss, C., Barnhofer, T., & Crane, C. (2020). Latent Profile
Analysis of the Five Facet Mindfulness Questionnaire in a Sample With a History of

Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
Meindy, N., Djunaidi, A., & Triwahyuni, A. (2022)│18

Recurrent Depression. Assessment, 27(1), 149–163.


https://doi.org/10.1177/1073191117715114
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2019). Multivariate Data Analysis
(Eight Edit). Hampshire: Cengage Learning, EMEA.
Hanley, A., Warner, A., & Garland, E. L. (2015). Associations Between Mindfulness,
Psychological Well-Being, and Subjective Well-Being with Respect to Contemplative
Practice. Journal of Happiness Studies, 16(6), 1423–1436.
https://doi.org/10.1007/s10902-014-9569-5
Harrington, R., Loffredo, D. A., & Perz, C. A. (2016). Dispositional mindfulness facets and
self-insight as predictors of subjective well-being: An exploratory analysis. North
American Journal of Psychology, 18(3), 469–481.
Jin, Y., Zhang, M., Wang, Y., & An, J. (2020). The relationship between trait mindfulness,
loneliness, regulatory emotional self-efficacy, and subjective well-being. Personality
and Individual Differences, 154(October 2019), 109650.
https://doi.org/10.1016/j.paid.2019.109650
Jöreskog, K. G. (2008). LISREL 8.80. Mooresville, Ind: Scientific Software.
Jöreskog, K. G., & Sörbom, D. (1981). LISREL V: Analysis of linear structural relationships
by maximum likelihood and least squares methods. University of Uppsala, Department
of Statistics.
Karl, J. A., Prado, S. M. M., Gračanin, A., Verhaeghen, P., Ramos, A., Mandal, S. P., …
Fischer, R. (2020). The Cross-cultural Validity of the Five-Facet Mindfulness
Questionnaire Across 16 Countries. Mindfulness, 11(5), 1226–1237.
https://doi.org/10.1007/s12671-020-01333-6
Kline, P. (2015). A Handbook of Test Construction Introduction to Psychometric Design. New
York: Routledge.
Kline, R. B. (1998). Principles and practice of structural equation modeling (D. Kenny, Ed.).
New York: Guilford Press.
Mandal, S. P., Arya, Y. K., & Pandey, R. (2016). Validation of the factor structure of the five
facet mindfulness questionnaire. Indian Journal of Health and Wellbeing, 7(1), 61–66.
Diambil dari
http://proxy1.calsouthern.edu/login?url=https://search.proquest.com/docview/17799673
84?accountid=35183
McDonald, R. P., & Marsh, H. W. (1990). Choosing a multivariate model: Noncentrality and
goodness of fit. Psychological bulletin. Psychological bulletin, 107(2), 47.
Michalak, J., Zarbock, G., Drews, M., Otto, D., Mertens, D., Ströhle, G., … Heidenreich, T.
(2016). Erfassung von Achtsamkeit mit der deutschen Version des Five Facet
Mindfulness Questionnaires (FFMQ-D). Zeitschrift für Gesundheitspsychologie, 24(1),
1–12. https://doi.org/https://doi.org/10.1026/0943-8149/a000149
Mîndrilă, D. (2010). Maximum Likelihood (ML) and Diagonally Weighted Least Squares
(DWLS) Estimation Procedures: A Comparison of Estimation Bias with Ordinal and
Multivariate Non-Normal Data. International Journal for Digital Society, 1(1), 60–66.
https://doi.org/10.20533/ijds.2040.2570.2010.0010
Mutiara, R., & Suyasa, P. T. Y. S. (2021). RANCANGAN KUESIONER LIMA ASPEK
MINDFULNESS. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, 5(2), 495–501.
Oppenheimer, D. M., Meyvis, T., & Davidenko, N. (2009). Instructional manipulation checks:
Detecting satisficing to increase statistical power. Journal of Experimental Social
Psychology, 45(4), 867–872. https://doi.org/10.1016/j.jesp.2009.03.009
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2006). The content validity index: Are you sure you know what’s
being reported? Critique and recommendations. Research in Nursing and Health, 29(5),
489–497. https://doi.org/10.1002/nur.20147
Quaglia, J. T., Braun, S. E., Freeman, S. P., McDaniel, M. A., & Brown, K. W. (2016). Meta-
Analytic Evidence for Effects of Mindfulness Training on Dimensions of Self-Reported

Psychocentrum Review (2022), 4(1), 1-19


https://doi.org/10.26539/pcr.41849
19│ Adaptasi Five Facet Mindfulness Questionnaire Bahasa Indonesia

Dispositional Mindfulness. Psychological Assessment, 28(7), 803–818.


https://doi.org/10.1037/pas0000268
Quaglia, J. T., Brown, K. W., Lindsay, E. K., Creswell, J. D., & Goodman, R. J. (2015). From
Conceptualization to operationalization of Mindfulness. In K. W. Brown, J. D. Creswell,
& R. M. Ryan (Ed.), Handbook of Mindfulness: Theory, Research, and Practice (hal.
151–170). New York: The Guilford Press.
Radon, S. (2014). Validation of the Polish Adaptation of The Five Facet Mindfulness
Questionnaire. 17(4), 737–760.
Rosini, R., Nelson, A., Sledjeski, E., & Dinzeo, T. (2017). Relationships Between Levels of
Mindfulness and Subjective Well-Being in Undergraduate Students. Modern
Psychological Studies, 23(1), 4.
Sajjadian, I. (2016). Psychometric Properties of Five Facet Mindfulness Questionnaire in
People. Research in Cognitive and Behavioral Sciences, 5(2), 23–40. Diambil dari
https://cbs.ui.ac.ir/article_20741.html?lang=fa
Steiger, J. H., & Lind, J. (1980). Statistically based tests for the number of common factors.
Annual Meeting of the Psychometric Society.
Taber, K. S. (2018). The Use of Cronbach’s Alpha When Developing and Reporting Research
Instruments in Science Education. Research in Science Education, 48(6), 1273–1296.
https://doi.org/10.1007/s11165-016-9602-2
Waty, L. P., & Fourianalistyawati, E. (2018). Dinamika kecanduan telepon pintar (smartphone)
pada remaja dan trait mindfulness sebagai alternatif solusi. jurnal psikologi Unsyiah,
1(2), 84–101.
Willis, G. (2015). Analysis of The Cognitive Interview in Questionnaire Design. New York:
Oxford University Press.

Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia


https://doi.org/10.26539/pcr.41849

Anda mungkin juga menyukai