BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
berupaya untuk mencapai tujuan atau hasil belajar. Dalam proses belajar
perubahan dalam perilakunya. Hasil belajar terjadi pada individu yang mau
sikap dan pengetahuannya. Hasil belajar akan mencapai hasil yang baik
jika output sesuai dengan pelajaran yang individu pelajari. Proses belajar
sangat penting, jika selama proses pembelajaran berjalan dengan baik dan
lancar, maka hasil belajar yang baik pun akan didapatkan. Hasil belajar
dari dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,
10
11
tindak mengajar diakhiri dengan kegiatan penilaian hasil belajar. Dari sisi
pembelajaran dapat ditinjau dari proses belajar dan hasil belajar. Guru
yang baik adalah guru yang dapat mengantarkan siswa berhasil dalam
memberikan tes formatif, dan sebagainya. Dengan kata lain, siswa dapat
terdiri atas unsur kognitif, afektif, dan psikomotor secara terpadu pada diri
terdapat tiga unsur yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Pada ranah
kognitif tidak hanya memiliki satu aspek, melainkan memiliki aspek yang
terdiri dari aspek kognitif tingkat rendah yang terdiri dari ingatan,
pemahaman, aplikasi dan aspek tingkat tinggi yaitu analisis, sintesis, dan
evaluasi. Dengan demikian hasil belajar tidak hanya apa yang dihasilkan
12
guru atau siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ruseffendi
adalah suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau
dikelola”.
“penemuan”.
konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa
kehidupan mereka”.
CTL.
dikembangkan.
1) Konstruktivisme (Constructivism)
mengemukakan bahwa :
pengalaman.
bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari
dipahaminya.
sebagai berikut :
1. Merumuskan masalah
guru
Jika setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap
orang bisa menjadi sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan
pembelajaran di kelas.
tertentu, ada model yang bisa ditiru oleh siswanya, misalnya guru
tertentu.
20
terbatas dari guru saja, tetapi dapat juga memanfaatkan siswa yang
pengetahuan sebelumnya.
berupa :
hasil tes, akan tetapi juga proses belajar melalui penilaian yang nyata
atau sebenarnya.
b. Ekspositori (biasa)
utama dalam melakukan pembelajaran ini, oleh karena itu orang sering
ini:
Tabel 2.1
Perbedaan antara Pendekatan Pembelajaran CTL
dengan Pendekatan Ekspositori
nyata. (drill).
Pemahaman rumus dikembangkan Rumus itu ada di luar diri siswa,
8 atas dasar skemata yang sudah ada yang harus diterangkan, diterima,
dalam diri siswa. dihafalkan, dan dilatihkan.
9 Pemahaman rumus itu relatif Rumus adalah kebenaran absolut
berbeda antara siswa yang satu (sama untuk semua orang). Hanya
dengan yang lainnya, sesuai dengan ada dua kemungkinan, yaitu
skemata siswa (ongoing process of pemahaman rumus yang salah atau
development) pemahaman rumus yang benar.
Siswa menggunakan kemampuan Siswa secara pasif menerima rumus
berpikir kritis, terlibat penuh dalam atau kaidah (membaca,
mengupayakan terjadinya proses mendengarkan, mencatat,
10
pembelajaran yang efektif, dan menghafal), tanpa memberikan
membawa skemata masing-masing kontribusi ide dalam proses
ke dalam proses pembelajaran. pembelajaran.
Pengetahuan yang dimiliki manusia Pengetahuan adalah penangkapan
dikembangkan oleh manusia itu terhadap serangkaian fakta, konsep,
sendiri. Manusia menciptakan atau atau hukum yang berada di luar diri
11
membangun pengetahuan dengan manusia.
cara memberi arti dan memahami
pengalamannya
Karena ilmu pengetahuan itu Kebenaran bersifat absolut dan
dikembangkan (dikonstruksi) oleh pengetahuan bersifat final.
manusia sendiri, sementara manusia
12 selalu mengalami peristiwa baru,
maka pengetahuan itu tidak pernah
stabil, selalu berkembang (tentative
and incomplete).
Siswa diminta bertanggung jawab Guru adalah penentu jalannya proses
memonitor dan mengembangkan pembelajaran.
13
pembelajaran mereka masing-
masing.
Penghargaan terhadap pengalaman Pembelajaran tidak memperhatikan
14
siswa sangat diutamakan. pengalaman siswa.
Hasil belajar diukur dengan berbagai Hasil belajar diukur hanya dengan
15
cara: proses bekerja, hasil karya, dll tes.
Pembelajaran terjadi di berbagai Pembelajaran hanya terjadi di kelas.
16
tempat, konteks, dan setting.
3. Disiplin Belajar
a. Pengertian Disiplin Belajar
Disiplin belajar adalah kepatuhan dari siswa untuk melaksanakan
dalam menepati jadwal belajar, kedisiplinan dalam mentaati tata tertib yang
berpengaruh langsung terhadap cara dan teknik peserta didik dalam belajar
yang hasilnya dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai (Sholihat,
2016).
belajar.
suatu sikap tingkah laku dan perbuatan peserta didik dalam melakukan
maupun tidak tertulis antara peserta didik dengan tenaga pengajar ataupun
26
baik itu berupa pengetahuan, perbuatan maupun sikap baik itu belajar di
antara lain:
(Slameto, 2013).
27
mengerjakan PR.
c) Membuat laporan.
Mudjiono, 2015).
1) Belajar berkelompok.
sekelompok.
sistimatis dan terpadu. Anak tidak bisa masuk dan pulang sesuka
(Rohiat, 2010).
dan untung ruginya. Anak tidak bisa masuk dan pulang sesuka
teman sekelompok.
B. Penelitian Terdahulu
Kontekstual berpengaruh lebih baik terhadap hasil belajar dan sikap siswa
sekolah dasar
yang lebih baik dibanding siswa yang belajar melalui pembelajaran biasa
cukup baik..
4. Putri (2006) juga melakukan penelitian yang terkait dengan hal yang sama,
Hal ini berarti bahwa peringkat yang diperoleh siswa pada kemampuan
disimpulkan bahwa tingkat keprcayaan 95% nilai akhir peserta didik yang
32
C. Operasionalisasi Variabel
Belajar Matematika siswa SDN Kec. Sei Balai Kab. Batubara, disini variabel
1. Hasil belajar adalah merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi
belajar terjadi pada individu yang mau belajar, dan adanya perubahan pada
kehidupan mereka.
belajar di sekolah
D. Kerangka Berpikir
besar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa khususnya hasil
dapat dikatakan masih sangat jauh dari hasil yang memuaskan dan sangat
terhadap matematika.
siswa tidak berlanjut kepada sikap disiplin belajar terhadap matematika. Untuk
dan relevan. Salah satu pendekatan yang dianggap tepat adalah pendekatan
Terkait dengan hal tersebut, pendekatan CTL dan sikap disiplin belajar
dianggap tepat dan diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
hasil belajar matematika siswa. Kerangka berpikir ini dapat dilihat dalam
X1 : Pembelajaran Kontekstual
matematika materi.
35
Data
Analisis Data
Temuan
Penulisan Laporan
E. Hipotesis Penelitian
pendekatan CTL lebih baik daripada hasil belajar siswa yang pembelajarannya
menggunakan pendekatan CTL lebih baik daripada sikap disiplin belajar siswa
Di samping itu, perlu dikaji secara deskriptif pertanyaan penelitian yang ada di