Anda di halaman 1dari 9

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Make a Match

Mutia Rahmah

Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat


Banjarmasin

Email: mutiarahmah210299@gmail.com

Abstrak: Penggunaan metode pembelajaran dalam menyajikan materi pembelajaran


sangat berpengaruh terhadap motivasi serta hasil belajar siswa. Penerapan metode
cooperative learning tipe make a match merupakan salah satu cara guru untuk
membantu siswa dalam memahami materi sejarah sebagai ingatan historis dan
ingatan emosional sehingga tumbuh motivasi siswa untuk memahami materi sejarah
tersebut.

Model Cooperative Tipe Make a Match (membuat pasangan) merupakan salah


satu jenis dari metode pembelajaran cooperative. Model ini dikembangkan oleh Lorna
Curan (1994). Salah satu cara keunggulan teknik ini adalah peserta didik mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang
menyenangkan.

Kata Kunci: cooperative learning, motivasi belajar, model pembelajaran make a


match

PENDAHULUAN

Peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah dipengaruhi banyak faktor.


Faktor tersebut bisa dilihat dari: pendidik (guru), peserta didik, sarana dan prasarana,
lingkungan, dan manajemennya. Tulisan ini dimaksudkan untuk melihat sisi
peningkatan kualitas melalui guru dan peserta didik melalui penggunaan model
pembelajaran cooperative learning tipe make a match.

Model Cooperative Tipe Make a Match (membuat pasangan) merupakan salah


satu jenis dari metode pembelajaran cooperative. Model ini dikembangkan oleh Lorna
Curan (1994). Salah satu cara keunggulan teknik ini adalah peserta didik mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang
menyenangkan.

Salah satu kelebihan model cooperative tipe make a match adalah


meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.

Pengertian Cooperative Learning

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan


sesuatu secara bersama sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu
kelompok atau satu tim. Slavin mengemukakan, “in cooperative learning methods,
student work together in four member teams to master material initially presented by
the teacher”. Dari uraian tersebut menguraikan metode pembelajaran kooperatif
adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja pada kelompok
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang siswa lebih bergairah dalam bekerja.1

Pembelajaran kooperative adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis
kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru.Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan
oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan pertanyaan serta
menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta

1
Isjoni, Cooperative Learning (Bandung: Alfabeta, 2011), 15
didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk
ujian tertentu pada akhir tugas.2

Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan


keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan belajar dengan baik
apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik akan belajar
dengan sungguh-sungguh jika memiliki motivasi belajar yang tinggi. Motivasi belajar
adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-
unsur yang mendukung. Indikator-indikator tersebut, antara lain:

 Adanya hasrat dan keinginan berhasil


 Dorongan dan kebutuhan dalam belajar
 Harapan dan cita-cita masa depan
 Penghargaan dalam belajar, dan lingkungan belajar yang kondusif.3

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam siswa


yang menimbulkan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.4 Sejalan dengan
pendapat di atas, motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak didalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai.5

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar


adalah seluruh daya penggerak psikis yang ada dalam diri individu siswa yang dapat
memberikan dorongan untuk belajar demi mencapai tujuan dari belajar tersebut.

2
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Pakem (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015),
54
3
Hamzah B.Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 23
4
Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: Gramedia Pustaka Tama, 2005), 160
5
Sudirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Bandung: Rajawali Pers, 2007), 75
Peran dan Fungsi Motivasi Belajar

Peran penting motivasi belajar dan pembelajaran, antara lain:

1) Peran motivasi belajar dalam menentukan penguatan belajar. Motivasi dapat


berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang sedang belajar
dihadapkan pada suatu masalah yang menentukan pemecahan dan hanya dapat
dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilalui.
2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar. Peran motivasi dalam
memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak
akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah
dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya oleh anak.
3) Motivasi menentukan ketekunan belajar. Seorang anak yang telah termotivasi
untuk belajar sesuatu berusaha mempelajari dengan baik dan tekun dengan
harapan memperoleh hasil yang lebih baik.6

Pengertian Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe Make a Match

Model Cooperatif Tipe Make a Match (membuat pasangan) merupakan salah


satu jenis dari metode pembelajaran cooperative. Model ini dikembangkan oleh Lorna
Curan (1994). Salah satu cara keunggulan teknik ini adalah peserta didik mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang
menyenangkan.7 Model Cooperatif Tipe Make a Match (membuat pasangan)
Merupakan teknik belajar yang memberi kesempatan siswa untuk bekerjasama
dengan orang lain. Teknik ini dapat digunakan dalam semua pelajaran dan semua
tingkatan usia anak didik.8
6
Hamzah B.Uno, Op.Cit., 27
7
Rusman, Model-model Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), 223
8
Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas
(Jakarta: Grasindo, 2008), 56
Model pembelajaran make a match merupakan salah satu pendekatan
konseptual yang mengajarkan siswa memahami konsep-konsep secara aktif, kreatif,
interaktif, efektif dan menyenangkan bagi siswa sehingga konsep mudah dipahami
dan bertahan lama dalam struktur kognitif siswa.9 Berdasarkan pengertian diatas,
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran make a match merupakan model
pembelajaran kelompok yang mengajak siswa memahami konsep-konsep melalui
permainan kartu pasangan. Permainan tersebut dibatasi waktu yang ditentukan dalam
suasana belajar yang menyenangkan, selain itu model pembelajaran make a match
melatih siswa untuk aktif, kreatif dalam pembelajaran sehingga materi mudah
dipahami dan bertahan lama.

Tujuan Model Pembelajaran Make a Match

Tujuan model pembelajaran make a match yaitu untuk pendalaman materi,


penggalian materi dan sebagai selingan. Adapun persiapan yang harus dilakukan oleh
guru sebelum proses pembelajaran berlangsung, yaitu:

1) Membuat beberapa pertanyan sesuai dengan materi yang dipelajari (jumlah


tergantung pada tujuan pembelajaran) kemudian menulisnya dalam kartu-
kartu pertanyaan.
2) Membuat kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dan
menulisnya dalam kartu-kartu jawaban. (akan lebih baik kartu jawaban dan
kartu pertanyaan berbeda warna).
3) Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sansi
bagi siswa yang gagal.
4) Menyediakan lembar untuk mencatat pasangan-pasangan yang berhasil
sekaligus untuk pensekoran presentasi.10

9
Miftahul Huda, Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012), 135
10
Miftahul Huda, Model-model pengajaran dan pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2013), 251
Tujuan model pembelajaran make a match yaitu untuk mempermudah siswa dalam
memahami materi dan menjadikan siswa agar lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam
proseses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat meninggat. Sebelum
melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran make a match guru harus
mempersiapkan media yangdiperlukan untuk proses belajar mengajar yaitu guru
harus mempersiapkan materi yang sesuai dengan model pembelajaran make a match.

Kelebihan dan Kekurangan Model Make a Match

Kelebihan dan kelemahan model kooperatif tipe Make a Match adalah:

1) Kelebihan Model Make a Match


a) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun
fisik.
b) Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan.
c) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
d) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi.
e) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.
2) Kelemahan Model Make a Match
a) Jika strategi ini tidak di persiapkan dengan baik, akan banyak waktu
yang terbuang.
b) Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu
berpasangan dengan lawan jenisnya.
c) Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang
kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan.
d) Guru harus hati-hati pada saat member hukuman pada siswa yang tidak
dapat pasangan, karena mereka bisa malu.
e) Menggunakan metode ini secara terus-menerus akan menimbulkan
kebosanan.11

Model pembelajaran kooperatif tipe Model Make a Match mempunyai


kelebihan dan kekurangan, kelebihan model ini yaitu dapat menjadikan siswa lebih
aktif, kreatif dan inovatif serta meningkatkan motivasi belajar siswa dan dapat
melatih kedisiplinan siswa dalam proses belajar, sedangkan kelemahan model ini
adalah harus dipersiapakan dengan matang, jika model ini tidak dipersiapkan dengan
matang maka akan banyak waktu yang terbuang selain itu, kelemahan model ini juga
jika dilakukan secara terus menerus akan menimbulkan kejenuhan kepada siswa.

Motivasi Belajar dan Model Pembelajaran Cooperative tipe Make a Match

Guru dalam melakukan pembelajaran harus mampu mengubah strategi


pembelajaran yang berlandaskan paradigma teaching menjadi strategi pembelajaran
kreatif berlandaskan paradigm learning.12

Proses belajar di kelas berlangsung dalam interaksi dan komunikasi antara


para siswa dan tenaga pengajar, juga dalam kontak antara siswa satu dengan siswa
yang lain. Melalui komunikasi antar manusia ini siswa menghubungkan apa yang
sudah dipahaminya dan dilakukannya dengan apa yang diajarkan kepadanya.
Mengajarkan sesuatu tidak selalu guru melakukan secara langsung, melainkan dapat
juga sesame siswa, meskipun dengan mendapat pendampingan dan pengawasan dari
tenaga pengajar (Winkel, 2009).13

Efektif adalah perubahan yang membawa pengaruh, makna dan manfaat


tertentu (Asrori Ardiansyah, 2011). Pembelajaran yang efektif ditandai dengan
sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara aktif. Pembelajaran

11
Ibid., hlm. 253-254
12
Melisa Prawitasari, Metode Pembelajaran Hypnoteaching Melalui Mind Mapping dalam
Pembelajaran Sejarah, hlm. 145
13
Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah-Isu, Gagasan dan Strategi, (Banjarmasin: Aswaja
Pressindo, 2014), 70
menekankan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang dikerjakan, tetapi lebih
menekankan pada internalisasi, tentang apa yang dikerjakan sehingga tertanam dan
berfungsi sebagai muatan nurani dan hayati serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh
siswa (Mulyasa, 2009).

Pembelajaran efektif juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis


bagi siswa. Lebih dari itu pembelajaran efektif menekan kan bagaimana agar siswa
mampu belajar dengan cara belajarnya sendiri. Melalui kreativitas guru, pembelajaran
di kelas menjadi sebuah aktivitas yang menyenangkan. Perwujudan pembelajaran
efektif dan memberikan kecakapan hidup kepada siswa.14

Model pembelajaran make a match merupakan salah satu pendekatan


konseptual yang mengajarkan siswa memahami konsep-konsep secara aktif, kreatif,
interaktif, efektif dan menyenangkan bagi siswa sehingga konsep mudah dipahami
dan bertahan lama dalam struktur kognitif siswa. Berdasarkan pengertian diatas,
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran make a match merupakan model
pembelajaran kelompok yang mengajak siswa memahami konsep-konsep melalui
permainan kartu pasangan. Permainan tersebut dibatasi waktu yang ditentukan dalam
suasana belajar yang menyenangkan, selain itu model pembelajaran make a match
melatih siswa untuk aktif, kreatif dalam pembelajaran sehingga materi mudah
dipahami dan bertahan lama.

PENUTUP

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan


keefektifan dalam pembelajaran. Efektif adalah perubahan yang membawa pengaruh,
makna dan manfaat tertentu. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan sifatnya yang
menekankan pada pemberdayaan siswa secara aktif. Pembelajaran menekankan pada
penguasaan pengetahuan tentang apa yang dikerjakan, tetapi lebih menekankan pada

14
Ibid., hlm. 71
internalisasi, tentang apa yang dikerjakan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai
muatan nurani dan hayati serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh siswa.

Model pembelajaran make a match merupakan salah satu pendekatan


konseptual yang mengajarkan siswa memahami konsep-konsep secara aktif, kreatif,
interaktif, efektif dan menyenangkan bagi siswa sehingga konsep mudah dipahami
dan bertahan lama dalam struktur kognitif siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Pakem. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Anita Lie. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di


Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Hamzah B.Uno. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Heri Susanto. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan dan Strategi)
Banjarmasin: Aswaja Pressindo.

Isjoni. 2011. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Melisa Prawitasari, Metode Pembelajaran Hypnoteaching Melalui Mind Mapping


dalam Pembelajaran Sejarah.

Miftahul Huda. 2012. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model
Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Miftahul Huda. 2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudirman A.M, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: Rajawali
Pers.

Winkel. 2005. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Tama.

Anda mungkin juga menyukai