LAPORAN
ICRA BANGUNAN
LAPORAN
IDENTIFIKASI RESIKO INFEKSI – ICRA
(INFEKTION CONTROL RISK ASSESSMENT)
DI BANGUNAN BARU RS PRIMA TERNATE, 6 AGUSTUS 2018
A. Pendahuluan
Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan serangkaain aktifitas kegiatan yang wajib
dilakukan oleh team/departemen instalasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) di
rumah sakit yang merupakan tuntutan kualitas sekaligus persyaratan administrasi rumah
sakit dalam menuju akreditasi. Pengendalian infeksi dalam industrialisasi rumah sakit
bertujuan untuk melindungi masyarakat dari resiko bahaya penularan wabah, baik yang
datang ditularkan dari pasien ke pasien, dari tenaga rumah sakit ke pasien, lingkungan
rumah sakit ke pasien/pengunjung, tentunya ini sangat mempunyai peran penting terhadap
citra dan nama besar rumah sakit. Hal ini menjadikan resiko bahaya infeksi dan kegiatan
program dapat berbeda antara rumah sakit yang satu dengan rumah sakit lainnya, tergantung
kegiatan-kegiatan dan layanan klinis rumah sakit, populasi pasien yang dilayani, lokasi
geografis, volume pasien, dan jumlah pegawainya.
Pada umumnya program PPI yang sudah berjalan efektif di fasilitas kesehatan telah
menentukan beberapa perencanaan yaitu : menunjuk ketua team, melibatkan staff rumah
sakit yang terlatih, menyiapkan metode dan teknik yang tepat sasaran dalam
mengidentifikasi dan mengatasi risiko infeksi secara proaktif, telah sesuai dengan sistem
standarisasi yang ditentukan oleh kementerian kesehatan. Salah sati program Komite PPI
adalah pencegahan infeksi di semua area RS. Olehnya itu perlu dilakukan kajian resiko
untuk menetukan Prioritas Program dan Pencegahan Infeksi Rumah Sakit. Tim PPI
(Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) RS Prima Ternate turut berperan dalam memberikan
masukan berkaitan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi mulai dari tahap
perencanaan, proses sampai dengan finising bangunan dengan melampirkan Identifikasi
Resiko Infeksi / ICRA (Infektion Control Risk Assessment) yang di keluarkan oleh PPIRS
pada setiap akan melaksanakan konstruksi /renovasi bangunan.
B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang di dapat dan di tularkan di antara
pasien, staf, tenaga professional kesehatan dan pengunjung.
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan memperhatikan dan mempertimbangkan pasien,
petugas kesehatan dan resiko terhadap pengunjung.
C. Perencanaan
1. Tanggal : 6 Agustus 2018 – 6 Februari 2019
2. Lokasi :
- Sebelah Barat : Jalan Raya Mangga Dua
- Sebelah Utara : Bagunan Universitas Terbuka
- Sebelah Selatan : Jalan setapak
- Sebelah Timur : Rumah Warga
3. Kegiatan : Pembangunan Gedung Obstetri Ginekologi dan ruang
rawat inap
D. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : Tipe D
Berdasarkan analisis IPCN dalam konstruksi bagunan yang menjadi Proyek
pembangunan Gedung Obstetri Ginekologi dan rawat Inap pada area lahan bekas
perumahan di lingkungan RS Prima Ternate di kategorikan dalam tipe D dengan
pertimbangan bahwa kegiatan pembanguan proyek konstruksi bangunan baru dan
pembongkaran gedung dengan skala besar, sesuai dengan table Tipe proyek Konstruksi :
Tipe A PEMERIKSAAN DAN KEGIATAN PEMELIHARAAN UMUM
Termasuk namun tidak terbatas pada :
Pengangkatan plafon untuk inspeksi visual ( terbatas untuk 1 ubin per 5m2);
pengecatan (tetapi bukan pengamplasan);
Instalansi penutup dinding
Pekerjaan listrik; Pekerjaan pipa saluran air yang ringan;
Kegiatan apa saja yang tidak menghasilkan debu atau perlu memotong dinding atau
akses ke langit-langit, selain untuk pemeriksaan visual.
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada, instalasi pemasangan kabel telepon dan komputer,
akses ke ruang chase, memotong dinding atau langit-langit di mana migrasi debu dapat
dikendalikan.
Level Resiko
Aktifitas Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Konstruksi
Group 1 Kelas I Kelas II Kelas II Kelas III/IV
Group 2 Kelas I Kelas II Kelas I Kelas IV
Group 3 Kelas I Kelas II Kelas III/IV Kelas IV
Group 4 Kelas II Kelas III/IV Kelas III/IV Kelas IV
Olehnya itu dalam konstruksi pembangunan ini dapat di lakukan intervensi yang merupakan
kewajiban Kontraktor selaku pengembang untuk mematuhi beberapa batasan kegiatan
dengan berpatokan pada apa yang Tim PPI RS telah tetapkan berdasarkan analisisnya.
Berdasarkan Tabel Intervensi PPI di tinjau dari kelas Kewaspadaan maka dapat di
gambarkan beberapa intervensi diantaranya :
1. Sebelum Melakukan Konstruksi
a. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas
konstruksi
b. Petugas Konstruksi di minta untuk menyediakan APD masker dan Topi untuk
meminimalisir paparan debu dan terbentur dengan bahan bangunan.
c. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari tempatnya ke
Udara
d. Lengkapi semua barier konstruksi sebelum konstruksi dimulai
2. Selama Renovasi
KELAS Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk mencegah
III
kontaminasi sistem saluran.
Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unit ventilasi
dengan filter HEPA atau metode lain untuk mempertahankan tekanan negatif.
Keamanan public akan memonitor tekanan udara.
Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai dibersihkan
secara menyeluruh.
Pel basah atau vakum dua kali per8 jam pada kegiatan konstruksi, atau sebagaimana
diharuskan untuk meminimalkan pelacakan.
Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran
dan debris yang terkait dengan konstruksi. Material barier harus diseka basah,
divacum dengan HEPA atau disemprot air sebelum dibuang.
Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
dipindahkan
Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan diganti atau
dibersihkan ketika sudah tidak efektif.
Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian proyek.
KELAS Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk mencegah
IV
kontaminasi sistem saluran.
Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unitventilasi dengan
filter HEPA atau metode lain untuk mempertahankan tekanan negatif. Keselamatan
public akan memonitor tekanan udara.
Segel lubang, pipa, saluran, atau tusukan untuk mencegah migrasi debu
Buat ruang serambi/anteroom dan pastikan semua personil untuk melewati ruangan
ini.Pel basah atau vacuum dengan HEPA setiap hari.
Selama pembongkaran, untuk kerja yang menghasilkan debu atau pekerjaandi
langit-langit, sepatu sekali pakai dan
baju harus dipakai dan dibuang diSerambi/anteroom ketika meninggalkan area kerja.
Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai dibersihkan
secara menyeluruh.
Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran
dan debris yang terkait dengan konstruksi
Material barier harus diseka, divacum dengan HEPA atau disemprot air
sebelumdibuang.
Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
dipindahkan
Tempatkan keset di pintu masukdan keluar dari area kerja, dan diganti atau
dibersihkan ketika sudah tidak efektif.
Pertahankan lokasi kerja tetap bersih dengan menyapu dan membersihkan debris
setiap hari.
Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian proyek.
3. Setelah Renovasi
KELAS Pembatas area kerja harus tetap di pasang sampai proyek selesai di periksa oleh
III
Komite K3, KPPi RS dan di lakukan pembersihan oleh petugas kesehatan
Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas area kerja dengan hati-hati untuk
meminimalkan penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi
Vakum area kerja dengan penyaring HEPA
Lakukan pengepelan basah dengan pembersih disinfektan
Setelah pekerjaan selesai rapikan kemvali system HVAC.
KELAS Pembatas area kerja harus tetap di pasang sampai proyek selesai di periksa oleh
IV
Komite K3, KPPi RS dan di lakukan pembersihan oleh petugas kesehatan
Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas area kerja dengan hati-hati untuk
meminimalkan penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi
Letakkan limbah konstruksi dalam awadah yang tertutup rapat sebelum di buang
Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah
Vakum area kerja dengan penyaring HEPA
Lakukan pengepelan basah dengan pembersih disinfektan
Setelah pekerjaan selesai rapikan kemvali system HVAC.
Catatan : Berdasarkan PMK No 27 Tahun 2017
F. Kesimpulan
Penyusunan ICRA pada pembagunan gedung obstetri ginekiologi dan ruang Perawatan di
lingkungan RS Prima Ternate dilakukan tak lain dan tak bukan agar bagaimana upaya yang
di lakukan Tim PPI untuk tetap memperhatikan potensi resiko infeksi bagi petugas, pasien
dan lingkungan Rumah sakit termasuk dalam hal ini adalah pekerja dari konstruksi tersebut.
Dan dalam ICRA ini di lengkapi dengan :
- Identifikasi area di sekitar area kerja dan menilai dampak potensial
- Formulir Ceklist Pra Konstruksi
- Formulir pemantauan selama Konstruksi bangunan
- Formulir Ceklist Pasca Konstruksi
- Izin Konstruksi Pengendalian Infeksi
G. Penutup
Demikian hasil identifikasi resiko infeksi – ICRA (Infektion Control Risk Assessment)
sebagai upaya PPI dalam pencegahan Resiko Infeksi sebelum di lakukan
Konstruksi/pembangunan.