TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sexually Transmitted Disease
Sexually transmitted diseases (STD’s) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
bakteri, virus, dan protozoa. Kebanyakan ditransmisikan melalui hubungan seksual, baik
melalui oral sex, darah saat berhubungan seksual, dan bisa juga karena transfuse darah.
Transimi seksual biasa dikenal dengan veneral diseases. Sexually transmitted diseases pada
dewasa muda berhubungan dengan berbagai faktor resiko, paling banyak disebabkan karena
hubungan seksual yang tidak menggunakan pelindung dan berganti-ganti partner seksual.
Penggunaan alkohol dan obat-obatan juga menimbulkan resiko tinggi pada dewasa muda,
karena dibawah kendali obat dan alkohol tersebut seseorang kemungkinan besar terlibat
dalam perilaku seksual beresiko. Dewasa muda yang hidup didalam komunitas dengan
prevalensi STD yang tinggi memiliki resiko tinggi dengan terjadinya STD. Kebanyakan
STD’s ditemukan pada pemeriksaan ginekologi umumnya gejala spesifik yang umumnya
ditemukan pada orang yang terinfeksi.
2.2 Kelompok Perilaku Resiko Tinggi
Dalam sexually transmitted disease yang dimaksud dengan perilaku resiko tinggi ialah
perilaku yang menyebabkan seseorang mempunyai resiko besar terserang penyakit tersebut.
Yang tergolong kelompok resiko tinggi adalah :
1. Usia
a. 20-34 tahun pada laki-laki
b. 16-24 tahun pada wanita
c. 20-24 tahun pada pria dan wanita
2. PSK (Pekerja Seks Komersial)
3. Pecandu Narkotik
4. Homo seksual
2.3 Macam – macam penyakit menular seksual
Berdasarkan penyebabnya, infeksi menular seksual dibedakan menjadi empat
kelompok yaitu:
1. IMS yang disebabkan bakteri,yaitu : Gonore, infeksi genital non spesifik, sifilis, ulkus
mole, limfomagranuloma venerum, vaginosis bacterial
2. IMS yang disebabkan oleh virus, yaitu : Herpes genitalis, kondiloma akuminata,
Infeksi HIV/AIDS, Hepatitis B, Moluscus kontagiosum
3. IMS yang disebabkan jamur, yaitu: Kandidiosis genitalis
Berdasarkan cara penularannya, STD dibedakan menjadi dua yaitu Mayor (penularannya
dengan hubungan seksual) dan Minor (penularannya tidak harus dengan hubungan
seksual).
1. Mayor Sexually Transmitted Diseases
a. Gonore
Disebabkan oleh Neisseria Gonorrhea. Kebanyakan terjadi pada dewasa muda
antara umur 15-25 tahun. Bakteri ini merupakan bakteri gonococcus. Periode
inkubasi yaitu 3-8 hari. Ditularkan melalui oral sex, hubungan seksual. Gejala
klinis pada pria biasanya ditemukan pada hari ke 2-5 hari, namun pada wanita sulit
diketahui oleh karena sering asimptomatik. Gejala klinis infeksi gonokokus ini
terdiri dari:
a) Gejala klinis asimptomatok
- Terjadi infeksi pada uretra, endoserviks, rectum dan faring tanpa
memberi gejala klinis.
b) Gejala klinis simptomatik tanpa komplikasi
- Terutama terjadi pada laki-laki. Yang paling sering terjadi adalah
urethritis akut anterior dengan gejala keluarnya duh tubuh uretra yang
mukoid atau mukopurulen, diikuti kemudian dengan dysuria, frekuensi
miksi yang meningkat dan keluarnya tetes darah diakhir miksi. Meatus
uretra eksterna sering mengalami edema dan tampak eritematus.
- Pada wanita sering kali gejala tidak tampak. Hal ini disebabkan karena
pendeknya uretra wanita dan gonokokus lebih banyak menyerang serviks
dengan keluhan yang paling sering adalah adanya duh tubuh serviks yang
mukopurulen, disuria, intermenstrual uterine bleeding, dan menoragia.
c) Gejala simptomatik dengan komplikasi
- Komplikasi yang terjadi bila pengobatan tidak segera dilakukan atau
pengobatan sebelumnya tidak adekuat. Infeksi dapat menjalar ke uretra
bagian belakang secara ascendant. Pada pria dapat memberi gambaran
klinis antara lain: tisonitis, parauretritis, litritis, cowperitis, prostatitis,
vesikulitis, funikulitis, dan epididymitis dan sistitis.
- Sedangkan pada wanita, komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
salpingitis, penyakit radang panggul (PRP), parauretritis dan
bartolinitis.
d) Disseminated Gonococcal Infestion (DGI)
- DGI merupakan komplikasi yang jarang terjadi. Gejala klinisnya
merupakan sindroma artritis-dermatritis akut yang terdiri dari artritis
akut, ternosinovitis, dermatitis atau kombinasi dari gejala – gejala
tersebut. 1-3 % dari penderita dengan DGI dapat mengalami
endocarditis dan meningitis gonokokal.
Diagnosis GO ditegakkan dengan anamnesis (antara lain adanya riwayat keluarnya duh tubuh
uretra atau vagina, nyeri saat buang air kecil, berhubungan seksual risiko tinggi),
pemeriksaan fisik (pada laki-laki dapat dijumpai muara saluran kencing bengkak, merah dan
keluarnya nanah kuning kehijauan, sementara pada wanita karena tidak khas maka biasanya
gejala klinis berupa vaginal discharge atau vaginal bleeding), dan pemeriksaan laboratorium
sebagai penunjang. Pemeriksaan penunjang yang memegang peranan penting dan sering
dilakukan adalah pemeriksaan sediaan langsung dengan membuat hapusan secret uretra atau
serviks, dan biakan kuman. Dari pemeriksaan sediaan langsung yang dicat dengan gram, akan
tampak kuman diplokokus yang gram negatif, berbentuk seperti ginjal pada intra selular atau
ekstraselular. Sedangkan biakan kuman dengan menggunakan media Thayer-Martin memiliki
sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.
Gambar 1. Infeksi akibat
Nesseria Gonorrhea
b. Sifilis
Gambar 2. Sifilis
Secara umum, tes serologi sifilis terdiri atas dua jenis yaitu, tes non-treponema yang
merupakan kategori tes RPR (Rapid Plasma Reagin) dan VDRL (Veneral Disease Research
Laboratory) dan tes spesifik treponema yang merupakan kategori tes TPHA (Treponema
Pallidum Haemagglutination Assay), TP Rapid (Treponema Pallidum Rapid), dan FTA-ABS
(Treponemal Antibody Absorption). Tatalaksana yang dilakukan berdasarkan atas stadium.
Tabel 3. Tatalaksana Sifilis
c. Limfogranuloma venerum